Anda di halaman 1dari 9

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)

BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2021

1
A Komponen Layanan Layanan Dasar
B Bidang Layanan Pribadi
C Fungsi Layanan Pemahaman dan pencegahan
1. Siswa memahami pengertian zat adiktif
2. Siswa mengetahui tipe-tipe zat adiktif dan contohnya dalam
D Tujuan lingkungan sekitar
3. Siswa mengetahui dampak yang ditimbulkan dari konsumsi zat
adiktif
E Topik Candu Pengundang Sendu
F Sasaran Layanan Kelas 10
G Metode dan Teknik Diskusi dan ceramah
H Waktu 1 x 35 menit
I Media/Alat Platform Zoom Meeting dan power point
J Tanggal Pelaksanaan 16 September 2021
BNN, H. (2019). Efek Penggunaan Zat Psikoaktif Terhadap Tubuh.
Retrieved from bnn.go.id website:
https://mataramkota.bnn.go.id/efek-penggunaan-zat-psikoaktif-
terhadap-tubuh/
Iriani, D. (2015). Kejahatan Narkoba: Penanggulangan, Pencegahan,
dan Penerapan Hukuman Mati. Islamica, 12(2).
Lestari, T. R. P. (2016). Menyoal Pengaturan Konsumsi Minuman
K Sumber Bacaan Beralkohol Di Indonesia. Aspirasi, 7(2).
Nururrahmah. (2014). Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan dan
Pembentukan Karakter Manusia. Prosiding Seminar Nasional,
1(1).
Ulfa, A. M., & Nofita. (2018). Perbandingan Kadar Kafein Dalam
Seduhan Kopi Bubuk dan Teh Bubuk dengan Metode
Spektrofotometri UV. ANALIS FARMASI, 3(3).

L Uraian Kegiatan
1. Guru BK/Konselor menyampaikan salam dan berdoa, dilanjutkan
dengan membangun hubungan baik dengan menanyakan kabar
kepada siswa atau melakukan ice breaking.
2. Guru BK/Konselor menjelaskan tentang layanan bimbingan klasikal
Kegiatan Pendahuluan
dan garis besar dari materi layanan yang akan diberikan serta
langkah apa yang akan mereka lakukan di dalam kelas.
3. Guru BK/Konselor bertanya kepada siswa tentang kesiapan mereka
mengikuti layanan.
1. Guru BK/Konselor menayangkan powerpoint yang berhubungan
dengan materi layanan;
2. Siswa mengamati slide powerpoint yang berkaitan dengan layanan;
3. Guru BK/Konselor bertanya kepada peserta didik terkait zat adiktif;
Kegiatan inti 4. Guru BK /Konselor pengertian zat adiktif, jenis-jenis zat adiktif,
contoh, dan dampaknya
5. Guru BK/Konselor mempersilahkan siswa untuk tanya jawab atau
memberikan pendapat mereka mengenai materi yang sudah
disampaikan
Kegiatan Penutup 1. Guru BK/Konselor mengakhiri layanan dengan mengucapkan terima
kasih kepada siswa.
2. Guru BK/Konselor memberitahukan layanan lanjutan yang akan

2
mereka lakukan di sesi setelahnya.
3. Guru BK/Konselor memberikan lembar evaluasi di setiap pertemuan
kepada siswa.
4. Guru BK/Konselor menutup pertemuan dengan do’a.
Evaluasi
Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan memperhatikan
proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan di kertas
Evaluasi Proses
yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan.
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau bertanya.
M 1. Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain : Merasakan
suasana pertemuan : menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak
menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak penting
Evaluasi Akhir
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor menyampaikan :
mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak menarik untuk
diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian

Jakarta, 13 September 2021


Mengetahui,
Dosen Pembimbing, Praktikan,

Dra. Michiko Mamesah,M.Psi Hegga Herawati


NIP. 195905021989032002 NIM. 1106619067

3
Lampiran Materi:

Zat adiktif merupakan zat yang dapat membuat seseorang kecanduan dan mengalami
ketergantungan (KBBI). Zat-zat tersebut diantaranya Narkotika, Psikotropika dan Zat psiko-
aktif lain (NAPZA). Zat tersebut mencakup bahan, zat ataupun obat yang apabila masuk ke
dalam tubuh manusia, akan memengaruhi tubuh, terutama otak/susunan syaraf pusat
(psikoaktif), dan menyebabkan gangguan kesehatan jasmani, mental-emosional, dan fungsi
sosialnya, karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi), dan ketergantungan (dependensi)
terhadap Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA).
1. Narkotika disebut juga sebagai obat-obatan anastesi, penggunaan narkotika dapat
mengakibatkan kehilangan kesadaran karena pengaruh sistem susunan saraf pusat,
mengurangi rasa nyeri, serta dapat menimbulkan efek ketergantungan yang parah.
 Narkotika Golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya dengan daya adiktif
yang sangat tinggi. Narkotika golongan ini tidak boleh digunakan untuk terapi
pengobatan, kecuali penelitian dan pengembangan pengetahuan. Narkotika yang
termasuk golongan ini adalah ganja, heroin, kokain, morfin, opium, dan lain
sebagainya.
 Narkotika Golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Meskipun demikian penggunaan
narkotika golongan Il untuk terapi atau pengobatan sebagai pilihan terakhir jika tidak
ada pilihan lain. Contoh dari narkotika golongan II ini yaitu benzetidin, betametadol,
petidin dan urunannya, dan lain-lain.
 Narkotika Golongan III adalah jenis narkotika yang memiliki daya adiktif atau potensi
ketergantungan ringan dan dapat digunakan secara luas untuk terapi dan pengobatan
penelitian. Contoh dari narkotika golongan II ini kodein, metadon, dan naltrexon.

2. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku (Iriani, 2015). Golongan
Psikotropika berdasarkan undang-undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, yaitu:
 Golongan I adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat, dilarang
digunakan untuk terapi dan hanya untuk kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan, seperti; MDMA/ekstasi, LSD dan STP.

4
 Golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat, akan tetapi berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contohnya; amfetamin, metilfenidat atau ritalin.
 Golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang dan berguna untuk
pengobatan dan penelitian (lumibal, buprenorsina, pentobarbital, flunitrazepam dan
sebagainya).
 Psikotropika Golongan IV yaitu jenis psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan
serta berguna untuk pengobatan, seperti nitrazepam (BK, mogadon, dumolid),
diazepam dan lain sebagainya.

3. Zat adiktif lainnya merupakan zat-zat yang tidak termasuk dalam narkotika dan
psikotropika, tetapi memiliki daya adiktif atau dapat menimbulkan ketergantungan.
Biasanya ketergantungan seseorang terhadap zat bahan adiktif, merupakan pintu gerbang
kemungkinan adiksi mereka terhadap narkotika dan psikotropika. Adapun zat suatu
benda yang termasuk dalam kategori bahan adiktif adalah:
a. Rokok.
Kandungan senyawa penyusun rokok yang dapat mempengaruhi pemakai
adalah golongan alkaloid yang bersifat perangsang (stimulant). Nururrahmah (2014)
menyebutkan alkaloid yang terdapat dalam daun tembakau antara lain: nikotin,
nikotirin, anabasin, myosmin, dan lain-lain. Asap rokok terkandung tiga zat kimia
yang paling berbahaya, yaitu tar, nikotin, dan karbon monoksida. Tar atau getah
tembakau adalah campuran beberapa zat hidrokarbon. Nikotin adalah komponen
terbesar dalam asap rokok dan merupakan zat aditif. Karbon monoksida adalah gas
beracun yang mempunyai afinitas kuat terhadap hemoglobin pada sel darah merah
sehingga membentuk karboksihemoglobin. Selain ketiga senyawa tersebut asap rokok
juga mengandung senyawa piridin, amoniak, karbon dioksida, keton, aldehida,
cadmium, nikel, zink, dan nitrogen oksida. Menurut data WHO lebih dari 8 juta kasus
kematian akibat tembakau, 7 juta diantaranya perokok aktif dan sekitar 1,2 juta
perokok pasif. Masalah yang bisa timbul dikemudian hari akibat merokok diantaranya
kanker, penuaan dini, gangguan pernapasan, penyakit jantung, gangguan organ
reproduksi dan janin, serta kematian.

5
b. Kelompok minuman beralkohol. Minuman beralkohol adalah minuman yang
mengandung alkohol atau etanol (C2H5OH) yang dibuat secara fermentasi dari jenis
bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat, seperti bijibijian, buah-buahan, nira
atau yang dibuat dengan cara distilasi/penyulingan hasil fermentasi (Lestari, 2016).
Kementerian Perindustrian RI, minuman berkadar alkohol di bawah 20% tidak
tergolong minuman keras tetapi juga bukan minuman ringan. Sedangkan dalam
Peraturan Kementerian Kesehatan No. 86/ Men.Kes/Per/IV/1977 tanggal 29 April
1977 yang mengatur produksi dan peredaran minuman keras, yang dimaksud dengan
minuman keras adalah semua jenis minuman beralkohol tetapi bukan obat dan
meliputi tiga golongan, yaitu:
– Golongan A, dengan kadar etanol 1 sampai dengan 5%.
– Golongan B, dengan kadar etanol dari 5 sampai dengan 20%.
– Golongan C, dengan kadar etanol lebih dari 20 sampai dengan 55%.
Jenis alkohol yang biasa terkandung dalam minuman beralkohol bisa diproduksi
dari proses fermentasi. Berikut tabel jenis minuman berakohol.

