Anda di halaman 1dari 8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN PUSTAKA

Pada kajian pustaka akan disajikan beberapa penelitian yang sudah pernah
terlaksana dan dinilai relevan dengan penelitian yang hendak dilakukan. Kajian
pustaka dapat diambil dari beberapa sumber seperti buku, jurnal penelitan dan
sebagainya yang berkaitan dengan topik pembahasan sesuai topik yang hendak
diteliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang hendak diteliti. Dalam kajian pustaka terdapat pemaparan terkait
dengan nama peneliti, judul penelitian, metode penelitian, dan hasil penelitian.
Berikut ini beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian yang hendak
diteliti.

Dalam skripsinya Aulia Rahma yang berjudul Pendidikan Humanis Dalam


Perspektif Islam (Studi Pemikiran Paulo Freire Dalam Pendidikan Islam), jenis
penelitian library research atau penelitian kepustakaan, dengan menggunakan metode
analisis kualitatif. Hasil penelitiannya adalah keduanya mempunyai ciri khas
masing-masing, ada beberapa kesesuaian dan ketidaksesuaian antara konsep
pendidikan humanis Paulo Freire dengan konsep pendidikan dalam perspektif
pendidikan islam, adapun pendidikan humanis Paulo Freire yang sesuai dengan
pendidikan Islam yaitu, dalam hal humanism dan fitrah manusia, sedangkan beberpa
pemikiran pendidikan Paulo Freire yang tidak sesuai dengan konsep pendidikan Islam
yaitu, dalam hal tujuan pendidikan dan konsep pendidikan. Pendidikan dalam
perspektif Islam lebih unggul dibandingkan dengan pendidikan yang ditawarkan oleh
Paulo Freire, kelebihan tersebut yaitu, pendidikan Islam lebih progresif dan mampu
mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum, pendidikan Islam juga melandasi
pendidikannya dengan agama, yang kesemuanya itu tidak dimiliki dalam konsep
pendidikan Paulo Freire.1

Menurut Rizky Very Fadli, dalam penelitiannya yang berjudul Tinjauan


Filsafat Humanisme: Studi Pemikiran Paulo Freire Dalam Pendidikan, dengan
menggunakan jenis penelitian library research atau penelitian kepustakaan, terdapat

1
Aulia Rahma, Pendidikan Humanis Paulo Freire Dalam Perspekti Pendidikan Islam, IAIN Lampung, th.
2017
hasil pembahasan Paulo Freire beranggapan bahwa pendidikan yang ideal adalah
pendidikan yang berorientasi pada pengenalan realitas diri manusia. Karena manusia
adalah penguasa atas dirinya sendiri. Karena fitrah dari manusia adalah merdeka, dan
menjadi manusia yang bebas dari situasi-situasi yang menindasnya. Dan inilah tujuan
akhir dari filsafat humanisme dari Paulo Freire. Tujuan pendidikan menurut Freire
sendiri meliputi pendidikan untuk penyadaran, pendidikan kebebasan, dan pendidikan
untuk humanisasi.2

Penelitian dari Ahmad Nugraha Azhari M. yang berjudul Pendidikan Humanis


(Studi Komparasi Pemikiran Paulo Freire Dan Abdurrahman Mas'ud) Dari penelitian
ini diperoleh hasil bahwa teori Pendidikan Humanis Paulo Freire menempatkan
hakikat manusia untuk merdeka dari situasi yang menindas karena eksploitasi kelas,
dominasi gender, dan hegemoni budaya. Ia berusaha mengembalikan pendidikan
sebagai tempat bagi harkat kemanusiaan yang diarahkan kepada pembebasan
manusia. Tujuan pendidikannya adalah penyadaran manusia akan realitas sosialnya
(conscientization). Adapun teori Humanis Religius Abdurrahman Mas'ud
mendasarkan aspek potensi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk religius,
yaitu 'abdullah dan khalifatullah. Tujuan Pendidikan Humanis Religius adalah
menempatkan manusia sebagai individu yang memiliki potensi dan tanggung jawab
kepada Allah (hablum mina Allah) dan juga sesama manusia (hablum min annas).3

