Anda di halaman 1dari 48

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN EPILEPSI”

Disusun Oleh:

MERI YUSNITA

1941312055

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
1. Pengkajian Keperawatan Keluarga

Pengkajian keperawatan keluarga mengacu kepada model pengkajian keperawatan


keluarga Friedman (2010), sebagai berikut:

a. DataUmum
Data-data yang menggambarkan keluarga dalam hal-hal dasar dicantumkan dalam
bagian ini.
1. Nama Keluarga : Tn. Z
2. Alamat dan Telepon : Perumahan Graha Andalas Asri Blok E No. 7
3. Komposisi Keluarga : Mertua, Adik Mertua, Ayah, Ibu, dan 3 orang
Anak

No Nama JK Hub dg Umur Pendidi Status Imunisasi Ket


KK kan BC Cam
G 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 pak
1 Ny. N P Mertua/ 64 th Tamat - - - - - - - - - - - - -
Istri SMP
2 Ny. W P Adik 59 th Tamat - - - - - - - - - - - - -
Mertua/ SD
istri √
3 Tn. Z L KK 34 Th DIII √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 Ny. M P Istri 35 Th S1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 An. A P Anak 8 Th SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6 An. H P Anak 7 Th SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7 An. H L Anak 6 Th TK √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Genogram
Ket :

Laki-laki :

Perempuan :

Klien :

Cerai :

Keluarga serumah :

Meninggal :

4. Tipe bentuk keluarga : Extended family yaitu keluarga dengan pasangan yang
berbagi pengaturan rumah tangga dan pengeluaran keuangan. Dan anak-anak
dibesarkan oleh beberapa generasi dan memiliki pilihan model pola perilaku yang
akan membentuk perilaku mereka. Pada keluarga ini terdiri dari Mertua dari Istri
(Ny. N), adik mertua istri ( Ny. W), Tn. Z sebagai KK, dan 3 orang anak.
5. Latar belakang Kebudayaan (Etnik)

Tn. Z merupakan orang Minangkabau yang bersuku Piliang dan istrinya


Ny. M bersuku Pisang. Bahasa yang digunakan sehari-hari dalam keluarga yaitu
bahasa minang. Masyarakat yang berada di sekitar rumah Tn Z kebanyakan
merupakan masyarakat Minangkabau. Tn. Z mengatakan jika ada anggota
keluarga yang sakit maka akan dibawa ke Puskesmas terdekat atau ke RS SPH.
Tn. Z mengatakan bahwa keluarganya tidak mempercayai pengobatan dari dukun,
dan keluarga Tn. Z mempercayai pengobatan medis ataupun obat tradisional dari
herbal. Tn. Z mengatakan bahwa makanan keluarga sehari-hari berdasarkan
makanan tradisional minangkabau seperti keluarga Tn. Z yang menyukai
makanan pedas, bersantan, dan berlemak.
6. Agama (Religius)

Tn. Z mengatakan semua anggota keluarga beragama islam. Dilingkungan


tempat Tn. Z tinggal terdapat tempat ibadah berupa Mesjid dan mushalla yang
jaraknya tidak jauh dari rumah Tn.Z. dalam kesehariannya sekarang Tn. Z dan
keluarga memilih untuk beribadah dirumah saja dikarenakan wabah COVID-19
yang belum reda.
7. Status Kelas Sosial
 Anggota keluarga yang mencari nafkah: KK dan Istri sebagai Pegawai

BUMN dan PNS

 Penghasilan: > Rp 2.500.000

 Upaya lain: Berjualan

 Harta benda yang dimiliki: Rumah, Sepeda motor, TV, Perabot RT.

 Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: untuk perlengkapan kebutuhan


harian seperti listrik, air PADM, sabun mandi, perlengkapan lainnya serta
makan dan minum

8. Aktifitas Rekreasi keluarga : Tn. Z mengatakan jarang melakukan rekreasi


keluarga.
Status kelas sosial: keluarga Tn. Z merupakan Keluarga Sejatera Tahap II

yaitu Adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara

minimal serta telah memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi

belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, yaitu kebutuhan untuk

menabung dan memperoleh Informasi

b. Tahap Perkembangan Dan Riwayat Keluarga


9. Tahap perkembangan keluarga saat ini: anak sekolah
 Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua):

keluarga dengan anak usia sekolah

 Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya: yang

belum terpenuhi adalah tahap keluarga dengan Anak usia sekolah,

kendalanya: anak pertama dari Tn Z menderita Epilepsi

 Riwayat kesehatan keluarga inti:

a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini: Anggota keluarga menderita

epilepsi.
b) Riwayat penyakit keturunan: keluarga mengatakan tidak ada penyakit

keturunan.

 Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan: Posyandu, Puskesmas dan

Rumah Sakit

 Riwayat Kesehatan saat ini: keluarga mengatakan An “A” melaksanakan

perawatan/pengobatan rutin dengan epilepsinya.

 Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya: keluarga mengatakan An “A”

menderita Epilepsi sejak usia 5 tahun.

10. Pengkajian Lingkungan

a. Karakteristik Rumah

a) Luas rumah: 93 m²

b) Type rumah: Permanen

c) Kepemilikan: milik sendiri

d) Jumlah dan ratio kamar/ ruangan: 6 buah ruangan, terdiri dari: 2 kamar

tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 gudang, dan 1 kamar mandi.

e) Ventilasi/ jendela: Baik.

f) Pemanfaatan ruangan: Septic tank: ada, letak: di pekarangan rumah.

g) Sumber air minum: PDAM

h) Kamar mandi/ WC: Ada

i) Sampah: diangkut oleh petugas kebersihan sampah di komplek perumahan

Tn. Z

j) Kebersihan lingkungan: cukup bersih.

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

a) Kebiasaan: pada malam hari sering bersenda gurau bersama tetangga

b) Aturan/kesepakatan: kumpul bersama pada saat acara pengajian, tahlilan.


Arisan bulanan

c) Budaya: mengikuti budaya minang.

c. Mobilitas Geografis Keluarga: berada di pertengahan kota adang yaitu daerah

Andalas, untuk bepergian kemana-mana Tn Z dan keluarga menggunakan

sepeda motor.

d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat: perkumpulan

pengajian, arisan dan tahlilan.

e. System Pendudukung Keluarga: yakin kepada tuhan YME dengan

menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.

11. Struktur Keluarga

a. Pola/cara Komunikasi Keluarga: menggunakan bahasa minang yang sopan.

b. Struktur Kekuatan Keluarga: yakin kepada tuhan YME dengan rajin berdo’a

semoga diberikan kekuatan dalam menjalani hidup.

c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga) :

 Tn. Z sebagai Ayah dan suami : Ia bertindak sebagai pencari nafkah bagi

keluarga dan pemimpin keluarga, dan juga melibatkan diri dalam peran

pertemanan dengan anak-anaknya serta ikut membantu dalam proses

pengasuhan anak-anak.

 Ny. M sebagai Istri dan Ibu: Ia bertindak sebagai pengurus rumah yang

dibantu oleh Ibunya Ny. N dan Ny. W dalam hal memasak, berbelanja,

membersihkan rumah, melakukan pengasuhan anak. Ny. M juga bekerja

sebagai PNS terkadang Ny. M merasa waktunya tidak cukup untuk

bersama atau dalam pengasuhan anak-anak karena terkendala dalam

waktu bekerja nya. Sehingga yang sering mengawasi dan mengasuh anak-

anaknya adalah Ny. N dan Ny. W.


