Anda di halaman 1dari 103

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

OLEH:
NI KADEK ARI SRI DAMAYANTI
2014201035

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2021/2022
A. Konsep Teori Kebutuhan
1. Definisi
Konsep Kebutuhan Nutrisi a. Definisi / deskripsi kebutuhan nutrisi. Istilah gizi
berasal dari bahasa arab gizawi yang berarti nutrisi. Gizi adalah substansi organik dan
nonorganik yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat
berfungsi dengan baik (Kozier, 2004 : 1116). Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan
memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga,
serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit.
Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas tubuh,
membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia
di dalam tubuh (Mubarak, 2008:27). Nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau
anorganik yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan
fungsinya. Enam zat nutrisi esensial (kelompok nutrien) yaitu : air, karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral mempunyai tiga fungsi utama yaitu : 1) Menyediakan energi
untuk proses dan pergerakan tubuh 2) Menyediakan “struktur material” untuk jaringan
tubuh seperti tulang dan otot 3) Mengatur proses tubuh.
Berdasarkan tingkat kebutuhannya, nutrisi dibedakan atas makronutrien dan
mikronutrien. Makronutrien merupakan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
yang banyak, misalnya: karbohidrat, protein, lemak dan air. Sedangkan mikronutrien
merupakan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit, misalnya:
vitamin dan mineral.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan dari
karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat mengahasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat
yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat
sedikit. Glikogen adalah sintesis dari glukosa. Pemecahan energi selama masa
istirahat/puasa. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.
2. Protein
Proteinberfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti jaringan
tubuh. Setiap 1gram protein menghasilan 4 kkal. Bentuk sederhana dari protein adalah
asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk hormone dan enzim.
Asam amino esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh tetapi harus didapat dari
makanan. Jenis asam amino esensial diantaranya lisin, triptofan, fenilalanin, leusin.
3. Lemak
Penyerapan lemak dimulai dalam lambung (walau hanya sedikit), karena dalam mulut
tidak ada enzim pemecah lemak. Lambung mengeluarkan enzim lipase untuk menghubah
sebagian kecil lemak menjadi asam lemak dan gliserin, kemudian diangkut melalui getah
bening dan selanjutnya masuk kedalam peredaran darah untuk kemudian di hati. Sintesis
kembali terjadi dalam saluran getah bening, mengubah lemak gliserin menjadi lemak
seperti aslinya.
adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena perannya sebagai katalis
dalam reaksi biokimia. Mineral dapat diklasifikasikan menjadi makromineral yaitu jika
kebutuhan tubuh 100mg atau lebih; dan mikromineral jika kebutuhan tubuh kurang dari
100mg. Termasuk dalam makromineral adalah kalsium, magnesium fosfat sedangkan
yang termasuk dalam mikromineral adalah klorida, yodium, iron, zinc.
4. Vitamin
Vitamin adalah sustansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makanan dan
tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme
karena fungsinya sebagai katalisator.

5. Air
Air adalah komponen tubuh yang sangat penting karena fungsi sel bergantung
pada lingkungan air. Air membentuk 60-70% berat tubuh total. Persentase air dalam
seluruh tubuh lebih besar untuk orang kurus dari pada orang yang obesitas karena otot
terdiri atas lebih banyak air dari pada jaringan yang lain, kecuali darah. Bayi memiliki
persentase total air yang paling besar dalam tubuh, dan lansia memiliki persentase total
air yang paling sedikit. Saat kehilangan air, seseorang tidak akan mampu bertahan hidup
lebih dari beberapa hari.

2. Anatomi Fisiologi Terkait Nutrisi


1) Rongga oral
a) Bibir : berfungsi untuk menerima makanan dan produksi wicara.
b) Lidah : berfungsi untuk menggerakan makanan saat dikunyah atau ditelan, untuk
pengecapan dan dalam produksi wicara.
c) Kelenjar saliva : melarutkan makanan secara kimia, melembabkan dan melumasi
makanan, sekresi amilase untuk mengurang zat tepung menjadi polisakarida dan maltosa,
sebagai zat buang, membersihkan rongga oral dan membantu memelihara kesehatan oral
serta mencegah kerusakan gigi.
d) Gigi : menghancurkan makanan menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur dengan
saliva untuk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.
2) Faring : berperan dalam proses menelan.
3) Esofagus : menggerakan makanan dari faring ke lambung melalui gerak peristalis.
4) Lambung : penyimpanan makanan, produksi kimus, digesti protein, produksi mukus,
produksi faktor intrinsik (glikoprotein, vit. B12), absorpsi.
5) Usus halus (duodenum, yeyunum, ileum) : mengakhiri proses pencernaan makanan
yang dimulai di mulut dan di lambung. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim
pankreas serta dibantu empedu dalam hati, secara selektif mengabsorpsi produk digesti.
6) Usus besar : mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolitdari kimus yang tersisa
dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat.
Faktor Predisposisi dan Presipitasi
a. Faktor Predisposisi
1) Usia
2) Jenis Kelamin
3) Aktivitas
4) Status kesehatan
5) Metabolisme zat gizi (simpanan, absorbs, penggunaan, ekskresi)
(NANDA,2006)
b. Faktor Presipitasi
1) Gangguan sistem gastrointestinal
2) Peningkatan atau penurunan laju metabolik
3) Asupan nutrient yang tidak adekuat
4) Susah menelan (disfagia)
5) Anoreksia
6) Penurunan status mental atau penurunan kesadaran
7) Efek dari pengobatan
8) Gaya hidup
9) Kelainan endokrin
(NANDA, 2006)
3. Gangguan Terkait Nutrisi
a. Etiologi
1) Fisiologi
a) Intake nutrient
b) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
c) Pengetahuan
d) Gangguan penelan / menelan
e) Perasaan tidak nyaman setelah makan
f) Anoreksia
g) Nausea & vomitus
h) Intake kalori & lemak yg berlebihan
2) Kemampuan mencerna nutrient
a) Obstruksi mencerna cairan, mal absorbsi nutrient
3) Kebutuhan metabolisme
a) Pertumbuhan, stres, kondisi yang meningkatkan bmr, kanker.
4) Gaya hidup dan betrlebihan
a) Kebiasaan makanan yang baik perlu diterapkan pada usia foddierlusia
menginjak 1 tahun
b) Kebiasaan makanan lansia menghindari yang penting untuk dimakan
5) Jenis kelamin
Metabolisme basal pada laki laki lebih besar dibandingkan dengan wanita
pada laki laki dibutuhkan metabolism basal Kkal /kg/bb/jam dan pada wanita
oigkkal/kg/bb/jam
6) Tinggi bdan dan berat badan
Tinggi badan dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan
tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluarn panas,
sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi besar
7) Status kesehatan
Nafsu makan yg baik adalah tanda yan g sehat
8) Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit
9) Alkohol & obat
Penggunaan alkohol dan obat yang berlebihan memberi konstribusi pada
defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelanjakan untuk alkohol dari pada
makanan. Obat-obatan yg menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan
zat gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan
mengurangi absorpsi zat gizi inteostin.

b. Proses terjadinya
Adanya infeksi virus kemudian merusak sel beta sehingga gula dalam
darah tidak dapat dibawa masuk dalam sel terjadi hiperglikemia menyebabkan
batas melebihi ambang ginjal terjadi glukosuria menyebabkan kehilangan kalori
kemudian sel kekurangan bahan untuk metabolism kemudian merangsang
hipotalamus (pusat lapar dan haus) kemudian terjadi polydipsia polipagia
sehingga menyebabkan terjadinya gangguan pemenuhan nutrisi.

c. Manifestasi Klinis
Tanda Dan Gejala
1) Gigi tidak lengkap dan ompong
2) Nafsu makan menurun
3) Lesu dan kurus
4) Tidak semangat
5) BB kurang / lebih dari normal
6) Perut terasa kembung
7) Sukar menelan
8) Mual muntah
9) Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa
manis, asin, asam, dan pahit.
10) Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
11) Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
12) Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan
konstipasi.
13) Penyerapan makanan di usus menurun

d. Komplikasi
a. Malnutrisi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
b. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam
pengguanaan kalori.
c. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya
obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
d. Penyakit jantung koroner
Merupakan gangguan nutrisi yangs sering disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering
dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas,
dan lain-lain.
e. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
f. Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.

4. Pemeriksaan Diagnostik/Pemeriksaan Penunjang Terkait Gangguan Pemenuhan


Nutrisi
A. Jenis Pemeriksaan Diagnostik
Pemerikasaan diagnostk dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium
dengan ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:
1) Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).
2) Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).
3) Hb (N: 12 mg %).
4) BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita: 0,5-
1,0 mg/100 ml).

A. Parameter Yang Diperiksa


Pengkajian status nutrisi berdasakan ABCD yaitu
A : Antropometri.
B : Biokimia.
C : Klinikal sign.
D : Diet. Hal ini di singkat agar mudah diingat.

a. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari
sudut pandang gizi maka antropometri berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain :
1.Indeks Masa Tubuh
a. Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan
paling sering digunakan pada bayi baru lahir. Berat badan digunakan untuk
mendiagnosa bayi normal atau BBLR Berat Bayi lahir Rendah). Dikatakan
berat bayi lahir rendah apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau
dibawah 2,5 kg. pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunaka untuk
melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan
klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. 

b. Tinggi badan
Tinggi badan merupakan parometer yang penting bagi keadaan yang telah
lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak dapat diketahui dengan tepat.

c. Lingkar kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak
secara praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan pathologi dari
besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala contoh yang sering
diginakan adalah kepala besar (hidrosepalus) dan kepala kecil (mikrosepalus).
Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang
tengkorak. 
d. Lingkar Dada
Biasanya di lakukan pada anak yang berumur 2-3 tahun, karena rasio
lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini
tulang tengkorak tumbuh secara lambat dan pertumbuhan dada lebih cepat.
Umur antara 6 bulan dan 5 tahun, rasio lingkar kepala dan dada adalah
kurang dari 1, hal ini di karenakan akibat kegagalan perkembangan dan
pertumbuhan, atau kelemahan otot dan lemak pada dinding dada. Ini dapat di
gunakan pada dinding indicator dalam menentukan kekurangan energi protein
pada anak balita.
e. Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas mencerminkan cadangan energi dalam tubuh sehingga
pengukuran ini juga dapat digunakan untuk melihat status kekurangan energi
dan protein pada tubuh seseorang.
f. Tinggi Lutut
Tinggi lutut erta kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi
badan didapat dari tinggi lutut bagi orang yang tidak dapat berdiri (seperti
lansia).

b.  Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang
diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa
jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan
bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.
Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih
banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
Hemoglobin (Hb) dan Hemaktroit (HCT)
Hemaglobin
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk
menetapkan prevalensi anemia. Garby et al.menyatakan bahwa penentuan status
anemia yanghanya menggunakan kadar Hb ternyata kurang lengkap,sehingga
perlu ditambah dengan pemeriksaan yang lain. Hb merupakan senyawa pembawa
oksigen pada sel darah. Hemoglobin dapat di ukur secara kimia dan jumlah
Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen
pada darar. Kandungan hemoglobin yang rendah dengan demikian
mengindikasikan anemia.
Hemaktokrit (HCT)
Hemaktorit adalah volume eritrosit yang di pisahkan dari plasma dengan
cara memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya di nyatakan dalam persen
(%). Setelah sentrifugasi, tinggi kolom sel merah diukur dan di bandingkan
dengan tinggi darah penuh yang asli. Presentase massa sel merah pada volume
darah yang asli merupakan hematokrit. Darah penuh antikogualan disentrufugasi
dalam tabung khusus.
c. Klinis/Clinical Sign
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai
status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang
terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat
pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissue) seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti
kelenjar tiroid
d. Diet
Diet adalah pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang atau suatu
populasi penduduk. Sedangkan diet seimbang adalah diet yang memberikan
semua nutrien dalam jumlah yang memadai, tidak terlalu banyak dan juga tidak
terlalu sedikit.
C. Hasil Temuan
Pemeriksaan melalui pengukuran antropometri digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini dilihat pada
pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak.
D. Interpretasi Hasil
Karena dari pemeriksaan pengukuran antropometri yang dilakukan, dapat
ditemukan hasil yang dapat menyebabkan kekurangan nutrisi di dalam tubuh.
5. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanan Terapi
Tujuan Terapi :
Tujuan keseluruhan dari terapi antiemetika adalah untuk mencegah atau
menghilangkan mual dan muntah; dan seharusnya tanpa timbulnya efek samping
atau efek yang tidak dikehendaki secara klinis. (Sukandar, 2008)
Terapi Farmakologi (Sukandar. 2008)
1. Obat antiemetik bebas dan dengan resep paling umum direkomendasikanuntuk
mengobati mual muntah. Untuk pasien yang bisa mematuhi pemberiandosis oral,
obat yang sesuai dan efektif dapat dipilih tetapi karena beberapa pasien tidak
dapat menggunakan obat oral, obat oral tidak sesuai. Pada pasien tersebut
disarankan penggunaan obat secara rectal atau parenteral.
2. Untuk sebagian besar kondisi, dianjurkan antiemetik tunggal; tetapi bila pasien
tidak memberikan respon dan pada pasien yang mendapat kemoterapiemetonik
kuat, biasanya dibutuhkan regimen multi obat.
3. Terapi mual-muntah simpel biasanya membutuhkan terapi minimal. Obat bebas
atau resep berguna pada terapi ini pada dosis lazim efektif yang rendah
4. Penanganan mual-muntah komplek membutuhkan terapi obat yang bekerjakuat,
mungkin lebih dari 1 obat emetic
Terapi Non Farmakologi (Sukandari. 2008).
1. Pasien dengan keluhan ringan, mungkin berkaitan dengan konsumsi makanan dan
minuman, dianjurkan menghindari masuknya makanan
2. Intervensi non farmakologi diklasifikasikan sebagai intervensi perilaku termasuk
relaksasi, biofeedback, self-hypnosis, distraksi kognitif dan desensitisasi
siseimatik
3. Muntah psikogenik mungkin diatasi dengan intervensi psikologik
b. Penatalaksanaan Operatif
Tidak ada tindakan operatif yang dilakukan, karena tidak yang yang perlu di
operasi.
2. Tinjauan Teori Askep Kebutuhan Dasar
a. Pengkajian
Data Subjektif
- Pasien mengatakan nafsu makan menurun
- Pasien mengeluh mual dan muntah
- Pasien mengatakan perut terasa sesak atau sebah (seperti rasa kenyang)
Data Obyektif
- Pasien tampak kurus dan lemas
- Mukosa bibir pasien tampak kering
- Turgor kulit sedang
- Pasien tampak tidak menghabiskan makanannya dan hanya habis 3 sendok makan