Menurut Muhammad Husni dalam penelitiannya yang berjudul Memahami


Pemikiran Karya Paulo Freire “Pendidikan Kaum Tertindas” Kebebasan Dalam
Berpikir, terdapat hasil penelitian bahwasanya Konsep pendidikan paulo freire dan
konsep pendidikan islam memiliki ciri khas masing-masing, dimana pendidikan islam
selalu memasukkan aspek teologi dalam setiap pendidikannya, sedangkan pendidikan
freire, banyak terilhami dari teori-teori psikologi.Ada beberapa kesesuaian antara
konsep pendidikan humanis paulo freire dengan konsep pendidikan dalam perspektif
pendidikan islam, yaitu dalam hal humanisme dan fitrah manusia sebagai
berikut:Humanisme freire mengarah kepada kata “Pembebasan”, dan islam sendiri
juga melarang semua bentuk penindasan, secara historis islam juga telah menerapkan
pendidikan pembebasan sebagaimana yang telah diterapkan oleh nabi Muhammad

2
Rizky Very F. , Tinjauan Filsafat Humanisme: Studi Pemikiran Paulo Freire Dalam Pendidikan,
(Reforma: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran) Vol.9 No. 2, 2020.
3
Ahmad Nugraha Azhari M., Pendidikan Humanis (Studi Komparasi Pemikiran Paulo Freire Dan
Abdurrahman Mas'ud) , Dirasah, Vol. 4, No. 2 Agustus 2021.
saw, yaitu gerakan pembebasan dari eksploitasi, penindasan, dominasi dan ketidak
adilan dalam segala aspeknya.4

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zaenal Abidin dan Muhammad Taufik
Ismail yang berjudul Perbandingan Tujuan Pendidikan Untuk Membentuk Manusia
Ideal Menurut Paulo Freire Dan Muhammad Iqbal, terdapat hasil penelitian
pemikiran dari Iqbal membangun bagaimana kita sadar akan diri dan membangun
potensi diri agar mampu mengaktualisasikan diri, dari Freire kita belajar pendidikan
menjadi sebuah gerakan sosial membangun masyarakat. Jadi sangat tepat apabila
kedua konsep ini digabungkan akan menjadi sebuah titik perubahan pendidikan yang
tidak hanya membebaskan tapi juga membangun civil society. 5
Pada peneleitian selanjutnya yang dilakukan oleh Muhamad Iqbal Ihsani, yang
berjudul Konsep Peserta Didik dalam Pendidikan Agama Islam: Pemikiran
Muhammad Iqbal, Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep peserta didik dari
rekonstruksi pemikiran Muhammad Iqbal mempunyai konsep sebagai; a) sifat dan
karasteristik yaitu keberanian, toleransi, faqr (prihatin) dan kreativitas; b) kebutuhan
yaitu fisik dan rohani; c) humanis yaitu tauhid dan kenabian (amanat); d) potensi yaitu
panca indera, akal, dan intuisi. Konsep peserta didik dari formulasi Iqbal mempunyai
implikasi terhadap pendidikan agama Islam, baik itu dari segi tujuan, kurikulum,
metode dan evaluasi pendidikan agama Islam. Dengan melihat bahwa tujuan
utamanya adalah untuk mencapai spiritual tertinggi maka kurikulum yang didesain
harus benar-benar membebaskan peserta didik dalam berkreativitas. Dapat
disimpulkan konsep Tafakkur (berfikir) dan tadzakkur (berdzikir) akan membawa
peserta didik untuk dapat lebih mudah memahami segala potensinya.6
Pada penelitian dari Ahmad Abdullah & Hj. Nurhaeni DS yang berjudul
Pendidikan Humanis Dalam Perspektif Pendidikan Islam, mendapatkan hasil Konsep
pendidikan humanis dalam filsafat pendidikan Islam terbagi atas: 1) Pragmatisme
adalah manusia ditempatkan pada posisi sentral di dalam realitas, dan realitas selalu
dikaitkan dengan tujuan dan praktis hidup manusia, 2) Progresivisme adalah
menekankan kebebasan aktualisasi diri supaya kreatif sehingga menuntut lingkungan

