NPM : 150610180015
Kelompok 7
Jawab :
Kemiskinan
Kemiskinan masih menjadi persoalan karena penduduk miskin
masih mencapai 10,86 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Persoalan
kemiskinan menjadi salah satu faktor utama rendahnya akses masyarakat
terhadap pangan. Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan,
sekitar 20 juta penduduk mengalami kelaparan setiap harinya.
Kelaparan
Jawab :
Jawab :
Para pelaku bidang agribisnis yang paling utama adalah petani atau
dalam sekala kelompok adalah kelompok tani. Pemanfaatan teknologi
pertanian kepada petani akan lebih efisien jika dilakukan pada kelompok
tani, karena dapat menjangkau petani yang lebih banyak dalam satuan
waktu tertentu. Kelompok tani juga dianggap sebagai organisasi yang
efektif untuk memberdayakan petani, untuk meningkatkan produktivitas,
untuk meningkatkan pendapatan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan
petani dengan bantuan fasilitasi pemerintah melalui program dari berbagai
kebijakan pembangunan pertanian, maka perlu dikaji pula perannya dalam
mempercepat penerapan teknologi.
Dalam kelompok tani, tentunya terdapat seoarang pemimpin
kelompok. Menurut Stockbridge et al. (2003), pemimpin kelompok beserta
anggotanya merupakan komponen penting tergantung pada ukuran, fungsi
dari kelompok tersebut. Namun, yang terpenting adalah partisipasi anggota
sebagai pemilik organisasi, pelaku kerjasama antara kelompok dengan
pemerintah maupun pihak swasta dalam bentuk kemitraan. Apabila
anggota kelompok tidak aktif berpartisipasi dalam kegiatan kelompok,
maka kelompok tersebut kemungkinan akan gagal mencapai tujuan
kelompoknya karena kelompok tani merupakan gabungan antara pemilik,
manajer, nasabah dan pekerja yang pada hakekatnya adalah anggota
kelompok itu sendiri.
Jawab :
Dunia saat ini telah memasuki era revolusi industri yang ke-empat
atau disebut juga Industri 4.0 yang ditandai dengan penggunaan mesin-
mesin otomasi yang terintegrasi dengan jaringan internet. Sektor pertanian
juga perlu beradaptasi untuk menjawab tantangan ke depan, seperti olah
lahan, tanam, panen hingga pengolahan dilakukan menggunakan remote
control dari rumah. Ada beberapa negara yang patut dicontoh, yaitu negara
Jepang, pasca tsunami yang meluluh lantahkan sebagian lahan
pertaniannya, Jepang merencanakan sistem pertanian yang lebih modern
dengan menggunakan dan memanfaatkan teknologi yang canggih, seperti
traktor tanpa awak, mesin tanam, dan mesin panen mulai di gunakan para
petanti. Sementara untuk menghalau hama, Jepang menggunakan
teknologi lampu LED. Kemudian ada negara Belanda, walaupun luas
lahan pertanian di Belanda lebih kecil daripada Indonesia, namun Belanda
menggenjot pertanian yang inovatif dengan membentuk Menteri Ekonomi
Pertanian dan Inovasi yang berfungsi untuk membawa Belanda menjadi
negara yang memadukan inovasi di dalam pertanian untuk mencapai
ekonomi negara yang kuat dengan mengutamakan keberlanjutan
lingkungan hidup.
http://bappeda.jogjaprov.go.id/dataku/sdgs/detail/1-menghapus-
kemiskinan
https://www.wartaekonomi.co.id/read215598/begini-revolusi-industri-40-
di-sektor-pertanian
Cut R. Adawiyah1*, Sumardjo2 , Eko S. Mulyani (2017) FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERAN KOMUNIKASI
KELOMPOK TANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI
UPAYA KHUSUS (PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI) DI JAWA
TIMUR
Nainggolan, Ir. Hotden Leonardo. MSi dan Aritonang, MS, Ir. Johndikson.
(2012) Pengembangan Sistem Agribisnis Dalam Rangka
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.
http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/menuju-pertanian-modern/3.pdf
http://bappeda.jogjaprov.go.id/dataku/sdgs/detail/12-konsumsi-dan-
produksi-yang-bertanggung-jawab
http://sdgs.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2017/09/Kesehatan-Dalam-
Kerangka-SDGs.pdf
http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/reformasi-kebijakan-menuju/
BAB-IV-4.pdf
https://www.liputan6.com/tag/dampak-banjir
https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=1954