b. Diagnosa Keperawatan
Menurut north american nursing diagnosis association (NANDA), diagnosis
keperawatan terkait masalah nutrisi (kozier,2004) yaitu :
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Yang berhubungan dengan (NANDA, 2012) :
- Faktor biologis
- Faktor ekonomi
- Kemampuan untuk mengabsorpsi nutrient
- Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
- Ketidakmampuan menelan makanan
- Faktor psikologis
Yang ditandai dengan (NIC NOC, 2014):
Subjektif :
- Kram abdomen
- Nyeri abdomen
- Menolak makan
- Persepsi ketidakmampuan untuk mencerna
- Melaporkan perubahan sensasi rasa
- Melaporkan kurangnya makanan
- Merasa cepat kenyang setelah mengkonsumsi makanan
Objectif :
- Kekurangan makanan
- Kehilangan rambut yang berlebihan
- Kurang informasi, informasi yang salah
- Kurangnya minat terhadap makanan
- Membran mukosa pucat
- Rongga mulut terluka
- Kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan atau mengunyah

c. Perencanaan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Prioritas : ketidakseimbangan nutris kurang dari kebutuhan tubuh

2. Rencana Asuhan Keperawatan


a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1) Rencana tujuan
- Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
- Pasien mengungkapkan nafsu makan meningkat
- Pasien mengungkapkan tidak merasa mual
- Pasien mengungkapkan tidak ada muntah
- Wajah pasien tampak tenang dan rileks
- Pengetahuan pasien bertambah
- TTV dalam rentang normal, yaitu:
TD : 100-120/60-80 mmHg
N : 80 – 100 x/ menit
RR : 16- 24 x/ menit
S : 36, 5 – 37, 5 0C
2) Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam maka
diharapkan kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi dan nafsu makan
pasien meningkat dengan kriteria hasil:

a) Tidak merasa mual


b) Tidak ada muntah
c) Pasien tidak tampak lemas
d) Berat badan meningkat
e) Mukosa bibir pasien lembab
f) Perut pasien terasa sesak atau sebah menurun
g) Pasien tidak tampak lemas
h) Turgor kulit pasien elastis

2) Rencana tindakan
a) Dilakukan tindakan terapeutik (pendekatan terapeutik) pada pasien dan
keluarga, misal : senyum, sapa, salam, sopan dan santun
Rasional : agar terjalin hubungan saling percaya antara pasien,
keluarga dan tenaga kesehatan
b) Berikan informasi pada pasien tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan
nutrisi
Rasional : agar pasien mengerti tentang pentingnya pemenuhan
kebutuhan nutrisi
c) Kaji faktor yang berhubungan dengan nafsu makan
Rasional : Mengidentifikasi dan meningkatkan nafsu makan pasien
d) Motivasi pasien untuk makan sedikit (dalam porsi kecil rendah lemak
dan rendah serat) dan makan lebih sering (selama tidak ada
kontraindikasi)
Rasional : agar pasien mau makan lagi dan bisa meningkatkan nafsu
makan
e) Observasi TTV
Rasional : sebagai parameter untuk mengetahui perkembangan
pasien
f) Kolaborasi dengan tim medis
Rasional : untuk menentukan tindakan selanjutnya dan mempercepat
proses penyembuhan
c. Pelaksanaan
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah
dicatatat dalam rencana keperawatan pasien. Agar implementasi atau pelaksanaan ini
dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan,
memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan
serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan (Eko dan Andi,2014)

d. Evaluasi
1. Pasien mengungkapkan nafsu makan meningkat
2. Pasien mengungkapkan tidak merasa mual
3. Pasien mengungkapkan tidak ada muntah
4. Berat badan meningkat
5. Wajah pasien tampak tenang dan rileks
6. Pengetahuan pasien bertambah
7. TTV dalam rentang normal, yaitu :
TD : 100-120/60-80 mmHg
N : 80 – 100 x/ menit
RR : 16- 24 x/ menit
S : 36, 5 – 37, 5 0C
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, W Iqbal, Chayatin N,. (2005) Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC
Sloane, Ethel. (2004) Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.
Bare, Brenda G.,(2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8.
Jakarta : EGC
Munthe, Naomi F.A.2017. Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Gangguan
Kebutuhan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh. Universitas Sumatera Utara.
Doengoes, Marilyn E. 2015. Mnual Diagnosa Keperawatan adisi : 3. Jakarta : EGC.
Huda Amin,Hardi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan NANDA NIC-NOC.
NANDA Internasional Inc. 2017. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017
edisi : 10.Jakarta. EGC.
Wilkinson , Judith M dan Nancy R.Aherm.2014.Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 9.
Diagnosa NANDA,Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC.Jakarta : EGC
Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin.2008.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori
dan aplikasi dalam Praktik.Jakarta : EGC
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC
WOC (Web Of Caution)

Penyakit Saluran Pencernaan

Perubahan Pola Makan

Kebutuhan kalori meningkat, Disfagia, kelainan persarafan


Sulit mencerna kalori

Menurunnya absorbsi nutrisi Tubuh kurang nutrisi

Pemanfaatan lemak bawah kulit Jaringan kurang nutrisi


sebagai bahan metabolisme

Lemak berkurang BB turun

Syanosis Pucat

Syanosis Lemah atau lemas

Gizi buruk Malnutrisi

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. B
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
TANGGAL 14 JANUARI 2022-20 JANUARI 2022

OLEH :
NAMA :
NIM :

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. B

DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

TANGGAL 14 JANUARI 2022-20 JANUARI 2022

A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 14 Januari 2022 pukul 10.00 wita di Ruang
Rumah Sakit dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan dokumentasi
(rekam medis).

1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung (Anak)
Nama : Ny. B Tn. D
Umur : 60 tahun 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Laki-Laki
Status Perkawinan: Sudah Kawin Sudah Kawin
Suku /Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA S1
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Jalan Raya Pemogan Jalan Raya Pemogan
Alamat Terdekat : Jalan Raya Pemogan Jalan Raya Pemogan
Nomor Telepon : 081563728281 -
Nomor Register : 12536
Tanggal MRS : 14 Januari 2022
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama masuk rumah sakit
Pasien datang dengan keluhan lemas, pusing dan muntah
2) Keluhan utama saat pengkajian
Pasien mengeluh mual dan muntah dan keluarga pasien mengatakan sejak 1
minggu lalu pasien hanya makan setengah porsi dari yang diberikan
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan kemarin merasa lemas dan pusing .Akhirnya keluarga
membawa pasien ke RS B Pukul 05.00 wita. Di RS pasien diterima di IGD dan
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dengan hasil : TD = 120/70 mmHg, N =
82 x/menit, RR = 22 x/menit, dan S = 37 oC. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh
perawat dan dokter, pasien diberikan terapi IVFD NaCl 20 tpm. Setelah diberikan
terapi pasien direncanakan untuk rawat inap untuk perawatan lebih lanjut dan
pasien dipindahkan ke ruang penyakit dalam. Pada tanggal 28 September saya
melakukan pengkajian pada pukul 10.00 wita. Dari hasil pengkajian, pasien
mengeluh mual, muntah, dan keluarga pasien mengatakan pasien hanya makan
setengah porsi dari yang diberikan. Dan hasil pengukuran didapatkan yaitu TD :
130/80 mmHg, Nadi : 82x/menit, S : 37oC, RR : 22 x/menit, TB : 160 cm, BB
sebelum sakit : 55 kg, BB saat ini : 47 kg.
4) Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit sebelum ini. Pasien memiliki
riwayat diabetes sejak 1 tahun yang lalu.
5) Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit keturunan seperti
DM dan hipertensi.
6) Genogram

60
th

Keterangan :

: Laki- laki : Meninggal

: Perempuan ------ : Tinggal satu rumah

6 : Pasien
0

c. Pola Kebiasaan
1) Bernafas
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan tidak ada sesak dan tidak ada batuk.
Saat Pengkajian :  t.a.k (tidak ada keluhan), □ sesak saat menarik nafas,

□ sesak saat mengeluarkan nafas, □ nyeri waktu bernafas,


□ batuk, □ dada berdebar
Data lain : -
2) Makan dan minum
Sebelum Pengkajian: Pola nutrisi baik makan 3x sehari, nafsu makan baik, tidak
ada alergi terhadap makanan. Dan tidak ada makann yang
tidak di sukai
Saat Pengkajian : Frekuensi makan ( 3x/hari), jenis makanan (nasi, lauk, sayur,
dan buah), makanan pantangan (tidak ada), alergi makanan
(tidak ada), porsi makan sehari ( ½ porsi), minuman yg biasa
diminum (air putih), alcohol ( - gelas/hari), merokok
(-bgks/hari), jumlah minum sehari (7-8 gelas/hari)
 mual,
 muntah (2x/hari, volume …cc, konsistensi………),
 nafsu makan menurun,

□ sulit mengunyah/menelan : …………………………


□ sonde/NGT (……….x, kebutuhan…….kalori)
3) Eliminasi
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan BAB teratur 1 – 2 kali sehari dengan
konsistensi lembek dan berwarna kuning. Pasien
mengatakan BAK juga lancar 4-5 kali sehari, warna kuning
dan tidak ada darah.
Saat Pengkajian : BAB frekuensi ( 1 x/hari),  teratur, □ tidak teratur
konsistensi (lembek), Warna (kuning),
Bau (khas feses.) □ ada darah/lendir , □ konstipasi/obstipasi
BAK frekuensi (4 – 5 x/hari), warna (kuning),
Bau (khas urine), jumlah/volume (………..cc/kencing),
 lancar, □ seret, □ darah, □ nyeri saat kencing,

□ terpasang dower kateter


4) Gerak dan aktivitas
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan biasa memasak, belanja ke pasar,
mencuci karena pasien seorang ibu rumah tangga. Dan jika
ada waktu luang digunakan untuk istirahat.
Saat Pengkajian : Jenis kegiatan utama ADL, aktivitas yang biasa dilakukan
memasak, aktivitas yang tidak bisa dilakukan yaitu berdiri
terlalu lama, penyebab tidak bisa beraktivitas pasien merasa
lemas karena mual dan muntah
5) Istirahat dan tidur
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan biasa tidur siang sekitar 30 menit dan
tidur malam dari jam 10 malam sampai jam 6 pagi dan
tidurnya nyenyak.
Saat Pengkajian : Jumlah jam tidur ( 7 jam/hari),
 sering terjaga

□ susah tidur
□ penggunaan obat tidur (obat ..………………)
 tidur siang (1 jam/hari)
Data lain : -
6) Kebersihan diri
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan mandi 2 kali sehari, setiap hari sikat
gigi, rajin potong kuku, dan mencuci rambut 2 kali
seminggu.
Saat Pengkajian : Mandi, frekuensi (1.x/hari), tempat (diatas tempat tidur),
□ memakai sabun,
Cuci rambut, frekuensi (…..x/hari), □ memakai shampoo,
Pemeliharaan mulut dan gigi, frekuensi sikat gigi
(….x/hari, □ sebelum, □sesudah makan), □ memakai pasta
gigi.
Berpakaian, frekuensi ganti baju (1 x/hari)
Kebersihan kuku:  bersih, □ kotor, keadaan kuku:

□ panjang,  pendek,
Kemampuan membersihkan diri □ mandiri,  dibantu
(oleh keluarga)
Data lain : Pasien mandi dengan dilap saja oleh keluarga
dan tidak dapat mencuci rambut selagi dirawat di RS.

7) Pengaturan suhu tubuh


Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada keluhan tentang panas atau
dingin, suhu tubuh normal saja.
Saat Pengkajian :  perasaan panas, □ berkeringat, □ kemerahan
Data lain : suhu pasien = 38,8oC.
8) Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan rasa nyaman
Saat Pengkajian : □Merasa tidak nyaman gatal, area gatal (…………………)

□Merasa tidak nyaman nyeri, skala nyeri(…….……….),


intensitas nyeri (……………), kualitas nyeri(….………..),
Lokasi nyeri (…………….), waktu (……….……),
penyebab nyeri ……………………………………
Data lain : Pasien mengatakan merasa tidak nyaman karena
lemas akibat mual dan muntah.
9) Rasa aman
Sebelum Pengkajian: Pasien tidak mengalami gangguan rasa aman
Saat Pengkajian :  cemas, penyebab karena sempat lemas.

□ takut, penyebab……………………………………..
Data lain : -
10) Data sosial
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan keluarganya harmonis dan hubungan
dengan tetangga juga baik-baik saja.
Saat Pengkajian : Jenis keluarga (keluarga besar), peran dalam keluarga
(istri), pengambil keputusan dalam keluarga yaitu suami
Keharmonisan keluarga :  harmonis, □ tidak harmonis,
penyebab……………………………….
Hubungan dengan tetangga  baik, □ kurang baik,
Lingkungan rumah : kondisi lingkungan rumah : bersih
Kemampuan ekonomi keluarga : berkecukupan
Hubungan dengan pasien lain : baik
Hubungan dengan perawat : baik
Data lain : -
11) Prestasi dan produktivitas
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan
produktivitasnya.
Saat Pengkajian : Prestasi yang pernah dicapai……………………………
Pengaruh pekerjaan terhadap penyakit…………………
Pengaruh penyakit terhadap produktivitas……………….
Data lain : Pasien mengatakan karena sakit yang dirasakan
menyebabkan tidak dapat melakukan kegiatan seperti bisa
12) Rekreasi
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan sebelum sakit pasien sering berekreasi
dengan keluarganya dengan jalan-jalan ke taman kota.
Saat Pengkajian : Hobi pasien : Memasak
Kebiasaan rekreasi : Jalan-jalan dengan keluarga
Data lain : -
13) Belajar
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan mengerti tentang penyakit yang
dideritanya saat ini
Saat Pengkajian : Hal-hal yang perlu dipelajari berhubungan dengan
penyakitnya : tanda dan gejala, patofisiologi, dan
pengobatan.
Pemahaman pasien terhadap penyakitnya : Pasien mengerti
tentang penyakitnya

14) Ibadah
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan sebelum sakit pasien rajin sembahyang
dan biasanya sembahyang 1 kali sehari pada sore hari.
Saat Pengkajian : Agama /kepercayaan yg dianut : Agama Hindu
Kebiasaan beribadah : Tetap sembahyang dari tempat tidur.

d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran :  composmentis/sadar penuh, □ somnolen, □ koma
Data lainnya : GCS E4V5M6
b) Bangun Tubuh :  kurus, □ sedang, □ gemuk
Data lainnya : BB 47 kg, TB : 160 cm, IMT : 18,3
c) Postur Tubuh :  tegak, □ lordosis, □ kifosis, □ skoliosis,
Data lainnya -
d) Cara Berjalan :  lancar terkoordinir, □ terganggu,
Data lainnya -
e) Gerak Motorik :  normal, □ tergangu,
Data lainnya -
f) Keadaan Kulit
Warna :  normal, □ ikterus, □ sianosis, □ pucat/anemis

Turgor :  elastis, □ kurang elastis, □ jelek

Kebersihan:  bersih, □ kurang bersih, □ kotor


Luka :  tidak ada,

□ ada : □ terbuka, □ tertutup


Lokasi…………………………………………………
Luas luka………………………………………………
Warna…………………………………………………
Pus………………………………………………………
Hiperemi ………………………………………………
Jaringan…………………………………………………
Gambar :
Depan Belakang
g) Gejala Kardinal : TD : 130/80 .mmhg
N : 82 .x/mnt
S : 38,8 oC
RR : 22 x/mnt
h) Ukuran lain : BB : 47 .kg
TB : 160 cm
LL : - cm
2) Kepala
a) Kulit kepala  bersih, □ kotor : □ ketombe, □ kutu

b) Rambut : rontok, □ jagung, □ merah


c) Nyeri tekan, lokasi… Tidak ada
d) Luka : Lokas… Tidak ada
Luas luka
Warna
Gambar

Data lainnya : -
3) Mata
a) Konjungtiva :  merah muda, □ anemis/pucat, □ ikterus/kuning

b) Sklera :  putih, □ ikterus

c) Kelopak mata : □ oedema, □ benjolan,  lingkaran hitam

d) Pupil :  reflek pupil baik, □ pupil isokor, □ pupil midriasis

□ Bola mata menonjol


Data lainnya -
4) Hidung
a) Keadaan :  Bersih, □ Secret, □ Darah, □ Polip

b) Penciuman :  Baik, □ Terganggu

c) Nyeri : □ nyeri tekan, □ Sinusitis, Lokasi...


d) Luka,  Tidak ada,

□ Ada : Lokasi…
Luas luka…
Warna…
Data lainnya : -
5) Telinga
a) Keadaan :  Bersih, □ Secret, □ Darah

b) Nyeri :  tidak nyeri, □ nyeri tekan

c) Pendengaran,  baik/normal, □ terganggu…

d) Pemeriksaan □ test rinne…

□ test webber…
□ test swabach…
Data lainnya –
6) Mulut
a) Mukosa bibir : □ mukosa lembab, □ bibir sianosis,  pucat,  kering

b) Gusi :  tidak berdarah, □ berdarah

c) Gigi :  gigi lengkap,  gigi bersih, □ caries/karang gigi, □ berlubang

d) Lidah :  bersih, □ kotor,

e) Tonsil :  normal, □ hyperemia pada tonsil, □tonsil membesar, □faring


radang
Data lainnya -
7) Leher
a) Inspeksi
Keadaan :  baik/normal, □ Pembengkakan kelenjar tiroid, □ distensi vena

jugularis, □ kaku kuduk

b) Palpasi : □ kelenjar limfe membesar, □kelenjar parotis membesar,

□Pembengkakan kelenjar tiroid, □deviasi trakea, □teraba massa/tumor……


Data lainnya : leher pasien simetris dan dalam keadaan normal.
8) Thorax
a) Inspeksi
 Bentuk :  simetris, □ asimetris

 Gerakan dada:  bebas, □ terbatas, □ retraksi dada, □ palpitasi

 Payudara :  simetris, □ asimetris

□ Nyeri… Tidak ada


□ Bengkak… Tidak ada
□ Luka, Lokasi… Tidak ada
Luas…
Warna…
Pus …
Lain-lain…

b) Palpasi
 Pengembangan dada :  simetris, □ asimetris

 Vibrasi tactile premitus :  simetris, □ asimetris

 Nyeri tekan: … Tidak ada


c) Perkusi
 Suara paru :  Sonor/resonan, □ dullnes, □ hypersonor
d) Auskultasi
 Suara paru :  vesikuler/normal, □ ronchi, □ wheezing □ rales

 Suara jantung: □ Regular,  S1-S2 tunggal, □ Murmur, □ Gallop


Data lainnya : -
9) Abdomen
a) Inspeksi
 Pemeriksaan :  distensi abdomen, □ ascites

 Luka,  tidak ada, □ ada, Lokasi…


Luas…
Warna….
Pus …
Lain-lain…
b) Auskultasi
 Peristaltic usus: 12 x/mnt

c) Palpasi : □ hepatomegali, □ apendiksitis, □ distensi abdomen,  ascites,

□massa, □ nyeri tekan, lokasi…


d) Perkusi :  tympani, □ dullnes, □ hipertympani
Data lainnya -
10) Genetalia
a) Keadaan :  Bersih, □ Keputihan, □ Darah

b) Letak Uretra :  Normal, □ Epispadia, □ Hipospadia


c) Prosedur invasife :  Tidak

□ Ya, Terpasang dower catheter…


Data lainnya -
11) Anus
Keadaan :  Bersih, □ Hemoroid
Data lainnya -
12) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
 pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada ujung

kuku, □Clubbing finger, □ CRT < 2.detik

□ Luka, Lokasi… Tidak ada


Luas luka…
Warna….
Pus…
Hiperemi …
Jaringan.
 Terpasang infuse, NaCl 20 tpm
Data lainnya : Terpasang infuse di tangan kiri pasien
b) Ektremitas Bawah
 pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada ujung

kuku, □Clubbing finger, □ CRT < 2 detik

□ Luka, Lokasi… Tidak ada


Luas luka……
Warna……
Pus…
Hiperemi …
Jaringan…
Terpasang infuse : Tidak
Data lainnya…

c) Kekuatan Otot
5555 5555
5555 5555

Data lainnya : –

e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
No. Hari/Tanggal/Jam Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Lab Pemeriksaan

1. Jumat, 14 Januari Hb 6,8 Gr/dl 12-14 Gr/dl


2022 Leukosit 18.600/ul 5.000-10.000/ul
Hematokrit 21% 37-43%
Trombosit 397.000/ul 150.000-450.000/ul
Ureum 66mg/dl 10-50mg/dl
Creatinin 1,5 mg/dl 0,5-1,5 mg/dl
GDS 524 mg/dl <200 mg/dl

b. Analisa data
Analisa Data Pasien Ny.A Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi di Ruang Rumah Sakit Tanggal 14 Januari 2022-20 Januari 2022

Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan


- Pasien mengeluh mual - Kesadaran pasien Ketidakseimbangan
dan muntah. composmentis. Nutrisi Kurang Dari
- Keluarga pasien - Pasien tampak lemas Kebutuhan Tubuh
mengatakan sejak 1 - Mukosa bibir pasien
minggu lalu pasien tampak kering.
hanya makan setengah - Berat Badan Pasien
porsi dari yang mengalami penurunan
diberikan. dari 55 kg menjadi 47
kg

- Hasil TTV :
 TD : 130/80 mmHg.
 Nadi : 82x/menit
 S : 37oC
 RR : 22 x/menit.

c. Rumusan Masalah Keperawatan


1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
d. Analisa Masalah
1. P : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
E : Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
S : Pasien mengeluh mual muntah, kelurga pasien mengatakan sejak 1
minggu lalu pasien hanya makan setengah porsi , berat badan pasien
mengalami penurunan dan pasien tampak lemas
Proses Terjadinya :
Terjadinya penurunana status kesehatan yang disebabkan karena
beberapa faktor seperti obesitas, kebiasaan makan yang tidak benar dan
hereditas dapat menyebabkan reseptor insulin menurun dan terjadilah
gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Dari hal
tersebutlah menyebabkan pasien tidak nafsu makan, makan hanya
setengah porsi dari biasanya dan merasakan mual dan muntah serta badan
terasa lemas,
Akibat jika tidak ditanggulangi :
Jika tidak ditanggulangi akan menyebabkan penurunan berat badan yang
drastis dan menyebabkan kondisi pasien semakin memburuk

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien ditandai dengan pasien mengeluh
mual muntah, kelurga pasien mengatakan sejak 1 minggu lalu pasien hanya
makan setengah porsi , berat badan pasien mengalami penurunan dan pasien
tampak lemas

3. PERENCANAAN
a. Prioritas masalah
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien ditandai dengan pasien
mengeluh mual muntah, kelurga pasien mengatakan sejak 1 minggu lalu
pasien hanya makan setengah porsi , berat badan pasien mengalami
penurunan dan pasien tampak lemas
b. Rencana Keperawatan

Rencana Keperawatan Pada Pasien Ny.A


Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di Ruang Rumah Sakit
Tanggal 14 Januari 2022-20 Januari 2022
No Hari/Tgl/Jam Diagnosa Rencana Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Keperawatan
1. Jumat, 14 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Pantau berat badan 1. Berat badan
Januari 2022 nutrisi kurang dari asuhan pasien merupakan indicator
kebutuhan tubuh keperawatan 3 x status nutrisi dan
berhubungan 24 jam diharapkan juga dapat digunakan
dengan kebutukan nutrisi untuk menentukan
ketidakmampuan pasien terpenuhi IMT dan
mengabsorbsi dengan : merencanakan terapi
nutrien ditandai Kriteria Hasil nutrisi
dengan pasien a. Menunjukan 2. Beri makan porsi 2. Makan sedikit-sedikit
mengeluh mual adanya sedikit-sedikit tapi akan memberikan
muntah, kelurga peningkatan sering kesempatan pada
pasien mengatakan berat badan lambung untuk
sejak 1 minggu lalu b. Mampu mengosongkan
pasien hanya menghabiskan sehingga tidak
makan setengah makanan yang terjadi perasaan
porsi , berat badan diberikan penuh pada lambung
pasien mengalami c. Pasien yang menyebabkan
penurunan dan mengungkapkan mual dan muntah
pasien tampak tidak ada mual 3. Sajikan makanan 3. Makanan yang
lemas dan nafsu dalam bentuk bervariasi akan
makan membaik bervariasi sesuai menimbulkan rasa
d. Menyatakan dietnya semangat untuk
lemas yang makan tetapi tetap
dirasakan memperhatikan diet
berkurang 4. Kolaborasi dengan 4. Ahli gizi kompeten
ahli gizi untuk dalam menentukan
mengidentifikasi dan merencanakan
dan merencanakan kebutuhan nutrisi
4. IMPLEMENTASI
Implementasi Keperawatan Pada Pasien Ny.A
Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di Ruang Rumah Sakit
Tanggal 14 Januari 2022-20 Januari 2022

