Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PENDAHULUHAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Telah disetujui laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan pada klien


Tn. T

Nama : Hipolito Da Cruz Soares

NIM : 1711014

Hari : Senin

Tanggal : 28 juni 2021

Mengetahui,

Pembimbing Institusi

( )
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP KELUARGA

A. Definisi

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yaitu terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat

dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI 1988).

Menurut Duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan

oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum: meningkatkan perkembangan fisik,

mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota.

B. Tahap Perkembangan Keluarga

Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi

menjadi 8 :

1. Keluarga baru (berganning family)

Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan

keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang

memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga lain,

mendiskusikan rencana memiliki anaka atau KB, persiapan menjadi orang tua dan

memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua).

2. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (child bearing)

Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis

keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi

perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan


pasangan, membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orang tua tentang

pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum 6 minggu.

3. Keluarga dengan anak pra sekolah

Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan pada

anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang proses belajar dan kontak sosial)

dan merencanakan kelahiran berikutnya.

4. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)

Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga seperti

membantu sosialisasi anka terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak untuk

mencapai pengembangan daya intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.

5. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan terhadap

remaja, memelihara komunikasi terbuka,mempersiapkan perubahan sistem peran

dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang

anggota keluarga.

6. Keluarga dengan anak dewasa

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan

menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam

keluarganya.

7. Keluarga usia pertengahan (middle age family)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak

waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai, memulihkan

hubungan antara generasi muda-tua serta persiapan masa tua.


8. Keluarga lanjut usia

Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian tahap

masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan, dan

mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa lalu.

C. Tipe – tipe Keluarga

Tipe keluarga (Harmoko, hal 23; 2012) sebagai berikut

1. Nuclear Family

Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu

rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/

keduanya dapat bekerja di laur rumah.

2. Extended Family

Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,

keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya.

3. Reconstitud Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri,

tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari

perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat

bekerja di luar rumah.

4. Middle Age/ Aging Couple

Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja di rumah,

anak-anak sudah meningglakan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.

5. Dyadic Nuclear

Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak, keduanya/slah satu bekerja

di rumah.
6. Single Parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-anaknya

dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.

7. Dual Carier

Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak

8. Commuter Married

Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya

saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

9. Single Adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk

menikah.

10. Three Generation

Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

11. Institutional

Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru panti-panti.

12. Comunal

Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-

anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

13. Group Marriage

Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga

dan tiap indivisu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-

anak.

14. Unmarried paret and child

Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anakya di adopsi

15. Cohibing Cauple


Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.

D. Fungsi Keluarga

Friedman (1998) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai berikut:

1. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk

mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga

berhubungan dengan orang lain.

2. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement

function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk

berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan

orang lain di luar rumah.

3. Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk

mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

4. Fungsi ekonomi (the economic function), yaitu keluarga berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga.

5. Fungsi perawatan/ pemeliharaan kesehatan (the health care function). Keluarga

juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan,

yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota

keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan

mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan

pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang

dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti

sanggup menyelesaikan masalah kesehatan (Setyowati, 2008).


E. Tugas keluarga

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang

kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi: (Suprajitno, 2004)

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

3. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.


KONSEP COVID-19

A. Pengertian COVID-19

Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Partikel

coronavirus mengandung empat protein struktural utama, yaitu protein S (spike protein)

yang berbentuk seperti paku, protein M (membrane protein), protein E (envelope

protein), dan protein N (nucleocapside protein). Virus ini menginfeksi hewan, termasuk

diantaranya adalah kelelawar dan unta. Sebelum terjadinya wabah COVID-19 ada 6

jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu alphacoronavirus 229E,

alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus HKU1, Severe Acute

Respiratory Illness Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) (Adelberg’s et al, 2019).

Struktur genom virus ini memiliki pola seperti coronavirus pada umumnya.

Sekuens SARS-CoV-2 memiliki kemiripan dengan coronavirus yang diisolasi pada

kelelawar, sehingga muncul hipotesis bahwa SARS-CoV-2 berasal dari kelelawar yang

kemudian bermutasi dan menginfeksi manusia. Mamalia dan burung diduga sebagai

reservoir perantara. Pada kasus COVID-19, trenggiling diduga sebagai reservoir

perantara. Strain coronavirus pada trenggiling adalah yang mirip genomnya dengan

corornavirus kelelawar (90,5%) dan SARS-CoV-2 (91%). Genom SARS-CoV-2 sendiri

memiliki homologi 89% terhadap coronavirus kelelawar ZXC21 dan 82% terhadap

SARS-CoV-2 (Zhang W et al, 2020).

B. Transmisi

Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber

transmisi utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif. Transmisi SARS-CoV-2

dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin.
Selain itu, telah diteliti bahwa SARS-CoV-2 dapat viabel pada aerosol (dihasilkan

melalui nebulizer) selama setidaknya 3 jam (Williamson BN, et al, 2020). WHO

memperkirakan reproductive number (R0) COVID-19 sebesar 1,4 hingga 2,5. Namun,

studi lain memperkirakan R0 sebesar 3,28.

Beberapa laporan kasus menunjukkan dugaan penularan dari karier asimtomatis,

namun mekanisme pastinya belum diketahui. Kasus-kasus terkait transmisi dari karier

asimtomatis umumnya memiliki riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19.

Beberapa peneliti melaporkan infeksi SARS-CoV-2 pada neonatus. Namun, transmisi

secara vertikal dari ibu hamil kepada janin belum terbukti pasti dapat terjadi. Bila

memang dapat terjadi, data menunjukkan peluang transmisi vertikal tergolong kecil.

Pemeriksaan virologi cairan amnion, darah tali pusat, dan air susu ibu pada ibu yang

positif COVID-19 ditemukan negatif (Zhang W, et al, 2020).

C. Patogenesis Dan Patofisiologis

Kebanyakan coronavirus menginfeksi hewan dan bersikulasi di hewan.

Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan kemampuannya

menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda, kucing, dan ayam.

Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan

ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat membawa patogen dan bertindak sebagai

vektor untuk penyakit menular tertentu. Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang

merupakan host yang biasa ditemukan untuk Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar

merupakan sumber utama untuk kejadian Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)

dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) (PDPI, 2020).


Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian

bereplikasi di sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya). Setelah itu

menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi penularan virus dari saluran

napas dan virus dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah

penyembuhan. Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari (PDPI,

2020).

D. Manifestasi Klinis

Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala

klinis yang mucul yaitu demam (suhu >38°C), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu

dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti

diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu

minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok

septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem

koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan,

bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik,

dengan sebagain kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal (PDPI, 2020). Berikut ini

sindrom klinis yang dapat muncuk jika terinfesksi menurut PDPI, 2020 :

a. Tidak berkomplikasi

Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala yang

tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai

dengan nyeri tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot.

Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan pasien

immunocompromises presentasi gejala jadi tidak khas atau atipikal. Selain itu, pada

beberapa kasus ditemui tidak disertai dengan demam dan gejala relatif ringan. Pada
kondisi ini pasien tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis

atau napas pendek.

b. Pneumonia ringan

Gejala utama yang dapat muncul seperti demam, batuk dan sesak. Namun tidak ada

tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat ditandai

dengan batuk atau susah bernapas.

c. Pneumonia berat, pada pasien dewasa :

a) Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas.

b) Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas : > 30x/menit), distress

pernapsan berat atau saturasi oksigen psien <90% udara keluar.

E. Tatalaksana Umum

1. Isolasi pada semua kasus

Sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik ringan maupun sedang

2. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)

3. Serial foto toraks untuk menilai perkembangan penyakit

4. Suplementasi oksigen

Pemberian terapi oksigen segera kepada pasien dengan distress napas,

hipoksemiaatau syok. Terapi oksigen pertama sekitar 5L/menit dengan target

SpO2 ≥ 90% pada pasien tidak hamil dan ≥ 92-95% pada pasien hamil

5. Kenali kegagalan napas hipoksemia berat

6. Terapi cairan

Terapi cairan konservatif diberikan jika tidak ada bukti syok pasien harus

diperhatikan dalam terapi cairannya, karena jika pemberian cairan terlalu agresif
dapat memperberat kondisi distress napas atau oksigenasi. Monitoring

keseimbangan cairan dan elektrolit

7. Pemberian antibiotik empiris

8. Terapi simtomatik

Terapi simtomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan lainnya jika

memang diperlukan

9. Pemberian kortikosteroid sistemik tidak rutin diberikan pada tatalaksana

pneumonia viral atau ARDS selain ada indikasi lain

10. Observasi ketat

11. Memahami komorbid pada pasien

Saat ini belum ada penelitian atau bukti tatalaksana spesifikasi pada COVID-19.

Belum ada tatalaksana antiviral untuk infeksi Coronavirus yang terbukti efektif.

Pada studi terhadap SARS-CoV, kombinasi lopinavir dan ritonavir dikaitkan dengan

memberi manfaat klinis. Saat ini penggunaan lopinavir dan ritonavir masih diteliti

terkait efektivitas dan keamanan pada infeksi COVID-19. Tatalaksana yang etik

atau melalui Monitired Emergency Use of Unregistered Interventions Framework

(MEURI), dengan pemantauan ketat. Selain itu, saat ini belum ada vaksin untuk

mencegah pneumonia COVID-19 ini (PDPI, 2020).

F. Pencegahan

COVID-19 merupakan penyakit yang baru ditemukan oleh karena itu pengentahuan

terkait pencegahannya masih terbatas. Kunci pencegahan meliputi pemutusan rantai

penularan dengan isolasi, deteksi dini, dan melakukan priteksi dasar (World Health

Organization, 2020).

1. Vaksin
Salah satu upaya yang sedang dikembangkan adalah pembuatan vaksin guna

membuat imunitas dan mencegah transimi. Saat ini, sedang berlangsung 2 uji klinis

fase I vaksin COVID-19. Studi pertama dari National Istitute of Health (NIH)

menggunaka mRNA-1273 dengan dosis 25, 100, dan 250 µg. Studi kedua berasal

dari China menggunakan adenovirus type 5 vector dengan dosis ringan, sedang dan

tinggi (World Health Organization, 2020).

2. Deteksi dini dan isolasi

Seluruh individu yang memenuhi kriteria suspek atau pernah berkontak dengan

pasien yang psoitif COVID-19 harus segra berobat ke fasilitas kesehatan (World

Health Organization, 2020). WHO juga sudah membuat instrumen penilaian risiko

bagi petugas kesehatan yang menangani pasien COVID-19 sebagai panduan

rekomendasi tindakan lanjutan. Bagi kelompok risiko tinggi, direkomendasikan

pemberhentian seluruh aktivitas yang berhubungan dengan pasien selama 14 hari,

pemeriksaan infeksi SARS-CoV-2 dan isolasi. Pada kelompok risiko rendah,

dihimbau melaksanakan pemantauan mandiri setiap harinya terhadap suhu dan

gejala pernapasan selama 14 hari dan mencari bantuan jika keluhan memberat. Pada

tingkat masyarakat, usaha mitigasi meliputi pembatasan berpergian dan kumpul

massa pada acara besar (sosial distancing) (World Health Organization, 2020).

3. Hygiene, cuci tangan, dan desinfektas

Rekmenadi WHO dalam menghadapi wabah COVID-19 adalah melakukan proteksi

dasar, yang terdiri dari cuci tangan secara rutin dengan alkohol atau sabun dan air,

menjaga jarak dengan seseorang yang memiliki gejala batuk atau bersin, melakukan

etika batuk atau bersin, dan berobat ketika memiliki keluhan yang sesuai kategori

suspek. Rekomendasi jarak yang harus dijaga adalah satu meter. Pasien rawat inap
dengan kecurigaan COVID-19 juga harus diberijarak minimal satu meter dari

pasien lainnya, diberikan masker bedah, diajarkan etika batuk dan bersin, dan

ajarkan cuci tangan (World Health Organization, 2020).

