DISUSUN OLEH:
(NIM B011191068)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
DAFTAR ISI
SAMPUL MAKALAH.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Pejabat Pajak................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
dan makmur. Oleh sebab itu, harus benar-benar memperhatikan beberapa hal,
dan oleh undang- undang pajak telah dinyatakan sebagai suatu perbuatan
1
Bohari.,H., 2004, “Pengantar Hukum Pajak”, Cetakan Kelima, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 1
2
Rudi, Kurniawan, “Politik Hukum Pidana di Bidang Perpajakan”. Volume 12 No. 2, Oktober 2019 hlm. 36
3
Rochmat, Soemitro, Asas dan Dasar Perpajakan 3, PT. Eresco, Bandung, 1989, hlm. 204
1
pidana yang dapat dihukum. 4
Oleh sebab itu, dalam UUKUP memuat sanksi
Akan tetapi, kejahatan di bidang perpajakan ini semakin hari semakin banyak
4
Grace Yurico Bawol, Landasan Hukum Terhadap Kejahatan Di Bidang Perpajakan Yang Dilakukan Oleh
Pejabat Pajak, Lex et Societatis, Vol. V Nomor 3 Mei 2017, hlm 5
5
Ibid. hlm 6
2
BAB II
PEMBAHASAN
dan pajak daerah meliputi petugas pajak negara dan petugas pajak daerah. 6
selain itu, kaidah hukum pajak mempersamakan antara petugas pajak dengan
tenaga ahli yang ditunjuk oleh direktur jenderal pajak atau yang ditunjuk oleh
gubernur kepala daerah dan bupati atau walikota kepala daerah untuk
sebagai berikut:8
6. Tenaga ahli yang ditunjuk oleh direktur jenderal pajak atau oleh
6
Muhammad Djafar Saidi, “Pembaruan Hukum Pajak”, PT. RajaGrafindo Persada, (Jakarta, Edisi Terbaru
Cetakan 5: 2018). hlm 94.
7
Muhammad Djafar Saidi dan Eka Merdekawati Djafar. “Kejahatan Di Bidang Perpajakan”, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012. hlm 111
8
Ibid.
3
kepala daerah.
undangan perpajakan. Sementara itu, pejabat pajak yang berasal dari tenaga
ahli hanya memiliki kewajiban dan larangan. Perbedaan ini disebabkan karena
dengan tenaga ahli dalam kedudukan sebagai petugas pajak, tetapi keduanya
tetap mencermati kandungan dan janji dari sumpah yang diucapkan saat
pelantikan.10 Oleh karena itu substansi dari sumpah atau janji itu bertujuan agar
perpajakan.
9
Ibid. hlm 112
10
Ibid. hlm 113
4
kepadanya agar bertindak dalam koridor hukum pajak.
oleh pejabat pajak, oleh wajib pajak atau oleh pihak ketiga. Pejabat (pajak)
dapat melakukan tindak pidana dengan sengaja (delict dolues) jika ia secara
undangan (abuse de droit). Jika perbuatan itu terjadi tidak dengan sengaja
bukan berarti ia akan terlepas dari hukuman, hanya saja hukumannya lebih
ringan. 12
sangat terkait dengan rahasia perpajakan dari wajib pajak. Berhubung karena
wajib pajak yang telah diketahui olehnya. Kewajiban ini terlanggar karena
11
Grace Yurico Bawol. Op.Cit. hlm 6
12
Soemitro, Rochmat. Hubungan Dan Pengaruh Pidana Fiskal Terhadap Kesadaran Pajak, Kepatuhan
dan Ketaatan Wajib Pajak. Seminar di Universitas Indonesia. 1987. hlm 111
13
Abidin, Zainal, Hukum Pidana I, Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hlm. 79.
5
kealpaan atau dengan kesengajaan dilakukannya kejahatan untuk itu. Hal
tersebut dilandasi pada pasal 41 ayat (1) dan ayat (2) UUKUP. Namun
kejahatan ini dikategorikan ke dalam delik aduan, karena menurut pasal 41 ayat
Pejabat pajak terikat pada kaidah hukum pajak yang terkait dengan
kerahasiaan wajib pajak dalam bentuk kewajiban hukum yang tidak boleh
dilanggar. Jika pejabat pajak tidak memenuhi kewajiban itu, berarti telah
tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak, berarti pejabat pajak telah
14
Abidin, Zainal, Bentuk-bentuk Khusus Perwujudan Delik dan Hukum Penitensier, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2008, hlm. 68.
