Anda di halaman 1dari 11

PAJAK

PENGHASILAN
PASAL 25
PAJAK
PENGHASILAN
PASAL 2525 merupakan angsuran PPh
Pajak Penghasilan pasal
yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk
setiap bulan dalam tahun pajak berjalan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No.
36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
Pembayaran Angsuran setiap bulan itu sendiri
dimaksudkan untuk meringankan beban Wajib Pajak
dalam membayar pajak terutang.
Angsuran PPh Pasal 25 tersebut dapat dijadikan
kredit pajak terhadap pajak yang terutang atas
seluruh penghasilan Wajib Pajak pada akhir tahun
pajak yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan (SPT Tahunan PPh)
PERHITUNGAN
PAJAK PENGHASILAN PASAL 25

Besarnya Angsuran PajakPenghasilan Pasal 25 dalam tahun berjalan (tahun pajak berikutnya
setelah tahun yang dilaporkan di SPT tahunan PPh)

1. Pajak Penghasilan yang dipotong sesuai pasal 21 (yaitu sesuai tarif pasal 17 ayat (1) bagi
pemilik NPWP dan Tambahan 20% bagi yang tidak memiliki NPWP) dan pasal 23 (15%
berdasarkan dividen, bunga, royalti dan hadiah – serta 2% berdasarkan sewa dan
penghasilan lain serta imbalan jas) – serta pajak penghasilan yang dipungut sesuai pasal
22 (pungutan 100% bagi yang tidak memiliki NPWP)
.
2. Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang diluar negeri yang boleh dikreditkan sesuai
pasal 24; lalu dibagi 12 atau total bulan dalam pajak masa setahun
MENGHITUNG
PAJAK PENGHASILAN
PASAL
Wajib Pajak Orang25
Pribadi
PPh Menurut SPT Tahunan PPh Tahun Lalu Rp XXX
Pengurangan/Kredit Pajak Tahun Lalu
PPh Pasal 21 Rp XXX
PPh Pasal 22 Rp XXX
PPh Pasal 23 Rp XXX
PPh Pasal 24 Rp XXX
Total Kredit Pajak Rp XXX (-)
Dasar Perhitungan Angsuran Rp XXX

Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Ini :


Dasar Perhitungan Angsuran \ 12
ATAU
Banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak tahun lalu
MENGHITUNG
PAJAK PENGHASILAN
PASAL
Wajib Pajak Badan25
PPh Menurut SPT Tahunan PPh Tahun Lalu Rp XXX
Pengurangan/Kredit Pajak Tahun Lalu
PPh Pasal 22 Rp XXX
PPh Pasal 23 Rp XXX
PPh Pasal 24 Rp XXX
Total Kredit Pajak Rp XXX (-)
Dasar Perhitungan Angsuran Rp XXX

Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Ini :


Dasar Perhitungan Angsuran \ 12
ATAU
Banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak tahun lalu
PAJAK PENGHASILAN PASAL 25
DALAM HAL – HAL TERTENTU

Direktur Jendral Pajak berwenang untuk menetapkan perhitungan besarnya angsuran


pajak dalam tahun pajak berjalan dalam hal-hal tertentu, sebagai berikut :
1. Wajib Pajak Berhak atas kompensasi kerugian
2. Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur
3. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun yang lalu disampaikan
setelah lewat batas waktu yang ditentukan
4. Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan pajak
penghasilan
5. Wajib Pajak membetulkan sendiri SPT tahunan pajak penghasilan yang .
mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar dari angsuran bulanan sebelum
pembetulan
6. Terjadinya perubahan keadaan usaha atau kegiatan wajib pajak
PAJAK PENGHASILAN PASAL 25
UNTUK WAJIB PAJAK TERTENTU

Bagi wajib pajak baru yang mulai menjalankan usaha atau melakukan kegiatan dalam tahun pajak
berjalan perlu diatur perhitungan besarnya angsuran. Karena Wajib Pajak belum pernah
memasukan SPT Tahunan pajak penghasilan. Penentuan besarnya angsuran pajak didasarkan atas
kenyataan usaha atau kegiatan wajib pajak.

Bagi Wajib Pajak yang bergerak dalam bidang perbankan, BUMN dan BUMD. Wajib pajak masuk
bursa dan Wajib Pajak lainnya yang berdasarkan ketentuan diharuskan membuat laporan
keuangan berkala perlu diatur perhitungan besarnya angsuran tersendiri. Karena terdapat
kewajiban menyampaikan kepada instansi pemerintah laporan yang berkaitan dengtan
pengelolaan keuangan dalam suatu periode tertentu, yang dapat dipakai sebagai dasar
perhitungan untuk menentukan besarnya angsuran pajak dalam tahun berjalan. .

Wajib Pajak Orang pribadi pengusaha tertentu denga tarif paling tinggi 0,75% dari peredaran
usaha
TARIF
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 25
Tertdapat 2 jenis pembayaran angsuran pajak penghasilan pasal 25 (PPh Pasal 25) untuk Wajib
Pajak Orang Pribadi (WPOP) Yaitu :

1. Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (WP-OPPT), Yaitu yang melakukan usaha
penjualan barang, baik grosir maupun eceran, serta jasa-jasa dengan satu atau lebih tempat
usaha. PPh Pasal 25 bagi OPPT = 0,75% X Omzet bulanan tiap masing-masing tempat
usaha.

2. Wajib Pajak Orang Pribadi Selain Pengusaha Tertentu (WP-OPSPT), Yaitu pekerja bebas atau
karyawan, yang tidak memiliki usaha sendiri. PPh Pasal 15 Bagi OPSPT = Penghasilan Kena
Pajak (PKP) x Tarif PPh 17 ayat (1) huruf a UU PPh (12 bulan).
TARIF
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 25
Tarif PPh 17 ayat (1) huruf a UU PPh ada;aha :

1. 0 Sampai Rp 50.000.000 = 5%
2. Rp 50.000.000 sampai Rp 250.000.000 = 15%
3. Rp 250.000.000 sampai Rp 500.000.000 = 25%
4. Diatas Rp 500.000.000 = 30%

Pembayaran angsuran PPh pasal 25 untuk Wajib Pajak


Badan yaitu

Penghasilan Kena Pajak (PKP) X 25% (Tarif pasal 17 ayat


(1) huruf b UU PPh
PENYETORAN DAN
PELAPORAN PPh Pasal 25

1. PPh Pasal 25 harus dibayar atau disetorkan selambat-lambatnya pada tanggal 15 bulan
takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir
2. Wajib Pajak diwajibkan untuk menyampaikan SPT Masa selambat-lambatnya 20 Hari setelah
masa pajak berakhir.
3. Bagi Wajib Pajak perusahaan tertentu, berlaku juga ketentuan sebagai berikut :
a. jika Wajib Pajak memiliki beberapa tempat usaha dalam satu wilayah kerja kantor
pelayanan pajak, harus mendaftarkan masing-masing tempat usaha nya dikantor
pelayanan pajak yang bersangkutan.
b. Wajib Pajak yang memiliki beberapa tempat usaha lebih dari 1 wilayah kantor pelayanan
Pajak, harus mendaftarkan setiap tempat usahanya dikantor pelayanan pajak masing-
masing tempat usaha Wajib Pajak Berkedudukan
c. SPT Tahunan PPh harus disampaikan di Kantor Pelayanan Pajak tempat domisili Wajib
Pajak terdaftar dengan batas waktu seperti pada ketentuan butir ke 2
THANK YOU
PERPAJAKAN LANJUT
AN

Anda mungkin juga menyukai