Anda di halaman 1dari 6

lu ad

Pembuktian Hukum Snellius Tentang Pembiasan Cahaya


Pada Medium Udara-Air
Menggunakan Logger Pro
PENDAHULUAN
Ketika cahaya melintas dari suatu
medium lainya, sebagian medium ke
cahaya datang dipantulkan
pada perbatasan, dan sisanya lewat ke medium
baru. Cahaya yang melalui yang
medium
bidang batas antara dua
yang berbeda, akan mengalami perubahan
arah rambat atau
arah rambat
pembelokan. Peristiwa perubahan GAMBAR 1. Pelangi sebagai salah satu contoh
cahaya pada batas dua medium peristiwa pembiasan cahaya
tersebut pada dasamya disebabkan berbeda
adanya
perbedaan kecepatan (v) merambat cahaya pada satu HUKUM SNELLIUSS
medium ke medium yang lain [1]. Peristiwa inilah
yang disebut sebagai pembiasan cahaya. Pada sekitar tahun 1621, Willbrord Snell
Berkas cahaya dari udara (medium
1) yang melakukan eksperimen untuk mencari hubungan
masuk ke dalam air (medium
2) juga akan antara sudut datang dengan sudut bias. Hasil
mengalami peristiwa pembiasan. Udara memiliki eksperimen tersebut dikenal dengan nama hukum
kerapatan optik lebih kecil daripada air. Sehingga Snell yang kedua [2] yang berbunyi:
sudut yang dibentuk oleh berkas
cahaya terhadap a. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias
garis normal padakedua medium tersebut
menjadi terletak pada satu bidang datar
berbeda. Sudut yang dibentuk oleh sinar bias b. Perbandingan sinus sudut datang () dengan
dengan garis normal discbut sebagai sudut bias (r). sinus sudut sinar bias (r) selalu konstan. Nilai
Terbentuknya warna pelangi dikarenakan sinar konstanta dinamakan indeks bias (n).
yang jatuh pada titik-titik air hujan polikromatik
yaitu sinar putih, warnanya jadi terurai. Terurainya
sinar putih dikarenakan tiap-tiap warna memiliki
indeks bias yang berbeda

GAMBAR 2. Arah jalannya sinar datang dan sinar bias


pada dua medium dengan kerapatan optik yang berbeda
a e 1 kail Pemgukuram P'enclitian Indcks Bicas

No Jenis 14) (5)


kaca

10 10 10 10
0 10
15 9 11 10
10
20 13.5 14 14 13 13
17 17 16 16.5
17
19 19 19 19
Korona 20
2
35 24
40 25.5 25.5
45 27 27 28 28.5 29
30 29 31 31 30
50
34 31 34
55 35
60 35 36 36 36

10 6
9 9 9
15
20 13 12.5 12.5 13 12
25 15 15 15.5 15.5 15
Flinta 30 18 18 18 17 17
21.5 21 20 21 21
35
40 24 23.5 23 23
45 27 27 26.5 27 26.5
50 28 28.5 28 29 28.5
31 31 30
60 32 32 33 33

Dari hasil pengukuran penelitian yangtertera


ditentukan nilai
pada tabel I, selanjutnya dapat
indeksbias untuk setiapsudutyangtelah ditetapkan n+nat+ng+n4+ns
limakali
dengan melakukan perhitungan sebanyak sama. 5
1.62 + 1.62 + 1.62 +1.71 + 1.71
sudut biasnya dengan sudut datang yang IE
indeks bias
Sebagai contoh dilakukan perhitungan 8.28
kaca Flinta pada sudut
30° yang dihitung pada
persamaan I. 5
IF 1.656
Persamaan 1.

