KEPERAWATAN ANAK
Disusun Oleh:
2041312058
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
BAB I
TINJAUAN TEORITIS
Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan
udara
ke selsel tubuh.
Diafragma datar
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis).
Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat
kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar
sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang
masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut
pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang
masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai
banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang
masuk. Di sebelah belakang rongga hidung terhubung dengan
nasofaring melalui dua lubang yang disebut choanae (Patwa, A and
Shah, A, 2015). Pada permukaan rongga hidung terdapat
rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi untuk
menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung.
Paru-paru (Pulmo)
Tekanan pleura: tekanan cairan dalam ruang sempit antara pleura paru
dan pleura dinding dada. Tekanan pleura normal sekitar -5 cm H2O,
yang merupakan nilai isap yang dibutuhkan untuk mempertahankan
paru agar tetap terbuka sampai nilai istirahatnya. Kemudian selama
inspirasi normal, pengembangan rangka dada akan menarik paru ke
arah luar dengan kekuatan yang lebih besar dan menyebabkan
tekanan menjadi lebih negatif (sekitar -7, 5 cm H2O).
Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni ‘infeksi’, ‘saluran pernapasan’, dan
1. Infeksi
2. Saluran pernapasan
Infeksi Akut
Banyak virus yang dapat menyebabkan selesma atau batuk pilek yang
merupakan bagian gejala dari ISPA, tetapi yang paling sering rinovirus
(terdapat 100 jenis rinovirus berbeda yang dapat menginfeksi manusia),
diikuti dengan respiratory sincytial virus (RSV), dan adenovirus. Virus
yang masuk ke tubuh dan menginfiltrasi saluran nafas di hidung sampai
tenggorokan kita akan memicu rangkaian reaksi sistem imun (pertahanan
tubuh) dan bermanifestasi sebagai gejala-gejala yang dialami (batuk, pilek,
demam dan lainnya.
PATOFISIOLOGI
Influenza Selesma
Demam lebih tinggi (diatas 38,50 C) Demam lebih ringan atau tanpa demam
Sakit kepala lebih sering terasa Jarang disertai sakit kepala
Gejala-gejala muncul mendadak dan Gejala-gejala muncul bertahap hingga
terasa sangat mengganggu mencapai taraf mengganggu
Batuk
Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal
pada waktu berbicara atau menangis).
Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370 C atau jika dahi anak
diraba.
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari
Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang
dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang
berumur satu tahun atau lebih. Cara menghitung pernafasan ialah
dengan menghitung jumlah tarikan nafas dalam satu menit. Untuk
menghitung dapat digunakan arloji.
Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
Demam : sering tampak sebagai tanda infeksi pertama. Paling sering terjadi
pada usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5ºC bahkan
dengan infeksi ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang
euforia (perasaan senang berlebihan) dan lebih aktif dari normal,
beberapa anak bicara dengan cepat kecepatan yang tidak biasa.
Sakit tenggorokan : merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang
lebih besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan
makan per oral.
Keluar sekret cair dan jernih dari hidung, sering menyertai infeksi
pernapasan. Mungkin encer dan sedikit atau kental dan purulen,
tergantung pada tipe atau tahap infeksi.
Berikut ini adalah tanda bahaya yang perlu diwaspadai pada seorang
penderita ISPA :
Pada sistem peredaran darah dan jantung: denyut jantung cepat dan
lemah, tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah dan gagal jantung.
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun: tidak
bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor/mendengkur, dan gizi
buruk.
Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan: kurang bisa
minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah
volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun,
mendengkur, mengi, demam, dan dingin.
Jika ditemukan tanda dan gejala bahaya seperti diatas, segera bawa
penderita ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.
KLASIFIKASI
Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai
demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.
FAKTOR RESIKO
Faktor Demografi
1) Jenis kelamin
2) Usia
Anak balita dan ibu rumah tangga yang lebih banyak terserang
penyakit ISPA. Hal ini disebabkan karena banyaknmya ibu rumah
tangga yang memasak sambil menggendong anaknya.
3) Pendidikan
b. Faktor Biologis
Faktor biologis terdiri dari 2 aspek yaitu (Notoatmodjo, 2007):
1) Status gizi
Menjaga status gizi yang baik, sebenarnya bisa juga mencegah atau
terhindar dari penyakit terutama penyakit ISPA. Misal dengan
mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dan memperbanyak
minum air putih.