Perilaku cuci tangan harus diterapkan seluruh petugas kesehatan pada lima waktu,

yaitu sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur, setelah terpajan

cairan tubuh, setelah menyentuh pasien, dan setelah menyentuh lingkungan pasien.

Air sering disebut sebagai pelarutan universal, namun mencuci tangan dengan air

saja tidak cukup untuk menghilangkan coronavirus karena virus tersebut

merupakan virus RNA dengan selubung lipid bilayer.

Sabun mampu mengangkat dan mengurai senyawa hidrofobik seperti lemak atau

minyak. Selain menggunakan air dan sabun, etanol 62-71% dapat mengurangi

infektivitas virus (Steinmann E et al, 2020). Oleh karena itu membersihkan tangan

dapat dilakukan dengan hand rub berbasis alkohol atau sabun dan air. Berbasis

alkohol lebih dipilih katika secara kasat mata tangan tidak kotor sedangkan sabun

dipilih ketika tangan tampak kotor.

Hindari menyentuh wajah terutama bagian wajah, hidung atau mulut dengan

permukaan tangan. Ketika tangan terkontaminasi dengan virus, menyentuh wajah

dapat menjadi portal masuk. Terakhir, pastikan menggunakan tissu satu kali pakai

ketika bersin atau batuk untuk menghindari penyebaran droplet (World Health

Organization, 2020).

4. Alat pelindung diri

SARS-CoV-2 menular terutama melalui droplet. Alat pelindung diri (APD)

merupakan salah satu metode efektif pencegahan penularan selama penggunaanya

rasional. Komponen APD terdiri atas sarung tangan, masker nonsteril lengan
panjang. Alat pelindung diri akan efektif jika didukung dengan kontrol

administratif dan kontrol lingkungan dan teknik (World Health Organization,

2020).

Penggunaan APD secara irasional dinilai berdasarkan risiko pajanan dan dinamika

transmisi dari patogen. Pada kondisi berinteraksi dengan pasien tanpa gejala

pernapasan, tidak diperlukan APD. Jika pasien memiliki gejala pernapasan, jaga

jarak minimal satu meter dan pasien dipakaikan masker. Tenaga medis disarankan

menggunakan APD lengkap (World Health Organization, 2020). Alat seperti

stetoskop, thermometer, dan spigmomanometer sebagainya disediakan khusus

untuk pasien. Bila akan digunakan untuk pasien lain, bersihkan dan desinfeksi

dengan alkohol 70%.

World Health Organization tidak merekomendasikan penggunaan APD pada

masyarakat umum yang tidak ada gejala demam, batuk, atau sesak.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Data umum
a) Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan dan
pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga, yang terdiri atas nama atau
inisial, jenis elamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala
keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga, dan
genongram (genogram keluarga dalam tiga generasi)
b) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah
yang terjadi dengan jenis tipe keluargatersebut.
c) Suku bangsa, mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengankesehatan
d) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat memengaruhikesehatan.
e) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik kepala
keluarga maupun anggota keluarga maupun anggota keluargalainnya.
f) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya
dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjung tempat
rekreasi, namun menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakn
aktivitasrekreasi.
b. Riwayat dan tahap perkembangankeluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga inti.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
sertakendalanya.
c) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti,
meliputi: riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing,
anggota, dansumberpelayanan yang digunakan keluarga seperti perceraian,
kematian, dan keluarga yang hilang.
a) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal keduanya orang tua (seperti apa
kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan orang tua
dari kedua orangtua.
c. Pengkajianlingkungan
a) Karakteristikrumah
Gambaran tipe tempat tinggal, gambaran kondisi rumah, kamar mandi, dapur,
kamar tidur, kenersihan dan sanitasi rumah, pengaturan privasi dan perasaan
secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan rumah mereka.
b) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa, tipe tempat tinggal,
keadaan tempat tinggal dan jalan raya, sanitasi jalan dan rumah, fasilitas-
fasilitas ekonomi dan transportasi.
c) Mobilitas geografiskeluarga
Ditentukan apakah keluarga tiggal di daerah ini atau apakah sering
mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi denganmasyarakat
Menjelaskan waktu yangdigunakankeluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yangada.
e) Sistem pendukungkeluarga
Jumlah anggota keluarga yang sehat, sumber dukungan dari anggota keluarga
dan jaminan pemeliharaan kesehtan yang dimiliki keluarga.
d. Strukturkeluarga
a) Pola-pola komunikasi keluarga, menjelaskan mengenai cara berkomunikasi
antar anggota keluarga
b) Struktur kekuatan keluarga, kemampuan anggota keluarga untuk
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubahperilaku
c) Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
formal/informal
d) Struktur nilai atau norma keluarga, menjelaskan mengenai nilai dan norma
yang dianut keluarga yang berhubungan dengankesehatan
e. Fungsikeluarga
a) Fungsi afektif, kaji gambaran diri keluarga, perasaan yangdimiliki
b) Fungsi sosialisasi, kaji bagaimana interkasi keluarga, sejauh mana anggota
keluarga belajar disiplin, norma, budaya danprilaku
c) Fungsi perawatan kesehatan, kaji kemampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatannya dan memeliharakesehatannya.
d) Fungsi reproduksi, kaji jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan
jumlah anggota keluarga
e) Fungsi ekonomi, kaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan danpapan.
f. Stress dan kopingkeluarga
a) Stressor jangka pendek danpanjang
1) Jangka pendek: penyelesaian stressor yang dialami < ± 6bulan
2) Jangka panjang: penyelesaian stressor yang dialami > ± 6bulan
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor, kaji sejauh mana
keluarga berespon terhadapsituasi
c) Strategi koping yang digunakan, bagaimana strategi koping yang digunakan
keluarga bila menghadapipermaslahan
d) Strategi adaptasi disfungsional, dijelaskan mengenai strategi adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga dalam menghadapimasalah.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,
keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data
dan analisa data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-
tindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya (Harmoko,
hal 86; 2012)
Tipologi dari diagnosa keperawatan (Harmoko, hal 86; 2012)
a. Diagnosis aktual: Masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan
memerlukan waktu yang cepat
b. Diagnosis resiko tinggi: masalah keperawatan yang belum terjadi tetapi maslah
keperawatan aktual dapat terjadi dengancepat
c. Diagnosis potensial: suatu keadaan sejahtera ketika keluarga telah mampu
memenuhi kebutuhankesehatannya
3. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang direncanakan
perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah
kesehatan/masalah keperawatan yang telah di identifikasi (Harmoko, hal 93; 2012).
Perencanaan disusun dengan penekanan pada partisipasi klien, keluarga, dan
koordinasi dengan tim kesehatan lain. Perencanaan mencakup penentuan prioritas
masalah, tujuan dan rencana tindakan. Penyusunan prioritas menggunakan skala prioritas
dari Maglaya (2009).
No. Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
Skala :
Wellness 3 1
Aktual 3
Resiko 2
Potensial 1
2. Kemungkinan
masalah
dapat diubah
Skala : 2 2
Mudah 1
Sebagian 0
Tidak dapat
3. Potensial
masalah
untuk dicegah
Skala : 3 1
Tinggi 2
Cukup 1
Rendah
4. Menonjolnya
masalah
Skala : 2 1
Segera 1
Tidak perlu 0
Tidak dirasakan
Cara skoring :

1. Tentukan skor untuk setiap kriteria


2. Skor x bobot : angka tertinggi
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
DEPARTEMEN KEPERAWATAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
STIKes PATRIA HUSADA BLITAR

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
Hari, tanggal :Senin, 28 juni 2021 Jam : 10.00 WIB
1. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. A
b. Umur KK : 65 Tahun
c. Alamat dan telepon : Jln. Simpan Pulau Seribu
d. Pekerjaan KK : swasta
e. Pendidikan KK : SLTA
f. Agama KK : Islam
g. Suku bangsa KK : Jawa/Indonesia
h. Komposisi keluarga :
No NAma JK Hub. Dg Umur Pendidika Agama Pekerjaan
KK n
1 Tn. A L Suami 65 SMA Islam Swasta
2 Ny. T P P 60 SLTA Islam Swasta
3 An. M P P 22 Kuliah Islam Pelajar
4 An. D L L 17 SMA Islam Pelajar

i. Genogram

: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Meninggal
: Hubungan keluarga

j. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. A masuk dalam tipe keluarga inti (Nuclear Family), yaitu keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak.
k. Suku Bangsa
Keluarga Tn. A termasuk dalam suku bangsa Jawa. Bahasa yang digunakan sehari-hari
adalah bahasa jawa.
l. Agama
Keluarga Tn. A semua beragama Islam. Setiap anggota keluarga taat melakukan ibadah
sholat 5 waktu baik secara bersama-sama maupun sendiri.
m. Status sosial ekonomi keluarga
Dalam keluarga Tn. A yang bekerja adalah dirinya sendiri dan istrinya. Tn. A
kesehariannya adalah mengurus usaha yaitu KOS dan membantu istri buka usaha kecil
dirumah. Sang istri yaitu Ny. T juga membantu perekonomian keluarga dengan cara
berjualan kebutuhan pokok di rumahnya dengan dibuatkan warung kecil disamping
rumah.
n. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn. A biasanya berkumpul bersama pada sore hari selepas sholat maghrib
setelah masing-masing anggota keluarga melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari.
Keluarga Tn. A jarang melakukan kegiatan rekreasi bersama jika bukan pada hari-hari
besar misalnya hari raya sekalian silaturahmi dengan sanak family atau hari
kemerdekaan melihat perayaan bersama.

2. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. A sekarang pada tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa.
Tn. A dan Ny.T juga masih sering berkomunikasi untuk mempertahankan keintiman
pasangan, keluarga juga telah mencoba mensosialisasikan anak dengan lingkungan
sekitar dan juga memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tugas perkembangan yang seharusnya dilalui oleh keluarga saat ini keluarga merasa
sudah terpenuhi, hanya saja keluarga merasa perlu mempertahankan apa yang sudah
ada untuk pengalaman keluarga melangkah ke proses berikutnya.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
Keluarga Tn. A mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mempunyai
keluahan ataupun masalah kesehatan sejauh ini. Pada pemeriksaan fisik juga tidak
ditemukan kelainan. Terkait pandemi covid-19 yang terjadi saat ini keluarga Tn. A
keluarga mengatakan telah mengetahui bahaya covid-19 dan mematui protokol
kesehatan. Keluarga Tn. A tetap melakukan kegiatan diluar rumah dengan memakai
masker, menjaga jarak namun di depan rumah blm tersedia tmpt cuci tanggan.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tidak ada riwayat sakit ataupun kecacatan dalam keluarga Tn. A.
3. LINGKUNGAN

a.Karakteristik rumah
1) Denah rumah
kamar

Halaman

Toko
Teras

R.
Kamar
T

A Kamar
KM +
M
WC
2) Keadaan lingkungan dalam
Kamarrumah
U
Kondisi rumah tampak cukup rapi, halaman depan rumah dimanfaatkan dengan baik.
Rumah keluarga Tn. A terdiri dari 3 kamar tidur, dapur, kamar mandi, WC, dan ruang
tamu. Dinding rumah terbuat dari tembok, lantai rumah terbuat dari keramik. Jemuran
terletak dihalaman rumah bagian samping kanan. Didalam rumah tidak tampak
barang-barang yang berserekan, lantai bersih. Terdapat jendela besar pada bagian
depan shingga sinar matahari cukup untuk masuk ke dalam rumah.
3) Keadaan lingkungan di luar rumah
a) Pemanfaatan halaman
Keluarga memiliki halaman depan yang cukup luas, yang dimanfaatkan untuk
menanam buah dan beberapa jenis bunga. Untuk halaman belakang rumah
dibiarkan kosong tanpa ditanami apapun dan hanya digunakan untuk pembuangan
sampah. Didepan halaman rumah ada kran air tetapi belum dimanfaatkan untuk
cuci tangan terkait pandemi yang terjadi.
b) Sumber air minum
Keluarga memilih menggunakan air rebusan sendiri untuk minum sehari-hari.
Kondisi air yang digunakan tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau.
c) Pembuangan air kotor
Keluarga memiliki selokan untuk membuang limbah keluarga.
d) Pembuangan sampah
Dalam keluarga Tn.A sampah keluarga dibuang kedalam lubang yang dibuat
khusus untuk menampung sampah yang mana jika sampah sudah penuh maka
akan dibakar secara bersama-sama.
e) Jamban
Jenis jamban yang digunakan keluarga adalah jamban yang langsung masuk ke
dalam tanah dengan jarak jauh dari rumah lebih dari 10 meter.
f) Sumber pencemaran
Keluarga tidak memiliki peliharaan yang memungkinkan adanya sumber
pencemaran lain.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Selama ini karakteristik tetangga mempunyai kebiasaan apabila ada salah satu
tetangganya yang sakit mereka menjenguk dan apabila tetangga mempunyai hajat
mereka saling bantu-membantu. Keluarga merasa nyaman hidup ditengah-tengah
mereka karena keluarga merasa mereka saling bantu-membantu dan mengerti
kebutuhan satu dengan yang lain .
c. Mobilitas geografi keluarga
Alat transportasi yang digunakan keluarga sehari-hari adalah sepeda motor. Keluarga
tidak ada yang menggunakan kendaraan umum jika tidak akan melakukan perjalanan
jauh.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Hubungan keluarga dengan tetangga baik. Tn. A adalah tokoh masyarakat yang
biasanya mengaji jika ada pernikahan, warga meninggal, dan hajatan. Sedangkan Ny.
S adalah ibu rumah tangga yang tidak mengikuti kegiatan formal disesanya tetapi
hubungan dengan warga sekitar tetap terjalin dengan baik. Anak-anak Tn. A juga
senang bergaul dengan anak seusia mereka jadi tidak ada masalah interaksi dengan
warga sekitar.
e. Sistem pendukung keluarga dan ecomap

Yasinan

Komunita
s hadroh Teman-
teman
pekerja

Tetangga
Rekreasi Ny.T
sekitar

Tn. A

Saudara Anak-
anaknya
Ny. T

Keterangan :

: Hubungan sangat kuat : Hubungan lemah

: Hubungan kuat : Hubungan timbal balik

4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi
Dalam keluarga Tn. A pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi
terbuka, setiap keluarga mempunyai hak untuk berbicara dan menyampaikan
pendapatnya. Komunikasi yang digunakan oleh keluarga adalah komunikasi dua arah.
Dalam keluarga Ny.S mengatakan apabila terjadi hanya hal kesalahpahaman kecil
antar keluarga yang ada dirumahnya maka akan segera diselesaikan agar tidak
berkepanjangan,
b. Struktur kekuatan atau kekuasaan keluarga
Dalam keluarga keputusan yang diambil adalah hasil musyawarah
bersama, pengambil keputusan adalah Tn. A dengan mempertimbangkan masukan
setiap anggota keluarga. Keluarga berperan sesuai dengan perannya dan dapat
menyampaikan pendapatnya jika terdapat masalah yang dirasakan. Ny. T mengatakan
jarang terjadi masalah dalam hal pengambilan keputusan karena anak-anaknya selalu
menghormati keputusan orang tua. Karena selama ini keputusan yang diambil oleh
orang tua bisa diterima oleh anak-anaknya.
c. Struktur peran (formal dan informal)
Formal :
 Tn. A berperan sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah bagi keluarganya
guna memenuhi kebutuhan disamping sebagai pendidik, pelindung dan pemberi
rasa aman pada keluarga
 Ny. T berperan sebagai istri, yang berperan mengurusi rumah tangga sekaligus
membantu sang suami mencari penghasilan dengan berjualan kebutuhan pokok di
rumah.
 An. M dan An. D berperan sebagai anak yang harus patuh kepada orang tua,
bersekolah dengan baik.
Informal :
Setiap anggota keluarga selalu memiliki peran dalam memberikan semangat kepada
yang lain.
d. Nilai dan norma
Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya jawa dimana suami bertindak sebagai
pencari nafkah dan istri dirumah mengurus anak dan menyiapkan kebutuhan rumah
tangga yang lain, menurut pendapat keluarga bisa saja istri bertindak sebagai pencari
nafkah tambahan asalkan tugas sebagai seorang istri dan ibu tidak terabaikan.
Tanggung jawab merawat dan mendidik anak adalah tetap tanggung jawab bersama.
Keluarga mengatakan landasan agama dalam keluarga sangat berperan penting
sebagai pondasi keutuhan keluarga.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afeksi
1) Kebutuhan – kebutuhan keluarga, pola – pola respon
Seluruh keluarga membutuhkan satu sama lain. Orang tua mampu menggambarkan
kebutuhan keluarga nya secara rinci, mulai dari kebutuhan makanan, pakaian,
pendidikan, dan kesehatan.
2) Hubungan keakraban
Setiap anggota keluarga memberikan perhatian satu sama lain, ketika orangtua sakit
orang tua secepat mungkin memeriksakan ke jasa pelayanan kesehatan terdekat.
3) Perpisahan dan kekerabatan
Dalam keluarga hanya terjadi keterpisahan yang bersifat sementara, ketika salah
seorang anggota keluarga ada yang harus pergi keluar kota, sehingga komunikasi
dilakukan melalui telepon.
b. Fungsi sosial
1) Cara pola asuh pada anak
Keluarga Tn. A mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksisosial pada
anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan membiarkan anaknya bergaul
dengan teman sebayanya sejak kecil dan mendidik sang anak untuk sopan pada para
tetangga yang lebih tua.
2) Siapa yang menjadi pelaku sosialisasi anak–anak
Yang menjadi pelaku sosial dijalankan oleh suami dan istri secara bersama-sama.
3) Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola asuh
Faktor budaya yang mempengaruhi pola pengasuhan anak yaitu kondisi etnis dan
suku ang lebih menitikberatkan urusan keseharian anak lebih banyak ditangani ibu
karena waktu terbanyak bersama ibunya.
4) Estimasi resiko masalah pengasuhan
Saat ini keluarga tidak memiliki masalah dalam mengasuh anak, adapun resiko
mungkin dapat muncul ketika orang tua menjewer anak ketika mereka kecil jika
berlaku tidak baik.

c. Fungsi perawatan kesehatan


1) Keadaan kesehatan
Keluarga Tn. A dalam keadaan sehat dan tidak ada keluarga yang memiliki keluhan
sakit. Terkait pandemi covid-19 yang terjadi saat ini, tidak ditemukan tanda dan gejala
pada keluarga Tn. A. Keluarga belum menerapkan perilaku kesehatan untuk
mencegah penularan covid-19
2) Kebersihan perorangan
Keluarga mengatakan mempunyai kebiasaan mandi 2 kali sehari, cuci rambut
maksimal 2 hari sekali dan gosok gigi pada waktu mandi. Dengan adanya pandemi
covid-19 ini yang seharusnya keluarga sering melakukan cuci tangan, tetpai tidak
dilakukan karena ketidaktahuan manfaat penting cuci tangan itu sendiri.
3) Penyakit yang sering diderita
Penyakit yang diderita keluarga biasanya hanya batu, pilek, dan sakit kepala.
4) Penyakit keturunan
Tidak memiliki penyakit keturunan.
5) Penyakit kronis atau menular
Tidak ada.
6) Kecacatan
Tidak ada yang memiliki kecacatan dalam keluarga.
7) Pola makan
Pola makan keluarga sehari 3 kali makan. Tidak ada menu yang berbeda dalam
keluarga, semua mengkonsumsi apa yang di masak hari itu.
8) Pola istirahat
Pola istirahat cukup, ditandai dengan keluarga mulai tidur paling lambat jam 22.00
malam, dan bangun pukul 05.00 pagi. Sedangkan pada siang hari keluarga juga tidur
minimal 1 jam.
9) Ketergantungan obat atau bahan
Anggota keluarga tidak ada yang memiliki ketergantungan pada obat.
10) Mencari pelayanan kesehatan
Kepala keluarga mencari pelayanan kesehatan terdekat yaitu dokter praktek.
d. Fungsi reproduksi
Tn. A dan Ny. S tidak mengalami gangguan dalam reproduksi.
6. STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
 Pendek :
Yang dikhawatirkan keluarga pada masa jangka pendek ini adalah bagaimana
pandemi covid-19 ini dapat berlalu dengan cepat sehingga aktivitas kembali
seperti biasa sehingga tidak ada lagi kekhawatiran yang berlebih untuk
beraktivitas.
 Panjang :
Kekhawatiran jangka panjang yang dirasakan keluarga Tn. A adalah bagaimana
agar dapat mengantarkan kedua anaknya sampai ke jenjang pendidikan perguruan
tinggi setelah anak pertama terpaksa tidak melanjutkan pendidikan karena
keterbatasan biaya.
b. Kemampuan berespon terhadap stressor
Keluarga mengatakan apabila ada masalah yang dirasa sangat berat maka mereka
akan memecahkannya secara bersama-sama, dibicarakan bersama kemudian dicari
jalan keluar yang terbaik. Pada minggu-minggu pertama beredarnya berita bahwa
telah ada yang terinfeksi covid-19 di Indonesia keluarga merasa panik tetapi setelah
beberapa lama kepanikan itu reda setelah mengetahui cara pencegahan walaupun
tidak terlalu memahami sepenuhnya. Keluarga saat ini tidak menerapkan pencegahan
lagi karena jenuh dan merasa sudah aman.
c. Strategi koping yang digunakan
Jika terdapat masalah dalam keluarga, keluarga lebih suka berunding bersama untuk
memecahkannya atau meminta pendapat pada orang yang lebih tahu. Apabila terdapat
keluarga yang sakit dan pada waktu itu tidak mempunyai uang keluarga
mempergunakan uang tabungan yang disimpan di bank.
7. PEMERIKSAAN FISIK
Hari/ Tgl : Senin, 28 Juni 2021
TB BB TD Keterangan
No Nama N x/’ R x/’ S ºC
Cm Kg Mm/Hg keluhan
1. Tn. A 169 75 140/90 88 20 36,5 -
2. Ny. T 160 54 120/80 65 20 36,2 -
3. An. M 170 65 110/90 85 21 36,4 -
4. An. D 167 30 120/80 75 20 36 -

8. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWATAN KESEHATAN


KELUARGA
a. Persepsi terhadap masalah
Keluarga menganggap pandemi covid-19 yang terjadi saat ini adalah masalah yang
serius tetapi keluarga belum memahami dengan baik mengenai kejadian ini sehingga
tidak melakukan tindakan pencegahan yang berarti dalam kesehariannya.
b. Harapan terhadap masalah
Keluarga mengatakan ingin mendapatkan berbagai informasi mengenai covid-19 demi
menjaga kesehatan seluruh anggota keluarganya.
Blitar, 28 Juni 2021
Perawat yang mengkaji,

Hipolito Da Cruz Soares


(1711014)

B. Analisa Data

No. Data Etiologi Dx. Keperawatan


1. Ds : Kurangnya Kesiapan
Keluarga mengatakan telah informasi mengenai Peningkatan
mengetahui bahaya covid-19 proses penyakit Manajemen
tetapi tidak menerapkan Kesehatan
pencegahan lagi karena jenuh dan
merasa sudah aman
Do :
- Keluarga belum menerapkan
perilaku kesehatan untuk
mencegah penularan covid-19
- Di depan rumah belum
tersedia tempat cuci tangan
- Keluarga tidak menerapkan
cuci tangan yang baik dan
benar setelah beraktivitas dari
luar rumah.
C. Intervensi Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI
.
1. Kesiapan Setelah melakukan tindakan 2 x 24 jam Edukasi Kesehatan
Peningkatan
maka manajemen kesehatan meningkat Observasi
Manajemen
Kesehatan dengan hasil sebagai berikut :  Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
 Menerapkan program Terapeutik
perawatan meningkat  Sediakan materi dan media pendidikan
 Aktifitas sehari hari efektif kesehatan
memenuhi tujuab kesehatan  Berikan kesemapatan untuk bertanya
meningkat Edukasi
 Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan

Pengajaran : Proses penyakit (covid-19)


Aktivitas-aktivitas :
1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga terkait
dengan penyakit (covid-19)
2. Jelaskan konsep covid-19
3. Jelaskan tanda gejala yang umum dari covid-19
4. Berikan informasi kepada keluarga mengenai
penyebaran covid-19
Keluarga mampu memutuskan perilaku 5. Berikan informasi kepada keluarga mengenai
kesehatan keluarga dalam pencegahan proses penularan covid-19
covid-19 6. Berikan informasi kepada keluarga mengenai
Meningkatkan perilaku kesehatan keluarga pencegahan penularan covid-19
terkait penularan covid-19
Indikator :
1. Merasakan pentingnya mengambil
tindakan dalam mencegah penularan Keluarga mampu memutuskan perilaku
covid-19 kesehatan keluarga dalam pencegahan covid-19
2. Merasakan pentingnya meningkatkan Dukungan pengambilan keputusan terkait
imun tubuh perubahan perilaku kesehatan
3. Merasakan peningkatan perilaku kesehatan Aktivitas-aktivitas :
dari tindakan yang sudah dilakukan 1. Hormati hak-hak pasien dalam menerima atau
4. Mendapatkan sumber-sumber informasi tidak menerima informasi
untuk melakukan perubahan perilaku 2. Berikan informasi sesuai permintaan pasien
kesehatan 3. Diskusikan perubahan perilaku kesehatan yang
dibutuhkan untuk mencegah penularan covid-19
4. Bantu keluarga dalam menggali kembali
perilaku kesehatan lama yang dapat diterapkan
dalam mencegah penularan covid-19.
5. Ajarkan kepada keluarga cara mencuci tangan
Keluarga mampu menerapkan modifikasi 6. pencegahan penularan covid-19.
lingkungan yang dianjurkan
Indikator : Keluarga mampu menerapkan modifikasi
1. Keluarga dapat menyediakan tempat cuci lingkungan yang dianjurkan
tangan di depan rumah Modifikasi lingkungan
2. Keluarga dapat menyediakan tempat Aktivitas-aktivitas :
menaruh sepatu di luar rumah 1. Intruksikan pada keluarga untuk menyediakan
3. Keluarga dapat menyediakan tempat tempat cuci tangan di depan rumah
menaruh jaket dan baju kotor di luar 2. Intruksikan pada keluarga untuk menyediakan
rumah tempat menaruh sepatu di luar rumah
4. Keluarga dapat menyediakan tempat 3. Beri edukasi agar keluarga untuk menyediakan
minum sesuai dengan anggota keluarga tempat menaruh jaket dan baju kotor di luar
5. Keluarga dapat membersihkan rumah rumah
dengan menyapu setiap hari 4. Beri edukasi agar keluarga dapat menyediakan
6. Keluarga dapat membersihkan tempat atau tempat minum sesuai dengan anggota keluarga
barang yang sering di pegang seperti 5. Jelaskan pada keluarga agar membersihkan
gagang pintu, saklar lampu, meja dan rumah dengan menyapu setiap hari
kursi, handphone dengan disinfektan 6. Jelaskan pada keluarga cara membersihkan
setiap hari gagang pintu, saklar lampu, meja dan kursi,
handphone dengan disinfektan
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Indikator :
1. Klien tahu sumber informasi konsultasi Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan selama masa pandemi covid-19 kesehatan
2. Klien dapat mengunakan informasi Panduan system pelayanan
kesehatan yang tepat Aktivitas-aktivitas :
3. Klien mendapatkan bantuan professional 1. Bantu pasien atau keluarga mengetahui cara
kesehatan berkonsultasi kesehatan secara online atau di
4. Klien dapat mengerti rencana tindakan rumah saja
lebih lanjut 2. Bantu pasien atau keluarga memilih profesional
perawatan kesehatan yang tepat
3. Dorong untuk konsultasi dengan profesional
perawatan kesehatan dengan tepat
DAFTAR PUSTAKA

Murniati, Dewi. 2019. Middle East Respiratory Sindrome Coronavirus. The


indonesian Journal Of Infection Disease

Riedel S.dkk. 2019. Medical Mikrobiology 28th ed McGraw-Hill Education: New


York

Susilo,A. dkk. 2020. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur terkini.


Jakarta: Jurnal Penyakit dalam Indonesia Vol.7. No.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Upaya Pengendalian dan Pencegahan Covid-19

Hari, Tanggal : kamis, 29 juli 2021

Tempat : Rumah Klien

Sasaran : Klien & Keluarga Klien

Waktu : 30 Menit

A. Latar Belakang

Pada awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya pneumonia baru yang

bermula dari Wuhan, provinsi Hubei Cina yang kemudian menyebar ke lebih dari 190

negara. Wabah ini diberi nama Coronavirus disease 2019 tau Covid-19. Penyebaran

penyakit ini telah memberikan dampak luas secara sosial dan ekonomi. Covid-19 (Coron

Virus) merupakan penyakit yang baru ditemukan oleh karena itu pengetahuan terkait

pencegahannya masih terbatas. Kunci pencegahan meliputi pemutusan rantai penularan

yakni dengan mengisolasikan diri, dan melakukan proteksi dasar (Susilo,dkk,2020).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang Covid-19 (Corona Virus),


diharapkan klien dan keluarga mampu menerapkan cara hidup dan sehat.

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan kepada klien diharapkan:

a. Mengetahui pengertian Covid-19


b. Mengetahui bagaimana Covid-19 ditularkan
c. Menjelaskan tanda dan gejala Covid-19
d. Mengetahui pencegahan Covid-19
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Waktu dan tempat
Pertemuan dilakukan pada:
Hari/Tanggal : kamis, 29 juli 2021
Tempat : Rumah Klien
Pukul : 10.00 WIB
2. Sasaran

Klien dan keluarga klien.

3. Materi penyuluhan

a. Definisi Covid-19

b. Bagaimana Covid-19 ditularkan

c. Tanda dan Gejala Covid-19

d. Pencegahan Covid-19

4. Metode

Ceramah, Tanya Jawab.

D. Susunan Kegiatan
No Tahap Kegiatan Waktu
1 Pendahuluan a. Memberi salam terapeutik 5 menit
b. Memperkenalkan diri
c. Meenjelaskan tujuan
d. Kontrak waktu
2 Penyajian a. Menjelaskan pengertian 30 menit
Covid-19
b. Menjelaskan bagaimana
Covid-19 ditularkan
c. Menjelaskan tanda dan
gejala Covid-19
d. Menjelaskan pencegahan
Covid-19

3 Penutup a. Memberikan kepada klien 10 menit


untuk bertanya
b. Menjelaskan kembali hal
yang belum dipahami oleh
klien
c. Menanyakan kembali
materi yang telah
disampaikan
d. Salam terapeutik

E. Evaluasi

1. Evaluasi Struktural
- Persiapan tempat yang akan digunakan
- Kontrak waktu
- Persiapan penyuluhan
2. Evaluasi Proses
- Selama penyuluhan pasien memperhatikan penjelasan yang disampaikan
- Selama penyuluhan pasien bertanya tentang penjelasan yang disampaikan
- Selama penyluhan pasien aktif menjawab pertanyaan serta menanyakan apa yang
tidak dipahami.
3. Hasil
- Pasien mampu menjelaskan pengetian pengertian Covid-19
- Pasien mampu menyebutkan cara penularan Covid-19
- Pasien mampu menjelaskan tanda dan gejala Covid-19
- Pasien mampu menyebutkan cara pencegahan Covid-19
MATERI PENYULUHAN

COVID -19 (CORONA VIRUS)

A. Definisi Covid-19 (Corona Virus)

Covid-19 merupakan suatu virus yang berukuran kecil yakni 120-160 nm dan

hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop. Virus ini utamanya menginfeksi

hewan, termasuk diantaranya adalah kelelawar dan unta. Saat ini virus tersebut

menyerang manusia melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin (Riedel,2019)

B. Cara Penyebaran Covid-19 (Corona Virus)

WHO (2020) mengungkapkan cara penyebaran virus corona dari satu orang

kelainnya. Seseorang yang menderita Covid-19 mengalami yang mengalami batuk

atau bersin mereka melepaskan tetesan cairan yang juga terdapat virus corona.

Kebanyakan cairan tersebut jatuh pada permukaan dan benda-benda didekatnya

seperti meja, telefon dan lain-lain. Orang bisa terpapar covid-19 dengan menyentuk

permukaan atau benda yang sudah terkontaminasi atau terpapar. Orang yang

mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh seperti diabetes militus, penyakit

jantung dan penyakit paru-paru lebih rentan terhadap virus corona.

C. Tanda Dan Gejala

Tanda dan gejala yang sering muncul pada pasien yang mengalami infeksi virus

corona atau Covid-19 adalah :

1. Sakit kepala

2. Batuk berlendir

3. Sakit tenggorokan

4. Demam bila pasien mengidap pneumonia

5. Merasa tidak enak badan

6. Sesak napas
7. Nafas pendek dan dilanjut dengan pneumonia berat (Murniati,2019).

D. Pencegahan Covid-19

Covid-19 merupakan penyakit yang baru ditemukan oleh karena itu

pengetahuan terkait pencegahannya masih terbatas. Kunci pencegahannya meliputi

pemutusan rantai penularan dengan isolasi sosial, deteksi dini dan melakukan proteksi

dasar.

Selain itu pencegahan Covid-19 juga dapat dilakukan dengan:

1. Hygiene, mencuci tangan secara rutin menggunakan sabun dan air atau alkohol.

2. Menjaga jarak dengan seseorang yang memiliki gejala batuk atau bersin

3. Melakukan etika batik atau bersin

4. Berobat ketika memiliki keluhan sesuai kategori penyakit.

5. Hindari menyentuh daerah wajah, mulut, hidung mata sebelum mencuci tangan

6. Menggunakan masker jika terdapat riwayat batuk dan flu (Susilo,dkk,2020).

Kementrian kesehatan juga menganjurkan untuk menjaga makanan agar tetap

seimbang, rajin berolahraga, menjaga kebersihan lingkungan, tidak merokok, minum

banyak air putih dan berdoa.


DAFTAR PUSTAKA

Murniati, Dewi. 2019. Middle East Respiratory Sindrome Coronavirus. The


indonesian Journal Of Infection Disease

Riedel S.dkk. 2019. Medical Mikrobiology 28th ed McGraw-Hill Education: New


York

Susilo,A. dkk. 2020. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur terkini.


Jakarta: Jurnal Penyakit dalam Indonesia Vol.7. No.

Anda mungkin juga menyukai