 Ny. N sebagai Mertua atau Ibu dari Ny. M ikut membantu dalam

pengasuhan anak-anak, memasak, dan membersihkan rumah. Disaat Ny.

M bekerja anak-anak di pantau dan diasuh oleh Ny. N dan Ny. W.

 Ny. W sebagai adik mertua dari Ny. M (Tante Ny. M), yang ikut

membantu dalam proses kehidupan Ny. M seperti dalam pengasuhan

anak-anak, memasak, mencuci dan membersihkan rumah.

 An. A sebagai anak yang tertua di anggota keluarga Tn. Z

 An. H sebagai anak kedua di anggota keluarga Tn. Z

 An. H sebagai anak termuda di anggota keluarga Tn. Z

d. Nilai dan Norma Keluarga: berpegang teguh pada nilai dan norma ajaran

agama Islam.

12. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Tn “Z” dan Ny “M” serta 3 orang anaknya yang sudah menginjak usia

sekolah yaitu An “A”, mereka memandang dirinya masing-masing layaknya

manusia normal lainnya. Tn “Z” mengatakan dirinya berpenghasilan kurang

yang masih sering terkendala dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Ny “M” mengatakan keluarganya saling menghormati satu sama lain dan

tetap mempertahankan keharmonisan keluarga.

b. Fungsi sosialisasi

 Kerukunan hidup dalam keluarga: Interaksi dan hubungan dalam

keluarga: baik.

 Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: Tn “Z”

sebagai KK.
 Kegiatan keluarga waktu senggang: diam dirumah, dan terkadang

mengajak anak-anak bermain ke tepi pantai sambil memancing.

 Partisipasi dalam kegiatan sosial: kerja bakti membersihkan lingkungan.

c. Fungsi perawatan kesehatan

 Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan

keluarganya: Keluarga mengatakan belum mengerti betul tentang penyakit

yang diderita An “A”, keluarga masih bingung untuk memastikan pemicu

kekambuhan kejang pada An. A dan pada saat ini, keluarga Tn. Z

mencoba untuk terus rutin memberikan obat anti kejang terhadap An. A

dan tidak boleh terlupa meski 1 kali pemberian karena terakhir

kekambuhan An. A dipicu juga karena terlupa meminum obat anti

kejangnya 1 kali pemberian, dan keluarga Tn. Z masih panic bila An. A

mengalami kekambuhan dengan kejangnya.

 Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang

tepat: cukup baik dengan langsung membawa ke pelayanan kesehatan

terdekat yaitu Rumah sakit tempat An. A control rutin.

 Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit: masih belum

mengerti dengan benar.

 Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat: baik

 Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat:

cukup baik.

d. Fungsi reproduksi

 Perencanaan jumlah anak: menunda dulu untuk menambah anak

 Akseptor: ada, menggunakan spiral

 Keterangan lain: taa.


e. Fungsi ekonomi

 Upaya pemenuhan sandang pangan: terpenuhi

 Pemanfaatan sumber di masyarakat: baik

13. Stres Dan Koping Keluarga

a. Stressor jangka pendek: stress jika timbulnya kejang pada An “A” yang

menderita epilepsi.

b. Stressor jangka panjang: apakah penyakit yang diderita An “A” bisa sembuh

atau tidak dan apakah mengganggu dalam proses tumbuh kembang An. A

untuk kedepannya.

c. Respon keluarga terhadap stressor: dihadapi dengan sikap lapang dada.

d. Strategi koping: berdo’a kepada tuhan YME.

e. Strategi adaptasi disfungsional: selalu berkomunikasi dengan keluarga

tetangga toga/ toma serta petugas kesehatan.

14. Keadaan Gizi Keluarga

Pemenuhan Gizi: terpenuhi.

Upaya lain: taa

15. Pemeriksaan Fisik

a. Identitas

Nama : An “A”

Umur : 8 Tahun

L/P : Perempuan

Pendidikan : SD

Pekerjaan : taa

b. Keluhan/ Riwayat Penyakit saat ini: keluarga mengatakan An “A” dalam


proses pengobatan rutin kejang. Tn. Z mengatakan masih belum memahami

penyebab kejang pada An. A, dan Tn. Z juga mengatakan Tn. Z dan keluarga

masih bingung dan panic dalam menghadapi An. A bila terjadi kejang

berulang.

c. Riwayat Penyakit Sebelumnya: menderita epilepsy sejak usia 5 tahun, dan

terkahir mengalami kejang berulang 3 bulan yang lalu.

d. Tanda-tanda vital: TD: 1100/70 mmHg, Nadi: 92 x/menit, Suhu: 36,5 C, RR:

18 x/menit.

e. System Cardio Vascular

Inspeksi : tidak tampak adanya kelainan

Palpasi : tidak teraba adanya kalainan

Perkusi : taa

Auskultasi : S1, S2 terdengar

f. System Respirasi

Inspeksi : tampak inspirasi dan ekspirasi normal.

Palpasi : tidak teraba adanya jejas.

Perkusi : tidak ada nyeri tekan.

Auskultasi : D/S : vesikuler. Tidak terdengar ronchi/ weazing.

g. System Gastrointestinal (GI Tract)

Inspeksi : tidak tampak adanya deformitas.

Palpasi : tidak teraba adanya jejas.

Perkusi : tidak ada nyeri tekan.

Auskultasi : BU (+) N.

h. System Persyarafan: Sering tremor.

i. System Muskuloskeletal:
Atas: 4/4, Bawah, 4/4.

j. System Genitalia: Jenis kelamin laki-laki dan tidak ada kelainan system

genitalia.

16. Harapan Keluarga

b. Terhadap masalah kesehatannya: semoga bisa sembuh, dan selalu diberikan

kesehatan dan panjang umur.

c. Terhadap petugas kesehatan yang ada: memberikan pelayanan yang baik,

jangan memandang pasien dari status social, dan ada kunjungan rumah.
ANALISIS DATA

DATA MAYOR DATA MINOR DIAGNOSIS

Subjektif Keterangan Subjektif Keterangan Manajemen


Kesehatan Keluarga
1. Mengungkapkan tidak memahami - Tn. Z mengatakan - - tidak efektif
masalah kesehatan yang diderita. tidak memahami
Defenisi:
http://ejournal.unsrat.ac.id/ penyebab penyakit
saripediatri/Tingkat-Pengetahuan- epilepsy pada An. A Pola penanganan
Perilaku- dan-Kepatuhan-Berobat- - Tn. Z mengatakan masalah kesehatan
Orangtua-dari-Pasien-Epilepsi-Anak-di- meski sudah sejak 3
Medan. dalam keluarga
tahun yang lalu awal
Meskipun tingkat kepatuhan berobat cukup tidak memuaskan
baik, tetapi sebagian besar orangtua dan kejang An. A, Tn Z
pengasuh dari anak epilepsi pernah dan keluarga masih untuk memulihkan
mendengar tentang epilepsi tetapi informasi panic dan bingung kondisi kesehatan
yang didapat masih terbatas. Mereka menghadapi bila An.
membutuhkan tambahan informasi tentang keluarga
A mengalami kejang
penyakit epilepsi dan pengobatannya. Perlu
dilakukan program edukasi dan penyebaran berulang
informasi pada orangtua dari anak pasien
epilepsi dan masyarakat di Medan dan
sekitarnya.

- Tn. Z mengatakan Tn.


