MK.

SOSIOLOGI UMUM Tanggal : 23 November 2018

Kelompok 4 : Luthfi Syah (C54180070) Ruang : RK. CCR 2.11

Ovie Dwi Riantiyastika (C54180074)

Adinda Jeany Ardi P (G54180023)

M. Fadillah Hidayat (G74180046)

Meilini Rahmani (G74180051)

M. Irfan Kurnia (G94180016)

PraktikumX

ANALISI TEKS “PENGGULINGAN KEKUASAAN :

ANTARA ORLA DAN ORBA & SAMPANG DAN TRADISI PERLAWANAN”

Nama Asisten

Tanti Setiowati. (H34150022)

1. Uraikan saluran apakah yang digunakan oleh orde baru untuk memperkokoh
kekuasaannya? Tunjukkan bukti-bukti dari bacaan anda! Adakah bukti bahwa kekuasaan
pemerintah orde baru bersifat kumulatif?
Saluran yang digunakan oleh orde baru untuk memperkokoh kekuasaannya yaitu saluran
komunikasi, saluran militer, dan saluran ideologi.Saluran komunikasi karena pada tahun 1996
belum ada televise swasta. Kali ini justru televisi swasta ada yang menyiarkan langsung peristiwa
dari tengah-tengah demonstran. Saluran militer karena ada pertumpahan darah pergantian orba
dilakukan oleh orang-orang bersenjata terhadap pendemo di Universitas Trisakti. Korban jiwa
tahun 1996, yaitu Arief Rahman Hakim dan Zubaidah. Kemungkinan penembakannya dari
kalangan pasukan pengawal presiden. Sedangkan saluran ideology karena disebabkan adanya
 paham nasakom merajalela dengan peran parpol agama di pinggiran. PNI dan PKI malang
melintang. Muncul doktrin bahwa apa yang dikatakan pemerintah adalah benar.
Kekuasaan pemerintahan orde baru bersifat kumulatif yaitu jika seseorang/sekelompok orang
yang menguasai satu sumber strategi di berbagai sumber kekuasaan yang ada, maka akan mudah
baginya menguasai sumber-sumber kekuasaan.

2. Apakah runtuhnya orde baru disertai dengan anomie? Tunjukkan bukti-bukti dari bacaan
anda !
Ya, disertai. Anomie adalah sebuah istilah yang diperkenalkan oleh Émile Durkheim untuk
menggambarkan keadaan yang kacau, tanpa peraturan. Pada tahun 1966 tidak ada korban jiwa
lebih banyak.Korban kerusuhan boleh dikata tidak ada. Pada demo 1998, penculikan, penembakan,
dan kerusuhan, konon terkoordinasi. Korban jiwa termasuk yang di daerah lebih1.000 orang.
Korban harta benda mungkin lebih dari lima triliun rupiah. Luar biasa, untuk pergantian presiden
sampai terjadi pengorbanan semahal itu.

3. Berdasarkan pemikiran Horton dan Hunt (1996), model kekuasaan manakah yang pernah
berlaku di Indonesia? Tunjukkan bukti-bukti dari bacaan anda!
Pada teks pertama, model kekuasaannya adalah dialektik kelas sosial yang sesuai dengan
pengertiannya bahwa Negara biasanya melayani kepentingan kelas social dominan yang biasanya
berkuasa.Buktinya terdapat dalam kutipan “Kedua demo antara lain disebabkan oleh parpolyang
pongah dan presiden yang sangat berkuasa.Penyebab keduanya berkuasa dan menjadi tempat
bergantungnya berbagai kekuatan karena hukum yang belum benar tidak dilaksanakan dengan
benar pula.Nasakom merajalela, PNI dan PKI malang melintang, kemudian Golkar juga mulai
malang melintang yang diperpanjangnya selama 25 tahun lebih. Presiden yang sekaligus menjadi
ketua Dewan Pembina Golkar menjadi raja diraja. Presiden bisa menjadi apa saja.Tidaklah heran
kalau kemudian keluarganya dapat menyusun kerajaan bisnis.”
Dan pada teks Sampang, model kekuasaannya adalah poliformik karena tidak ada satu pun
kelompok yang menang. Buktinya terdapat dalam bacaan“Sudah telanjur terbentuk image di
kalangan masyarakat Sampang bahwa pemerintah itu penindas rakyat. Walau sekarang yang
menjadi presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), tetap saja dianggap Orde Baru. Ketika
ada gelagat pemerintah pusat hendak menganulir Fadhilah Budiono yang terpilih menjadi Bupati
 Sampang periode 2000-2005 lantaran diprotes PKB.Mereka mendukung Fadhilah karena dia itu
dicalonkan oleh Partai Persatuan Pembangunan(PPP). Hubungan masyarakat dengan PPP itu
terbentuk melalui proses sejarah kuat. Ketika terjadi tragedi Nipah, PPP yang gigih membela
mereka.”

4. Bandingkanlah pola kekuasaan di Indonesia pada tingkat Negara dengan tingkat daerah
(mengacu pada kasus Sampang, 2000)! Apakah kekuasaan dan wewenang berada pada satu
tangan?
Pola kekuasaan di Indonesia pada tingkat Negara saat orbasama dengan pola kekuasaan di
tingkat daerah mengacu pada kasus sampang, 2000. Pola kekuasaan Indonesia pada Negara adalah
tipe demokratis. Contohnya presiden dan wakil presiden yang dipilih melalui pemilu, karena
dianggap memiliki kemampuan yang memadai sehingga pantas untuk menjadi pemimpin negara.
Pola kekuasaan Indonesia pada tingkat daerah adalah tipe demokratis juga. Contohnya dalam
pemilihan Bupati di daerah Sampang. Bupati harus mempunyai kemampuan untuk mengatur
daerah Sampang sehingga dapat dipilih oleh warga Sampang. Berdasarkan bacaan tersebut,
kekuasaan dan wewenang pada tingkat Negara tidak berada di satu tangan karena wewenang pihak
yang berkuasa tidak didukung dan diakui oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan adanya
perlawanan atas kemenangan partai Golkar dalam setiap pemilu. Pada tingkat daerah pun sama,
kekuasaan dan wewenang tidak berada di satu tangan. Karena kekuasaan tertinggi di daerah
Sampang jatuh kepadatangan masyarakat, sedangkan wewenang selalu diberikan oleh pemerintah.
Hal ini dibuktikan dengan partai golkar hanya memiliki kekuasaan di Sampang artinya hanya
bias mempengaruhi masyarakat sampan sedangkan wewenang ada pada tangan Bupati Fadhilah.
Selain itu saat pemerintah melakukan sebuah wewenang untuk melakukan sebuah pengambilan
tanah masyarakat Sampang rela melakukan sebuuah aksi bertelanjang kaki, dan menyongsong
terjangan peluru aparat militer.

5. Membanding kedua bacaan, kesimpulan apa yang dapat anda rumuskan?

Dapat disimpulkan bahwa pada masa orde lama dan orde baru telah terjadi permasalahan
yang disebabkan oleh penyelewengan kekuasaan . Sehingga terjadi perlawanan dari rakyat
khususnya mahasiswa untuk melengserkan kepemimpinan yang tidak sesuai dengan konstitusi.
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi permasalahan yang lebih kompleks. Tetapi seiring berjalannya
waktu pemerintah Indonesia sudah mulai menjalankan demokrasi dengan lebih baik. Rakyat
Indonesia juga sudah menjadi sangat kritis melihat penyimpangan demokrasi yang terjadi di
Indonesia.