No Hari/Tgl/ No. Tindakan Keperawatan Evaluasi Respon Paraf


Jam Diagnosa
Keperawatan
1. Senin, 17 Dx 1 Melakukan pengukuran tanda- S : Pasien mengatakan masih Dama
Januari tanda vital merasa sedikit mual
2022 O : TD : 130/80 mmHg,
08.00 wita RR : 20x/mnt,
N : 82 x/mnt,
S : 360C
09.00 wita Mengukur berat badan pasien S : Pasien mengatakan baju Dama
yang digunakan terasa
longgar
O : BB : 47 kg
09.20 wita Berkolaborasi pemberian injeksi S: - Dama
insulin sebelum makan O : Insulin 4 unit sudah
masuk ke tubuh pasien
10.00 wita Memberi makanan dengan porsi S : Pasien mengatakan masih Dama
sedikit-sedikit tapi sering tidak memiliki nafsu
makan yang baik
O: Pasien tidak menghabiskan
makannanya
11.00 wita Mengganti cairan infus RL 20 tpm S : - Dama
O : Tetesan infus pasien lancar
14.00 wita Berkolaborasi pemberian injeksi S : - Dama
insulin sebelum makan O : Insulin 4 unit sudah
masuk ke tubuh pasien
14.30 wita Memberi makanan dengan porsi S: Pasien mengatakan masih Dama
sedikit-sedikit tapi sering tidak memiliki nafsu
makan yang baik
O : Pasien tidak
menghabiskan
makannanya
19.00 wita Berkolaborasi pemberian injeksi S : - Dama
insulin sebelum makan O : Insulin 4 unit sudah
masuk ke tubuh pasien
20.00 wita Memberi makanan dengan porsi S : Pasien mengatakan masih Dama
sedikit-sedikit tapi sering tidak memiliki nafsu
makan yang baik
O : Pasien menghabiskan
makanan yang diberikan
dengan porsi sedikit
2. Selasa, 18 Dx 1 Melakukan pengukuran tanda- S : - Dama
Januari tanda vital O : TD : 120/70 mmHg,
2022 RR : 20x/mnt,
13.00 wita N : 82 x/mnt,
S : 360C
14.00 wita Berkolaborasi pemberian injeksi S : - Dama
insulin sebelum makan O : Insulin 4 unit sudah
masuk ke tubuh pasien
14.30 wita Memberi makanan dengan porsi S : Pasien mengatakan sudah Dama
sedikit-sedikit tapi sering memiliki sedikit nafsu
makan
0 : Pasien tampak
menghabiskan makanan
yang diberikan
15.00 wita Mengganti cairan infus RL 20 tpm S : - Dama
O : Tetesan infus pasien lancar
19.00 wita Berkolaborasi pemberian injeksi S : - Dama
insulin sebelum makan O : Insulin 4 unit sudah
masuk ke tubuh pasien
19.30 wita Memberi makanan dengan porsi S : Pasien mengatakan sudah Dama
sedikit-sedikit tapi sering memiliki sedikit nafsu
makan
0 : Pasien tampak
menghabiskan makanan
yang diberikan
20.00 wita Melakukan pengukuran tanda- S : Pasien mengatakan Dama
tanda vital mualnya sudah mulai
berkurang
O : TD : 120/70 mmHg,
RR : 20x/mnt,
N : 82 x/mnt,
S : 360C

3. Rabu, 19 Dx 1 Melakukan pengukuran tanda- S : Pasien mengatakan sudah Dama


Januari tanda vital tidak mual lagi
2022 O : TD : 110/70 mmHg,
07.00 wita RR : 22x/mnt,
N : 82 x/mnt,
S : 360C
07.30 wita Membersihkan tempat tidur pasien S : - Dama
O : tempat tidur pasien sudah
bersih dan rapi
08.00 wita Mengukur berat badan pasien S:- Dama
O : BB = 48 kg
08.30 wita Berkolaborasi pemberian injeksi S : - Dama
insulin sebelum makan O : Insulin 4 unit sudah
masuk ke tubuh pasien
09.00 wita Memberi makanan dengan porsi S : Pasien mengatakan sudah Dama
sedikit-sedikit tapi sering memiliki sedikit nafsu
makan
0 : Pasien tampak
menghabiskan makanan
yang diberikan
11.00 wita Mengganti cairan infus RL 20 tpm S : - Dama
O : Tetesan infus pasien lancar
13.00 wita Melakukan pengukuran tanda- S : Pasien mengatakan sudah Dama
tanda vital tidak mual lagi
O : TD : 120/70 mmHg,
RR : 22x/mnt,
N : 82 x/mnt,
S : 360C
14.00 wita Berkolaborasi pemberian injeksi S : -
insulin sebelum makan O : Insulin 4 unit sudah Dama
masuk ke tubuh pasien
14.30 wita Memberi makanan dengan porsi S : Pasien mengatakan sudah Dama
sedikit-sedikit tapi sering memiliki sedikit nafsu
makan
0 : Pasien tampak
menghabiskan makanan
yang diberikan
18.00 wita Mengganti cairan infus RL 20 tpm S : - Dama
O : Tetesan infus pasien lancar
19.30 wita Berkolaborasi pemberian injeksi S : - Dama
insulin sebelum makan O : Insulin 4 unit sudah
masuk ke tubuh pasien
20.00 wita Memberi makanan dengan porsi S : Pasien mengatakan sudah Dama
sedikit-sedikit tapi sering memiliki sedikit nafsu
makan
0 : Pasien tampak
menghabiskan makanan
yang diberikan
5. Evaluasi

Evaluasi Keperawatan Pada Pasien Ny.A


Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di Ruang Rumah Sakit
Tanggal 14 Januari 2022-20 Januari 2022

No Hari/Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi


1. Kamis, 20 Ketidakseimbangan nutrisi S : Pasien mengatakan sudah tidak mual dan
Januari 2022 kurang dari kebutuhan muntah,pasien mengatakan sudah bisa menghabiskan
08.00 wita tubuh berhubungan makanan yang diberikan dan nafsu makan pasien sudah
dengan ketidakmampuan membaik serta pasien mengatakan badannya sudah
mengabsorbsi nutrien tidak lemas lagi
ditandai dengan pasien O : Pasien mampu meningkatan asupan nutrisi dan beran
mengeluh mual muntah, badan pasien sudah mengalami peningkatan
kelurga pasien A : Masalah Teratasi
mengatakan sejak 1
minggu lalu pasien hanya P : Hentikan Intervensi
makan setengah porsi ,
berat badan pasien
mengalami penurunan dan
pasien tampak lemas
LEMBAR PENGESAHAN

Pembimbing Mahasiswa

(Ns. I Gede Satria Astawa, S.Kep.,M.Kep.) (Ni Kadek Ari Sri


Damayanti)
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR GANGGUAN ELIMINASI

OLEH:
NI KADEK ARI SRI DAMAYANTI
2014201035

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI


2022
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR GANGGUAN ELIMINASI

A. Konsep Teori
1. Definisi
Eleminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme
tubuh. Eleminasi merupakan pengeluaran racun atau produk limbah dari
dalam tubuh. Eliminasi merupakan kebutahan dasar manusia yang
esensial dan berperanpenting dalam menentukan kelangsungan hidup
manusia. Eliminasi adalahpelepasan sisa-sisa metabolisme tubuh. Secara
umum sisa-sisa metabolisme dibagi menjadi dua yaitu eliminasi fekal
(buang air besar/defekasi) daneliminasi urine (buang air kecil/BAK).
Eliminasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa
metabolismeberupa feses atau urine yang berasal dari saluran
pencernaan dan kencingmelalui anus atau uretra. Eliminasi adalah
proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau
bowel (feses).

Gangguan eliminasi urin adalah keadaan dimana seorang individu


mengalami atau berisiko mengalami disfungsi eliminasi urine. Biasanya
orang yang mengalami gangguan eliminasi urin akan dilakukan kateterisasi
urine, yaitu tindakan memasukan selang kateter ke dalam kandung kemih
melalui uretra dengan tujuan mengeluarkan urine.
Gangguan eliminasi fekal adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami atau berisiko tinggi mengalami statis pada usus besar,
mengakibatkan jarang buang air besar, keras, feses kering. Untuk
mengatasi gangguan eliminasi fekal biasanya dilakukan huknah, baik
huknah tinggi maupun huknah rendah. Memasukkan cairan hangat melalui
anus sampai ke kolon desenden dengan menggunakan kanul rekti.
2. Anatomi Fisiologi

a. Ginjal
Tubuh manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di area
punggung kiri dan kanan, tepat di bawah tulang rusuk bagian
belakang. Masing-masing ginjal memiliki ukuran sebesar kepalan
tangan orang dewasa dan berbentuk menyerupai kacang. Fungsi utama
ginjal adalah mengatur jumlah air dalam darah, menyaring zat limbah
atau sisa metabolisme tubuh, menghasilkan hormon yang berfungsi
untuk mengendalikan tekanan darah dan produksi sel darah merah,
serta mengatur pH atau tingkat keasaman darah.

b. Ureter
Ureter adalah bagian dari sistem urinaria yang berbentuk
menyerupai saluran pipa atau tabung. Ureter berfungsi untuk
mengalirkan urine dari masing-masing ginjal untuk ditampung di
kandung kemih.

c. Kandung kemih
Organ yang berada di dalam perut bagian bawah ini bertugas
menyimpan urine. Jika kandung kemih sudah terisi penuh oleh urine,
akan timbul dorongan untuk buang air kecil. Kandung kemih orang
dewasa mampung menampung urine hingga 300–500 ml.
d. Uretra
Uretra atau saluran kencing adalah saluran yang
menghubungkan antara kandung kemih ke lubang saluran kemih pada
ujung penis atau vagina. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20
cm, sedangkan uretra pada wanita hanya sekitar 4 cm saja. Pada
bagian antara kandung kemih dan uretra terdapat cincin otot atau
sfingter yang bertugas menjaga urine agar tidak bocor.
Proses Berkemih :
a. Proses Filtrasi
Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan
darah kecuali protein. Cairanyang tersaring ditampung oleh simpai
bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida,sulfat,
bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. Cairan yang disaring
disebut filtrateglomerulus.
b. Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari
glukosa, sodium,klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat.
Prosesnya terjadi secara pasif (obligatorreabsorbsi) di tubulus
proximal. Sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan
sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi
secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanyadialirkan pada papilla
renalis.
c. Proses Sekresi.
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal
dialirkan ke papilla renalisselanjutnya diteruskan ke luar.
3. Faktor predisposisi/Faktor pencetus
a. Respon keinginan awal untuk berkemih atau defekasi.
Beberapa masyarakat mempunyai kebiasaan mengabaikan respon
awal untuk berkemih atau defekasi. Akibatnya urine banyak tertahan di
kandung kemih. Begitu pula dengan feses menjadi mengeras karena
terlalu lama di rectum dan terjadi reabsorbsi cairan.
b. Gaya hidup.
Banyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal
eliminasi urine dan defekasi. Tersedianya fasilitas toilet atau kamar
mandi dapat mempengaruhi frekuensi eliminasi dan defekasi. Praktek
eliminasi keluarga dapat mempengaruhi tingkah laku.
c. Stress psikologi
Meningkatnya stress seseorang dapat mengakibatkan
meningkatnya frekuensi keinginan berkemih, hal ini karena
meningkatnya sensitif untuk keinginan berkemih dan atau
meningkatnya jumlah urine yang diproduksi.
d. Tingkat perkembangan.
Tingkat perkembangan juga akan mempengaruhi pola
berkemih. Pada wanita hamil kapasitas kandung kemihnya menurun
karena adanya tekanan dari fetus atau adanya lebih sering berkemih.
Pada usia tua terjadi penurunan tonus otot kandung kemih dan
penurunan gerakan peristaltik intestinal.
e. Kondisi Patologis, Demam dapat menurunkan produksi urine (jumlah
& karakter).
f. Obat-obatan, diuretiik dapat meningkatkan output urine. Analgetik
dapat terjadi retensi urine.
4. Gangguang yang Terkait
a. Etiologi
1. Gangguan Eliminasi Urin
a) Intake cairan
Jumlah dan type makanan merupakan faktor utama yang
mempengaruhi output urine atau defekasi. Seperti protein dan
sodium mempengaruhi jumlah urine yang keluar, kopi
meningkatkan pembentukan urine intake cairan dari kebutuhan,
akibatnya output urine lebih banyak.