Dengan aktivitas fisik melalui olahraga yang rutin serta istirahat yang
cukup dapat meningkatkan kesehatan jasmani. Sehingga dengan tubuh
yang sehat maka kekebalan tubuh/imunitas akan semakin menigkat,
sehingga dapat mencegah virus (bakteri) yang akan masuk kedalam
tubuh.
c. Faktor Rumah
Rumah yang tidak sehat akan mudah memicu timbulnya suatu penyakit.
Untuk menjadikan rumah sehat, perlu mengikuti syarat-syarat rumah
yang sehat seperti memperhatikan kondisi ubin atau semen pada lantai
agar tidak berdebu, kondisi dinding rumah agar tidak lembab, ventilasi
dan pencahayaan rumah juga harus tetap terjaga.
d. Faktor Polusi
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
PENCEGAHAN
Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya tahan tubuh
terhadap penyakit baik
Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA. Salah satu cara adalah
memakai penutup hidung dan mulut bila kontak langsung
Jauhkan bayi dari asap, debu, atau asap dari tungku, asap dari obat
nyamuk bakar, asap kendaraan bermotor, dan udara tercemar lainnya
PENATALAKSANAAN
Amoxsilin
Kotrimoksazol ( trimethoprim + sulfametoksazol) beri 2 beri 3 kali
seari
kali sehari selama 5 hari
untuk 5
hari
4-12 ½ 2 5 ml 5 ml
bulan (6-
<10 kg)
Perawatan di rumah
2. Mengatasi batuk
3. Pemberian makanan
4. Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih
banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak,
kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.
5. Lain-lain
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal
dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam.
KOMPLIKASI
MK : a. Penurunan imun
Ketidakefektifan Alveoli berisi kuman b. Peningkatan suhu tubuh
bersihan jalan nafas pneumokokus Masuk paru-paru melalui c. Peningkatan metabolisme
jalan nafas
Konsolidasi paru
Merusak epitel bersilia, sel MK : Mual,
goblet Hipertemi muntah
Infeksi berlanjut, Kurang informasi Ekspansi paru
leukosit, dan fibrin kisis menurun MK : Kekurangan
memenuhi alveoli Kuman pathogen mencapai
Volume Cairan anoreksia
MK : Defisit bronchioli terminalis
Pernafasan
Pengetauan
meningkat, dyspnea
MK : gangguan
INFEKSI MK : Resiko
pertukaran gas
MK : ketidakefektifan ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
pola nafas
Suplai oksigen kejaringan kebutuan tubuh
B
berkurang, metabolism
aerob menurun
fatique MK : Intoleransi
Aktifitas
B. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Pengkajian fokus
Keluhan utama
Pilek dengan ingus jernih dan encer diawali dengan bersin berlanjut
pada batuk ringan tanpa dahak disertai dengan panas diikuti dengan
hyperemia pada conjungtiva dan mata berair, keadaan menurun, pucat,
lesu, rewel, nafsu makan menurun.
Riwayat Imunisasi
Pertumbuhan / Perkembangan
BB : kg
TB : cm
Lila : cm
Perkembangan :
Cuci tangan dan mengeringkan tangan
Memakai baju
Menunjuk 4 gambar
Menyebut 1 gambar
Bagian badan
∙ Riwayat Psikososial
∙ Kegiatan sehari-hari :
a) Nutrisi
b) Istirahat
Eliminasi
Pemeriksaan Umum :
Suhu: Pertanda sehat suhu tubuh 37 C. Pertanda buruk suhu lebih dari
normal.
Tekanan Darah : -
Antropometri:
Pemeriksaan fisik
Kepala: Tidak ada hematom, tidak ada benjolan dan nyeri tekan.
Perut: Bising usus normal, tidak ada benjolan, nyeri tekan, turgor
baik.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hipertermi
Nyeri akut
nafas perlunya
spasme jalan nafas,
pemasangan alat
sekresi tertahan,
jalan nafas buatan
banyaknya mukus,
▪
adanya jalan nafas Atur intake untuk
cairan
buatan, sekresi
mengoptimalkan
bronkus, adanya keseimbangan
eksudat di alveolus,
▪
adanya benda asing di Buka jalan nafas,
guanakan teknik
jalan nafas.
chin lift atau
jawthrust bila perlu
▪
Posisikan pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
▪
Lakukan fisioterapi
bronkodilator bila
perlu
Napas dalam
Napas cuping
hidung
Fase
ekspira
si yang
lama
Penggunaan
otot-otot
bantu
untuk
bernapas
Membuka jalan nafas
dengan cara dagu
diangkat atau rahang
ditinggikan.
Memposisikan pasien
agar mendapatkan
ventilasi yang
maksimal.