4
Muhammad Husni, Memahami Pemikiran Karya Paulo Freire “Pendidikan Kaum Tertindas”, Jurnal
Al-Ibrah, Vol. 5 No. 2 Desember 2020
5
Zaenal Abidin dan M. Taufik Ismail, Perbandingan Tujuan Pendidikan Untuk Membentuk Manusia
Ideal Menurut Paulo Freire Dan Muhammad Iqbal, Jurnal Suhuf, Vol. 30, No. 1, Mei 2018.
6
Muhamad Iqbal Ihsan, Konsep Peserta Didik dalam Pendidikan Agama Islam: Pemikiran
Muhammad Iqbal, JURNAL BASICEDU Volume 5 Nomor 6 Tahun 2021
belajar yang demokratis dalam menentukan kebijakannya, 3) Eksistensialisme adalah
menempatkan manusia pada posisinya sebagai dirinya sendiri dan meletakkan
keseluruhan tanggung jawab hidupnya sepenuhnya pada pundak manusia itu sendiri.7
Berdasarkan pemaparan beberapa penelitian terdahulu di atas, pada penelitian
kali ini memiliki perbedaan yaitu tentang konsep pendidikan humanis menurut Paulo
Freire dan Muhammad Iqbal yang akan dihubungkan dengan pendidikan islam serta
bagaimana mengimplementasikannya.
B. Landasan Teori
1. Pengertian Pendidikan Humanis

Begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, membuat para


ahli mengemukakan pandangannya tentang pengertian pendidikan. Melalui
analisis-analisis serta penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa pengertian
pendidikan menurut para ahli yang dijadikan sebagai sumber acuan. Berikut
ini pengertian pendidikan menurut beberapa ahli.

Pendidikan berasal dari kata ”didik”, lalu kata ini mendapat awalan
’’pe” dan akhiran “an” sehingga menjadi ”pendidikan”, yang artinya “Proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia, melalui upaya pengajaran dan pelatihan ; atau proses
perbuatan, cara mendidik.”8Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan adalah
usaha kebudayaan, berasas peradaban, yakni memajukan hidup agar
mempertinggi derajat kemanusiaan.9 Dalam perihal ini pendidikan sangatlah
penting bagi keberlangsungan hidup manusia, berkenaan dengan manusia
yang selalu berkembang dan bertumbuh dewasa. Selain itu segala bentuk
peradaban manusia pendidikan sangat menetukan arah terwujudnya peradaban
yang lebih baik.

Menurut Muhibbin Syah, yaitu memelihara dan memberi latihan.


Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan
dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.10 Tahap dalam suatu

7
Ahmad Abdullah dan Hj. Nurhaeni DS, Pendidikan Humanis Dalam Perspektif Pendidikan Islam,
Jurnal Ilmiah Islamic Resources, Vol.17 No.2 Desember 2020.
8
Departemen Diknas.Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), cet. ke-3, h. 232
9
, Ki Hajar Dewantara, Bagian Pertama Pendidikan, (Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman
Siswa) , 1962, h. 166
10
Muhibbin Syah.Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2002), cet. ke-7, h . 10
pendidikan menjadi parameter tercapainya tujuan pendidikan tersebut.
Pendidikan tak ubahnya dapat memperluas wawasan dalam berpikir, bersikap,
dan bertindak sesuai landasan pendidikan sebagai pemerdekaan manusia yang
dilontarkan oleh H.A.R Tilaar, “proses pendidikan merupakan suatu proses
yang bertujuan. Meskipun tujuannya bukan merupakan tujuan yang tertutup
(eksklusif) tetapi tujuan yang secara terus menerus harus terarah kepada
pemerdekaan manusia.”11

Pendidikan dituntut agar dapat masuk kepada ruang kehidupan


manusia yang nyata, dalam hal ini manusia bertindak sebagai subjek atau
pelaku atas kehidupannya masing-masing. Rupert C. Lodge dalam philosophy
of education menyatakan bahwa dalam pengertian yang luas pendidikan itu
menyangkut seluruh pengalaman. Sehingga dengan kata lain, kehidupan
adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan itu. Theodore Meyer
Greene mengajukan definisi pendidikan yang sangat umum. Menurutnya
pendidikan adalah usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk suatu
kehidupan yang bermakna. Alfred North Whitehead menyusun definisi
pendidikan yang menekankan segi ketrampilan menggunakan pengetahuan.12

