LANDASAN TEORI
A. KAJIAN PUSTAKA
Pada kajian pustaka akan disajikan beberapa penelitian yang sudah pernah
terlaksana dan dinilai relevan dengan penelitian yang hendak dilakukan. Kajian
pustaka dapat diambil dari beberapa sumber seperti buku, jurnal penelitan dan
sebagainya yang berkaitan dengan topik pembahasan sesuai topik yang hendak
diteliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang hendak diteliti. Dalam kajian pustaka terdapat pemaparan terkait
dengan nama peneliti, judul penelitian, metode penelitian, dan hasil penelitian.
Berikut ini beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian yang hendak
diteliti.
1
Aulia Rahma, Pendidikan Humanis Paulo Freire Dalam Perspekti Pendidikan Islam, IAIN Lampung, th.
2017
hasil pembahasan Paulo Freire beranggapan bahwa pendidikan yang ideal adalah
pendidikan yang berorientasi pada pengenalan realitas diri manusia. Karena manusia
adalah penguasa atas dirinya sendiri. Karena fitrah dari manusia adalah merdeka, dan
menjadi manusia yang bebas dari situasi-situasi yang menindasnya. Dan inilah tujuan
akhir dari filsafat humanisme dari Paulo Freire. Tujuan pendidikan menurut Freire
sendiri meliputi pendidikan untuk penyadaran, pendidikan kebebasan, dan pendidikan
untuk humanisasi.2
2
Rizky Very F. , Tinjauan Filsafat Humanisme: Studi Pemikiran Paulo Freire Dalam Pendidikan,
(Reforma: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran) Vol.9 No. 2, 2020.
3
Ahmad Nugraha Azhari M., Pendidikan Humanis (Studi Komparasi Pemikiran Paulo Freire Dan
Abdurrahman Mas'ud) , Dirasah, Vol. 4, No. 2 Agustus 2021.
saw, yaitu gerakan pembebasan dari eksploitasi, penindasan, dominasi dan ketidak
adilan dalam segala aspeknya.4
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zaenal Abidin dan Muhammad Taufik
Ismail yang berjudul Perbandingan Tujuan Pendidikan Untuk Membentuk Manusia
Ideal Menurut Paulo Freire Dan Muhammad Iqbal, terdapat hasil penelitian
pemikiran dari Iqbal membangun bagaimana kita sadar akan diri dan membangun
potensi diri agar mampu mengaktualisasikan diri, dari Freire kita belajar pendidikan
menjadi sebuah gerakan sosial membangun masyarakat. Jadi sangat tepat apabila
kedua konsep ini digabungkan akan menjadi sebuah titik perubahan pendidikan yang
tidak hanya membebaskan tapi juga membangun civil society. 5
Pada peneleitian selanjutnya yang dilakukan oleh Muhamad Iqbal Ihsani, yang
berjudul Konsep Peserta Didik dalam Pendidikan Agama Islam: Pemikiran
Muhammad Iqbal, Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep peserta didik dari
rekonstruksi pemikiran Muhammad Iqbal mempunyai konsep sebagai; a) sifat dan
karasteristik yaitu keberanian, toleransi, faqr (prihatin) dan kreativitas; b) kebutuhan
yaitu fisik dan rohani; c) humanis yaitu tauhid dan kenabian (amanat); d) potensi yaitu
panca indera, akal, dan intuisi. Konsep peserta didik dari formulasi Iqbal mempunyai
implikasi terhadap pendidikan agama Islam, baik itu dari segi tujuan, kurikulum,
metode dan evaluasi pendidikan agama Islam. Dengan melihat bahwa tujuan
utamanya adalah untuk mencapai spiritual tertinggi maka kurikulum yang didesain
harus benar-benar membebaskan peserta didik dalam berkreativitas. Dapat
disimpulkan konsep Tafakkur (berfikir) dan tadzakkur (berdzikir) akan membawa
peserta didik untuk dapat lebih mudah memahami segala potensinya.6
Pada penelitian dari Ahmad Abdullah & Hj. Nurhaeni DS yang berjudul
Pendidikan Humanis Dalam Perspektif Pendidikan Islam, mendapatkan hasil Konsep
pendidikan humanis dalam filsafat pendidikan Islam terbagi atas: 1) Pragmatisme
adalah manusia ditempatkan pada posisi sentral di dalam realitas, dan realitas selalu
dikaitkan dengan tujuan dan praktis hidup manusia, 2) Progresivisme adalah
menekankan kebebasan aktualisasi diri supaya kreatif sehingga menuntut lingkungan
4
Muhammad Husni, Memahami Pemikiran Karya Paulo Freire “Pendidikan Kaum Tertindas”, Jurnal
Al-Ibrah, Vol. 5 No. 2 Desember 2020
5
Zaenal Abidin dan M. Taufik Ismail, Perbandingan Tujuan Pendidikan Untuk Membentuk Manusia
Ideal Menurut Paulo Freire Dan Muhammad Iqbal, Jurnal Suhuf, Vol. 30, No. 1, Mei 2018.