6
Minuman berakohol jika digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau
psikotropika akan memperkuat pengaruh obat/zat itu dalam tubuh manusia. Alkohol
termasuk golongan depresan karena aktifitas otak menurun dan bisa menekan rasa
sakit, takut, dan gelisah. Jika sudah kecanduan dan tidak mengkonsumsi lagi akan
menimbulkan perasaan takut, gemetar, dan akan terus menerus nagih. Efek dapat
menimbulkan hilangnya kesadaran (memabukkan) dan menimbulkan ketagihan
karena mengandung etanoletil alkohol yang berpengaruh menekan susunan syaraf
pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam
kebudayaan tertentu.

c. Inhalan merupakan zat kimiawi yang mudah menguap dan memiliki efek psikoaktif
yang dapat dihirup dapat memabukkan. Inhalan terkandung dalam barang yang lazim
digunakan dalam rumah tangga seperti lem, hairspray, bensin, tinner, dan gas
pemanti, lem kayu, penghapus cair, aseton, cat, bensin dan lain sebagainya. Efek
jangka pendek : Bingung, mual, bicara cadel/pelo, kurang keseimbangan, euphoria,
pusing, kepala terasa ringan, halusinasi, nyeri kepala. Dapat menimbulkan kematian
mendadak karena gagal jantung (menghirup gas butane, propane, dan zat aerosol lain)
kematian karena sumbatan jalan nafas, pingsan, kejang, koma, dan tersedak. Efek
jangka panjang : kerusakan ginjal, liver, dan sumsum tulang, kerusakan otak karena
kurang suplai oksigen yang dapat menyebabkan gangguan berfikir, pergerakan,
penglihatan dan pendengaran (BNN, 2019).

d. Kafein

7
Kafein adalah bahan makanan alami yang berasal dari daun dan buah beberapa
tanaman seperti teh, kopi dan kokoa, atau dari minuman bersoda dan beberapa obat-
obatan. Kafein yang dikonsumsi dalam jumlah yang wajar sekitar 100-300 mg/hari
memberikan efek stimulan seperti merangsang banyak daerah dalam otak yang dapat
mengatur supaya tetap terjaga (tidak ngantuk) dan konsentrasi. Jika mengkonsumsi
kafein dengan jumlah besar dan khususnya selama periode lama, kafein dapat
menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai caffeinism. Caffeinism merupakan
gabungan ketergantungan kafein dengan berbagai kondisi fisik dan mental yang tidak
menyenangkan, termasuk kegelisahan, lekas marah, kecemasan, otot berkedut
(huperreflexia), insomnia, sakit kepala dan jantung berdebar – debar. Kadar kafein
yang tinggi dapat meningkatkan produksi asam lambung, penggunaan yang tinggi dari
waktu ke waktu dapat menyebabkan tukak lambung dan penumpukan kolesterol (Ulfa
& Nofita, 2018).

Langkah Ice Breaking:


1. Guru BK akan bertanya kepada peserta didik, “apakah kalian yakin tidak pernah
mengkonsumsi zat yang termasuk dalam NAPZA? Jika yakin tolong raise hand bagi yang
merasa” untuk mengetahui apakah peserta didik mempunyai pengetahuan tentang
NAPZA.
2. Guru BK lalu memberikan instruksi siswa untuk tetap raise hand dan memberikan
beberapa pertanyaan, jika peserta didik tidak merasa demikian maka dipersilahkan untuk
lower hand “apakah kamu pernah meminum kopi/teh?” “apakah kamu pernah meminum
kopi untuk tetap terjaga?” “apakah kamu minum obat ketika sakit kepala atau batuk?”
3. Setelah melihat kondisi siswa maka guru BK langsung menuju materi pembahasan terkait
materi layanan.

Lampiran Instrumen Penilaian:

Evaluasi Hasil

1. Apa yang dimaksud dengan zat adiktif?


2. Apa saja jenis-jenis zat adiktif?
3. Mengapa NAPZA bisa memberikan bahaya padahal ada manfaat didalamnya?

Evaluasi Proses

HASIL
NO PROSES YANG DINILAI PENGAMATAN KET

8
YA TDK
A Keterlaksanaan program
1. Program layanan terlaksana sesuai dengan RPL
2. Waktu pelaksanaan sesuai dengan RPL
3. Metode yang digunakan variatif dan menarik
4. Menggunakan media layanan BK
5. RPL minimal terdiri dari Tujuan, Materi Layanan,
Kegiatan, Sumber, Bahan dan Alat, Penilaian
B Kesesuaian Program
1. Program disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik
2. Materi layanan sesuai kebutuhan peserta didik
3. Materi layanan sesuai tugas perkembangan peserta
didik
4. Materi layanan mengacu pada sumber yang jelas
5. Program dilaksanakan sesuai waktu yang telah
ditentukan
C Perolehan Siswa Pasca Layanan
1. Peserta didik memperoleh pemahaman baru
2. Peserta didik mempunyai perasaan positif
3. Peserta didik berkurang masalahnya
4. Peserta didik terentaskan masalahannya
D Perhatian Peserta Didik
1. Peserta didik antusias mengikuti materi layanan BK
2. Peserta didik aktif bertanya
3. Peserta didik aktif menjawab
4. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan
konselor
5. Peserta didik hadir semua
E Ketersediaan sarana prasarana
1. Liquid Crystal Display (LCD) tersedia lengkap
2. Mebeler dan ATK tersedia lengkap
3. Ruangan bersih dan nyaman
4. Instrumen dan Sumber Buku tersedia lengkap
5. Pencahayaan ruangan mencukupi

Anda mungkin juga menyukai