Pendidikan sebagaimana yang dijelaskan oleh Ahmad Tafsir berarti


“pengembangan pribadi dengan semua aspeknya, dengan penjelasan bahwa
pengembangan pribadi ialah yang mencakup pendidikan oleh diri sendiri
maupun oleh lingkungan, dan pendidikan oleh guru dan orang lain. Adapun
yang dimaksud semua aspek tersebut yaitu mencakup jasmani, akal, dan hati.13

Parameter manusia yang sebenarnya dapat diketahui melalui


pendidikan. Seperti halnya yang dikatakan Immanuel Kant,“manusia hanya
dapat menjadi manusia karena pendidikan,” dapatlah dipahami bahwa jika
manusia itu tidak di didik, maka ia tidak akan dapat menjadi manusia dalam
arti yang sebenarnya.14 Sebagai makhluk hidup yang memiliki kecenderungan
untuk berpikir, maka perbedaan manusia dengan makhluk hidup lainnya dapat

11
H.A.R. Tilaar, Manifesto Pendidikan Nasional, Tinjauan dari Perspektif Postmodernisme dan Studi
Kultural, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2005), hlm. 119.
12
Lihat dalam Oliver Leamen, Pengantar Filsafat Islam (Cet.I; Jakarta : Rajawali, 1989), h.11-1
13
Ahmad Tafsir, , Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Rosdakarya), 2005.
14
Eko Susilo, Dasar-dasar Pendidikan, cet-3, (Semarang: Effhar, 2001), h.19
diketahui dari pendidikan tersebut. Dimana dalam pendidikan terdapat
aktivitas yang mengembangkan pola pikir dari manusia.

Sementara istilah humanis dapat ditelusuri dari beberapa pemaparan


berikut ini. Humanis pada kamus ilmiah popular adalah doktrin yang
menekankan pada kepentingan-kepentingan manusia dan ideal. 15 . Dari sisi
Historis “Humanis” berarti suatu gerakan intelektual dan kasustraan yang
pertama kali muncul di Italia pada paruh kedua abad ke-14 Masehi. 16 Gerakan
ini termasuk gerakan kebudayaan modern dalam kebudayaan Eropa. Tokoh
yang menginisiasi dari gerakan ini antara lain Dante, Boccaceu, Michelangelo,
dan Petrarca. Penyimpangan pemahaman antara pemimpin agama dan filosof
di masa renaissance mengakibatkan terjadinya pertentangan dan perpisahan
antara agama dan humanisme di Barat.

Dapat diketahui bahwasanya humanis merupakan suatu pemahaman


terhadap pemaknaan manusia. Gagasan tentang manusia hendaknya tetap
digaungkan dalam aspek kehidupan. Pada dasarnya manusia tidak dapat
dipisahkan dengan realita kehidupan di dunia ini. Sehingga muncullah
pertanyaan bagaimana seharusnya menjadi manusia yang sebenarnya
manusia? ataupun bagaimana memanusiakan manusia lain? Makna
kemanusiaan adalah proses menjadi manusiawi dalam interaksi antar manusia
dengan konteks dan tantangan yang terus berkembang.17

Secara dasar filosofis, pendidikan humanis memiliki perbedaan yang


terletak pada teori filsafat pragmatisme, progresivisme, dan eksistensialisme.
Gagasan yang diusung pragmatisme dalam pendidikan berupa mengadakan
rekayasa untuk mengubah lingkungan guna menjaga keberlangsungan
pengetahuan. Dalam pandangan pragmatisme terhadap pendidikan, terciptanya
sistem demokratis dalam kehidupan dan lingkungan belajar. Hal ini dilakukan
setiap orang dapat berpartisipasi untuk membuat suatu keputusan sesuai
dengan realitas masyarakat.

