Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS JAMU

ANALISIS MIKROSKOPIK SEDIAAN JAMU


Apt.Restu Nur Hasanah Haris, S.Farm., M.Pharm.Sci
askme.restusb@gmail.com
085241564056
Introduction
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara
tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan, pil,
dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang
menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara
tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan
mengacu pada resep peninggalan leluhur yang disusun
dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak,
berkisar antara 5 – 10 macam bahkan lebih
Introduction
Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah
sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris.
Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun selama
berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah
membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung
untuk tujuan kesehatan tertentu.
• Jamu harus memenuhi kriteria aman sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan, klaim khasiat dibuktikan
berdasarkan data empiris dan memenuhi persyaratan
mutu yang berlaku ( Makhmud, Ilham,2007).
• Obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia
obat (BKO). ( Makhmud, Ilham,2007).
Introduction
• Berdasarkan hasil pengawasan obat tradisional melalui
sampling dan pengujian laboratorium tahun 2006, Badan
POM menemukan sebanyak 93 produk obat tradisional yang
dicampur dengan bahan kimia obat keras seperti
Fenilbutazon, Metampiron, Deksametason, CTM, Allopurinol,
Sildenafil Sitrat, Sibutramin Hidroklorida dan Parasetamol.
• Mengkonsumsi obat tradisional mengandung Bahan Kimia
Obat Keras membahayakan kesehatan bahkan mematikan.
Pemakaian obat keras, harus melalui resep dokter.
• Berbagai  resiko dan efek yang tidak diinginkan dari
penggunaan Bahan Kimia Obat Keras tanpa pengawasan
dokter, telah dilaporkan.
Introduction
Seperti halnya pemeriksaan makroskopik sediaan jamu,
pemeriksaan mikroskopik juga digunakan untuk menjamin
kebenaran dari simplisia penyusun sediaan jamu dengan
mengamati bentuk fragmen spepisifik penyusun pada sediaan jamu.
Berbeda dengan obat-obatan modern, standar mutu untuk jamu
didasarkan pada bahan baku dan produk akhir yang pada umumnya
belum memiliki baku standar yang sesuai dengan persyaratan.
Simplisia nabati, hewani dan pelican yang dipergunakan sebagai
bahan untuk memperoleh minyak atsiri, alkaloid, glikosida atau zat
berkhasiat lainnya, tidak perlu memenuhi persyaratan yang tertera
pada monografi yang bersangkutan. Identifikasi simplisia dapat
dilakukan berdasarkan uraian mikroskopik serta identifikasi kimia
berdasarkan kandungan senyawa yang terdapat didalamnya
(MMI,1995)
Introduction
• Uji mikroskopik dilakukan dengan mikroskopik yang derajat
perbesarannya disesuaikan denga keperluan. Uji
mikroskopik serbuk jamu tidak hanya dapt dilakukan melihat
bentuk anatomi jaringan yang khas, tetapi dapat pula
menggunakan uji histokimia dengan penambahan pereaksi
tertentu pada serbuk sediaan jamu uji, dan zat kandungan
simplisia uji akan memebrikan warna spesifik, sehingga
mudah di deteksi.
• Pemeriksaan anatomi serbuk dari suatu simplisia memiliki
karakteristik tersendiri, dan merupakan pemeriksaan spesifik
suatu simplisia atau penyusun jamu. sebelum melakukan
pemeriksaan mikroskopik harus di pahami bahwa masing-
masing jaringan tanaman berbeda bentuknya.
Introduction
• Uji mikroskopik serbuk jamu tidak hanya dapat dilakukan
melihat bentuk anatomi jaringan yang khas, tetapi dapat
pula menggunakan uji histokimia dengan penambahan
pereaksi tertentu pada serbuk sediaan jamu uji, dan zat
kandungan simplisia uji akan memebrikan warna spesifik,
sehingga mudah di deteksi.
• Uji makroskopik yaitu pemeriksaan awal dengan
mengamati bentuk organoleptik simplisia menggunakan
panca indra dengan mendiskripsikan bentuk, warna, bau,
dan rasa kemudian dikelompokkan berdasarkan jenisnya
(spesies)
Analisis Mikroskopik
• Identifikasi Reaksi kimia Sediaan Jamu (Dirjen POM,2000)
1.   Reaksi terhadap Lignin.
• Serbuk jamu dan simplisia pembanding dibasahi dengan larutan
flouroglusin P, kemudian di tetesi dengan sedikit HCL, diamati di
bawah mikroskopik, jika dinding sel yang menagndung lignin akan
berwarna merah.
2.   Reaksi identifikasi terhadap turunan Tanin
• Ekstrak metanol serbuk dimasukkan dalam plat tetes, kemudia di
tambahkan :
FeCl3 1 N, jika diperoleh warna biru hitam berarti mengandung
pirogalotanin
FeCl3 1 N, diperoleh warna hijau yang mwngandung warna katekol
NaOH, jika diperoleh warna merah sampai merah coklat berarti
mengandung pirogalotanin
Analisis Mikroskopik
3.   Reaksi Identifikasi tehadap Dioksiantrakinon
• Sedikit serbuk dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu di
tetesi dengan KOH 10 % b/v dalam etanol 95%, jika
mengandung dioksantrakinon akan menghasilkan warna
merah.
4. Reaksi Identifikasi terhadap Fenol
• Sedikit serbuk dimasukkan ke dalam vial, ditambahkan
air, lalu ditutup dengan kaca objek yang diatasnya diberi
kapas yang telah di basahi dengan air, kemudian di
panaskan. Setelaha da uap yang berupa titik cairan pada
kaca objek , diambil dan ditambahkan FeCl3, jika
mengandung fenol akan menghasilkan warna biru hitam.
Analisis Mikroskopik
5.  Reaksi Identifiasi terhadap Alkaloid
• Ekstrak  metanol srbuk dimasukan ke dalam masing-masing tabung
reaksi kemudian di tetesi :
• HCl 0,5 N dan pereaksi Meyer, ika mengandung Alkaloid maka akan
menghasilkan endapan putih kekuningan.
• ·HCl 0,5 N dan pereaski Bauchardat, jika mengandung alkaloid akan
menghasilkan endapan jingga kecoklatan.
• 6. Reaksi Identifikasi terhadap Steroid
• Serbuk dihaluskan dengan etanol kemudian di didihkan selama 15
menit lalu disaring, filtrat di uapkan sampai kering. ekstrak Kering
ditambahkan dengan dietil etersetelah terlebih dahulu disuspensikan
engan sediit air, bagian yang larut dalam dietil eter dipisahkan. lapisan
dietil eter kemudian ditetesi dengan pereaksi Lieberman-Bauchardat,
jiak menganung steroid akan menghasilkan warna merah atau merah
jambu
Analisis Mikroskopik
7. Reaksi Identifikasi terhadap Karbohidrat
Serbuk di kocok dengan air lalu di masukkan dalam tabung
reaksi kemudian di tetesi :
• Pereaksi Mollish, jika mengandung karbohidrat akan
menghasikan cincin ungu
• Pereaski Luff, jika mengandung karbohidrat akan
mengahsilkan endapan merah
• Pereaksi fehling A dan B, jika mengandung KArbohidrat
akan menghasilkan endapan kuning jingga.
Analisis Mikroskopik
8.Reaksi identifikasi terhadap Pati dan eleuron
• Serbuk ditempatkan diatas kaca objek , kemudian di tetesi
dengan larutan iodin 0,1 N, jika mengandung pati akan
berwarna biru da warna kuning coklat jika mengandung
aleuron
• Sedikit serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu di
tetesi dengan pereaksi Luff dan di panaskan, jika
mengandung pati akan menghasilkan endapan merah
bata.

Anda mungkin juga menyukai