15
Muhammad Djafar Saidi dan Eka Merdekawati Djafar.Op.Cit. 2012. hlm 114
16
Periksa Pasal Pasal 41 ayat (1) UUKUP
6
Pasal 41 ayat (2) UUKUP menentukan bahwa: “pejabat yang
sanksinya berupa pidana paling lama 2 tahun serta denda sebesar rp.
50.000.000, 00”. 17
Ketentuan ini mengaitkan pasal 34 UUKUP sebagai
pemeriksaan;
17
Periksa Pasal Pasal 42 ayat (1) UUKUP
18
Muhammad Djafar Saidi dan Eka Merdekawati Djafar.Op,Cit.hlm 114
7
Larangan memberitahukan rahasia perpajakan wajib pajak
wajib pajak.
Selain itu, wajib pajak dalam memberikan data dan keterangan tidak
8
pajak kepada pihak yang ditunjuk.
pajak meliputi:19
19
Ibid. hlm.116
20
Ibid
9
ketentuan ini, dilakukan karena kealpaan dalam arti lalai, tidak hati-hati,
dari wajib pajak yang dirugikan berarti penyidik maupun penuntut umum
aduan tersebut.
pajak
10
memberitahukan rahasia perpajakan wajib pajak diperuntukkan kepada
sebagai delik pajak dengan klafisikasi sebagai delik aduan, yaitu delik
sebelum ada pengaduan dari wajib pajak yang dirugikan berarti penyidik
22
Ibid. hlm.118
11
sebagai berikut:23
perpajakan diatur pula mengenai sanksi. Adanya ketentuan sanksi ini untuk
ketentuan yang berlaku baik dilakukan oleh pejabat pajak itu sendiri.25 Sejatinya
kejahatan dibidang perpajakan yang dilakukan oleh pejabat pajak terbagi (dua)
23
Poernomo, Bambang, Asas-asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1994, hlm. 46.
24
Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997.
25
Bambang Ali Kusumi, Sanksi Hukum Dibidang Perpajakan, Wacana Hukum. 2009. Vol 8 (2). hlm 96.
12
jenis kejahatan, yaitu kejahatan tidak memenuhi kewajiban merahasiakan
wajib pajak karena pengaruh seseorang. Kedua jenis kejahatan ini mempunyaii
sanksi pidana yang berbeda, di satu pihak dilakukan karena kealpaan dan di
lain pihak dilakukan dengan kesengajaan. Hal ini merupakan faktor yang
rahasia wajib pajak berdasarkan pasal 41 ayat (1) UUKUP adalah pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak dua puluh lima
juta rupiah. Kedua jenis sanksi pidana ini merupakan pidana pokok yang
bersifat kumulatif. Artinya, tidak boleh hanya satu jenis sanksi pidana hanya
secara bersama -sama tanpa ada pilihan lagi karena bukan merupakan sanksi
pasal 41 ayat (2) UUKUP adalah dipidana penjara paling lama dua tahun dan
denda paling banyak lima puluh juta rupiah. Kedua jenis sanksi pidana ini
merupakan pidana pokok yang bersifat kumulatif. Artinya, tidak boleh hanya
satu jenis sanksi pidana yang dikenakan kepada pejabat pajak ketika
26
Marpaung, Leden, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm 64.
27
Prodjodikoro, Wirjono, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, Retika Aditama, Bandung, 2013, hlm. 35
13
pidana tersebut harus dikenakan secara bersama-sama tanpa ada pilihan lagi
Ketika dicermati kedua sanksi pidana yang diatur pada pasal 41 ayat (1)
dan ayat (2) UUKUP28, pada dasarnya merupakan sanksi pidana yang sangat
menguntungkan bagi pejabat pajak yang terbukti yang melakukan kejahatan itu,
karena kerugian yang dialami oleh wajib pajak terhadap kerahasiaannya telah
28
Periksa pasal 41 ayat (1) dan ayat (2) UUKUP
14
BAB III
PENUTUP
pajak daerah meliputi petugas pajak negara dan petugas pajak daerah.
UUKUP adalah pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling
bany ak dua puluh lima juta rupiah. Sementara sanksi pidana bagi kejahatan
penjara paling lama dua tahun dan denda paling banyak lima puluh juta rupiah.
15
DAFTAR PUSTAKA
Bandung, 1997.
2008.
1994.
1989.
16