Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Keperawatan Komunitas


Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi
kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan
pendekatan ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat yang
berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan penyakit yang sehat (Anderson
& McFarlane, 2011).

2.2 Tujuan Dan Fungsi Keperawatan Komunitas


1. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:

a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap


individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau
isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok. 
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk:

a. Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami


b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi
2. Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannnya di bidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat
proses penyembuhan (Mubarak,2006).
2.3 Prinsip Keperawatan Komunitas
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu:

1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang 
besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2009).

2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan
serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007)

3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,
klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).

4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan
sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2009).
5. Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan  beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).

2.4 Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri dari:

1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spritual.

2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan
maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan.

3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan.

Termasuk diantaranya adalah:

1. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan


dan pertumbuhannya, seperti;
a. Ibu hamil
b. Bayi baru lahir
c. Balita
d. Anak usia sekolah
e. Usia lanjut
2. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a. Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
b. Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
3. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
a. Wanita tuna susila
b. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c. Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
4. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
a. Panti wredha
b. Panti asuhan
c. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d. Penitipan balita.
2.5 Falsafah Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan
pelayanan terhadap pengaruh lingkunngan (bio-psiko-sosial-cultural-spritual)
terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan
penyakit dan peningkatan pencegahan. Falsafah yang melandasi komunitas
mengacu kepada falsafah atau paradigma keperawatan secara umum yaitu
manusia atau kemanusia merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan
kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan bertolak dari pandangan ini
disusun falsafah atau paradigma keperawatan komunitas yang terdiri dari 4
komponen dasar, 

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur sbg berikut:

1. Manusia.
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien yang berada
pada lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki  niliai-nilai, keyakinan
dan minat  yang  relatif  sama serta adanya interaksi satu sama lain  untuk
mencapai tujuan.

2. Kesehatan.
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar klien/komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.

3. Lingkungan.
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, sosial, kultural dan spiritual.

4. Keperawatan.
Intervensi/tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui
pencegahan primer, sekunder dan tersier.

(Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009).

2.6 Tingkat Pencegahan Keperawatan Komunitas


Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup
kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari
tiga tingkat yaitu (Mubarak, 2009) :

1. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit
sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat
kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara
umum mencakup pendidikan kesehatan baik pada individu maupun
kelompok. Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang
melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan
perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak
balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.

2. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih awal
dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor
resiko dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi
keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui
posyandu dan puskesmas.

3. Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan
stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar
dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya
mengajarkan latihan fisik pada penderita patah tulang.

2.7 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Dalam Efendi Ferry dan Makhfudli (2009) dijelaskan strategi intervensi
keperawatan komunitas antara lain :

1. Proses kelompok (group process)


Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar
dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu,
media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan
sebagainya. Begitu juga dengan masalah  kesehatan di lingkungan sekitar
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan
sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit
yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit
tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah
kesehatan melalui proses kelompok. 

2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)


Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori
dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan
tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu,
kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan
kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun
WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga
produktif secara ekonomi maupun secara sosial.

3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika
tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya
mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai
persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih
cepat.

2.8 Bentuk-Bentuk Pelayanan Asuhan Keperawatan Komunitas


2.8.1 Di Tingkat Individu
Dapat dilaksanakan dirumah (home nursing) dan di Puskesmas dengan
tidur atau rawat jalan, yang meliputi:

1. Penderita yang memerlukan pelayanan tidak lanjut (follow up care) karena


berbagai sebab tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan dirumah dan
perlu penanganan Puskesmas atau rumah sakit. Demikian pula sebaliknya
penderita yang baru pulang dari rumah sakit atau Puskesmas yang masih
memerlukan pelayanan keperawatan lanjutan.
2. Penderita yang tergolong resiko tingggi, seperti DHF, muntah berak dan bila
tidak segera ditangani akan dapat mengancam kehidupan penderita.
3. Seseorang karena kebutuhan kesehatan dan keperawatan memerlukan
pengawasan dan perawatan yang berkelanjutan, misalnya ibu hamil, bayi,
usia lanjut dan penderita-penderita yang kronis.
2.8.2 Di Tingkat Keluarga
Diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat,
diutamakan keluarga-keluarga dengan resiko tinggi dalam bidang kesehatan yang
benar-benar membutuhkan pelayanan kesehatan, diantaranya adalah:

1. Keluarga-keluarga dengan sosial ekonomi rendah yang mempunyai resiko


untuk menderita gangguan gizi, menderita penyakit, anggota keluarga yang
terlalu besar, mempunyai penyakit keturunan.
2. Keluarga-keluarga yang anggota keluarganya menderita menyakit menular
dan kronis.
2.8.3 Di Tingkat Kelompok
Pelayanan terhadap kelompok khusus bertujuan untuk membantu
kelompok khusus yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan tertentu,
yang penekanannya pada saat ini ditujukan terhadap:

Kelompok Ibu dan Anak:

1. Ibu hamil
2. Ibu bersalin
3. Ibu menyusui
4. Ibu nifas
5. Bayi dan balita
Kelompok usia lanjut:

1. Di institusi (panti-panti)
2. Di luar institusi
Pelayanan terhadap kelompok khusus ini diberikan dalam bentuk penyuluhan
kesehatan, penemuan kasusu dini, pelayanan kesehatan dasar dan sebagainya.

2.8.4 Di Tingkat Masyarakat


Perawatan kesehatan masyarakat di tingkat masyarakat dilakukan dalam
lingkup kecil sampai luas didalam suatu wilayah kerja puskesmas. Pelayanan di
tingkat masyarakat dibatasi oleh batas – batas wilayah (RT, RT, desa, kecamatan)
atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya kebudayaan,
kepercayaan, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.

Untuk menggali masalah kesehatan dana keperawatan dimasyarakat


diperlukan informasi tentang kejadian dan kondisi lingkungan, sosial ekonomi,
budaya, perilaku masyarakat, serta kesehatan masyarakat yang sangat berkaitan
dengan insidensi dan prevalensi penyakit, sikap masyarakat terhadap kesehatan
dan sebagainya.
Untuk dapat mengetahui masalah kesehatan disuatu wilayah kerja
puskesmas diperlukan survey mawas siri (SMD), dengan mengumpulkan data
kependudukan, sosial ekonomi budaya, kesling, data kesehatan, pola penyakit,
kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan masalah kesehatan.

Data tersebut kemudian diolah, dianalisa, setelah itu barulah diketemukan


masalah kesehatan dan keperawatan yang terjadi pada masyarakat tersebut,
kemudian masalah tersebut dibawa dalam pertemuan tingkat desa (rembuk desa)
atau Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) atau lokakarya mini kesehatan
masyarakat. Yang pada intinya pertemuan tersebut untuk mencari alternatif
pemecahan masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat
dan kemudian disusun perencanaan penanggulangan atau program kerja yang
melibatkan pertisipasi masyarakat secara menyeluruh dan instansi terkait
diantaranya puskesmas, pemerintah desa, organisasi sosial masyarakat dan kader-
keder kesehatan yang ada.

2.9 Langkah-Langkah Pelaksanaan


Pelaksaanaan perawatan kesehatan dilakukan melalui beberapa tahapan
yang tercakup dalam proses keperawatan dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah yang dinamis dalam memperbaiki dan memelihara kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakatsampai ke tahap optimum melalui
suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal masalah kesehatan dan
keperawatan serta membantu memenuhi kebutuhan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat dengan langkah sebagai berikut:

2.9.1 Pengumpulan Data


Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui
wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen
pengumpulan data dalam menghimpun informasi.

Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor


lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC
Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi, populasi,
nilai-nilai keyakinan dan riwayat termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor
lingkungan adalah lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi,
politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi
dan rekreasi. Faktor lingkungan perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang
sesuai dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.

2.9.2 Analisis Data


Analisa data dilaksanakan berdasarakan data yang telah diperoleh dan
disusun dalam suatu format yang sistematis. Analisa data memerlukan pemikiran
yang kritis. Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor
stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas.
Selanjutnya dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan.

2.9.3 Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan


Kegiatan ini dilakukan di berbagai tingkat sesuai dengan urutan
prioritasnya. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat actual, ancaman
resiko atau kesejahteraan (wellness). Dasar penentuan masalah
keperawatan/kesehatan masyarakat antara lain:

a. Masalah yang ditetapkan dari data umum.


b. Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan.
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang
lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan
masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan:

a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.


b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat.
c. Kemapuan dan sumber daya masyarakat.
d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat.
Kriteria skala prioritas:

a. Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi


masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapai dan urgensinya
untuk segera ditanggulangi.
b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun
waktu tertentu.
c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat.
d. Kemungkinan masalah untuk dikelola dengan memepertimbangkan
berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut
biaya, sumber daya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin
timbul (Effendi, 2005).
Indikator prioritas masalah yang digunakan meliputi :

1. Diagnosa
2. Sesuai dengan peran perawat
3. Jumlah yang beresiko
4. Besarnya resiko
5. Kemungkinan untuk pen.kes
6. Minat masyarakat
7. Kemungkinan untuk diatasi
8. Sesuai dengan program pemerintah
9. Sumber daya
a. Tempat
b. Peralatan
c. Waktu
d. Orang
e. Dana
Kemudian dijumlahkan dengan skoring yang sudah disepakati

2.9.4 Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan adalah:

1. Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan.


2. Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan.
3. Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan
dilakukan.
Setelah data diolah dan diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan,
dengan mempertimbangkan faktor sebagai berikut:

1. Tujuan yang ingin dicapai


2. Kelompok sasaran
3. Jangka waktu
4. Target yang ingin dicapai
5. Sumber yang tersedia di masyarakat
6. Biaya
7. Tenaga pelaksana dari masyarakat (kader, dasawisma, KPKIA dan
sebagainya) dari puskesmas koordinator CHN dan tenaga kesehatan
lainnya serta unsur lain yang terkait seperti PKK, pengurus PKMD,
PLKB, pemuda dan sebagainya.
Analisa Data

Anda mungkin juga menyukai