2. Mengungkapkan kesulitan Z ataupun keluarga
menjalankan perawatan yang terkadang tidak
ditetapkan terkontrol konsumsi
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 obat rutin An. A
No 1, February 2019 : Family Support - Tn. Z mengatakan
On Severe Frequency In Epilepsy An. A terakhir kali
Patients In RSUP. Dr. Kariadi kambuh kejangnya
Semarang, Theresia Ika (2019).
karena lupa
Dukungan yang diberikan dalam bentuk
mengingatkan An. A
peran serta keluarga memberikan
penjelasan dan mengajarkan untuk makan obat anti
penanganan tentang penyakit epilepsi, kejangnya dalam 1
membantu dan melindungi responden kali pemberian.
dalam menangani epilepsi, mendukung
dalam hal memberikan pengobatan dan
pembiayaan serta memberikan kasih
sayang dan kepercayaan penuh kepada
responden. Dengan adanya dukungan
tersebut maka responden menjadi
termotivasi untuk berusaha sembuh dan
rutin dalam menjalani pengobatan,
sehingga akan mengurangi kejadian
frekuensi kejang yang muncul dan dapat
meningkatkan kualitas hidup responden.

Objektif Keterangan Objektif Keterangan


1. Gejala penyakit anggota keluarga  Terjadi kejang berulang 1. Gagal melakukan tindakan  Tn. Z
3 bulan yang lalu pada untuk mengurangi faktor mengatakan
semakin memberat
An. A resiko pernah lupa
 Kualitas Hidup Anak Epilepsi dan  Keluarga Tn. Z dan An. Faktor Risiko Epilepsi mengingatkan
Faktor–Faktor yang Mempengaruhi di A lupa minum obat Intraktabel pada pada An. A
rutin anti kejangnya 1 Anak dengan Epilepsi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Umum untuk minum
FKUI/RSCM Jakarta, (Winny,2008) kali obat rutinnya
(J Indon Med Assoc, Volum: 69,
 Tn. Z mengatakan Nomor: 2, Februari 2019) yang
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam 6 bulan terakhir Epilepsi merupakan gangguan
mengalami 2 kali neurologi yang menimbulkan
kualitas hidup anak yang menderita sering dijumpai pada anak. kejang
kejang berulang
Diperkirakan 10-15 juta berulang.
epilepsi adalah jumlah kejang dalam  Tn. Z mengatakan An. anak usia kurang dari 15 tahun
enam bulan terakhir, usia anak dan A disekolah dalam di dunia mengalami
proses belajar epilepsi. Sebanyak 3-5 juta
jumlah anak dalam keluarga, serta mengalami daya ingat anak mengalami serangan
yang pendek, hal rutin, 40% di antaranya berusia
kecemasan orang tua. Sedangkan kurang dari 15 tahun
tersebut disampaikan dan 80% anak tersebut hidup di
jumlah obat anti epilepsi yang di langsung dari guru negara berkembang.1
konsumsi anak tidak berpengaruh. yang mengajar An. A Sebagian besar anak
 Tn. Z mengatakan An. memberikan respon yang sangat
 https://www.sehatq.com/artikel/ A lebih bersifat manja baik terhadap pengobatan
epilepsi-anak-berpengaruh-pada- tunggal anti epilepsi. Pada
dari pada 2 adiknya. penelitian Chawla et al,2
perkembangannya disebutkan bahwa 80%
Pengaruh epilepsi pada anak bergantung pasien menjadi bebas kejang
pada usia serta jenis epilepsi yang setelah mendapat terapi
obat anti epilepsi (OAE), akan
dialami. Bagi beberapa anak, memiliki
tetapi terdapat lebih
epilepsi tidak akan mengganggu dari 20% anak dengan epilepsi
kesehariannya. Namun bagi anak yang menjadi refrakter
lainnya, kondisi ini bisa menimbulkan terhadap pengobatan epilepsi.1
Beberapa penelitian
rasa malu, bahkan hingga terisolasi dari
telah dilakukan untuk mencari
teman sebayanya.Karena itu, penting faktor risiko baik
bagi para orangtua untuk mengenali epilepsi fokal maupun umum
lebih jauh dampak dari penyakit yang berperan untuk
terjadinya epilepsi intraktabel.
epilepsi terhadap Si Buah Hati. Dengan
Penelitian pada anak
begitu, Anda dapat memberikan usia 1-18 tahun menyebutkan
pendampingan yang tepat untuk anak. beberapa faktor risiko
 Tn. Z mengatakan An. terjadinya epilepsi intraktabel di
A selalu rutin dibawa antaranya usia
2. Aktivitas keluarga untuk mengatasi awitankejang, frekuensi awal
masalah kesehatan tidak tepat ke RS untuk menjalani serangan, tipe kejang
http://jurnal.ugm.ac.id/ pengobatan rutinnya. awal, gambaran
elektroensefalografi (EEG)
buletinpsikologi/Epilepsi-dan-Budaya  Tn. Z mengatakan An.
awal, respon
Banyak pengobatan yang bisa A tidak ada terapi awal dan gambaran
digunakan untuk mengobati penyakit memberikan obat- abnormal imajing.1-4
epilepsy pada penderita yaitu : obatan tradisional pada
dengan konvensional, terapi herbal, An. A untuk
terapi akupunktur, terapi tradisional pengobatan epilepsy
atau non konvensional dan Ayurveda. nya.
Beberapa kendala yang sering
dijumpai penderita epilepsy di
beberapa negara terutama negara
berkembang adalah pengetahuan dan
akses pengobatan yang terbatas,
stigma dan diskriminasi, tidak dapat
mengakses pelayanan kesehatan,
kurangnya pengetahuan tentang
penyebab dan pengobatan epilepsy
dan ekonomi yang rendah.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI
KEPERAWATAN

Manajemen Kesehatan Manajemen Kesehatan Dukungan keluarga merencanakan perawatan (Utama) :


Keluarga Tidak Efektif Keluarga Tidak Efektif : Defenisi : memfasilitasi perencanaan penatalaksanaan perawatan kesehatan
berhubungan dengan Defenisi : kemampuan keluarga.
Kompleksitas program menangani masalah Tindakan :
perawatan/pengobatan kesehatan keluarga secara 1. Observasi
optimal untuk  Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan :
memulihkan kondisi  Primardi, dkk. Jurnal Psikologi Volume 3, No. 2, Juni 2010: OPTIMISME,
kesehatan anggota HARAPAN, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA, DAN KUALITAS HIDUP ORANG

keluarga, dengan kriteria DENGAN EPILEPSI,


Hasil wawancara memperlihatkan bahwa kualitas hidup secara efektif
hasil :
dipengaruhi oleh kesehatan fisik (aura, fungsi kognitif dan fisik),
kesehatan psikis (kecemasan, kepercayaan diri, rasa malu, optimisme,
1 Kemampuan 4
harapan), dan kesehatan sosial (stigma, diskriminasi, dukungan sosial,
mejelaskan
peran sosial di pekerjaan dan pendidikan). Peran untuk meningkatkan
masalah
kualitas hidup ODE tidak hanya berfokus pada parahnya epilepsi yang
kesehatan yang
diderita, namun juga efek sosial dan psikologis dari epilepsi itu sendiri.
dialami
Skala pengukuran yang digunakan yaitu Skala Optimisme yang disusun
2 Aktivitas keluarga 4
berdasarkan konsep optimisme dari Seligman (1991), Skala Harapan
mengatasi
yang disusun berdasarkan konsep harapan dari Snyder (1994), Skala
masalah Dukungan Sosial Keluarga yang disusun berdasarkan kon-sep dukungan
kesehatan tepat sosial dari Taylor (2006), dan Skala Kualitas Hidup ODE yang mewakili 5
3 Verbalisasi 4 indikator kualitas hidup ODE, yaitu faktor serangan, kemampuan
kesulitan dalam belajar atau bekerja, kemampuan dalam bermain, kemampuan
menjalankan dalam bercinta, serta kemandirian dalam pengelolaan kesehatan.
perawatan yang  Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
ditetapkan
:
Ket :  Dukungan keluarga terhadap kejadian frekuensi kejang pada pasien
1. Menurun epilepsy di RSUP.DR. KARIADI SEMARANG, Theresia,2019
2. Cukup menurun Dukungan yang diberikan keluarga dalam bentuk memberikan penjelasan dan
3. Sedang mengajarkan penanganan tentang penyakit epilepsi, membantu dan melindungi
4. Cukup meningkat responden dalam menangani epilepsi, mendukung dalam hal memberikan