Selanjutnya menghitung Standar Deviasi untuk


kaca Flinta pada sudut 30°bisa dilihat pada tabel2
-

- M
IN
Selanjutya
indeks bias untuk setelah dilakukan perhitungan Untuk menghitung pergeseran sinar pada
setiap sudut datang yang telah
ditetapkan, maka langkah kaca plan paralel dapat digunakan persamaan
untuk selanjutnya dihitung
indeks bias rata-rata dibawah ini (Kasli, 2010)
masing-masing kaca,
hasilnya dapat dilihat pada tabel d sin - h)

Pembahasan COST
Persamaan 4
ata rg
aris norm al
Keterangan:
d tebal kaca
i= sudut datang
r sudut bias
t= pergeseran sinar

Menentukan Indeks Bias Kaca Planparalel


Jika seberkas sinar cahayajatuh pada bidang
datang batas atas antara dua medium transparan
yang berbeda indeks bias maka cahaya akan
dibiaskan. Berkas cahaya yang datang dari medium
yang lebih rapat akan mendekati garis nomal
demikian juga sebaliknya.
Jika cahaya jatuh pada sudut i terhadap garis
normal dari kaca planparalel maka sinar ini akan
Figure 1. Garis Slnar Datang dan Sinar Bias dibiaskan dengan sudut r seperti yang ditunjukkan
pada gambar di bawah. Dalam hal ini berlaku
Indeks Bias hukum Snellius pada persamaan 5.
Menurut Snelliusjika sinar datang dari udara
n sin i =n'sin r
kepermukaan air atau permukaaan kaca dengan
sudut datang Pembiasan
yang sama. pada Persamaan 5
permukaan air dan kaca akan berbeda sehingga
sudut biasnya berbeda. Laju cahaya pada medium
yang rapat lebih kecil dibandingkan dengan laju
cahaya pada medium yang kurang rapat.
Kemampuan suatu medium untuk membelokkan
cahaya yang melewatinya disebut Indeks bias.
Menurut Huygens (1629-1695) indeksbias
merupakan."perbandingan laju cahaya dalam ruang
suatu zat. Indeks
hampa dengan laju cahaya dalam
bias mutlak n untuk cahaya yang bergerak dari
vakum (udara) menuju ke suatu medium tertentu

dinyatakan dengan persamaan:


Stnb, Figure 2. Hukun Snellius ((Young damFreedman
n=
sin 6 2004)
Misal n, adalah indeks bias udara (n=1) maka
Atau
T SUnb= NSUnb indeks bias kaca planparalel menjadi:
sin i
Persamaan 3. Tla SinT
Persamaan 6

Pembiasan Pada Kaca Plan Paralel


Kaca plan paralel adalah kaca yang kedua
dua
bidangnya datar. Pada kaca plan paralel terjadiudara
kali pembiasan, misalnya sinar datang dari
dibiaskan
dibiaskan ketika masuk ke kaca kemudian
ke udara. Keunikan kaca plan paralel terletak pada
kemampuannya menggeser
sinar (d).
Indeks Bias
Berbagai
Secara umum, bilaJenis Bahan
bias untuk digunakan istilah indeks biascahayakuningyang berasal dari cahayakuning
cahaya, yang dimaksud (A 589 nm) relatif terhadap udara yang indeks
adalah indeks biasnya 1,00029.

No
Zat Indeks bias

Padat
es (H0) 1,309
Florit (Ca ) 1,434
Garam batu (garam dapur) (NaC) 1,544
Kuarsa 1,923
Zirkon 2,417
Intan 1,52
Kaca (nilai-nilai tertentu)
1,52
Gelas mahkota(korona)
Gelas ringan 1,58
1,62
Gelas menengah (flinta)
1,66
Gelas padat
Cairan pada 20°C
1,329
Metil alkohol (CH:OH)
1,333
AirAir (H:0)
1,36
Etil alkohol (C;H;OH)
1,460
Karbon tetraklorida(CC1)
1,472
Terpentin 1,473
Gliserin .501
Bensin 1,68
Korbon Disulfida(CS;)
Secara matematika
dapat ditulis dengan hukum snellius tersebui
persamaan laser, kamera handphone. komputer, software
Logger Pro, Microsoft Offiice Axcel (selanjutnya
sini
sinr
" a)
disingkat Ms. Excel)
V2n Eksperimen
divisualisa- sikan
yang
dalam
dilakukan
bentuk foto
direkam
dengan
SOFTWARE LOGGER PRO menggunakan kamera handphone. Foto tersebut
harus dalam extention JPEG. Selanjutny a dilakukan
Vernier
Software & Technology analisis lewat Logger Pro. Dengan melakukan
kan Logger Pro sebagai mengembang- tracking pada setiap gerak jalannya sinar, maka
mengambil dan menganalisisperangkat lunak untuk
data dari Vernier Lab
secara otomatis pada layar Logger Pro ditampilkan
Pro 3, yang memiliki fasilitas Video data dan grafik secara simultan sehingga diperoleh
membuat dan Analysis untuk titik-titik ke-a yaitu (X. Y) pada sumbu tegak (X
imenganalisis grafik representasi dan sumbu datar (Y) bidang koordinat. Setelah data
gerak yang terlihat dalam video, dan grafik hasil
foto. Kontrol terkumpul, dicksport dan dianalisis dengan
panel utama dari perangkat lunak
secara otomatis atau
manual dengan mudah menggunakan Mic. Excel. sehingga dapat
ditentukan sudut sinar dalang (i) dan sudut sinar bias
diopcrasikan dalam menjalankan rekaman video
dari frame ke frame ) dengan persamaan
sehingga (Y
kejadian atau perubahan gejala scbagai fungsi O=arc tan|
waktu dapat teramati [3 }. (1)
Dalam pustaka [4]
mengemukakan bahwa VBL
X)
merupakan alat pendidikan yang dapat memadukan dan satuan sudut yang digunakan adalah radian.
aspek teoritis dana eksperimental dalam pengajaran
fisika. Video digital interaktif dalam VBL
memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat
secara aktif dalam pembelajaran sains [5]. Beichner
dan Abbot (1999)
berpendapat bahwa dengan
melihat keduanya yaitu kejadian sebenarnya
dengan
penyajian grafik secara abstrak dalam VBL maka
siswa akan lebih mudah membuat hubungan
kognitif bila dihadapkan pada nmunculnya GAMBAR 3. Hasil track ing data pada logger Pro
miskonsepsi terhadap gerak 16].
Program logger Pro merupakan salah satu Untuk mcndukung proses polaksanaan penclitian, media dan
sofware dari VBL yang mempunyai keistimewaan
alat penclitian yang digunakan adalah
mampu menyajikan gejala fisika secara nyata baik
berupa data kuantitatif yang graliknya secara
Berdasarkan hasil analisis Mic. Excel diperoleh
sudut sinar datang (i) rala-rata adalah 0,591 radian,
simultan memberikan jembatan antara pengamatan
dan sudut sinar bias (r) rata-rata adalah 0,385
langsung dengan representasi abstrak dari berbagai
radian. Ilal ini menunjukkan bahwa sudut sinar
fenomena fisika. Seperti halnya saal menentukan
sudut datang (pada medium udara) dan sudut bias datang (medium udara) lebih besar dari pada sudut
sinar biasnya (medium air). Perbedaan ini
(pada medium air) dimana tingkat kesulitan terletak
pada pengukuran sudut biasnya. Karena pengukuran
dikarenakan medium air memniliki kerapatan optik
lebih besar dari medium udara. Kecepatan rambat
sudut bias pada medium air tidak bisa dilakukan
dengan menggunakan busur. Hal ini dikarenakan cahaya yang berada di medium air menjadi lcbih
lambat dibandingkan saat berada di
sudut pandang pengamat tidak jelas, dan ini dapat udara
menyebabkan data eksperimen menjadi tidak Akibatnya, gerakan sinar dalam medium air
mendekati garis normal.
akurat.
Hasil eksperimen tersebut membuktikan bahwa
Pelacakan posisi pergerakan cahaya dengan
warna tampilan yang berbcda dalam sualu gambar
(a) telah terjadi peristiwa pembiasan cahaya, (b)
sudut sinar bias (mcdium air) lebih kecil
vidco atau foto, mampu mengubah data yang daripada
sudut sinar datang (medium udara), (c) sinar
dihasilkan ke dalam bentuk nilai dan grafik secara datang,
garis normal, dan sinar bias berada pada satu bidang
jclas dan akurat sehingga menawarkan banyak
kemungkinan untuk mcmbangun dan menguji
datar yaitu bidang balas antara medium udara dan
air. Pembuktian ini sesuai dengan teori Snellius.
model fisika baik secara konscptual maupun
Oleh karena itu, pencntuan sudut sinar
analitis. datang
dan sudut sinar bias dengan mcnggunakan
Logger
Pro dapat membantu siswa dalam memahami
Hasil Penelitian konsep pembiasan cahaya.

Anda mungkin juga menyukai