ABAS P
NIM : B011191068
KELAS : HUKUM KONSTITUSI - F
Sejarah judicial review pertama kali timbul dalam praktik hukum di Amerika Serikat
melalui putusan Supreme Court Amerika Serikat dalam perkara “Marbury Vs Madison”
tahun 1803. Meskipun ketentuan judicial review tidak tercantum dalam Undang-Undang
Dasar Amerika Serikat, Supreme Court Amerika Serikat membuat sebuah putusan yang
ditulis John Marshall dan didukung 4 Hakim Agung lainnya yang menyatakan bahwa
pengadilan berwenang menguji dan membatalkan regulasi yang berkaitan dengan
pengangkatan hakim (Judiciary Act 1789) dan menjadi dasar kewenangan Judicial Review
pada Mahkamah Agung Amerika Serikat.
Sedangkan sejarah konstitusi di Austria dimulai pada tahun 1919 yang dipelopori oleh
tokoh Hans Kelsen yang pada saat itu dirinya dipercaya untuk menyusun konstitusi
Republik Austria yang baru. Mahkamah Konstitusi Austria didirikan pada tahun 1920 atas
jasa Hans kelsen. Mahkamah Konstitusi Austria inilah yang disebut sebagai mahkamah
konstitusi pertama di dunia, yang didesain oleh Hans Kelsen. Lembaga peradilan ini
dibentuk secara khusus untuk menjamin agar konstitusi sebagai hukum yang paling tinggi
(the supreme law of the land) dapat ditegakkan dalam praktiknya. Kelsen menyatakan
bahwa pelaksanaan aturan konstitusional tentang legislasi dapat secara efektif dijamin
hanya jika suatu organ selain badan legislatif diberikan tugas untuk menguji apakah suatu
produk hukum itu konstitusional atau tidak, dan tidak memberlakukannya jika menurut
organ ini produk badan legislatif tersebut tidak konstitusional
Mengikuti jejak dan contoh yang diprakarsai oleh Austria ini (Austria Model),
beberapa negara pada kurun waktu sebelum terjadinya Perang Dunia II, juga mengadopsi
ide pembentukan Mahkamah Konstitusi untuk melaksanakan fungsi pengujian
konstitusionalitas (contitutional review). Negara-negara yang mengikuti pola atau model
Austria ini, antara lain, adalah Cekoslavia (1920), Lichtenstein (Staatsgerichtshof, 1925),
Yunani (1927), Mesir (1941), Spanyol (1931) dan Irlandia (1937).
2. Struktur Ketatanegaraan
Pada struktur ini, dibagi menjadi dua, yakni :
Sebelum Amandemen
Pasal 1 ayat 2 UUD 1945
Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan rakyat.
Setelah Amandemen
Pasal 1 ayat 2 UUD NRI Tahun 1945,
a. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar
b. Tidak ada lagi pengelompokan Lembaga Tertinggi Negara dan Lembaga Tinggi
Negara.
c. Kedudukan setiap lembaga negara ditentukan oleh fungsi dan wewenangnya yang
diberikan oleh UUD.
d. Masing-masing lembaga negara saling mengawasi dan saling mengimbangi (checks
and balances).
3. Landasan Teoritis Pembentukan Mahkamah Konstitusi
Landasan pembentukan Mahkamah Konstitusi ini berangkat dari paham kedaulatan
yang dianut dalam UUD NRI 1945 yakni Kedaultan Rakyat (Demokrasi) dan Kedaulatan
Hukum (Nomokrasi) sehingga tercipta Negara Hukum yang Demokratis.
Kewenangan Tambahan :