KELOMPOK 7 :
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
TA. 2020/2021
Konsep teori
Ileus atau obstruksi usus adalah suatu gangguan (apapun penyebabnya) aliran
normal isi usus sepanjang saluran isi usus. Obstruksi usus dapat akut dengan kronik,
partial atau total.Intestinal obstruction terjadi ketika isi usus tidak dapat melewati saluran
gastrointestinal(Nurarif& Kusuma, 2015).
Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya
obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau tindakan (Indrayani,
2013).
Obstruksi usus mekanis adalah Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak
dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata
atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya intususepsi, tumor polipoid dan
neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan, hernia dan
abses(Nurarif& Kusuma, 2015).
konsep dasar
f. Usus besar
Adalah bagain usus antara usus buntu dan rectum. Fungsi utama adalah
menyerap air. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus
besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Panjangnya ± 1 meter, lebar 5-6 cm, fungsinya menyerap air dari makanan, tempat
tinggal bakteri koli, tempat feces. Usus besar terdiri atas 7 bagian:
1. Sekum.
2. Kolon asenden
Terletak di abdomen sebelah kanan, membujur ke atas dari ileum sampai ke hati,
panjangnya ± 13 cm
3. Appendiks
Sering disebut umbai cacing dengan panjang ± 6 cm.
4. Kolon transversum.
Membujur dari kolon asenden sampai ke kolon desenden dengan panjang ± 28
cm.
5. Kolon desenden.
Terletak dirongga abdomen disebelah kiri membujur dari anus ke bawah dengan
panjangnya ± 25 cm.
6. Kolon sigmoid
Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri yang membentuk huruf "S" ujung
bawah berhubungan dengan rektum.
7. Rektum.
Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan
anus.
8. Anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum
dengan dunia luar.
B. Etiologi
Penyebab terjadinya ileus obstruksi pada usus halus antara lain
1. Hernia inkarserata :
Hernia inkarserata timbul karena usus yang masuk ke dalam kantung hernia
terjepit oleh cincin hernia sehingga timbul gejala obstruksi (penyempitan)dan
strangulasi usus (sumbatan usus menyebabkan terhentinya aliran darah ke usus). Pada
anak dapatdikelola secara konservatif dengan posisi tidur Trendelenburg. Namun,
jikapercobaan reduksi gaya berat ini tidak berhasil dalam waktu 8 jam, harus
diadakanherniotomi segera (Indrayani, 2013)
C. Patofisiologi
Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan terenggang oleh cairan dan
gas (70 % dari gas yang tertelan) akibat penekanan intralumen menurunkan
pengaliran air dan natrium dari lumen usus kedarah. Sekitar 8 liter cairan diekskresi
kedalam saluran cerna setiap hari, karena tidak adanya absorpsi mengakibatkan
penimbunan intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan usus setelah
pengobatan merupakan sumber utama kehilangan cairan dan elektrolit. Pengaruh atas
kehilangan ini adalah penciutan ruang ekstra sel yang mengakibatkan syok hipotensi.
Pengaruh curah jantung, pengurangan perfusi jaringan dan asidosis metabolic. Efek
local peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas
akibat nekrotik, disertai absorpsi toksin-toksin bakteri kedalam rongga peritoneum
dan sirkulasi sistemik. Kehilangan sodium dan ion-ion klorida menyebabkan
keluarnya potassium dari sel, mengakibatkan alkalosis hipovolemik.
Menurut Susan C Smeltzer & Brenda G. Bare (2002), akumulasi isi usus,
cairan, dan gas terjadi didaerah diatas usus yang mengalami obstruksi. Distensi dan
retensi cairan mengurangi absorpsi cairan dan merangsang lebih banyak sekresi cairan
lambung. Dengan peningkatan distensi, tekanan darah lumen usus meningkat,
menyebabkan penurunan tekanan kapiler vena dan arteriola. Pada gilirannya hal ini
akan menyebabkan edema, kongesti, nekrosis, dan akhirnya rupture atau perforasi.
Muntah refluk dapat terjadi akibat distensi abdomen.