5. Meningkat pengobatan dan pembiayaan serta memberikan kasih sayang dan kepercayaan.
Diharapkan keluarga dapat memberi dukungan yang baik, sehingga akan
mengurangi kejadian frekuensi kejang yang muncul dan dapat meningkatkan
kualitas hidup responden.
1. Dukungan Informasional
2. Dukungan Penilaian
3. Dukungan Instrumental
4. Dukungan Emosional

 Identifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan bersama keluarga :


Obat antiepilepsi di berikan dalam jangka panjang yang menuntut kedisiplinan
penderita untuk mematuhi pengobatan maka kepatuhan merupakan masalah
utama hal ini memerlukan strategi dan pendekatan khusus dalam
menanganinya.9 Kurangnya komunikasi tentang kepatuhan ini dapat
menimbulkan perubahan atau peningkatan dosis obat yang sebenarnya tidak
perlu dilakukan.
JURNAL MEDIKA MALAHAYATI Vol 2, No 4, Oktober 2015, oleh Zamzanariah
Hubungan kepatuhan pengobatan terhadap kejadian kejang pada pasien
epilepsy yang bebeas kejang selama 1 tahun pengobatan di poli neurologi
RSUD DR. DADI TJOKRODIPO BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014
Dari hasil penelitian mayoritas responden yang memiliki tingkat kepatuhan
kategori tidak patuh yaitu sebanyak 25 orang (65,8%). Memiliki frekuensi
kejang dengan kategori sering yaitu sebanyak 24 orang (63,2%). Berdasarkan
hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,000 yang berarti ada Hubungan
Kepatuhan Pengobatan Terhadap Frekuensi Kejang Pada Pasien Epilepsi di Poli
Neurologi RSUD.dr. A.Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung. Dengan nilai OR
38,000.
 Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan keluarga : Tindakan yang
mungkin bisa dilakukan keluarga untuk mendukung pengobatan dan
perawatan An. A seperti konsumsi obat anti epilepsy secara rutin, diet
yang mungkin bisa dilakukan oleh keluarga yaitu diet ketogenik, dan
tindakan yang lain yang mungkin bisa dikonsultasikan dengan dokter
yang merawat.

 10 epilepsy treatments – from lowest to highest risk,


https://utswmed.org/medblog/epilepsy-treatments/
Epilepsy, if not well-controlled, can greatly worsen a person’s quality
of life and can cause severe injury or death. And every person with
epilepsy responds in a unique and often unpredictable way to
treatment, so we need as many treatments as possible. The medical
community continually tests and approves new treatments. Here are 10
treatments, both basic and advanced, that I’ve tried to rank from least
to most risk. However, almost all treatments involve some degree of
risk. Discuss your options carefully with your neurologist to pick the
best treatment for you. Such as Lifestyle changes and complementary or
alternative treatments,  Diet, FDA-approved medications, Medical
marijuana, Medication trials, Extracranial neurostimulators,
Immunotherapy, Responsive neurostimulation (RNS®), Deep brain
stimulation (DBS) Brain surgery.

2. Terapeutik
 Gunakan sarana dan fasilitas yang ada dalam keluarga diantaranya untuk
melakukan manajemen resiko apabila terjadi kekambuhan kejang pada An. A
dengan melihat kondisi sarana yang ada dirumah seperti didaerah yang resiko
lantainya licin diberikan anti slip, dan benda-benda yang mengancam terjadinya
resiko cedera dijauhkan dari jangkuan An. A
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.01_.07-
MENKES-367-
2017_ttg_Pedoman_Pelayanan_Kedokteran_Tata_Laksana_Epilepsi_Anak_.pdf
Ketika diagnosis epilepsi ditegakkan, hal yang menjadi kekhawatiran orangtua
adalah keamanan. Hal tersebut menyebabkan orangtua membatasi aktivitas
anak dalam hal olahraga, aktivitas sosial, kegiatan ekstrakurikular, yang
sebetulnya tidak perlu. Risiko trauma pada anak epilepsi ternyata tidak lebih
tinggi dari anak tanpa epilepsi (peringkat buktiperingkat bukti 2, derajat
rekomendasi B). Hanya sedikit anak dengan epilepsi yang memerlukan
perhatian khusus karena risiko trauma yang terkait dengan kejang, misalnya
risiko trauma kepala pada anak dengan serangan kejang atonik berupa head
drop (peringkat buktiperingkat bukti 3, derajat rekomendasi C). Aktivitas dalam
air memiliki risiko yang berbeda dan memerlukan pengawasan yang sesuai
dengan kondisi. Pengawasan selama aktivitas berenang, berendam, dan mandi
dengan shower mengurangi risiko tenggelam (peringkat buktiperingkat bukti 3,
derajat rekomendasi C) Luka bakar dapat terjadi selama kejang, terutama
selama aktivitas memasak, minum air panas, mandi air panas atau terkena
benda panas lainnya (peringkat buktiperingkat bukti 3, derajat rekomendasi C).
3. Edukasi

 Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga : menyiapka materi untuk
edukasi mengenai penyakit epilepsy, penatalaksanaan dirumah dan pertolongan
pertama ketika terjadi kejang berulang.
https://health.detik.com/ibu-dan-anak/d-1309535/pertolongan-pertama-
untuk-anak-kejang-kejang
ada beberapa langkah yang bisa dilakukan orangtua jika anaknya
mengalami kejang yaitu :
1. Pindahkan anak ke tempat yang aman seperti lantai atau kasur serta jauh
dari benda-benda berbahaya.
2. Miringkan posisi kepala ke salah satu sisi agar ia tidak tersedak dan
memudahkan keluarnya air liur atau muntah.
3. Melonggarkan pakaian yang digunakannya agar anak tidak mengalami
sesak napas.
4. Jangan meletakkan atau memasukkan apapun ke dalam mulutnya selama
kejang-kejang berlangsung, termasuk memberinya obat-obatan.
5. Jika anak sulit bernapas atau kulitnya membiru segera bawa ke rumah
sakit atau telpon ambulance.
CATATAN PERAWATAN
Hari/Tanggal Intervensi Implementasi
Jumat/ 13-11- Koordinasi 1. Mengidentifikasi gangguan kesehatan
2020 Diskusi setiap anggota keluarga
keluarga Hasil : Pada keluarga Tn. Z, An. A dalam
proses pengobatan rutin epilepsy yaitu An.
A dengan Epilepsi, mengalami kekambuhan
3 bulan yang lalu.
2. mendiskusikan masalah kesehatan yang
sedang dialami.
Hasil : Tn. Z dan keluarga masih panic dan
bingung disaat An. A kambuh jejangnya.