b) Aktivitas
Aktifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot.
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik
untuk tonus sfingter internal dan eksternal. Hilangnya tonus otot
kandung kemih terjadi pada masyarakat yang menggunakan kateter
untuk periode waktu yang lama. Karena urine secara terus menerus
dialirkan keluar kandung kemih, otot-otot itu tidak pernah
merenggang dan dapat menjadi tidak berfungsi. Aktifitas yang lebih
berat akan mempengaruhi jumlah urine yang diproduksi, hal ini
disebabkan karena lebih besar metabolisme tubuh
c) Obstruksi; batu ginjal, pertumbuhan jaringan abnormal, striktur
urethra
d) Infeksi
e) Kehamilan
f) Penyakit; pembesaran kelenjar ptostat
g) Trauma sumsum tulang belakang
h) Operasi pada daerah abdomen bawah, pelviks, kandung kemih,
urethra.
i) Umur
j) Penggunaan obat-obatan
2. Gangguan Eliminasi Fekal
a) Pola diet tidak adekuat/tidak sempurna:
Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi eliminasi
feses. Cukupnya selulosa, serat pada makanan, penting untuk
memperbesar volume feses. Makanantertentu pada beberapa orang
sulit atau tidak bisa dicerna. Ketidakmampuan ini berdampak pada
gangguan pencernaan, di beberapa bagian jalur dari pengairan
feses.
b) Cairan
Ketika pemasukan cairan yang adekuat ataupun pengeluaran
(cth: urine, muntah) yang berlebihan untuk beberapa alasan, tubuh
melanjutkan untuk mereabsorbsi air dari chyme ketika ia lewat di
sepanjang colon. Dampaknya chyme menjadi lebih kering dari
normal, menghasilkan feses yang keras.
c) Meningkatnya stress psikologi
Diketahui juga bahwa beberapa orang yagn cemas atau marah
dapat meningkatkan aktivitas peristaltik dan frekuensi diare.
Ditambah lagi orang yagn depresi bisa memperlambat motilitas
intestinal, yang berdampak pada konstipasi
d) Kurang aktifitas, kurang berolahraga, berbaring lama.
Pada pasien immobilisasi atau bedrest akan terjadi penurunan
gerak peristaltic dan dapat menyebabkan melambatnya feses
menuju rectum dalam waktu lama dan terjadi reabsorpsi cairan
feses sehingga feses mengeras
e) Obat-obatan
Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat berpengeruh
terhadap eliminasi yang normal. Beberapa menyebabkan diare;
yang lain seperti dosis yang besar dari tranquilizer tertentu dan
diikuti dengan prosedur pemberian morphin dan codein,
menyebabkan konstipasi. Beberapa obat secara langsung
mempengaruhi eliminasi. Laxative adalah obat yang merangsang
aktivitas usus dan memudahkan eliminasi feses. Obat-obatan ini
melunakkan feses, mempermudah defekasi. Obat-obatan tertentu
seperti dicyclomine hydrochloride (Bentyl), menekan aktivitas
peristaltik dan kadang- kadang digunakan untuk mengobati diare
f) Usia
Umur tidak hanya mempengaruhi karakteristik feses, tapi juga
pengontrolannya. Anak-anak tidak mampu mengontrol
eliminasinya sampai sistem neuromuskular berkembang, biasanya
antara umur 2 – 3 tahun. Orang dewasa juga mengalami perubahan
pengalaman yang dapat mempengaruhi proses pengosongan
lambung. Di antaranya adalah atony (berkurangnya tonus otot
yang normal) dari otot-otot polos colon yang dapat berakibat pada
melambatnya peristaltik dan mengerasnya (mengering) feses, dan
menurunnya tonus dari otot-otot perut yagn juga menurunkan
tekanan selama proses pengosongan lambung.
g) Penyakit-penyakit seperti obstruksi usus, paralitik ileus,
kecelakaan pada spinal cord dan tumor. Cedera pada sumsum
tulang belakan dan kepala dapat menurunkan stimulus sensori
untuk defekasi. Gangguan mobilitas bisa membatasi kemampuan
klien untuk merespon terhadap keinginan defekasi ketika dia tidak
dapat menemukan toilet atau mendapat bantuan. Akibatnya, klien
bisa mengalami konstipasi. Atau seorang klien bisa mengalami
fecal inkontinentia karena sangat berkurangnya fungsi dari
spinkter ani

b. Manifestasi Klinis
1. Tanda Gangguan Eliminasi Urin
a) Retensi Urin
1) Ketidak nyamanan daerah pubis.
2) Distensi dan ketidaksanggupan untuk berkemih.
3) Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang.
4) Meningkatnya keinginan berkemih dan resah
5) Ketidaksanggupan untuk berkemih
b) Inkontinensia urin
1) pasien tidak dapat menahan keinginan BAK sebelum sampai di
WC
2) Pasien sering mengompol.

2. Tanda Gangguan Eliminasi Fekal


a) Konstipasi
1) Menurunnya frekuensi BAB
2) Pengeluaran feses yang sulit, keras dan mengejan
3) Nyeri rektum
b) Impaction
1) Tidak BAB
2) Anoreksia
3) Kembung/kram
4) Nyeri rektum
c) Diare
1) BAB sering dengan cairan dan feses yang tidak berbentuk
2) Isi intestinal melewati usus halus dan kolon sangat cepat
3) Iritasi di dalam kolon merupakan faktor tambahan yang
menyebabkan meningkatkan sekresi mukosa.
4) Feses menjadi encer sehingga pasien tidak dapat mengontrol
dan menahan BAB.
d) Inkontinensia Fekal
1) Tidak mampu mengontrol BAB dan udara dari anus
2) BAB encer dan jumlahnya banyak
3) Gangguan fungsi spingter anal, penyakit neuromuskuler,
trauma spinal cord dan tumor spingter anal eksternal
e) Flatulens
1) Menumpuknya gas pada lumen intestinal,
2) Dinding usus meregang dan distended, merasa penuh, nyeri
dan kram.
3) Biasanya gas keluar melalui mulut (sendawa) atau anus (flatus)
f) Hemoroid
1) Pembengkakan vena pada dinding rectum
2) Perdarahan jika dinding pembuluh darah vena meregang
3) Merasa panas dan gatal jika terjadi inflamasi
4) Nyeri

5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Gangguan eleminasi urine
Pemeriksaan sistem perkemihan dapat mempengaruhi berkemih.
Prosedur-prosedur yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan
saluran kemih seperti IVY (intra uenus pyelogram), yang dapat
membatasi jumlah asupan sehingga mengurangi produksi urine .Klien
tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi cairan per oral sebelum tes
dilakukan. Pembatasan asupan cairan umumnya akan mengurangi
pengeluaran urine. Selain itu pemeriksaan diagnostic seperti tindakan
sistoskop yang melibatkan visualisasi langsung struktur kemih dapat
menimbulkan edema lokal pada uretra dan spasme pada sfingter
kandung kemih. Klien sering mengalami retensi urine setelah
menjalani prosedur ini dan dapat mengeluarkan urine berwarna merah
atau merah muda karena perdarahan akibat trauma pada mukosa uretra
atau mukosa kandung kemih. Adapun pemeriksaan diagnostik yang
dilakukan sebagai berikut :
1) Pemeriksaan urine ( urinalisis)
a) Warna urine normal yaitu jernih
b) pH normal yaitu 4,6-8,0
c) glukosa dalam keadaan normal negatif
d) Ukuran protein normal sampai 10 mg/100ml
e) Keton dalam kondisi normal yaitu negatif
f) Berat jenis yang normal 1,010-1,030
g) Bakteri dalam keadaan normal negatif
2) Pemeriksaan darah meliputi : HB, SDM, kalium, natrium,
pencitraan radionulida, klorida, fosfat dan magnesium meingkat.
3) Pemeriksaaan ultrasound ginjal
4) Arteriogram ginjal
5) EKG
6) CT scan
7) Enduorologi
8) Urografi
9) Ekstretorius
10) Sistouretrogram berkemih

b. Gangguan eleminasi fekal


Pemeriksaan diagnostik, yang melibatkan yang melibatkan
visualisasi struktur saluran GI, sering memerlukan dikosongkannya isi
dibagian usus. Klien tidak diizinkan untuk makan atau minum stelah
tengah malam jika esoknya akan dilakukan pemeriksaan, seperti
pemeriksaan yang menggunakan barium enema, endoskopi saluran GI
bagian bawah, atau serangkaian pemeriksaan saluran GI bagian atas.
Pada kasus penggunaan barium enema atau endoskopi, klien biasanya
menerima katartik dan enema. Pengosongan usus dapat mengganggu
eliminasi sampai klien dapat makan dengan normal.
Prosedur pemeriksaan menggunakan barium menimbulkan
masalah tambahan. Barium mengeras jika dibiarkan di dalam saluran
GI. Hal ini dapat menyebabkan konstipasi atau impaksi usus. Seorang
klien harus menerimakatartik untuk meningkatkan eliminasi barium
setelah prosedur dilakukan. Klien yang menglami kegagalan dalam
mengevakuasi semua barium, mungkin usus klien perlu dibersihkan
dengan menggunakan enema. Adapun pemeriksaan diagnostik yang
dilakukan pada gangguan eleminasi fekal yaitu :
1) Anuskopi
2) Prosktosigmoidoskopi
3) Rontgen dengan kontras
4) Pemeriksaan laboratorium feses
5) Pemeriksaan fisik
a) Abdomen, pemeriksaan dilakukan pada posisi terlentang,
hanya pada bagian yang tampak saja.
1. Inspeksi, amati abdomen untuk melihat bentuknya,
simetrisitas, adanya distensi atau gerak peristaltik.
2. Auskultasi, dengan bising usus, lalu perhatikan intensitas,
frekuensi dan kualitasnya.
3. Perkusi, lakukan perkusi pada abdomen untuk mengetahui
adanya distensi berupa cairan, massa atau udara. Mulailah
pada bagian kanan atas dan seterusnya.
4. Palpasi, lakukan palpasi untuk mengetahui kostitensi
abdomen serta adanya nyeri tekan atau massa dipermukaan
abdomen.
b) Rektum dan anus, pemeriksaan dilakukan pada posisi litotomi
atau sims.
c) Feses, amati feses klien dan catat konstitensi, bentuk, bau,
warna, dan jumlahnya.
6. Penatalaksanaan Medis
a. Gangguan eleminasi urine
1) Penatalaksanaan medis inkontinensia urine yaitu:
a) Pemanfaatan kartu berkemih
b) Terapi non famakologi
c) Terapi farmakologi
d) Terapi pembedahan
e) Modalitas lain
2) Penatalaksanaan medis retensio urine yaitu
a) Kateterisasi urethra.
b) Dilatasi urethra dengan boudy.
c) Drainage suprapubik.
b. Gangguan Eliminasi Fekal
1) Penatalaksanaan medis konstipasi
2) Pengobatan non-farmakologis
3) Pengobatan farmakologis
4) Penatalaksanaan medis diare
5) Pemberian cairan
6) Pengobatan dietetik (cara pemberian makanan)
7) Obat- obatan
B. Tinjauan Teori Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada kebutuhan eleminasi urine meliputi :
a. Riwayat keperawatan
Riwayat keperawatan mencakup tinjauan ulang pola eleminasi dan
gejala-gejala perubahan urinarius serta mengkaji faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi klien untuk berkemih secara normal.
1) Pola perkemihan
Perawat menanyakan pada klien mengenai pola berkemih
hariannya, tremasuk frekuensi dan waktunya, volume normal urine
yang dikeluarkan setiap kali berkemih, dan adanya perubahan yang
terjadi baru-baru ini. Dibawah merupakan gejala umum pada
perubahan perkemihan :
a) Urgensi : merasakan kebutuhan untuk segera berkemih
b) Disuria : merasa nyeri atau sudut berkemih
c) Frekuensi : berkemih dengan sering
d) Keraguan : sulit memulai berkemih
e) Poliuria : mengeluarkan sejumlah besar urine
f) Oliguria : haluaran urine menurun dibandingkan cairan yang
masuk ( biasanya kurang dari 400 ml dalam 24 jam )
g) Nukturia : berkemih berlebihan atau sering pada malam hari
h) Dribling ( urine yang menetes) : kebocoran atau rembesan
urine walaupun ada kontrol terhadap pengeluaran urine.
i) Hematuria : terdapat darah dalam urine
j) Retensi : akumulasi urine di dalam kandung kemih disertai
ketidakmampuan kandung kemih untuk benar-benar
mengosongkan diri.
k) Residu urine : volume urine yang tersisa setalah berkemih
( volume 100 ml atau lebih ).
2) Gejala perubahan perkemihan
Gejala tertentu yang khusus terkait dengan perubahan
perkemihan, dapat timbul dalam lebih dari satu jenis gangguan.
Selama pengkajian, perawat menanyakan klien tentang gejala-
gejala yang tertera. Perawat juag mengkaji pengetahuan klien
mengenai kondisi atau faktor-faktor yang mempresipitasi atau
memperburuk gejala tersebut.
3) Faktor yang mempengaruhi perkemihan
Perawat merangkum faktor-faktor dalam riwayat klien, yang
dalam kondisi normal mempengaruhi perkemihannya, seperti usia,
faktor-faktor lingkungan dan riwayat pengobatan.

b. Pengkajian fisik
Pengkajian fisik memungkinkan perawat untuk menentukan
keberadaan dan tingkat keparahan masalah eleminasi urine.organ
utama yang ditinjau kembali meliputi kulit, ginjal, kandung kemih,
dan uretra.
c. Pengkajian urine
Pengkajian urine dilakukan dengan mengukur asupan cairan dan
haluaran urine serta mengobservasi karakteristik urine klien.
1) Asupan dan haluaran
2) Karatekristik urine
3) Pemeriksaan urine