Mengidentifikasi pasien
berdasarkan
penghirupan nafas
yang potensial pada
jalan nafas
Mengeluarkan sekret
dengan cara batuk
atau penyedotan
Mendengarkan bunyi
nafas, mancatat daerah
yang mangalami
penurunan atau ada
tidaknya ventilasi dan
adanya bunyi tambahan
Memberikan oksigen
yang tepat
Pemantauan
pernafasan
Catat pergerakan
dada, lihat
kesimetrisan,
penggunaan otot
bantu, dan
retraction otot
intercostals dan
supraclavicular
Palpasi ekspansi
paru-paru di
kedua sisi
(kiri-kanan)
Tentukan
kebutuhan
untuk suction
Lakukan
pengobatan
terapi
pernapasan
(seperti
nebulizer) jika
dibutuhkan
Peningkatan Batuk
Menginstruksika
n pasien untuk
batuk yang
dimulai dengan
penghirupan
nafas secara
maksimal
Ventilasi Mekanik
Memeriksa
kelelahan
otot
pernafasan
Memeriksa
gangguan pada
pernafasan
Merencanakan dan
mengaplikasikan
ventilator
Memeriksa
ketidakefektifa
n ventilasi
mekanik baik
keadaan fisik
maupun
mekanik
Memastikan
pertukaran
ventilasi
setiap 24 jam
Pemeriksaan
Tanda-tanda Vital
Memeriksa tekanan
darah ,nadi,
suhu tubuh,
dan pernapasan
dengan tepat.
Mencatat
kecenderungan
dan pelebaran
fluktuasi dalam
tekanan darah.
Mendengarkan dan
membandingka
n bunyi tekanan
darah di kedua
lengan dengan
tepat.
Memeriksa
∙
dengan tepat
tekanan darah
denyut nadi, dan
pernapasan
sebelum, selama,
dan sesudah
beraktivitas.
Kolaborasi
∙
Pemberian obat
anti lumpuh,
obat bius, dan
narkotik
analgesic
Monitoring
Monitor rata –
∙
rata,
kedalaman,
irama dan usaha
respirasi
Catat
∙
pergerakan
dada,amati
kesimetrisan,
penggunaan
otot tambahan,
retraksi otot
supraclavicular
dan intercostal
Monitor suara
∙
nafas, seperti
dengkur
Monitor pola
∙
nafas :
bradipena,
takipenia,
kussmaul,
hiperventilasi,
cheyne stokes,
biot
Catat lokasi
∙
trakea
Monitor
∙
kelelahan otot
diagfragma
(gerakan
paradoksis)
Auskultasi
∙
suara nafas,
catat area
penurunan /
tidak adanya
ventilasi dan
suara tambahan
Tentukan
∙
kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi
crakles dan
ronkhi pada
jalan napas
utama
Auskultasi
∙
suara paru
setelah tindakan
untuk
mengetahui
hasilnya
4. Resiko Setelah dilakukan Nutritiont
Ketidakseimbangan tindakan keperawatan Management
nutrisi tubuh : kurang selama ...x24 jam klien ▪ Kaji makanan
dari kebutuhan tubuh menunjukkan nutrisi yang disukai
sesuai dengan oleh klien
Definisi kebutuhan tubuh ▪ Kaji adanya
Ketidakseimbangan nutrisi dengan kriteria hasil: alergi makanan
adalah resiko asupan nutrisi Laporkan nutrisi ▪ Monitor jumlah
∙
yang tidak mencukupi adekuat nutrisi dan
kebutuhan metabolik. Masukan makanan kandungan
∙
Batasan Karakteristik dan cairan adekuat kalori.
▪
Persepesi Energi adekuat Kaji
∙
ketidakmampuan untuk Massa tubuh normal kemampuan
∙
mencerna makanan. Ukuran biokimia pasien untuk
∙
Kekurangan makanan normal mendapatkan
Tonus otot buruk Dengan skala : nutrisi yang
Kelemahan otot yang 1 = Sangat kompromi dibutuhkan
berfungsi untuk menelan 2 = Cukup kompromi ▪ Pantau adanya
atau mengunyah 3 = Sedang kompromi mual atau
Faktor yang 4 = Sedikit muntah.
berhubungan kompromi ▪ Yakinkan diet
Ketidakmampuan untuk 5 = Tidak kompromi yang dimakan
menelan atau mencerna mengandung
makanan atau menyerap tinggi serat
nurtien akibat faktor untuk mencegah
biologi : konstipasi
Penyakit kronis ▪ Kolaborasi
Kesulitan mengunyah dengan ahli gizi
atau menelan untuk
menentukan
jumlah kalori
dan nutrisi yang
dibutuhkan
pasien.
Berikan makanan
yang terpilih (
sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
diet yang tepat
bagi anak
dengan sindrom
nefrotik.
Weight
Management
Diskusikan bersama
pasien
mengenai
hubungan
antara intake
makanan,
latihan,
peningkatan BB
dan penurunan
BB.
Diskusikan bersama
pasien mengani
kondisi medis
yang dapat
mempengaruhi
BB
Diskusikan
bersama pasien
mengenai
kebiasaan, gaya
hidup dan
factor herediter
yang dapat
mempengaruhi
BB
Diskusikan
bersama pasien
mengenai
risiko yang
berhubungan
dengan BB
berlebih dan
penurunan BB
Perkirakan BB
∙
badan ideal
pasien
Weight reduction
Assistance
Fasilitasi
∙
keinginan pasien
untuk
menurunkan BB
Perkirakan
∙
bersama pasien
mengenai
penurunan BB
Tentukan tujuan
∙
penurunan BB
Beri
∙
pujian/reward
saat pasien
berhasil
mencapai tujuan
pakaian yang tidak tepat Kompres pasien pada lipat paha dan
aksila
Temperature
regulation
Vital sign
Monitoring
RR
Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan
istirahat
Berikan analgetik
untuk
mengurangi
nyeri
Kolaborasikan
dengan dokter
jika ada
keluhan dan
tindakan nyeri
tidak berhasil
Analgesic
Administration
Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat
Cek instruksi dokter
tentang jenis
obat, dosis, dan
frekuensi
Cek riwayat
alergi
Monitor vital
sign sebelum
dan sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
Pilih analgesik
yang diperlukan
atau kombinasi
dari analgesik
ketika
pemberian lebih
dari satu
Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda
dan gejala (efek
samping)
Tentukan pilihan
analgesik
tergantung tipe
dan beratnya
nyeri
Tentukan analgesik
pilihan, rute
pemberian, dan
dosis optimal
Pilih rute
pemberian
secara IV, IM
untuk
pengobatan
nyeri secara
teratur
Berikan analgesik
tepat waktu
terutama saat
nyeri hebat
PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
: Winda Permata Sari
Nama Mahasiswa
: 2041312058
BP
: Di tempat kerja (Puskesmas Andalas)
Tempat Praktek
: 1 Maret 2021
Tanggal Pengkajian
A. Identitas Data
: An. A
Nama Anak
:12,5 kg/93 cm
BB/TB
: 11 Mei 2018
TTL/Usia
: 29 bulan (2 tahun 5 bulan)
Umur
: Laki-Laki
Jenis Kelamin
: belum sekolah
Pendidikan
:1
Anak ke
: Ny.R
Nama Ibu
: Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan
: S1
Pendidikan
: Gang Sarga Indah
Alamat
: ISPA
Diagnosis Medis
Keluhan Utama
(Alasan Masuk RS)
Intranatal
Postnatal
Ibu mengatakan tidak ada masalah pada bayinya setela lahir. Anak
menangis spontan dan bewarna pink kemerahan dan tidak sesak.
Pada saat dilakukan pengkajian pada hari Senin tanggal 1Maret 2021 Pukul
09.00. Ibu mengeluh saat ini anaknya baru demam, batuk berdahak + pilek
sejak tadi malam. Ibu mengatakan saat ini tidak rewel dan masih mau
bermain dengan teman – temannya disekitar rumah, namun anaknya agak
rewel di malam hari karena badannya panas dan juga karena batuknya.
Sebelumnya ibu mengatakan anakanya suka minum yang dingin seperti the es
dan suka makan es krim. Ibu mengatakan saat ini ibu hanya membeli sirup
praxion di apotek. Ibu mengatakan sudah mengetahui apa penyebab ISPA ,
namun kurang mengetahui bagaimana pencegahan dan perawatan ISPA.Hasil
Pemeriksaan fisik : RR : 32 x/menit, N : 110 x/menit, S : 37,8 C, TB : 93 cm
BB : 12,5 kg, sesak nafas (-), wheezing/stridor (-), tarikan dinding dada ke
dalam (-).
Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan anaknya udah lama tidak demam sejak 5 bulan yang lalu,
baru hari ini n. R mengalami penyakit demam, batuk dan pilek.
BCG : ada
HB 0 : ada
Polio : ada
DPTHB : ada
IPV : ada
Ibu mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami demam ataupun
batuk dalam beberapa waktu dekat ini.
Genogram Keluarga
Ket :
: Laki - Laki
: Perempuan
: Pasien
Riwayat Tumbuh Kembang
Personal Sosial
Anak sudah mampu cuci dan mengeringkan tangan, gosok gigi dengan
bantuan, membuka pakaian dan sudah mampu memakai baju sendiri.