6
Muhamad Iqbal Ihsan, Konsep Peserta Didik dalam Pendidikan Agama Islam: Pemikiran
Muhammad Iqbal, JURNAL BASICEDU Volume 5 Nomor 6 Tahun 2021
belajar yang demokratis dalam menentukan kebijakannya, 3) Eksistensialisme adalah
menempatkan manusia pada posisinya sebagai dirinya sendiri dan meletakkan
keseluruhan tanggung jawab hidupnya sepenuhnya pada pundak manusia itu sendiri.7
Berdasarkan pemaparan beberapa penelitian terdahulu di atas, pada penelitian
kali ini memiliki perbedaan yaitu tentang konsep pendidikan humanis menurut Paulo
Freire dan Muhammad Iqbal yang akan dihubungkan dengan pendidikan islam serta
bagaimana mengimplementasikannya.
B. Landasan Teori
1. Pengertian Pendidikan Humanis
Pendidikan berasal dari kata ”didik”, lalu kata ini mendapat awalan
’’pe” dan akhiran “an” sehingga menjadi ”pendidikan”, yang artinya “Proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia, melalui upaya pengajaran dan pelatihan ; atau proses
perbuatan, cara mendidik.”8Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan adalah
usaha kebudayaan, berasas peradaban, yakni memajukan hidup agar
mempertinggi derajat kemanusiaan.9 Dalam perihal ini pendidikan sangatlah
penting bagi keberlangsungan hidup manusia, berkenaan dengan manusia
yang selalu berkembang dan bertumbuh dewasa. Selain itu segala bentuk
peradaban manusia pendidikan sangat menetukan arah terwujudnya peradaban
yang lebih baik.
7
Ahmad Abdullah dan Hj. Nurhaeni DS, Pendidikan Humanis Dalam Perspektif Pendidikan Islam,
Jurnal Ilmiah Islamic Resources, Vol.17 No.2 Desember 2020.
8
Departemen Diknas.Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), cet. ke-3, h. 232
9
, Ki Hajar Dewantara, Bagian Pertama Pendidikan, (Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman
Siswa) , 1962, h. 166
10
Muhibbin Syah.Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2002), cet. ke-7, h . 10
pendidikan menjadi parameter tercapainya tujuan pendidikan tersebut.
Pendidikan tak ubahnya dapat memperluas wawasan dalam berpikir, bersikap,
dan bertindak sesuai landasan pendidikan sebagai pemerdekaan manusia yang
dilontarkan oleh H.A.R Tilaar, “proses pendidikan merupakan suatu proses
yang bertujuan. Meskipun tujuannya bukan merupakan tujuan yang tertutup
(eksklusif) tetapi tujuan yang secara terus menerus harus terarah kepada
pemerdekaan manusia.”11
11
H.A.R. Tilaar, Manifesto Pendidikan Nasional, Tinjauan dari Perspektif Postmodernisme dan Studi
Kultural, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2005), hlm. 119.
12
Lihat dalam Oliver Leamen, Pengantar Filsafat Islam (Cet.I; Jakarta : Rajawali, 1989), h.11-1
13
Ahmad Tafsir, , Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Rosdakarya), 2005.
14
Eko Susilo, Dasar-dasar Pendidikan, cet-3, (Semarang: Effhar, 2001), h.19
diketahui dari pendidikan tersebut. Dimana dalam pendidikan terdapat
aktivitas yang mengembangkan pola pikir dari manusia.
15
Al-Barry dan AT, Kamus ilmiah kontemporer, (Bandung: Pustaka Setia) 2008, h. 134
16
Zainal Abidin, Filsafat manusia, (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2002, hlm. 25
17
Michael Sastrapratedja SJ dalam pidato pengukuhan guru besar ilmu filsafatnya di Aula STF
Driyarkara, (Jakarta: Sabtu 8 Maret 2006.
Perspektif pragmatisme dalam pendidikan memiliki pengaruh besar
dalam gagasan progesivisme. Pengaruh ini akan merasang anak untuk lebih
aktif dalam proses pembelajaran. Paham ini menekankan terpenuhinya
kebutuhan dan kepentingan anak. Anak harus aktif membangun pengalaman
kehidupan. Belajar tidak hanya dari buku dan guru, tetapi juga dari
pengalaman kehidupan. Dasar orientasi teori progresivisme adalah
perhatiannya terhadap anak sebagai peserta didik dalam pendidikan.
18
Y.B. Mangunwijaya, Mencari Visi Dasar Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), hlm. 160.
pendidikan. Sasaran pokok pendidikan humanis adalah membentuk anggota
keluarga, masyarakat, dan warga negara baik, yang memiliki jiwa demokratis,
bertanggung jawab, memiliki harga diri, kreatif, rasional, objektif, tidak
berprasangka, mawas diri terhadap perubahan dan pembaharuan serta mampu
memanfaatkan waktu senggang secara efektif.