Selasa/ 16-11- Manajemen 1. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan


2020 kesehatan keluarga tentang kesehatan :
keluarga Hasil : Perawat dengan wawancara
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
keluarga dengan skala optimism, harapan
dan dukungan social.

Untuk pengukuran skala Optimisme :


- Permanensi : Keluarga Tn. Z melihat
peristiwa yang terjadi pada An. A belum
yakin akan kesembuhan An. A karena An.
A masih harus terus berobat dan keluarga
Tn. Z masih tetap optimis akan
kesembuhan An. A dari penyakit
epilepsinya.
- Pervasiveness : Keluarga Tn. Z penyakit
An. A tidak mempengaruhi kehidupannya
yang lain, keluarga Tn. Z tetap menjalani
kehidupannya sehari-hari seperti biasa.
- Personalisasi : Keluarga Tn. Z penyakit
An. A disebabkan oleh kelainan pembuluh
darah di otak An. A seperti yang terlihat
dari hasil pemeriksaan An. A
Untuk pengukuran Harapan : Keluarga Tn.
Z masih memiliki harapan atas kesembuhan
An. A dengan melakukan control rutin dan
pemeriksaan yang dilakukan secara berkala
agar setiap perkembangan penyakit An. A
bisa terpantau dan didukung oleh keluarga
2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki
keluarga : dengan melakukan wawancara pada
anggota keluarga Tn. Z yaitu
mengkonfirmasikan dalam hal ; dukungan
informasional, dukungan instrumental,
dukungan emosional dan dukungan penilaian

Hasil :
- Dalam hal dukungan informasional :
keluarga Tn. Z masih bingung dengan
penyakit yang diderita An. A hanya pada
saat ini Tn. Z mengikuti setiap saran yang
diberikan dokter yang merawat Tn. Z,
apabila terjadi kekambuhan pada An. A
Tn. Z dan keluarga masih panic dalam
menghadapinya,
- Dalam dukungan instrumental : Tn. Z dan
keluarga memiliki asuransi atau jaminan
kesehatan dari kantor Tn. Z sehingga
untuk biaya pengobatan An. A setiap
bulan tidak mengeluarkan dana.
- Dalam dukungan emosional : Tn Z dan
keluarga selalu saling support dalam
merawat An. A dan adik-adiknya.
- Dalam dukungan penilaian : Tn. Z dan
keluarga mengatakan dengan control rutin
dan minum obat rutin An. A bisa sembuh
dari penyakit Epilepsinya.
3. Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan
tindakan bersama keluarga : wawancara
dengan salah satu anggota keluarga Tn. Z

Hasil : keluarga Tn. Z mengatakan mengerti apa


akibatnya apabila obat An. A terputus
dan hal tersebut masih teringat pada
kekambuhan An. A sebelumnya yang
diakibat terlupa nya 1 kali pemberian
obat anti kejangnya.
Rabu /17-11- Manajemen 1. Mengidentifikasi tindakan yang dapat
2020 kesehatan dilakukan oleh keluarga Tn. Z:
keluarga Hasil : Tn. Z dan keluarga mengatakan sejak
diketahui An. A menderita epilepsy, Tn Z
dan keluarga hanya mencoba merutinkan
minum obat anti kejang An. A tidak ada
yang lain yang Tn. Z dan keluarga lakukan
untuk An. A.
2. Menggunakan sarana dan fasilitas yang ada
dalam keluarga :
Hasil : Perawat dengan wawancara
mengidentifikasi dan menggunakan sarana
dari fasilitas yang ada dalam keluarga,
seperti untuk melaksanakan manajemen
resiko untuk An. A atau pun keluarga
dengan menggunakan di lingkungan rumah
yang rawan untuk terpeleset dan
menjauhkan barang atau benda2 tajam
yang beresiko cedera.
Kamis / 18-11- Manajemen 1. Menyiapkan materi untuk pelaksanaan
2020 Kesehatan pendidikan kesehatan mengenai epilepsy
Keluarga Hasil : perawat telah menyiapkan power
point dan leaflet mengenai penyakit
epilepsy.
3. Menjelaskan pada Tn. Z dan keluarga
mengenai penyakit epilepsy, penyebab
terjadinya, faktor resiko epilepsy,
pengobatan non farmakologis, dan terapi
farmakologis
Hasil : Tn. Z dan keluarga baru memahami
penyakit epilepsy, penyebab terjadinya dan
faktor resiko dari penyakit epilepsy,
pengobatan non farmakologis, dan terapi
farmakologis

Jumat/ 24-11- Dukungan 1. Mereview atau mengevaluasi tindakan yang


2020 keluarga dapat dilakukan keluarga, seperti
merencanakan pengertian penyakit epilepsy, gejala, faktor
perawatan resiko epilepsy dan hal lainnya
Hasil : Tn. Z mengatakan dapat mengerti hal
yang disampaikan dan akan mencoba
menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari
2. Mengajarkan dan memberikan pendidikan
kesehatan pada Tn. Z dan keluarga
mengenai penanganan pertama dalam
menghadapi kekambuhan kejang pada An.
A
Hasil : Tn. Z dan Keluarga sudah memahami
apa yang akan dilakukan apabila An. A
mengalami kekambuhan.

EVALUASI
Diagnosis / SLKI HARI EVALUASI
TANGGAL
Manajemen Selasa S/O :
Kesehatan 9 November 2020 1. Kemampuan menjelaskan masalah
kesehatan yang dialami (3/4)
Keluarga tidak
efektif : 2. Aktivitas keluarga mengatasi masalah
Manajemen kesehatan tepat (2/4)
Kesehatan
3. Verbalisasi kesulitan menjalankan
Keluarga perawatan yang ditetapkan (2/4)

A:
Manajemen kesehatan keluarga belum optimal

P:
Lanjutkan intervensi: memberikan pendidikan
kesehatan mengenai penyakit Epilepsi,
penanganan pertama epilepsy dan
perawatannya dirumah.

Jumat S/O :
24 November 2020 1. Kemampuan menjelaskan masalah
kesehatan yang dialami (4/4)

2. Aktivitas keluarga mengatasi masalah


kesehatan tepat (3/4)

3. Aktivitas keluarga mengatasi masalah


kesehatan tepat (3/4)

A:
Manajemen kesehatan keluarga sudah mulai
optimal

P:
Lanjutkan intervensi: kegiatan pemantauan
dengan implementasi yang telah diberikan

EVALUASI
Diagnosis Hari/Tanggal Evaluasi
Manajemen Jumat, S/O
Kesehatan Keluarga 13 - 11-2020 - Kemampuan menjelaskan masalah
Tidak Efektif kesehatan yang dialami (3/4)
- Aktivitas keluarga mengatasi masalah
(Epilepsy)
kesehatan tepat (3/4)
- Verbalisasi kesulitan menjalankan
perawatan yang ditetapkan
Ket :
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. sedang
4. Cukup Meningkat

A : Managemen kesehatan tidak efektif


belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan dengan review


dukungan keluarga merencanakn perawatan
Manajemen Selasa S/O
Kesehatan Keluarga 16-11-2020 - Kemampuan menjelaskan masalah
Tidak Efektif kesehatan yang dialami (3/4)
- Aktivitas keluarga mengatasi masalah
(Epilepsy)
kesehatan tepat (3/4)
- Verbalisasi kesulitan menjalankan
perawatan yang ditetapkan
Ket :
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. sedang
4. Cukup Meningkat

A : Managemen kesehatan tidak efektif


belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan dengan review


dukungan keluarga merencanakn perawatan
Manajemen Rabu, S/O
Kesehatan Keluarga 17-11-2020 - Kemampuan menjelaskan masalah
Tidak Efektif kesehatan yang dialami (3/4)
- Aktivitas keluarga mengatasi masalah
(Epilepsy)
kesehatan tepat (3/4)
- Verbalisasi kesulitan menjalankan
perawatan yang ditetapkan
Ket :
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. sedang
4. Cukup Meningkat

A : Managemen kesehatan tidak efektif


belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan dengan review


dukungan keluarga merencanakn perawatan
Manajemen Kamis, SS/O
Kesehatan Keluarga 18-11-2020 - Kemampuan menjelaskan masalah
Tidak Efektif kesehatan yang dialami (3/4)
- Aktivitas keluarga mengatasi masalah
Epilepsy)
kesehatan tepat (3/4)
- Verbalisasi kesulitan menjalankan
perawatan yang ditetapkan
Ket :
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. sedang
4. Cukup Meningkat

A : Managemen kesehatan tidak efektif


belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan dengan review


dukungan keluarga merencanakn perawatan;
memberikan edukasi kesehatan
Manajemen Jumat, S/O
Kesehatan Keluarga 24-11-2020 - Kemampuan menjelaskan masalah
Tidak Efektif kesehatan yang dialami (4/4)
(Epilepsy) - Aktivitas keluarga mengatasi masalah
kesehatan tepat (4/4)
- Verbalisasi kesulitan menjalankan
perawatan yang ditetapkan
Ket :
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. sedang
4. Cukup Meningkat

A : Managemen kesehatan keluarga sudah


teratasi

P : Intervensi dihentikan

LAPORAN PENDAHULUAN
KUNJUNGAN KE -1
Hari/ Tanggal : Jumat, 13 November 2020

I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Keluarga Ibu E dengan masalah kesehatan Gastritis.
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut.
1. Data umum keluarga
2. Tahap perkembangan, riwayat keluarga
3. Data Lingkungan
4. Karakteristik rumah, lingkungan sekitar
5. Informasi tentang perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
6. Struktur Keluarga
7. Struktur peran
8. Nilai dan norma keluarga
c. Masalah keperawatan keluarga
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (Epilepsy).
II. Proses Keperawatan

a. Diagnosis Keperawatan Keluarga

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (Epilepsy)

b. Rencana Tindakan

1. Membina hubungan terapeutik dengan anggota keluarga Tn. Z dan Keluarga.

2. Menjelaskan tujuan kunjungan kesehatan kepada keluarga Tn. Z dan


Keluarga.

3. Membuat kontrak waktu sesuai dengan keluarga Tn. Z dan Keluarga.


4. Memberikan informed consent kepada keluarga Tn. Z sebagai persetujuan
bersedia mengikuti kegiatan/intervensi yang akan dilakukan oleh mahasiswa.

5. Mengkaji data umum keluarga, tahap perkembangan keluarga, lingkungan


keluarga, latar belakang kebudayaan (etnik), struktur keluarga, fungsi
keluarga, dan harapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan.

III. Implementasi Tindakan Keperawatan


a. Metode : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik.
b. Media dan Alat : Format pengkajian, alat tulis, informed consent, dan
nursing kit.
c. Waktu dan tempat : Rabu, 13 November 2020, jam 19.00 WIB dirumah
Tn. Z
IV. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
Wawancara dilakukan langsung dengan Tn. Z dan berlangsung di rumah Tn. Z
b. Kriteria Proses

1. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.

2. Keluarga menerima kedatangan mahasiswa.

3. Keluarga menyetujui menjadi keluarga binaan.

4. Selama wawancara keluarga kooperatif.


c. Kriteria Hasil

1. Didapatkan hasil pengkajian tentang data umum keluarga.


2. Didapatkan hasil pengkajian tentang tahap perkembangan dan riwayat
keluarga

3. Didapatkan hasil pengkajian tentang latar belakang kebudayaan (etnik).


4. Didapatkan hasil pengkajian tentang data lingkungan keluarga
5. Didapatkan hasil pengkajian informasi perkumpulan keluarga dan
interaksi dengan masyarakat
6. Didapatkan hasil pengkajian informasi tentang struktur keluarga

7. Didapatakan hasil pengkajian informasi tentang fungsi keluarga.

8. Didapatkan hasil pengkajian tentang harapan keluarga tentang


pelayanan kesehatan.
9. Keluarga bersedia dilakukan pertemuan selanjutnya
LAPORAN PENDAHULUAN
KUNJUNGAN KE - 2
Hari/Tanggal : Selasa, 16 November 2020
I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Keluarga Tn. Z adalah keluarga Extendeed Family yang terdiri dari suami,
istri,, anak, nenek (Ny. N/Mertua/Ibu Ny. M) dan adik dari Ny. N. Jumlah keluarga 7
orang, yang terdiri dari seorang ayah yang mencari nafkah, seorang ibu yang ikut
bekerja sebagai PNS dan juga mengurusi rumah tangga dan anak (friedman,2010).
Dalam keluarga Tn. Z sebagai kepala keluarga/Suami, Ny. M sebagai istri, dan An. A
anak pertama, An. H anak kedua dan An. H anak ketiga, Ny. N ( Mertua/Ibu Ny. M),
dan Ny. W adik dari nenek (Ny. N). Berdasarkan kunjungan pertama yang telah
dilakukan pada keluarga Tn. Z didapatkan data mengenai data umum keluarga,
tahap perkembangan dan riwayat keluarga, serta data lingkungan.
Tn. Z Mengatakan An. A menderita penyakit epilepsy sejak 2 tahun terakhir
mengatakan ada memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas, namun tidak
teratur,dalam meminum obatnya, 3 bulan terakhir An. A mengalami kejang
berulang dan Tn. Z mengatakan hal tersebut mungkin disebabkan oleh lupa nya
mengkonsumsi obat anti kejang dalam 1 kali pemberian.
Berdasarkan kontrak waktu yang disepakati sebelumnya dengan Tn. Z bahwa
akan dilaksanakan pertemuan kedua, yaitu dukungan keluarga merencanakan
perawatan.
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
1. kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan
2. konsekuensi tidak melakukan tindakan bersama keluarga
3. sumber-sumber yang dimiliki keluarga
c. Masalah keperawatan keluarga
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (Epilepsy)

II. Proses Keperawatan


a. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (Epilepsy)


b. Rencana Tindakan
1. Bantu anggota keluarga untuk menyatakan perasaan yang berhubungan
dengan penyakit.
2. Mendorong kepercayaan individu / kepercayaan diri setiap anggota keluarga
tentang penyakit dan review informasi yang relevan
3. Kaji Tugas Perawatan Keluarga
III. Implementasi Tindakan Keperawatan
a. Metode : Wawancara, pemeriksaan fisik
b. Media dan Alat : Format pengkajian, nursing kit, alat tulis
c. Waktu dan Tempat : Kamis, 16 November 2020 jam 16.00 WIB di rumah
Ibu E

IV. Kriteria Evaluasi


a. Kriteria Struktur
Tempat dan media sesuai rencana.
b. Kriteria Proses
Waktu yang direncanakan sesuai rencana.
c. Kriteria Hasil
1. Didapatkan hasil pengkajian tentang Dukungan keluarga merencanakan
perawatan
2. Keluarga bersedia untuk dilakukan pertemuan selanjutnya.