D. Manifestasi Klinis
a. Mekanik sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah,
peningkatan bising usus, nyeri tekan abdomen.
b. Mekanik sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat, bising usus meningkat, nyeri
tekan abdomen.
c. Mekanik sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian
terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan abdomen.
d. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram
nyeri abdomen, distensi ringan.
e. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat: nyeri hebat, terus menerus dan terlokalisir,
distensi sedang, muntah persisten, biasanya bising usus menurun dan nyeri tekan
terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau
mengandung darah samar. (Price &Wilson, 2007)
E. Klasifikasi
1. Menurut sifat sumbatannya
Menurut sifat sumbatannya, ileus obstruktif dibagi atas 2 tingkatan :
a. Obstruksi biasa (simple obstruction) yaitu penyumbatan mekanis di dalam
lumen usus tanpa gangguan pembuluh darah, antara lain karena atresia usus
dan neoplasma
b. Obstruksi strangulasi yaitu penyumbatan di dalam lumen usus disertai oklusi
pembuluh darah seperti hernia strangulasi, intususepsi, adhesi, dan volvulus
(Pasaribu, 2012).
G. Pemeriksa Diagnostik
1. HB (hemoglobin), PCV (volume sel yang ditempati sel darah merah) : meningkat
akibat dehidrasi
2. Leukosit : normal atau sedikit meningkat ureum + elektrolit, ureum meningkat,
Na+ dan Cl- rendah.
3. Rontgen toraks : diafragma meninggi akibat distensi abdomen
a. Usus halus (lengkung sentral, distribusi nonanatomis, bayangan valvula connives
melintasi seluruh lebar usus) atau obstruksi besar (distribusi perifer/bayangan
haustra tidak terlihat di seluruh lebar usus)
b. Mencari penyebab (pola khas dari volvulus, hernia, dll)
4. Enema kontras tunggal (pemeriksaan radiografi menggunakan suspensi barium
sulfat sebagai media kontras pada usus besar) : untuk melihat tempat dan
penyebab.
5. CT Scan pada usus halus : mencari tempat dan penyebab, sigmoidoskopi untuk
menunjukkan tempat obstruksi (Pasaribu, 2012).
H. Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami
obstruksiuntuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan.
Menghilangkan penyebab obstruksi adalah tujuan kedua. Kadang-kadang
suatupenyumbatan sembuh dengansendirinya tanpa pengobatan, terutama
jikadisebabkan oleh perlengketan. Penderita penyumbatan usus harus di rawat
dirumah sakit(Nurarif& Kusuma, 2015).
1. Persiapan
Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah aspirasi
danmengurangi distensi abdomen (dekompresi). Pasien dipuasakan,
kemudiandilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan keadaan
umum.Setelah keadaanoptimum tercapai barulah dilakukan laparatomi. Pada
obstruksiparsial atau karsinomatosis abdomen dengan pemantauan dan
konservatif(Nurarif& Kusuma, 2015).
2. Operasi
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organvital
berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan
adalahpembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila :-
Strangulasi-Obstruksi lengkap-Hernia inkarserata-Tidak ada perbaikan dengan
pengobatankonservatif (dengan pemasangan NGT, infus,oksigen dan kateter)
(Nurarif& Kusuma, 2015).
3. Pasca Bedah
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan
danelektrolit.Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus
memberikankalori yang cukup.Perlu diingat bahwa pasca bedah usus pasien
masih dalamkeadaan paralitik(Nurarif& Kusuma, 2015).
1. Pengkajian
Pengkajian
a. Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku dan
gaya hidup.
b. Riwayat kesehatan
Keluhan utama .
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Pada
umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri pada abdomennya biasanya
terus menerus, demam, nyeri tekan lepas, abdomen tegang dan kaku.
Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan, dikaji
dengan menggunakan pendekatan PQRST :
P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.
Q :Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul atau terus-
menerus (menetap).
R : Di daerah mana gejala dirasakan
S : Seberapa keparahan yang dirasakan klien dengan memakai skala numeric 1
s/d 10.
T :Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat dan
memperingan keluhan.
Riwayat kesehatan masa lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat
ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obat-obatan.
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan
klien.
Pemeriksaan
a. Aktivitas/istirahat
Gejala :Kelelahan dan ngantuk.
Tanda :Kesulitan ambulasi
b. Sirkulasi
Gejala :Takikardia, pucat, hipotensi ( tandasyok)
c. Eliminasi
Gejala :Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasidan Flatus
Tanda :Perubahan warna urine dan feces
d. Makanan/cairan
Gejala :anoreksia,mual/muntah dan haus terus menerus.
Tanda :muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa pecah - pecah.Kulit
buruk.
e. Nyeri/Kenyamanan
Gejala :Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik.
Tanda :Distensi abdomen dan nyeri tekan
f. Pernapasan
Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan,