Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

Nama : Amel Ryski Prasilya R. Abas P


NIM : B011191068
Prodi : Ilmu Hukum
Kelas : Hukum Dagang (F)

Berdasarkan Pasal 35 Ayat (2) UU No. 7 Tahun 2014 diatur Barang dan/atau Jasa yang
dilarang atau dibatasi Perdagangannya ditetapkan dengan Peraturan Presiden. Kemukakan
Peraturan Presiden yang dimaksud dan Barang dan/atau Jasa yang dilarang atau dibatasi
perdagangannya. Bagaimana pendapat anda terhadap larangan dan pembatasan tersebut?

Jawab:

Sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 35 Ayat (2) Unsang-undang No. 7 Tahun 2014
mengamanatkan bahwa barang dan/atau jasa yang dilarang atau dibatasi akan ditetapkan dengan
peraturan presiden. Sebagai tindaklanjut dari amanat pasal tersebut, peraturan presiden tentang
penetapan barang yang dilarang dan barang yang dibatasi perdagangannya di dalam negeri ini telah
diamanatkan dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2017 tentang
Program Penyusunan Peraturan Presiden Tahun 2017. Namun hingga kini, peraturan presiden
tentang penetapan barang yang dilarang dan barang yang dibatasi perdagangannya di dalam negeri
belum diatur dan masih dalam tahap rancangan peraturan presiden.

Kemukakan Peraturan Presiden yang dimaksud dan Barang dan/atau Jasa yang
dilarang atau dibatasi perdagangannya.

Dalam rancangan peraturan presiden tentang penetapan barang yang dilarang dan barang
yang dibatasi perdagangannya di dalam negeri tersebut telah dilampirkan pada lampiran 1 dan 2
mengenai daftar barang yang dilarang dan barang yang dibatasi perdagangannya di dalam negeri.

Lampiran I Rancangan Peraturan Presiden Republik Indonesia tentang Penetapaan barang


yang dilarang menyebutkan 17 macam barang, yaitu :

1. Gombal baru dan gombal bekas asal impor.


2. Pakaian bekas asal impor
3. Barang Industri percetakan produksi dalam negeri dan asal impor yang dinyatakan dilarang
beredar oleh instansi berwenang.
4. Bahan berbahaya dan beracun (B3)
5. Bahan perusak ozon (BPO) (Chloro Fluoro Carbon (CFC) dan Halon )
6. Barang berbasis sistem pendingin yang menggunakan Hydro Chloro Floro Carbon - 22 (
HCFC- 22 )
7. Alat pemadam kebakaran (isi) asal impor
8. Turunan Halogenisasi, sulfonasi, nitrasi yang mengandung halogen dan garam
9. Sisa dan skrap timbal asal impor
10. Aki dan baterai dalam keadaan tidak baru asal impor
11. Tekstil dan produk tekstil motif batik asal impor
12. Gula mentah (Raw Sugar)
13. Gula kristal rafinasi asal impor
14. Alat kesehatan dan/atau PKRT (Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga ) dalam keadaan
tidak baru.
15. Bahan Radioaktif
16. Specimen Biologis
17. Barang kelautan dan perikanan

Sementara dalam Lampiran II Rancangan Peraturan Presiden Republik Indonesia tentang


Penetapaan barang yang dibatasi perdagangannya di dalam negeri, menyebutkan barang yang
dibatasi berdasarkan bidangnya, yakni bidang :

1. Bidang Kelautan Dan Perikanan


2. Bidang Perindustrian
3. Bidang Kesehatan, Narkotika, Obat Dan Pangan
4. Bidang Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
5. Bidang Perdagangan
6. Bidang Pertanian
7. Bidang Pertahanan
Bagaimana pendapat anda terhadap larangan dan pembatasan tersebut?

Menurut pandangan saya, barang yang dilampirkan pada lampiran 1 dan 2 dalam rancangan
peraturan presiden tersebut merupakan barang yang memang sepatutnya dilarang dan dibatasi
perdagangannya. Hal ini didasarkan Dalam ketentuan pasal 32 ayat (1) UU No. 7 Tahun 2014,
yang menyebutkan bahwa pemerintah dalam menetapkan larangan atau pembatasan peprdagangan
barang dan/atau jasa untuk kepentingan nasional dengan alasan :

a. Melindungi kedaulatan ekonomi


b. Melindungi keamanan negara
c. Melindungi moral dan budaya masyarakat
d. Melindungi kesehatan dan keselamatan manusia, hewan, ikan, tumbuhan, dan lingkungan
hidup
e. Melindungi penggunaan sumber daya alam yang berlebihan untuk produksi dan konsumsi
f. Melindungi neraca pembayaran dan/atau neraca perdagangan
g. Melaksanakan peraturan perundang-undangan
h. Pertimbangan tertentu sesuai dengan tugas pemerintah

Sehingga, sudah benar bahwa pelarangan serta pembatasan terhadap barang tersebut harus
dilakukan sebagai upaya menjaga kepentingan nasional rakyat indonesia dari barang- barang
impor yang tidak jelas, ilegal, atau bahkan berbahaya. Namun, ditengah tujuan yang baik serta
substansi yang telah dibahas secara komprehensif yang terdapat dalam peraturan presiden tersebut
belum dapat diberlakuakn mengingat peraturan presiden tersebut belum diundangkan. Meskipun
sebelumnya pengaturan mengenai barang yang dilarang serta dibatasi ini telah diatur dalam :

1. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 520/MPP/KEP/8/2003 Tahun


2003 tentang Larangan Impor Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);
2. Peraturan Bersama Menteri Perdagangan dan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
52/M-DAG/PER/12/2010 dan Nomor PB.02/MEN/2010 Tahun 2010 tentang Larangan
Impor Udang Spesies Tertentu ke Wilayah Republik Indonesia;
3. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44/M-Dag/PER/7/2012 Tahun 2012 tentang
Barang Dilarang Ekspor;
4. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 48/M-DAG/PER/7/2015 Tahun 2015 tentang
Ketentuan Umum di Bidang Impor
5. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-Dag/Per/7/2015 Tahun 2015 tentang
Larangan Impor Pakaian Bekas;
6. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 83/M-DAG/PER/10/2015 Tahun 2015 tentang
Ketentuan Impor Bahan Perusak Lapisan Ozon;
7. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 2 Tahun 2017 tentang Larangan
dan Pembatasan Impor dan Ekspor Barang Konsumen, Sumber Radiasi Pengion, dan
Bahan Nuklir.

Namun tetap saja, amanat dari Pasal 35 Ayat (2) Unsang-undang No. 7 Tahun 2014 tentang
barang dan/atau jasa yang dilarang atau dibatasi akan ditetapkan dengan peraturan presiden tetap
harus dilaksanakan. Yang kemudian dengan hadirnya peraturan presiden akan semakin membuat
segala hal yang diatur dalam permen dapat semakin berjalan efektif serta semakin terjaminnya
kepastian hukum mengenai barang dan/atau jasa yang dilarang atau dibatasi dalam perdagangan.
Sehingga sudah sepatutnya peraturan presiden ini haruslah segera diundangkan demi terciptanya
stabilisasi nasional di bidang perdagangan serta untuk melindungi masyarakat dari konsumsi
barang-barang ilegal dan berbahaya bagi kepentingan umum.

Anda mungkin juga menyukai