LAPORAN PENDAHULUAN
KUNJUNGAN KE - 3
Hari / Tanggal : Jumat, 17 November 2020

I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Keluarga Tn. Z adalah keluarga Extendeed Family yang terdiri dari suami,
istri,, anak, nenek (Ny. N/Mertua/Ibu Ny. M) dan adik dari Ny. N. Jumlah keluarga 7
orang, yang terdiri dari seorang ayah yang mencari nafkah, seorang ibu yang ikut
bekerja sebagai PNS dan juga mengurusi rumah tangga dan anak (friedman,2010).
Dalam keluarga Tn. Z sebagai kepala keluarga/Suami, Ny. M sebagai istri, dan An. A
anak pertama, An. H anak kedua dan An. H anak ketiga, Ny. N ( Mertua/Ibu Ny. M),
dan Ny. W adik dari nenek (Ny. N). Berdasarkan kunjungan pertama yang telah
dilakukan pada keluarga Tn. Z didapatkan data mengenai data umum keluarga,
tahap perkembangan dan riwayat keluarga, serta data lingkungan.
Tn. Z Mengatakan An. A menderita penyakit epilepsy sejak 2 tahun terakhir
mengatakan ada memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas, namun tidak
teratur,dalam meminum obatnya, 3 bulan terakhir An. A mengalami kejang
berulang dan Tn. Z mengatakan hal tersebut mungkin disebabkan oleh lupa nya
mengkonsumsi obat anti kejang dalam 1 kali pemberian. Saat ditanyakan
bagaimana cara penanganan bila An. A mengalami kekambuhan dengan
penyakitnya, Tn Z mengatakan keluarga nya masih bingung dan panic bila hal
tersebut terjadi. Dan sampai saat ini Tn. Z dan keluarga belum begitu mengerti
dengan penyakit An. A.
b. Masalah keperawatan keluarga

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (Epilepsy)


II. Defisit Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (Epilepsy)


b. Rencana Tindakan
Intervensi : Dukungan Keluarga Merencanakan Perawatan
Aktivitas :
 Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan keluarga
 Gunakan sarana dan fasilitas yang ada dalam keluarga
III. Implementasi Tindakan Keperawatan
a. Metode : wawancara, observasi
b. Media dan Alat : Lembar balik, leaflet
c. Waktu dan Tempat : Jumat, 17 November 2020 jam 19.00 WIB di rumah
Tn. Z
IV. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur
Wawancara dilakukan langsung dengan Tn. Z dan berlangsung di rumah Tn. Z
Kriteria proses
1. Waktu pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan
2. Tn. Z memberikan penjelasan yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi
3. Kriteria Hasil
Tn. Z menyetujui kontrak untuk pertemuan berikutnya dengan tujuan
memberikan penyuluhan mengenai penyakit epilepsy.
LAPORAN PENDAHULUAN
KUNJUNGAN KE - 4
Hari / Tanggal : Selasa, 18 November 2020

I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Keluarga Tn. Z adalah keluarga Extendeed Family yang terdiri dari suami,
istri,, anak, nenek (Ny. N/Mertua/Ibu Ny. M) dan adik dari Ny. N. Jumlah keluarga 7
orang, yang terdiri dari seorang ayah yang mencari nafkah, seorang ibu yang ikut
bekerja sebagai PNS dan juga mengurusi rumah tangga dan anak (friedman,2010).
Dalam keluarga Tn. Z sebagai kepala keluarga/Suami, Ny. M sebagai istri, dan An. A
anak pertama, An. H anak kedua dan An. H anak ketiga, Ny. N ( Mertua/Ibu Ny. M),
dan Ny. W adik dari nenek (Ny. N). Berdasarkan kunjungan pertama yang telah
dilakukan pada keluarga Tn. Z didapatkan data mengenai data umum keluarga,
tahap perkembangan dan riwayat keluarga, serta data lingkungan.
Tn. Z Mengatakan An. A menderita penyakit epilepsy sejak 2 tahun
terakhir mengatakan ada memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas, namun tidak
teratur,dalam meminum obatnya, 3 bulan terakhir An. A mengalami kejang
berulang dan Tn. Z mengatakan hal tersebut mungkin disebabkan oleh lupa nya
mengkonsumsi obat anti kejang dalam 1 kali pemberian. Saat ditanyakan
bagaimana cara penanganan bila An. A mengalami kekambuhan dengan
penyakitnya, Tn Z mengatakan keluarga nya masih bingung dan panic bila hal
tersebut terjadi. Dan sampai saat ini Tn. Z dan keluarga belum begitu mengerti
dengan penyakit An. A.
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Data-data yang perlu di kaji lebih lanjut adalah mengkaji kemampuan Tn Z
dan keluarga dalam mengenal masalah yang dialami nya lebih mendalam yaitu
meliputi pengetahuan Tn. Z tentang penyakit Epilepsi.
c. Masalah keperawatan keluarga

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (Epilepsi)


II. Defisit Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (epilepsi)


b. Rencana Tindakan
Intervensi : Dukungan Keluarga Merencanakan Perawatan
Aktivitas :
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
 Menyampaikan materi mengenai penyakit Epilepsy : pengertian, gejala,
penyakit epilepsy, penyebab terjadinya, faktor resiko epilepsy,
pengobatan non farmakologis, dan terapi farmakologis
III. Implementasi Tindakan Keperawatan
a. Metode : Ceramah, Tanya jawab, diskusi
b. Media dan Alat : Power point, leaflet
c. Waktu dan Tempat : Selasa, 18 November 2020 jam 10.00 WIB di rumah
Ibu I
IV. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur
Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana
b. Kriteria proses
1. Waktu pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan
2. Tn. Z berpartisipasi aktif selama penyuluhan
3. Tn. Z tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
c. Kriteria Hasil
1. Tn. Z dan keluarga mampu menyebutkan pengertian epilepsy
2. Tn. Z dan keluarga mampu menyebutkan gejala epylepsi
3. Tn Z dan keluarga mampu menyebutkan gejala penyakit epilepsy,
4. Tn. Z dan keluarga mampu menyebutkan penyebab terjadi berulangnya
5. Tn. Z mampu menyebutkan faktor resiko epilepsy
6. Tn. Z mampu menyebutkan pengobatan non farmakologis dan terapi
farmakologis.
V. Materi
Terlampir
Lampiran materi pertemuan 4
1. Pengertian Epilepsy
Epilepsi merupakan manifestasi gangguan fungsi otak dengan berbagai
etiologi, dengan gejala tunggal yang khas, yaitu kejang berulang akibat lepasnya
muatan listrik neuron otak secara berlebihan dan paroksimal.
2. Gejala Epilepsy
Gejala dan tanda dari epilepsi dibagi berdasarkan klasifikasi dari epilepsi, yaitu :
1) Kejang parsial
Kejang terjadi pada satu sisi atau satu bagian tubuh dan kesadaran
penderita umumnya masih baik.
2) Kejang umum

Kejang terjadi pada seluruh bagian tubuh dan kesadaran penderita


umumnya menurun.
3. Penyebab terjadinya
Secara garis besar, etiologi atau penyebab epilepsi dibagi menjadi dua, yaitu :