15
Al-Barry dan AT, Kamus ilmiah kontemporer, (Bandung: Pustaka Setia) 2008, h. 134
16
Zainal Abidin, Filsafat manusia, (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2002, hlm. 25
17
Michael Sastrapratedja SJ dalam pidato pengukuhan guru besar ilmu filsafatnya di Aula STF
Driyarkara, (Jakarta: Sabtu 8 Maret 2006.
Perspektif pragmatisme dalam pendidikan memiliki pengaruh besar
dalam gagasan progesivisme. Pengaruh ini akan merasang anak untuk lebih
aktif dalam proses pembelajaran. Paham ini menekankan terpenuhinya
kebutuhan dan kepentingan anak. Anak harus aktif membangun pengalaman
kehidupan. Belajar tidak hanya dari buku dan guru, tetapi juga dari
pengalaman kehidupan. Dasar orientasi teori progresivisme adalah
perhatiannya terhadap anak sebagai peserta didik dalam pendidikan.

Pemikiran pendidikan ini mengantarkan pandangan bahwa anak adalah


individu yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga muncul keinginan
belajar. Apabila lingkungan baik (kondusif untuk belajar), maka anak akan
terdorong untuk belajar sendiri. Karena itu, pendidikan harus menciptakan
iklim atau kondisi yang kondusif untuk belajar. Ketidakmauan anak untuk
belajar disebabkan oleh kesalahan lingkungan yang kurang mendukung untuk
berperan aktif. Konsep ini menjadi penopang terbentuknya pemikiran
pendidikan humanistik. Hal ini sesuai dengan pandangan bahwa
eksistensialisme adalah suatu humanisme.

Pemikiran filosofis dari eksistensialisme dan pragmatisme yang


didukung dengan pengembangan dan pembaruan pemikiran teori
progresivisme menghasilkan pemikiran baru berupa pendidikan humanistik.
Ide kedua filsafat dan teori pendidikan tersebut berpusat pada nilai-nilai
kemanusiaan. Nilai kemanusiaan dalam pragmatisme terletak pada otoritas
masyarakat, sedangkan dalam eksistensialisme berada dalam peran individu.
Karena itu filsafat pragmatisme dan eksistensialisme merupakan sumber
inspirasi munculnya pendidikan humanistik.

Konsep utama dari pemikiran pendidikan humanistik menurut Mangun


Wijaya adalah “menghormati harkat dan martabat manusia. Hal mendasar
dalam pendidikan humanistik adalah keinginan untuk mewujudkan lingkungan
belajar yang menjadikan peserta didik terbebas dari kompetisi yang hebat,
kedisiplinan yang tinggi, dan takut gagal.18

Jelaslah bahwa pendidikan humanis berorientasi pada pengembangan


manusia, menekankan nilai-nilai manusiawi, dan nilai-nilai kultural dalam

18
Y.B. Mangunwijaya, Mencari Visi Dasar Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), hlm. 160.
pendidikan. Sasaran pokok pendidikan humanis adalah membentuk anggota
keluarga, masyarakat, dan warga negara baik, yang memiliki jiwa demokratis,
bertanggung jawab, memiliki harga diri, kreatif, rasional, objektif, tidak
berprasangka, mawas diri terhadap perubahan dan pembaharuan serta mampu
memanfaatkan waktu senggang secara efektif.

2. Pendidikan Humanis dalam Perspektif Agama Islam

Ahmad Tafsir menyatakan dalam bukunya bahwasanya ada dua hal


besar yang mempengaruhi manusia, yaitu agama dan filsafat. Agama
merupakan pemahaman yang dianut dalam keyakinan manusia sebagai
landasan dalam kehidupannya. Agama menjadi salah satu kebutuhan manusia
dalam aspek rohani dalam diri. Berdasarkan dengan keyakinan terhadap
adanya Tuhan sebagai sang Maha Pencipta, manusia memiliki sandaran untuk
hidup di dunia ini. Selain untuk kebutuhan rohani, agama telah memberi
dampak besar terhadap sikap dan perilaku dari manusia dalam rangka
menerapkan ajaran yang diyakini.

Islam sebagai salah satu agama yang diyakini oleh pemeluknya


terkandung dalam ajarannya membawa kehidupan yang sejahtera baik di dunia
maupun diakhirat. Ajaran islam dalam konteks Islam rahmatan lil’alamin
yang artinya islam merupakan brahmat bagi semesta . Dapat dipahami sebagai
landasan utama agar manusia dapat mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai