Anda di halaman 1dari 8

EKSPERIMEN FRANCK-HERTZ

Asisten Praktikum : Hari/Tanggal : Jum’at / 01 Maret 2019

1. Eko Gunawan Limbong (G74160001) Rekan Kerja :

2. Iva Nurul Faiza (G74160014) 1. Ulil Albab (G74170040)

3. Anis Maya Wati (G74160018) 2. Hiromi Elevenia (G74170051)

4. Atik Nur Wakhidah (G74160034) 3. Nadya Basa (G74170055)

5. Daniar Sri Wulandari (G74160034)

6. Aditya Pratama Rico (G74160055)

ARTHA HADINATA

G74170008

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2019
EKSPERIMEN FRANCK-HERTZ
Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan franck-hertz tersebut adalah
mendemonstrasikan dan membuktikan bahwa energi elektron dalam atom
bertingkat-tingkat (terkuantisasi) serta menentukan tegangan eksitasi atom Neon.

Dasar Teori
Niels Bohr memperkenalkan model atom pada tahun 1913. Menurut model
Bohr, sebuah atom terpencil terdiri dari inti atom positif dimana elektron
didistribusikan di sekitar lintasan yang berturut-turut. Dia juga menyatakan bahwa
lintasan elektron memiliki sudut momentum yang merupakan integral lipatan dari
h/2π dimana h adalah konstanta Planck. Model Bohr juga mampu
memprediksikan energi total dari sebuah elektron atom. Meskipun tidak perlu
berusaha untuk memperoleh pernyataan yang sama selama elektron berada dalam
multielektron atom, itu jelas bahwa menurut model energi total dari masing-
masing elektron juga akan diukur dan, akibatnya, hal yang sama haruslah benar
pada daya muat energi total dari sebuah atom. Ini terlihat masuk akal dari model
Bohr yang hanya dikarenakan elektron-elektron bisa melakukan peralihan
menurun dari keadaan energi yang lebih tinggi ke yang lebih rendah, mereka bisa
mengeksitasi ke keadaan energi yang lebih tinggi dengan penyerapan justru
besarnya energi menunjukkan perbedaan antara keadaan yang lebih rendah dan
yang lebih tinggi. James Franck dan Gustav Hertz menunjukkan bahwa hal ini
tentu saja merupakan kasus dalam percobaan yang berderet pada tahun 1913;
tahun yang sama di saat Bohr mengajukan modelnya. Franck dan Hertz
menggunakan sebuah berkas cahaya yang mempercepat elektron untuk mengukur
energi yang ada di elektron pada keadaan dasar dari gas merkuri ke keadaan
tereksitasi pertama (Becchi dan Elia 2007).
James Franck dan Gustav Hertz pada tahun 1914 melakukan eksperimen
dengan cara menembaki atom-atom merkuri atau raksa (Hg) dengan electron.
Eksperimen ini dilakukan untuk membuktikan teori quantum bahwa setiap atom
itu memiliki tingkat-tingkat energi pada kulitnya. Sehingga jika electron pada
suatu kulit akan berpindah tempat ke energi kulit yang lebih rendah, maka dia
membutuhkan sejumlah energi tertentu untuk melakukannya. Franck-Hertz
melakukan eksperimennya dengan menggunakan tabung yang berisi raksa (Hg)
dalam fasa gas. Didalam tabung tersebut diletakkan sebuah ujung katoda, anoda,
dan plat pengumpul. Selain itu pada katoda juga diletakkan pemanas agar katoda
dapat melepaskan elektron dengan mudah. Selanjutnya antara katoda dengan
anoda diberikan sebuah beda potensial, yang mana beda potensial (Vak) ini akan
memberikan energi kinetik (Ek) pada elektron yang terlepas dari katoda bergerak
menuju anoda. Sedangkan anoda sendiri dibuat dengan plat yang berlubang-
lubang mirip jaring. Sehingga sebagian elektron yang menuju anoda akan
diloloskan dan ditangkap oleh plat kolektor (Beiser 1995).
Hubungan antara plat kolektor dengan anoda dipasang sebuah
amperemeter. Amperemeter ini berfungsi mengukur arus yang timbul ketika plat
kolektor menangkap sejumlah elektron dari katoda. Selanjutnya penelitian ini
akan memperlihatkan pengaruh beda potensial Vak yang mana merupakan energi
kinetik elektron menuju anoda dan kolektor dengan besar arus yang ditimbulkan
pada kolektor-anoda Iac (Tipler 2008).
Hasil eksperimen tersebut memperlihatkan bahwa jika tegangan Vak
dinaikkan dari nol maka kuat arus yang terukur padakolektor-anoda akan
mengalami kenaikan. Namun kenaikan hanya sampai pada nilai tegangan 4,9 Volt
yang menunjukkan energi kinetik elektron sebesar 4,9 eV. Pada nilai 4,9 arus
akan mengalami penurunan, dan jika tegangan Vak ditingkatkan terus maka nilai
arus akan kembali naik. Kenaikan ini juga tidak bertambah terus, melainkan arus
akan kembali turun pada nilai 9,8 Volt. Hal ini terus terjadi (penurunan arus)
setiap tegangan mencapai nilai kelipatan 4,9 volt (Ashby dan Miller 1970).
Hasil eksperimen Franck-Hertz ini menunjukkan pada saat terjadi
penurunan arus pada kolektor mengindikasikan jumlah elektron yang mencapai
kolektor menjadi berkurang. Kemana hilangnya elektron tersebut? Karena
elektron yang berasal dari katoda menuju kolektor membawa energi gerak (energi
kinetik), maka dapat disimpulkan elektron yang tidak mencapai kolektron
mengalami kehilangan energi kinetik. Hilangnya energi kinetik karena adanya
peristiwa ‘pembegalan’ pada elektron. Siapa yang mengambil energi elektron
tersebut? Sudah dijelaskan diawal bahwa isi tabung tersebut adalah gas merkuri,
jadi ketika elektron berpindah dari katoda ke anoda ataupun ke kolektor elektron-
elektron tersebut bertumbukan dengan atom-atom raksa (Istajarul dan Baswara
2017).
Menariknya, atom-atom raksa yang tertumbuk elektron tidak menyerap
energi melainkan hanya pada nilai energi tertentu. Energi yang diserap oleh atom
raksa hanya pada nilai 4,9 eV dan kelipatannya. Pada nilai tegangan dibawah 4,9
Volt, tumbukan antara elektron dengan atom raksa hanya berupa tumbukan
lenting sempurna. Tidak ada energi kinetik elektron yang diserap oleh atom raksa.
Ketika energi kinetik elektron mencapai 4,9 maka seluruhnya akan diserap oleh
raksa. Sedangkan jika lebih dari 4,9 eV, misalkan 5,9 eV, maka yang 4,9 elektron
volt akan terserap dan sisanya 1 eV akan digunakan oleh elektron menuju anoda
atau kolektor sehingga nilai arus akan kembali naik. Begitu juga dengan nilai
kelipatan 4,9 eV. Untuk melihat perubahan nilai arusnya dapat dilihat dari grafik
hubungan kuat arus terhadap tegangan berikut (Nurdin dkk 2016).

Alat dan Bahan


Peralatan yang dipakai pada percobaan ini adalah
 Franck-Hertz Control Unit
 Franck-Hertz Ne-Tube
 RS 232 data cable
 Franck-Hertz Measure software
 Osiloskop
 XYt Recorder

Prosedur Percobaan
Percobaan Eksperimen Franck-Hertz yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 23
Februari 2019 pukul 08.00 s/d 10.00 di Laboratorium Fisika Lanjut memiliki
prosedur sebagai berikut.
 Hubungkan semua komponen. Hidupkan Control Unit pada saklar on/off.
 Set parameter-parameter berikut dengan tombol Display dan saklar putar.
 Temperatur target tidak diperlukan
 UH [7.5 ± 0.5 V]
 U1 [0 … 99.9 V]
 U2 [8 ± 1 V]
 U3 [2 ± 1 V]
 Set manual dengan tombol Function. Mulai pengukuran dengan menekan
tombol Start. Dan tekan tombol Stop setelah selesai mengukur.

Data dan Pengolahan Data


 Data
Tabel 1 Tegangan dan arus saat cincin terbentuk

U1 IA
Keterangan
(Volt) (nA)
0 0  
2,5 0  
5 0  
7,5 0
10 1,3  
12,5 2,3
15 3,1  
17,5 4
20 2,2  
22,5 0,3 Cincin 1 terbentuk
25 1,4  
27,5 4,7
30 7,5  
32,5 9,2  
35 8,7
37,5 4,2  
40 0,6 Cincin 2 terbentuk
42,5 3  
45 7,9
47,5 12,2  
50 15,1
52,5 13,9  
55 8,6  
57,5 3,4 Cincin 3 terbentuk
60 5,2  
62,5 10
65 15,7  
67,5 20,3
70 20,3  
72,5 16,2 Cincin 4 terbentuk
75 11,4  
77,5 10,2
80 12,9  
82,5 18,2
85 23,8  
87,5 26,6
90 25,4  
92,5 22,1
95 19,8 Cincin 5 terbentuk
97,5 20,3
99,5 23,3  

 Pengolahan Data
1. Menghitung eksitasi
Puncak pertama
-19 -18
ΔE= e (V2 – V 1) =1,6022 x 10 J (40 – 22,5) = 2,80385 x 10 J
Puncak kedua
-19 -18
ΔE= e (V2 – V 1)=1,6022 x 10 J (57,5 - 40) = 2,80385 x 10 J
Puncak ketiga
-19 -18
ΔE= e (V2 – V 1)=1,6022 x 10 J (72,5 – 57,5) = 2,4033 x 10 J
Puncak keempat
-19 -18
ΔE= e (V2 – V 1)=1,6022 x 10 J (95 – 72,5) = 3,60495 x 10 J
-18
ΔÉ = 2,9039875 x 10 J

2. Mencari % ketepatan
Ketepatan = 1 - | ΔE literaturΔE −ΔE eksperimen
literatur |×100 %
2,677 x 10−18−2,904 x 10−18
Ketepatan = 1 - |
2,677 x 10
−18
×100 % |
Ketepatan = 91,52%

3. Mencari Panjang Gelombang


ΔE = h x c
λ
6,625 x 10-34 x 3x 10 8
-18
2,9039875 x 10 J=
λ
-8
𝜆 = 6,844 x 10 m = 68,44 nm = 684,4 Å

30

25

20 f(x) = 0.25 x − 2.15


R² = 0.78
Arus (nA)

15

10

0
0 20 40 60 80 100 120
Tegangan (V)

Gambar 1 Grafik hubungan antara arus terhadap tegangan

Pembahasan
Percobaan franck-hertz menunjukkan bahwa energi elektron dalam atom
bertingkat-tingkat (terkuantisasi), serta ingin menentukan tegangan eksitasi dari
atom neon. Ketika katoda dipanaskan maka elektron-elektron pada katoda tersebut
akan mulai bergetar karena panas yang ada. Akibat getaran tersebut, maka akan
menimbulkan energi kinetik sehingga elektron dapat bergerak keluar dari katoda.
Setelah itu elektron kemudian melewati lapisan 1. Didalam lapisan 1, telihat
seperti kisi sehingga ada elektron yang lolos ada pula yang tidak. Setelah
melewati lapisan 1 maka elektron akan melewati lapisan 2. Di antara lapisan 1 dan
lapisan 2 akan terjadi peristiwa dimana elektron akan saling bertumbukan dengan
atom-atom gas neon. Tumbukan yang terjadi akan memberikan energi bagi atom
neon untuk terjadinya eksitasi pada elektronnya. Apabila tumbukan yang terjadi
tepat mengenai elektron atom neon maka energi yang dihasilkan bertambah besar
pula. Adanya energi tersebut juga menyebabkan elektron neon dapat terpental
keluar dari atom. Elektron yang keluar dari atom neon tersebut digantikan oleh
elektron bebas disekitarnya. Elektron neon hasil tumbukan tersebut kemudian
melewati lapisan 2 dan ditangkap di anoda sehingga terjadi arus listrik. Arus
listrik yang dihasilkan dapat diukur menggunakan amperemeter.
Tegangan eksitasi adalah tegangan yang diperlukan oleh atom neon agar
dapat tereksitasi. Pada dasarnya tegangan ini diperlukan untuk mempercepat
keluarnya elektron dari logam. Tegangan eksitasi juga disebut sebagai tegangan
puncak yang digunakan dalam mencari nilai energi puncak (Krane 1992). Grafik
yang diperoleh berdasarkan data berbentuk lembah dan gunung, dan terlihat pula
adanya kenaikan, dikarenakan energi pada atom itu diskrit. Hal tersebut
disebabkan oleh gas neon yang memiliki tingkat-tingkat energi eksitasi sehingga
tidak semua tegangan yang masuk mampu membuat elektron bereksitasi. Pada
puncak didalam grafik tersebut menunjukkan aktivitas eksitasi yang besar
sehingga dapat diperkirakan tegangan tersebut mencukupi untuk mencapai tingkat
energi yang dibutuhkan untuk dapat melakukan eksitasi secara optimal.
Eksitasi akan terjadi apabila energi elektron yang datang lebih besar
daripada energi eksitasi dari atom gas neon. Jika energi elektron yang datang lebih
kecil dari energi eksitasi dari atom gas neon maka gas neon hanya akan
mengambil energi dari elektron lalu memberi elektron tersebut energi sebagai
reaksi normal dan kurangnya energi tersebut menjadikan hanya terjadi tumbukan
elastis sehingga elektron hanya terpental dalam arah yang berbeda dengan
datangnya tumbukan, dengan demikian energi atom neon tidak berubah. Bila
energi elektron yang datang lebih besar dari energi eksitasi elektron atom gas
neon maka terdapat sisa energi yang tidak terserap oleh gas neon dan energi
tersebut akan menjadi energi kinetik elektron dan pada akhirnya terjadilah
eksitasi. Panjang gelombang atom neon yang dihasilkan dari percobaan ini adalah
684 nm. Hal tersebut menunjukkan bahwa atom neon tersebut memiliki spektrum
berwarna merah. Adanya perbedaan panjang gelombang yang diperoleh terhadap
literatur dapat terjadi dikarenakan praktikan menggunakan data sekunder,
kesalahan dalam pengolahan data, dan lain sebagainya.

Simpulan
Model atom Bohr dan fenomena eksitasi dapat diketahui berdasarkan
percobaan frank-hertz yang menggunakan gas neon tersebut. Nilai tegangan
eksitasi dapat diperoleh untuk masing-masing variasi dengan nilai arus maksimum
sebagai nilai tegangan eksitasinya. Dan yang terakhir diperoleh panjang
gelombang rata-rata dari neon adalah 684 nm. Nilai panjang gelombang tersebut
dapat diindikasikan bahwa spektrum atom neon adalah berwarna merah.

Daftar Pustaka
Ashby N, Miller S. 1970. Principle of Modern Physics. San Fransisco : Holden-
Day.
Becchi C, Elia M. 2007. Introduction to Basic Concept of Modern Physics.
Genova : Springer.
Beiser A. 1995. Concepts of Modern Physics. New York : McGraw-Hill.
Istajarul M, Baswara G. 2017. Percobaan franck-hertz. Jurnal Pendidikan Fisika.
1(1) : 1-3.
Krane K. 1992. Fisika Modern. Terjemahan dari Hans J. Jakarta (ID) : Penerbit
Universitas Indonesia.
Nurdin N, Husni A, Sariani, Purnamasari I, Imran R. 2016. Penentuan panjang
gelombang neon menggunakan prinsip eksperimen franck-hertz. Jurnal
Fisika. 1(1) : 1-9.
Tipler R. 2008. Modern Physics. New York : W.H.Freeman and Company.

Anda mungkin juga menyukai