2. Pengkajian pada kebutuhan eleminasi fekal meliputi :


a. Riwayat keperawatan
1) Pola defekasi : frekuensi, pernah berubah
2) Perilaku defekasi : penggunaan laksatif, cara mempertahankan pola.
3) Deskripsi feses : warna, bau, dan tekstur.
4) Diet : makanamempengaruhi defekasi, makanan yang biasa dimakan,
makanan yang dihindari, dan pola makan yang teratur atau tidak.
5) Cairan : jumlah dan jenis minuman/hari
6) Aktivitas : kegiatan sehari-hari
7) Kegiatan yang spesifik.
8) Sters : stres berkepanjangan atau pendek, koping untuk menghadapi
atau bagaimana menerima.
9) Pembedahan/penyakit menetap.
b. Pengkajian fisik
Perawat melakukan pengkajian fisik sistem dan fungsi tubuh yang
kemungkinan dipengaruhi oleh adanya masalah eleminasi. Ada beberapa
pemeriksaan fisik pada seorang klien yaitu :
1) Mulut : inspeksi gigi, lidah, dan gusi klien.
2) Abdomen : perawat menginspeksi keempat kuadaran abdomen untuk
melihat warna, bentuk, kesimetrisan, dan warna kulit..
3) Rektum : perawat menginspeksi daerah sekitar anus untuk melihat
adanya lesi, perubahan warna, inflamasi dan hemoroid.
c. Karakteristik feses
1) Warna yang normal : kuning (bayi), cokelat (dewasa)
2) Bau yang normal : menyengat yang dipengaruhi oleh tipe makanan
3) Konsistensi yang normal : lunak, berbentuk
4) Frekuensi yang normal : bervariasi ; bayi 4-6 kali sehari ( jika
mengonsumsi ASI) atau 1-3 kali sehari ( jika mengonsumsi susu
botol ) ; orang dewasa setiap hari atau 2-3 kali seminggu
5) Jumlah yang normal : 150 gr per hari ( orang dewasa)
6) Bentuk yang normal : menyerupai diameter rektum
7) Unsur-unsur yang normal : makanan tidak dicerna, bakteri mati,
lemak, pigmen empedu, sel-sel yang melapisi mukosa usus, air
d. Pemeriksaan Laboratorium
1) Analisis kandungan feses : untuk mengetahui kondisi patologis
seperti : tumor, perdarahan dan infeksi.
2) Tes Guaiak : pemeriksaan darah samar di feses yang mengitung
jumlah darah mikroskopik di dalam feses.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Eliminasi Urine
1. Retensi urine, definisi : pengosongan kandung kemih tidak komplet.
Batasan karakteristik
a. Tidak ada haluaran urine
b. Distensi kandung kemih
c. Menetes
d. Disuria
e. Sering berkemih
f. Inkotinensia aliran berlebih
g. Residu urine
h. Sensasi kandung kemih penuh
i. Berkemih sedikit
Faktor yang berhubungan
a. Sumbatan
b. Tekanan ureter tinggi
c. Inhibisi arkus refleks
d. Sfingter kuat
2. Gangguan pola eliminasi urine: inkontinensia berhubungan dengan:
a. Gangguan neuromuskuler
b. Spasme bladder
c. Trauma pelvic
d. Infeksi saluran kemih
e. Trauma medulla spinalis
Gangguan Eliminasi fekal
1. Konstipasi
Definisi : penurunan pada frekuensi normal defekasi yang disertai oleh
kesulitan atau pengeluaran tidak lengkap feses dan/ atau pengeluaran
feses yang keras, kering, dan banyak.
Batasan Karakteristik :
a. Nyeri abdomen
b. Nyeri tekan abdomen dengan teraba resistensi otot.
c. Nyeri tekan abdomen tanpa teraba resistensi otot.
d. Anoreksia
e. Penampilan tidak khas pada lansia (misal, perubahan pada status
mental, inkontinensia urinarius, jatuh yang tidak ada penyebabnya,
peningkatan suhu tubuh
f. Borborigmi
g. Darah merah pada feses.
h. Perubahan pada pola defekasi
i. Penurunan frekuensi.
j. Penurunan volume feses.
k. Distensi abdomen
l. Rasa rektal penuh.
m. Rasa tekanan rektal.
n. Keletihan umum
Faktor yang berhubungan
Fungsional
a. Kelemahan otot abdomen
b. Kebiasaan mengabaikan dorongan defekasi.
c. Ketidakadekuatan toileting (misal, batasan waktu, posisi untuk defekasi,
privasi).
d. Kurang aktivitas fisik.
e. Kebiasaan defekasi tidak teratur.
f. Perubahan lingkungan saat ini.
Psikologis
a. Depresi.
b. Stres emosi.
c. Konfusi mental.
Farmakologis
a. Antasida mengandung aluminium.
b. Antikolinergik.
c. Antikonvulsan.
d. Antidepresan.
e. Agens antilipemik.
f. Garam bismuth.
g. Kalsium karbonat.
h. Penyekat saluran kalsium.
i. Diuretik.
j. Garam besi.
Mekanis
a. Ketidakseimbangan elektrolit.
b. Hemoroid
c. Penyakit Hirschsprung.
d. Gangguan neurologis
e. Obesitas
f. Obstruksi pasca bedah
g. Kehamilan
h. Pembesaran prostat
i. Abses rektal
Fisiologis
a. Perubahan pola makan
b. Perubahan makanan
c. Penurunan motilitas traktus gastrointestinal
d. Dehidrasi
e. Ketidakadekutan gigi geligi
f. Ketidakadekuatan higiene oral
g. Asupan serat tidak cukup
h. Asupan cairan tidak cukup
i. Kebiasaan makan buruk
2. Diare
Definisi : pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk
Batasan karakteristik
a. Nyeri abdomen
b. Sedikitnya tiga kali defekasi perhari
c. Kram
d. Bising usus hiperaktif
e. Ada dorongan
Faktor yang berhubungan
Psikologis
a. Ansietas
b. Tingkat stres tinggi
Situasional
a. Efek samping obat
b. Penyalahgunaan alkohol
c. Kontaminan
d. Penyalahgunaan laksatif
e. Radiasi
f. Toksin
g. Melakukan perjalanan
h. Selang makan
Fisiologis
a. Proses infeksi
b. Inflamasi
c. Iritasi
d. Malabsorpsi
e. Parasit

3. Perencanaan Keperawatan
Gangguan Eliminasi Urine

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan yang
mungkin muncul
1 Gangguan eliminasi Setelah diberikan 1. Monitor keadaan 1. Membantu
urine asuhan keperawatan bladder setiap 2 mencegah distensi
...x24 jam diharapkan jam atau komplikasi
pola eliminasi urine 2. Tingkatkan 2. Meningkatkan
pasien normal dengan aktivitas dengan kekuatan otot
kriteria hasil: kolaborasi ginjal dan fungsi
1. Kandung kemih dokter/fisioterapi bladder
kosong secara 3. Kolaborasi dalam 3. Menguatkan otot
penuh bladder training dasar pelvis
2. Balance cairan 4. Hindari factor 4. Mengurangi atau
seimbang pencetus menghindari
3. Intake cairan inkontinensia inkontinensia
dalam rentang urine seperti 5. Mengatasi faktor
normal cemas penyebab
5. Kolaborasi dengan 6. Meningkatkan
dokter dalam pengetahuan dan
pengobatan dan diharapkan pasien
kateterisasi lebih kooperatif
6. Jelaskan tentang
a. Pengobatan
b. Kateter
c. Penyebab
d. Tindakan
lainnya
2 Retensi urine Setelah diberikan 1. Monitor keadaan 1. Menentukan
asuhan keperawatan bladder setiap 2 masalah
3x24 jam diharapkan jam
tanda dan gejala 2. Ukur intake dan 2. Memonitor
retensi urine pasien output cairan keseimbangan
tidak ada dengan setiap 4 jam cairan
kriteria hasil: 3. Berikan cairan 3. Menjaga defisit
1. Pasien dapat 2000 ml/hari cairan
mengontrol dengan kolaborasi 4. Mencegah
pengeluaran 4. Kurangi minum nokturia
bladder setiap setelah jam 6 5. Membantu
4 jam. malam memonitor
5. Kaji dan monitor keseimbangan
analisis urine cairan
elektrolit dan berat 6. Meningkatkan
badan fungsi ginjal dan
6. Lakukan latihan bladder
pergerakan 7. Relaksasi pikiran
7. Lakukan relaksasi dapat
ketika duduk meningkatkan
berkemih kemampuan
8. Ajarkan teknik berkemih
latihan dengan 8. Menguatkan otot
kolaborasi pelvis
dokter/fisioterapi 9. Mengeluarkan
9. Kolaborasi dalam urine
pemasangan
kateter

Gangguan Eliminasi Fekal


NO Diagnosa Tindakan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Gangguan Setelah diberikan NIC : Konstipation atau 1. Mencegah dan
eliminasi fekal : asuhan impaction management mengatasi konstipasi
konstipasi keperawatan 1. Monitor tanda dan 2. Mengetahui penyebab
selama ...x 24 jam gejala konstipasi dini terjadinya
diharapkan pola 2. Monitor frekuensi, konstipasi
eliminasi fekal warna, dan 3. Meningkatkan
pasien normal konsistensi. pergerakan usus.
dengan kriteria 3. Anjurkan pada 4. Untuk merangsang
hasil : NOC : pasien untuk makan eliminasi defekasi
Bowel elimination buah-buahan dan pasien.
1. Buang air besar serat tinggi dengan 5. Meningkatkan
/ BAB dengan konsultasi bagian eliminasi
konsistensi gizi. 6. Mengurangi atau
lembek 4. Mobilisasi bertahap menghindari
2. Pasien 5. Kolaborasikan inkontinensia
menyatakan dengan tenaga medis 7. Untuk mencegah
mampu mengenai pemberian perubahan pada tanda
mengontrol laksatif, enema dan vital, limbung atau
pola BAB pengobatan perdarahan.
3. Mempertahank 6. Berikan pendidikan
an pola kesehatan tentang :
eliminasi usus kebiasaan diet,
tanpa ileus cairan dan makanan
yang mengandung
gas, aktivitas dan
kebiasaan BAB
7. Intruksikan agar
pasien tidak
mengejan saat
defekasi
2. Gangguan Setelah diberikan 1. Timbang berat 1. Untuk mengetahui
eliminasi fekal : asuhan badan pasien berat badan pasien
diare keperawatan 2. Ajarkan pasien dan untuk
selama ...x 24 untuk menggunakan melakukan tindakan
jam diharapkan obat antidiare yang selanjutnya.
feses pasien benar 2. Agar tidak
berbentuk dan 3. Instruksikan menimbulkan
lembek dengan pasien/keluarga masalah/diare yang
kriteria hasil : untuk mencatat berlanjut
warna, jumlah, 3. Mengetahui
NOC:
1. Bowel frekuensi dan perkembangan
elimination konsistensi dari pasien tentang
2. Fluid Balance feses diarenya.
3. Hydration 4. Evaluasi intake 4. Mengetahui
4. Electrolyte and makanan yang penyebab diare.
Acid base Balance masuk 5. Menghindari
Kriteria Hasil : 5. Anjurkan pasien terjadinya diare
1.Feses untuk menghindari yang lebih parah.
berbentuk, BAB susu, kopi, makanan 6. Stres meningkatkan
sehari sekali- tiga pedas, dan makanan stimulus bowel.
hari yang mengiritasi 7. Mempertahankan
2.Menjaga daerah saluran cerna. status hidrasi
sekitar rectal dari 6. Ajarkan tehnik
iritasi menurunkan stress
3.Tidak 7. Kolaborasi
mengalami diare pemberian obat
antidiare

4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi kestatuskesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan.
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah eliminasi urin dan fekal dilakukan dengan
menilai diantaranya :
a. Mengatasi faktor penyebab
b. Relaksasi pikiran dapat meningkatkan kemampuan eliminasi
c. Mengatasi penyebab agar tidak berlanjut
d. Pasien sendiri mampu mencegah penyebab terjadi lagi
Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol 3. Jakarta. Kedokteran
EGC
Huda,Amin.,Kusuma,Hardhi.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction
NANDA International. 2012.Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2018-
2020. Jakarta: EGC
WOC

Normalnya urine tersusun dari bahan


organik dan an organik terlarut

Terjadinya presipitasi kristal


Membentuk inti batu
Mrngadakan agregasi dan menarik
bahan-bahan lain menjadi kristal

Menempel disaluran kemih Retensi kristal

Batu saluran kemih Ostruksi saluran kemih

Mengendapkan bahan lain


sehingga batu lebih besar

Menyebabkan obstruksi

Urine terkumpul

Rasa ingin BAK Retensi urine Ganggguan eliminasi urine

Gangguan rasa
nyaman
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.A DENGAN
DIARE

NI KADEK ARI SRI DAMAYANTI


2014201035

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN (ITEKES) BALI


2022
FORMAT PENGUMPULAN DATA KEPERAWATAN

B. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 14 Januari pukul 07.30 di
Poliklinik dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan
dokumentasi (rekam medis)

2. PENGUMPULAN DATA
f. Identitas Pasien Pasien Penanggung
(Suami)
Nama : Ny. A Tn. A

Umur : 24 Tahun 28 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Laki-laki

Status Perkawinan: Kawin Kawin

Suku /Bangsa : Indonesia Indonesia

Agama : Hindu Hindu

Pendidikan : SMA SMA

Pekerjaan : Swasta IRT

Alamat : Jl. Melati No.12 Jl. Melati No.12

Alamat Terdekat :
Nomor Telepon : 081555003999
Nomor Register : 51712235
Tanggal MRS : 29 September 2020

g. Riwayat Kesehatan
7) Keluhan utama masuk poliklinik
Pasien mengatakan dalam sehari bisa mencret sampai 6-8 kali.
8) Keluhan utama saat pengkajian
Pasien mengatakan masih mencret dan pasien mengeluh tidak nafsu
makan.
9) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien perempuan Ny. A usia 24 tahun datang ke UGD diantar oleh
istrinya mengeluh mengalami mencret yang berkepanjangan. Pasien
mengatakan dalam sehari bisa mencret sampai 6-8 kali. Selain
mencret, pasien juga mengeluh mengalami demam, berkeringat saat
malam hari, tidak nafsu makan, dan kesulitan menelan makanan. Pada
pemeriksaan ditemukan pasien tampak lemah dan pucat, terdapat ruam
kemerahan dan banyak bekas luka tusukan jarum pada kulit, kulit
kering, terdapat bercak-bercak pada lidah dan sariawan pada mulut,
pemeriksaan feces terdapat lender tanpa darah, BB sebelum sakit 60
Kg dan saat sakit 55 Kg. pada pemeriksaan TTV didapatkan hasil :
TD: 125/80 mmHg, N: 110x/menit, R: 25x/menit, S: 38℃.
10) Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien mengatakan 2 tahun yang lalu sempat mengalami sakit yang
sama namun tidak separah sekarang.
11) Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan anggota keluarga yang lainnya ada yang
mengalami gejala yang sama sepertinya.
12) Genogram

303 24
3dj3

Keterangan :
:Laki-laki

:Perempuan

:Menikah

h. Pola Kebiasaan
15) Bernafas
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada masalaah dalam
bernafas

Saat Pengkajian : t.a.k (tidak ada keluhan), □ sesak saat menarik


nafas,
□ sesak saat mengeluarkan nafas, □ nyeri waktu
bernafas,
□ batuk, □ dada berdebar
Data lain:-

16) Makan dan minum


Sebelum Pengkajian: Pasien biasa makan dan minum 3-5 gelas perhari
Saat Pengkajian : frekuensi makan (3x/hari), jenis makanan (nasi,
daging, sayuran), makanan pantangan (makanan
yang pedas), alergi makanan (tidak ada), porsi
makan sehari (1 porsi), minuman yg biasa
diminum (air putih) (3-5 gelas/hari), merokok ( ½
bgks/hari.
□ mual,
□ muntah (….x/hari, volume……cc,
konsistensi………),
nafsu makan menurun,

sulit mengunyah/menelan : makanan


□ sonde/NGT (……….x, kebutuhan…….kalori)
17) Eliminasi
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan dalam sehari BAB mencret
bisa sampai 5 kali
Saat Pengkajian : BAB frekuensi (5x/hari), □ teratur, tidak
teratur
konsistensi (encer),Warna (kecoklatan),
Bau (khas feces) ada darah/lendir, □
konstipasi/obstipasi

BAK frekuensi (3x/hari), warna (kuning jernih),


Bau(khasurine),jumlah/volume
(………..cc/kencing),
lancar, □ seret, □ darah, □ nyeri saat kencing,
□ terpasang dower kateter

18) Gerak dan aktivitas


Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan mampu beraktivitas seperti
biasanya dan beraktivitas secara normal.
Saat Pengkajian : Jenis kegiatan utama pekerja, aktivitas yang
biasa dilakukan melalukan pekerjaan di tempat
kerja, aktivitas yang tidak bisa dilakukan tidak
ada, penyebab tida kbisa beraktivitas
Data lain :-

19) Istirahat dan tidur


Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam
pola tidurnya
Saat Pengkajian : Jumlah jam tidur (6-7 jam/hari),
□ sering terjaga
□ susah tidur
□ penggunaan obat tidur
tidur siang (1jam/hari)
Data lain :-

20) Kebersihan diri


Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan mandi 2x/hari dan rutin
mengganti pakaiannya
Saat Pengkajian :Mandi, frekuensi (1x/hari), tempat (diatas bed),
memakai sabun,
Cuci rambut, frekuensi (-.x/hari), □ memakai
shampoo, Pemeliharaan mulut dan gigi,
frekuensi sikat gigi (2x/hari, □ sebelum,
□sesudah makan), memakai pasta gigi.
Berpakaian, frekuensi ganti baju (……x/hari)
Kebersihan kuku: bersih, □ kotor, keadaan
kuku:
□ panjang, pendek,
Kemampuan membersihkan diri □ mandiri,
dibantu (oleh keluarga dan perawat)
Data lain :

21) Pengaturan suhu tubuh


Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan badannya terasa hangat

Saat Pengkajian : perasaan panas, berkeringat, kemerahan


Data lain :-
22) Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan tidak ada keluhan pada rasa
nyaman
Saat Pengkajian : □Merasa tidak nyaman gatal, area gatal (-)
□Merasa tidak nyaman nyeri, skala nyeri(-),
intensitas nyeri (-), kualitas nyeri(-),
Lokasi nyeri (-), waktu (-),
Penyebabnyeri (-)
Data lain :-

23) Rasa aman


Sebelum Pengkajian: Pasiem mengatakan tidak ada masalah dengan
rasa aman
Saat Pengkajian : cemas, cemas karena anggota keluarga yang
lain juga mengalami gejala yang sama.
□ takut, penyebab(-)
Data lain :-

24) Data social


Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga
baik-baik saja dan begitu juga dengan tetangga sekitar.
Saat Pengkajian : Jenis keluarga (harmonis), peran dalam keluarga
(baik), pengambil keputusan dalam keluarga
Suami/Ayah
Keharmonisan keluarga : harmonis, □ tidak
harmonis, penyebab(-)
Hubungan dengan tetangga baik, □ kurang
baik, Lingkungan rumah : kondisi lingkungan
rumah baik
Kemampuan ekonomi keluarga baik
Hubungan dengan pasien lain baik
Hubungan dengan perawat baik
Data lain :-

25) Prestasi dan produktivitas


Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan tidak memiliki prestasi dan
tidak mengalami gangguan produktivitas
Saat Pengkajian : Prestasi yang pernah dicapai tidak ada
Pengaruh pekerjaan terhadap penyakit menjadi
sedikit terganggu
Pengaruh penyakit terhadap produktivitas
pasien mengeluh susah beraktivitas karena
masih dalam perawatan
Data lain :-
26) Rekreasi
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan pernah melakukan rekreasi
Saat Pengkajian : Hobi pasien hanya berbaring di tempat tidur
Kebiasaan rekreasi , biasa bergaul dan
bercakap-cakap dengan pasien lainnya
Data lain :-

27) Belajar
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan pernah bersekolah
Saat Pengkajian : Hal-hal yang perlu dipelajari berhubungan
dengan penyakitnya lebih memahami tentang
bagaimana cara penularan penyakit yang
dialaminya.
Pemahaman pasien terhadap penyakitnya,
pasien menjadi lebih paham dengan
penyakitnya setelah mendapatkan penjelasan
dari dokter dan perawat saat dipoliklinik.

28) Ibadah
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan selalu rajin sembahyang
dirumahnya
Saat Pengkajian : Agama /kepercayaan yg dianut Hindu
Kebiasaan beribadah, berdoa di dalam kamar
Data lain:-

i. Pemeriksaan Fisik
13) Keadaan Umum
i) Kesadaran : composmentis/sadar penuh, □ somnolen, □
koma
Data lainnya:-
j) Bangun Tubuh : □ kurus, sedang, □ gemuk
Data lainnya :-
k) Postur Tubuh : tegak, □ lordosis, □ kifosis, □ skoliosis,
Data lainnya :-
l) Cara Berjalan : lancar terkoordinir, □ terganggu,
Data lainnya :-
m)Gerak Motorik : normal, □ tergangu,
Data lainnya :-
n) Keadaan Kulit
Warna : □ normal, □ ikterus, □ sianosis, pucat/anemis

Turgor : □ elastis, kurang elastis, □ jelek

Kebersihan: □ bersih, kurang bersih, □ kotor


Luka : □ tidak ada,
ada : □ terbuka, tertutup
Lokasi, pada kulit
Luas luka :-
Warna, kemerahan
Pus :-
Hiperemi :-
Jaringan :-
Gambar :

Depan Belakang
o) Gejala Kardinal : TD : 100/60 mmhg
N : 100 x/mnt
S : 38oC
RR : 20 x/mnt
p) Ukuran lain : BB :55 kg
TB : 160 cm LL : (-)
14) Kepala
a) Kulit kepala bersih, □ kotor : □ ketombe, □ kutu

b) Rambut : rontok, □ jagung, □ merah


c)Nyeri tekan, lokasi :-
d) Luka : Lokasi (-)
Luas luka (-)
Warna (-)
Gambar

Data lainnya (-)

15) Mata
e) Konjungtiva : merah muda, □ anemis/pucat, □ ikterus/kuning

f) Sklera : putih, □ ikterus


g) Kelopak mata : □ oedema, □ benjolan, □ lingkaran hitam
h) Pupil : reflek pupil baik, □ pupil isokor, □ pupil midriasis
□ Bola mata menonjol
Data lainnya :-

16) Hidung
e) Keadaan : Bersih, □ Secret, □ Darah, □ Polip

f) Penciuman : Baik, □ Terganggu


g) Nyeri :□ nyeri tekan, □ Sinusitis, Lokasi (-)
h) Luka, Tidak ada,
ada : Lokasi (-)
Luas luka(-)
Warna (-)
Data lainnya (-)
5) Telinga
a) Keadaan : Bersih, □ Secret, □ Darah

b) Nyeri : tidak nyeri, □ nyeri tekan

c)Pendengaran baik/normal, □ terganggu


d)Pemeriksaan □ test rinne
□ test webber
□ test swabach
Data lainnya :-

17) Mulut
f) Mukosa bibir : □ mukosa lembab, □ bibir sianosis, pucat, kering

g) Gusi : tidak berdarah, □ berdarah

h) Gigi : gigi lengkap, □ gigi bersih, □ caries/karang gigi, □


berlubang
i) Lidah : □ bersih, kotor,

j) Tonsil : normal, □ hyperemia pada tonsil, □tonsil membesar,


□faring radang
Data lainnya : terdapat bercak putih pada lidah dan sariawan pada
mulut.

18) Leher
c) Inspeksi
Keadaan : baik/normal, □ Pembengkakan kelenjar tiroid, □
distensi vena jugularis, □ kaku kuduk
d) Palpasi : □ kelenjar limfe membesar, □kelenjar parotis membesar,
□Pembengkakan kelenjar tiroid, □deviasi trakea, □teraba
massa/tumor
Data lainnya :-

19) Thorax
e) Inspeksi
 Bentuk : simetris, □ asimetris

 Gerakan dada: bebas, □ terbatas, □ retraksi dada, □ palpitasi

 Payudara : simetris, □ asimetris


□ Nyeri
□ Bengkak
□ Luka, Lokasi (-)
Luas (-)
Warna (-)
Pus (-)
Lain-lain (-)

Palpasi
 Pengembangan dada : simetris, □ asimetris

 Vibrasi tactile premitus : simetris, □ asimetris


f) Nyeri tekan: Perkusi
 Suara paru : Sonor/resonan, □ dullnes, □ hypersonor
g) Auskultasi
 Suara paru : vesikuler/normal, □ ronchi, □ wheezing □ rales
 Suara jantung: □ Regular, □S1-S2 tunggal, □ Murmur, □
Gallop
Data lainnya:-
Abdomen
e) Inspeksi
 Pemeriksaan : distensi abdomen, □ ascites

 Luka, tidak ada, □ ada, Lokas


Luas (-)
Warna (-)
Pus (-)
Lain-lain (-)
Auskultasi
 Peristaltic usus:38x/mnt
f) Palpasi : □ hepatomegali, □ apendiksitis, □ distensi abdomen, □
ascites, □massa, □ nyeri tekan, lokasi
g) Perkusi : tympani, □ dullnes, □ hipertympani
Data lainnya
Genetalia
d) Keadaan : □ Bersih, □ Keputihan, □ Darah
e) Letak Uretra : □ Normal, □ Epispadia, □ Hipospadia
f) Prosedur invasife : Tidak
□ Ya, Terpasang dower catheter, Data lainnya (-)
20) Anus
Keadaan : □ Bersih, □ Hemoroid
Data lainnya (-)

21) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis
pada ujung kuku, □Clubbing finger, □ CRT detik
□ Luka, Lokasi (-)
Luas luka(-)
Warna(-)
Pus(-)
Jaringan (-)
Terpasang infuse,di tangan sebelak kiri
Data lainnya (-)
b) Ektremitas Bawah
pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis
pada ujung kuku, □Clubbing finger, □ CRT ……..detik
□ Luka, Lokasi Luas luka (-)
Pus(-)
Hiperemi(-)
Jaringan(-)
□ Terpasang infuse
Data lainnya (-)

c) Kekuatan Otot
555 555

555 555
Data lainnya (-)

j. Pemeriksaan Penunjang
2) Pemeriksaan Laboratorium
No. Hari/Tanggal/Jam Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
4,7-Lab Pemeriksaan

1. Jumat, 14 Januari Pemeriksaan Darah Hb 9,7 g/dL 14,0-18,0 g/dL


2022 10.00 WITA lengkap Leukosit 4800-10800/ul
6190/ul 42-52%
Hematokrit 31% 4,7-6,1 10^6/ul
Eritrosit 4,2 150.000-
10^6/ul 450.000/ul
Trombosit
294.00/ul

3) Pemeriksaan Radiologi
No Hari/Tanggal/Jam Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Kesan

……………………………. ……………………………. ……………………………. …………………………….


……………………………. ……………………………. …………………………….

4) Pemeriksaan lain-lain
a) Pemeriksaan EKG
b) Pemeriksaan Diagnostik CAG
c) Dll…..
C. TINJAUAN KASUS
a. Pengkajian

Analisa Data Pasien Tn A dengan diare


Tanggal 14 Januari 2022

Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan


Pasien mengeluh Pasien tampak lemas, pucat, terdapat ruam Diare
mencret sehari kemerahan dan banyak bekas luka tusukan
sampai 6-8 kali, jarum pada kulit, kulit kering, terdapat bercak-
tidak nafsu makan, bercak putih pada lidah dan terdapat sariawan
dan kesulitan pada mulut, pemeriksaan feces terdapat lender
menelan makanan tanpa darah. TD: 125/80 mmHg, N: 110x/mnt,
R: 25x/mnt, S: 38℃.

b. Rumusan Masalah Keperawatan


Diare berhubungan dengan proses infeksi
c. Analisa Masalah
1) Masalah utama
P: Diare
                            E: Diare disebabkan karena infeksi virus, bakteri, dan parasit
S: Pasien mengeluh mencret sehari sampai 5 kali
Proses Terjadinya: pasien terinfeksi virus kemudian virus
berkembang di usus terjadi hipersekresi air dan elektrolit di usus
yang menyebabkan diare

2) Masalah kedua
P : Hipertermia 
E : Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
S : Suhu 38℃, pasien tampak lemas dan pucat
Proses terjadinya: Hipertermia dapat disebabkan oleh beberapa hal.
Pada pasien diare hipertermia disebabkan bakteri yang
memproduksi enterotoksin.
5) Masalah ketiga
P: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
E: Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
metabolic
S: Pasien mengeluh tidak nafsu makan, kesulitan untuk menelan
makanan.
6) Masalah keempat
P: Kerusakan integritas kulit
E: Kerusakan yang terjadi akibat perubahan sirkulasi
S: Pasien tampak terdapat ruam kemerahan dan banyak bekas luka
tusukkan jarum pada kulit, kulit kering, terdapat bercak-bercak putih
pada lidah
7) Masalah kelima
P: Defisiensi pengetahuan
E: Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan
topik tertentu
S: Pasien bingung dengan keadaan dirinya

d. Diagnosa Keperawatan
1) Diare b/d fisiologis
2) Hipertermia b/d penyakit
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake makanan
kurang
4) Kerusakan integritas kulit b/d kondisi gangguan metabolic
5) Defisiensi pengetahuan b/d kurang pajanan informasi
2. Perencanaan

Rencana Keperawatan Pada Pasien Tn. A Dengan


Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Tanggal 14 Januari 2022 s/d 20 Januari 2022

No Hari/Tgl/Jam Diagnosa Rencana Tujuan Rencana Tindaka


Keperawatan

1. Jumat, 14 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Berikan


Januari 2022 konsumsi
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan
07.30 wita makanan lu
kebutuhan tubuh selama 3x24 jam rendah lema
dan rendah
berhubungan dengan diharapkan
serat
penurunan intake ketidakseimbangan 2. Anjurkan
pasien untu
makanan nutrisi kurang dari
makan
kebutuhan tubuh makanan ya
hangat
dapat berkurang
3. Anjurkan
dengan kriteria hasil: pasien minu
air hangat
1. Tidak ada tanda-
4. Sajikan
tanda malnutrisi makanan
selagi hang
2. Menunjukkan
5. Kolaborasi
peningkatan fungsi dengan ahli
gizi untuk
pengecapan dari
menentukan
menelan jumlah kalo
dan nutrisi
3. Tidak terjadi
yang
penurunan berat dibutuhkan
pasien
badan yang berarti
2. Jumat, 14 Kerusakan Integritas Setelah diberikan 4. Observasi tan
Januari 2022 asuhan keperawatan tanda vital
Kulit berhubungan
07.30 wita selama 3x24 jam
dengan imunodefisiensi 5. Anjurkan pa
diharapkan
kerusakan integritas menggunakan
kulit membaik pakaian y
dengan kriteria longgar
hasil :
1. Integritas kulit 6. Jaga kebersi
yang baik bisa di kulit agar t
pertahankan bersih dan keri
2. Menunjukkan
pemahaman
dalam proses
perbaikan kulit
dan mencegah
terjadinya cedera
berulang
3. Mampu
melindungi kulit
Hipertermia
dan
berhubungan dengan mempertahankan
penyakit kelembaban
kulit dan
perawatan alami
1. Observasi
Jumat, 14 tanda-tanda
3. Januari 2022
Setelah diberikan vital
07.30 wita
asuhan keperawatan
selama 3x24 jam 2. Monitor s
diharapkan sesering
hipertermia menurun mungkin
dengan kriteria 3. Lakukan
hasil : kompres
1. Suhu tubuh hangat/tapi
dalam rentang sponge
normal
Diare berhubungan 2. Nadi dan RR
dalam rentang
dengan fisiologis
normal
3. Tidak ada
perubahan
warna kulit
1. Berikan pa
dan tidak ada makanan
pusing rendah se
tinggi prot
dan tin
kalori
Jumat, 14 2. Monitor ta
4. Januari 2022 dan ge
Defisiensi pengetahuan
07.30 wita Setelah diberikan diare
b/d kurang pajanan
informasi asuhan keperawatan 3. Observasi
selama 3x24 jam turgor k
diharapkan diare secara rutin
berkurang dengan
kriteria hasil :
1. Feces berbentuk,
BAB sehari
sekali- tiga hari
2. Tidak mengalami
diare 1. Jelaskan
3. Menjaga daerah patofisoplo
sekitar rectal dari dari peny
iritasi dan bagaim
4. Mempertahankan hal
turgr kulit berhubunga
Jumat, 14 dengan
Januari 2022 anatomi
07.30 wita
Setelah diberikan fisiologis,
5.
asuhan keperawatan dengan
selama 3x24 jam yang tepat
diharapkan defisiensi 2. Gambarkan
pengetahuan tanda
berkurang dengan gejala y
kriteria hasil : biasa mun
1. Pasien pada penya
menyatakan dengan
pemahaman yang tepat
tentang penyakit, 3. Gambarkan
kondisi, pproses
prognosis dan penyakit
program dengan
pengobatan yang tepat
2. Pasien mampu 4. Diskusikan
melaksanakan pilihan te
prosedur yang atau
dijelaskan secara
benar penanganan
3. Pasien mampu 5. Dukung pa
menjelaskan untuk
kembali apa yang mengeksplo
dijelaskan si
perawat mendapatka
second opin
dengan
yang tepat

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan Keperawatan Pada Pasien Tn. A Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi


Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Tanggal 14 Januari 2022 s/d 20 Januari 2022

No Hari/Tgl/Jam No. Tindakan Evaluasi Respon Paraf


Diagnosa
Keperawatan Keperawatan

1 Sabtu, 15 Dx 1 Mengobservasi DS : pasien


Januari 2022 keadaan umum mengeluh lemah
07.30 wita pasien DO : pasien
tampak lemah
dan pucat
07.40 wita
Dx 1 , 2, 3 DS : -
Mengukur tanda DO : TD:
tanda vital pasien 1250/80mmHg,
S:38oC, N:
08.15 wita 110x/menit, RR:
Dx 3 25x/menit

Memberikan DS: pasien


kompres setuju untuk
hangat/tapid sponge dilakukan
09.30 wita kompres
Dx 2 hangat/tapid
sponge
Menjaga kebersihan DO : demam
10.50 wita kulit agar tetap pasien mulai
Dx 1 bersih menurun
DS: -
DO : luka sudah
Memberikan dibersihkan oleh
makanan yang perawat
11.40 wita terpilih (sudah di
Dx 3 konsultasikan DS : pasien
dengan ahli gizi) mengatakan
sudah memakan
makanannya
Kolaborasi DO : makanan
pemberian cairan pasien tampak
intravena habis
12.30 wita
Dx 2 DS : -
Mobilisasi pasien DO : pasien
(ubah posisi pasien tampak sedang
tiap 2 jam) berbaring di
14.00 wita tempat tidur
Dx 1
DS : pasien
mengatakan
17.00 wita badannya terasa
Dx 1 & 2 Mengkolaborasikan lemas
pemberian obat DO : pasien
antibiotik tampak sudah
melakukan
miring kanan
19.00 wita Melakukan dan kiri
Dx 2 pengukuran tanda-
tanda vital DS : -
DO : injeksi
antibiotik
(cefixime) sudah
1 mg
22.00 wita
Dx 1 DS : pasien
mengatakan
Menganjurkan tidak ada
pasien melakukan keluhan
mobilisasi setiap 2 DO : TD :
jam sekali 100/60 mmHg,
N: 100x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 37,5oC
DS : pasien
Mengkolaborasikan mengatakan
pemberian obat sudah
antibiotik melakukan
miring kanan
kiri dan posisi
kaki lebih tinggi
dari kepala
DO : pasien
tampak
melakukannya
dengan baik

DS : -
DO : injeksi
antibiotik
(ceftriaxone)
sudah masuk
1mg

2 Minggu, 16 Dx 1 Mengobservasi DS : pasien


Januari 2022 keadaan umum mengatakan
07.35 wita pasien tidak ada
keluhan
07.50 wita DO : pasien
Dx 1 & 2 tamoak lemah
Mengukur tanda
tanda vital pasien DS : -
DO : TD:
08.20 wita 110/70mmHg,
Dx 1 S:3653oC, N:
100x/menit,
Meberikan informasi
tentang kebutuhan RR: 22x/menit
nutrisi
DS: pasien
mengatakan
09.35 wita sudah mengerti
Dx 2 dengan
informasi yang
Menjaga kebersihan diberikan
kulit agar tetap DO : pasien
10.50 witaa bersih tampak mengerti
Dx 1 & 2 DS: -
DO : luka sudah
dibersihkan oleh
Menjelaskan tanda perawat
tanda infeksi DS : pasien
12.35 wita memahami
Dx 2 dengan apa yang
dijelaskan oleh
Menganjurkan perawat
pasien melakukan DO : pasien
14.30 wita mobilisasi setiap 2 tampak meresapi
Dx 1 jam sekali penjelasan
perawat
DS : -
17.30 wita DO : pasien
Dx 3 Mengkolaborasikan tampak sudah
pemberian obat melakukan
antibiotik miring kanan
dan kiri
Melakukan
pengukuran tanda- DS : -
19.45 wita tanda vital DO : injeksi
Dx 1 & 2 antibiotik
(ceftriaxone)
sudah 1 mg

DS : pasien
Menganjurkan mengatakan
pasien melakukan tidak ada
mobilisasi setiap 2 keluhan
23.00 wita jam sekali DO : TD :
Dx 1 110/90 mmHg,
N: 90x/menit,
RR: 22x/menit,
S: 36oC
DS : pasien
mengatakan
Mengkolaborasikan sudah
pemberian obat melakukan
antibiotik miring kanan
kiri dan posisi
kaki lebih tinggi
dari kepala
DO : pasien
tampak
kooperatif dan
melakukannya
dengan baik
DS : -
DO : injeksi
antibiotik
(ceftriaxone)
sudah masuk
sebanyak 1mg

3 Senin, 17 Dx 1 Mengobservasi DS : pasien


Januari 2022 keadaan umum mengeluh tidak
08.00 wita pasien ada keluhan
DO : lwajah
tidak tampak
pucat

08.40 wita DS : -
Dx 1,2,3 Mengukur tanda DO : TD:
tanda vital pasien 120/80 mmHg,
S:36oC, N:
86x/menit, RR:
09.15 wita 22x/menit
Dx 2 Menjaga kebersihan
kulit agar tetap
bersih DS: -
DO : luka sudah
dibersihkan oleh
perawat
09.30 wita Dx 1 & 2
Menjelaskan tanda DS : pasien
tanda infeksi mengatakan
mengerti dengan
apa yang
dijelaskan oleh
10.45 wita perawat
Dx 2 DO : pasien
Menganjurkan tampak sudah
pasien melakukan sedikit
mobilisasi setiap 2 memahami dari
jam sekali sebelumnya
DS : -
11.35 wita DO : pasien
Dx 1 tampak sudah
Mengkolaborasikan melakukan
pemberian obat mobilisasi yang
Dx 1,2,3 antibiotik dianjurkan

DS : -
Melakukan DO : injeksi
pengukuran tanda- antibiotik
tanda vital (ceftriaxone)
sudah 1 mg

14.30 wita Dx 2 DS : pasien


mengatakan
tidak ada
keluhan
Menganjurkan DO : TD :
pasien melakukan 130/70 mmHg,
mobilisasi setiap 2 N: 80x/menit,
16.45 wita jam sekali RR: 24x/menit,
Dx 1 S: 36oC

DS : pasien
mengatakan
sudah selalu
Mengkolaborasikan melakukan
pemberian obat miring kanan
antibiotik kiri dan posisi
kaki lebih tinggi
dari kepala
DO : pasien
tampak
melakukannya
dengan baik
DS : -
DO : injeksi
antibiotik
(ceftriaxone)
sudah masuk
1mg

5. Evaluasi

Evaluasi Keperawatan Pada Pasien Tn. A Dengan


Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Tanggal 14 Januari 2022 s/d 20 Januari 2022

No Hari/Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi

1 Jumat Ketidakseimbangan nutrisi S : pasien mengatakan


14 Januari kurang dari kebutuhan tubuh diarenya sudah berkurang
2022 O : pasien tampak tidak
lemas dan pucat TD :
130/70mmHg, S:36oC, N:
88x/menit, RR: 23x/menit
A : tujuan 1,2,3 tercapai
P : masalah teratasi

2 Jumat Kerusakan integritas kulit S : pasien mengeluh


14 Januari lukanya sudah mulai
2022 membaik
O : daerah luka masih
berwarna merah.
TD : 130/70mmHg,
S:36oC, N: 88x/menit, RR:
23x/menit
A : tujuan tercapai
P : masalah resiko infeksi
teratasi
Denpasar, 22 Januari 2022
Dosen Pembimbing
Nama Mahasiswa

Ns. I Gede Satria Astawa, S.Kep.,M.Kep. Ni Kadek Ari Sri Damayanti

Anda mungkin juga menyukai