Motorik halus
Motorik kasar
Bahasa
Riwayat Sosial
Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : Sadar/composmentis
2. TB/BB : 93 cm/ 12,5 kg
Kepala
Rambut
Mata
Telinga
Pendengaran : baik
Hidung
Simetris kiri dan kanan, terdapat sekret, pernapasan cuping hidung tidak
ada
Mulut
Kebersihan : bersih
Leher
Dada
Ekstremitas
Genitalia
Kulit
Elastisitas: baik
Klasifikasi BB/TB
Pemeriksaan Cairan
Intake :
BAB : 1 x sehari
Pemeriksaan spiritual
Pada saat dilakukan pengkajian pada hari Senin tanggal 1 Maret 2021 Pukul
09.00. Ibu mengeluh saat ini anaknya baru mulai demam, batuk berdahak +
pilek sudah ± 1 hari. Ibu mengatakan sejak tadi malam sudah mulai rewel dan
sudah mulai malas bermain dengan teman-temannya, dan anak sering
terbangun dan rewel di malam hari karena batuknya. Sebelumnya ibu
mengatakan anakanya suka makan-makanan yang manis dan sering
mengkonsumsi es. Ibu mengatakan saat ini ibu hanya membeli sirup
paracetamol (praxion). Ibu mengatakan sudah mengetahui apa penyebab
ISPA , namun kurang mengetahui bagaimana pencegahan dan perawatan
ISPA.Hasil Pemeriksaan fisik : RR : 32 x/menit, N : 110 x/menit, S : 37,8 C,
TB : 93 cm BB : 12,5 kg, sesak nafas (-), wheezing/stridor (-), tarikan dinding
dada ke dalam (-).
ANALISA DATA
INTERVENSI KEPERAWATAN
Cyanosis
Kesulitan berbicara
Batuk, tidak efektif
atau tidak ada
Mata melebar
Produksi sputum
Gelisah
Perubahan frekuensi
dan irama nafas
Faktor-faktor yang
berhubungan:
- Lingkungan :
merokok, menghirup
asap rokok, perokok
pasif-POK, infeksi\
- Fisiologis : disfungsi
neuromuskular,
hiperplasia dinding
bronkus, alergi jalan
nafas, asma.
- Obstruksi jalan
nafas : spasme jalan
nafas, sekresi
tertahan, banyaknya
mukus, adanya jalan
nafas buatan, sekresi
bronkus, adanya
eksudat di alveolus,
adanya benda asing
di jalan nafas.
pengontrolan penyakit
Dukungpasien
untukmengeksplorasi
atau mendapatkan
second opinion dengan
cara yang tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi
kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan
cara yang tepat
Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan
pada pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat
FORMULIR PENCATATAN BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
ada semua kasus demam di daerah Endemis Malaria tinggi dalam 2 hari jika
tetap demam
a tidak ditemukan penyebab pasti demam di daerah Endemis Malaria rendah
• Jika demam
berlanjut lebih dari 7
hari, RUJUK untuk
penilaian lebih lanjut
Jika anak sakit campak saat ini TIDAK ADA TIDAK ADA
TANDA-TANDA TINDAKAN
atau dalam 3 bulan terakhir : Lihat adanya luka di mulut CAMPAK
Jika ya, apakah dalam atau luas ?
Lihat adanya nanah di mata
Lihat adanya kekeruhan di kornea
- -
V v v v
V v v
Ya Tidak V
SUDAH
DIBERIKAN DI
BULAN FEBRUARI
2021
GIZI BAIK
LAKUKAN PENILAIAN PEMBERIAN MAKAN
Jika anak berumur < 2 TAHUN atau GIZI KURANG atau GIZI BURUK TANPA KOMPLIKASI
anak tidak akan dirujuk segera.
pakah ibu menyusui anak ini? Ya Tidak
Jika ya, berapa kali sehari? kali
Apakah menyusui juga di malam hari? Ya Tidak
Apakah anak mendapat makanan atau minuman lain? Ya Tidak
Jika ya, makanan atau minuman apa?
Berapa kali sehari? kali
Alat apa yang digunakan untuk memberi minum anak?
•
Berapa banyak makanan atau minuman yang diberikan pada anak? Makan 3 kali sehari
Apakah anak mendapat makanan tersendiri? Ya V Tidak
Siapa yang memberi makan dan bagaimana caranya? Disuapi oleh Ny. K
Selama sakit ini, apakah ada perubahan pemberian makan? Ya V Tidak
Jika ya, bagaimana? NAFSU MAKAN An. A menurun
Nama Pemeriksa