Tabel 2. Etiologi Epilepsi


Kejang Fokal Kejang Umum

a. Trauma kepala a. Penyakit metabolik


b. Stroke b. Reaksi obat
c. Infeksi c. Idiopatik
d. Malformasi vaskuler d. Faktor genetik
e. Tumor (Neoplasma) e. Kejang fotosensitif

4. Pengobatan Non farmakologis

• Menghindari farktor pemicu terjadinya kejang seperti (stress, lelah, demam,


marah, tidur tak teratur, dan terlambat makan.
• Melakukan diet tinggi lemak (ketogenik)
• Dilakukan operasi paling umum pada penderita epilepsi yaitu operasi
lobectomi

5. Pengobatan farmakologis
Tujuan pengobatan untuk pasien epilepsi adalah menghilangkan kejang tanpa
efek samping dari pengobatan, mencegah timbulnya kejang atau mengurangi
jumlah serangan tanpa mengganggu fungsi normal tubuh.
LAPORAN PENDAHULUAN
KUNJUNGAN KE - 5
Hari / Tanggal : Jumat, 24 November 2020
I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Keluarga Tn. Z adalah keluarga Extendeed Family yang terdiri dari suami,
istri,, anak, nenek (Ny. N/Mertua/Ibu Ny. M) dan adik dari Ny. N. Jumlah keluarga 7
orang, yang terdiri dari seorang ayah yang mencari nafkah, seorang ibu yang ikut
bekerja sebagai PNS dan juga mengurusi rumah tangga dan anak (friedman,2010).
Dalam keluarga Tn. Z sebagai kepala keluarga/Suami, Ny. M sebagai istri, dan An. A
anak pertama, An. H anak kedua dan An. H anak ketiga, Ny. N ( Mertua/Ibu Ny. M),
dan Ny. W adik dari nenek (Ny. N). Berdasarkan kunjungan pertama yang telah
dilakukan pada keluarga Tn. Z didapatkan data mengenai data umum keluarga,
tahap perkembangan dan riwayat keluarga, serta data lingkungan.
Tn. Z Mengatakan An. A menderita penyakit epilepsy sejak 2 tahun terakhir
mengatakan ada memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas, namun tidak
teratur,dalam meminum obatnya, 3 bulan terakhir An. A mengalami kejang
berulang dan Tn. Z mengatakan hal tersebut mungkin disebabkan oleh lupa nya
mengkonsumsi obat anti kejang dalam 1 kali pemberian. Saat ditanyakan
bagaimana cara penanganan bila An. A mengalami kekambuhan dengan
penyakitnya, Tn Z mengatakan keluarga nya masih bingung dan panic bila hal
tersebut terjadi. Dan sampai saat ini Tn. Z dan keluarga belum begitu mengerti
dengan penyakit An. A.
Kegiatan intervensi selanjutnya adalah memberikan edukasi atau
pendidikan kesehatan penanganan pertama kejang berulang pada An. A.
d. Masalah keperawatan keluarga

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (Epilepsi)


VI. Defisit Proses Keperawatan
c. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (Epilepsi)


d. Rencana Tindakan
Intervensi : Edukasi kesehatan

Aktivitas :
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
 Mereview atau mengevaluasi pengetahuan pasien mengenai pendidikan
kesehatan yang telah diberikan sebelumnya yaitu pengertian, tanda
gejala, faktor resiko dan tanda gejala penyakit epilepsy.
 Jelaskan penanganan pertama saat terjadinya kejang berulang pada An. A
VII. Implementasi Tindakan Keperawatan
a. Metode : Ceramah, Tanya jawab, diskusi
b. Media dan Alat : Powerpint, leaflet
c. Waktu dan Tempat : Jumat, 24 November 2020 jam 11.00 WIB di rumah
Tn. Z
VIII. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur
Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana
b. Kriteria proses
1. Waktu pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan
2. Tn. Z dan keluarga berpartisipasi aktif selama penyuluhan
3. Tn. Z dan keluarga tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
c. Kriteria Hasil
1. Tn. Z dan keluarga mampu menyebutkan penanganan pertama kejang
berulang
2. Tn. Z dan keluarga mengatakan tidak panic atau bingung lagi saat menghadapi
kejang berulang pada An. A
3. Tn. Z dan keluarga mengatakan sudah mengerti bagaimana penangangan dan
perawatan An. A dengan epilepsinya
IX. Materi
Terlampir
Lampiran materi pertemuan 5
Pertolongan Pertama

Tahap – tahap dalam pertolongan pertama saat kejang, antara lain :32

a. Jauhkan penderita dari benda - benda berbahaya (gunting, pulpen, kompor api,

dan lain – lain).

b. Jangan pernah meninggalkan penderita.

c. Berikan alas lembut di bawah kepala agar hentakan saat kejang tidak

menimbulkan cedera kepala dan kendorkan pakaian ketat atau kerah baju di

lehernya agar pernapasan penderita lancar (jika ada).

d. Miringkan tubuh penderita ke salah satu sisi supaya cairan dari mulut dapat

mengalir keluar dengan lancar dan menjaga aliran udara atau pernapasan.

e. Pada saat penderita mengalami kejang, jangan menahan gerakan penderita.

Biarkan gerakan penderita sampai kejang selesai.

f. Jangan masukkan benda apapun ke dalam mulut penderita, seperti memberi

minum, penahan lidah.

g. Setelah kejang selesai, tetaplah menemani penderita. Jangan meninggalkan penderita

sebelum kesadarannya pulih total, kemudian biarkan penderita beristirahat atau tidur.
DAFTAR PUSTAKA

Gunardi, Hartono.2011.Buku Kumpulan Tips Pediatri. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia

Markam, Sumarmo.2009.Penuntun Neurologi.Tangerang Selatan: Binarupa Aksara

Primardi, dkk. Jurnal Psikologi Volume 3, No. 2, Juni 2010: OPTIMISME, HARAPAN, DUKUNGAN
SOSIAL KELUARGA, DAN KUALITAS HIDUP ORANG DENGAN EPILEPSI,
Staf Pengajar Ilmu kesehatan Anak. 2007. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: InfoMedika

Widagdo.2012.Tatalaksana Masalah Penyakit Anak Dengan Kejang.Jakarta: Sagung Seto

Wilkinson, Judith M.2011.Buku saku diagnosa keperawatan: diagnosis NANDA,intervensi NIC,Kriteria

hasil: NOC;alih bahasa, Esty

Wahyuningsih; editor bahasa Indonesia, Dwi Widarti.Edisi 9.Jakarta: EGCWong, Donna L.2015.

Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik/ Donna L. Wong; alih bahasa, Dr. Andry Hartono;

editor edisi bahasa Indonesia, Sari

Kurnianingsih. Edisi 6. Jakarta: EGC Meadow R dan Simon N.2006. Lecture Notes PEDIATRIKA.7th ed.

Jakarta:Erlangga.

Muttaqin, Arif.2013. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Persyarafan.Jakarta: Salemba Medika

Ariani, Tutu April.2012.Sistem Neurobihavior.Jakarta: Salemba Medika

https://health.detik.com/ibu-dan-anak/d-1309535/pertolongan-pertama-untuk-anak-kejang-kejang

http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.01_.07-MENKES-367-

2017_ttg_Pedoman_Pelayanan_Kedokteran_Tata_Laksana_Epilepsi_Anak_.pdf

https://utswmed.org/medblog/epilepsy-treatments/

Anda mungkin juga menyukai