Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Adimuswarman (21340111)
2. Alfriani Melia Zanki (21340112)
3. Ella Yunita (21340113)
4. Neri Noviyana (21340114)
5. Trinda Irene Arung (21340115)
6. Fajriyatur Rizqi Ramadanti (21340116)
7. Hasnul Hidayat (21340117)
8. Fradhinka Herfi Syarifah (21340118)
9. Ria Fitriani (21340119)
10. Andri Febriansyah (21340120)
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Komunikasi Informasi dan
Edukasi dengan judul “Peningkatan Komunikasi yang Efektif”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang tepat membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan tepat waktu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia Pendidikan dan Kesehatan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................17
4.1 Kesimpulan...................................................................................................17
4.2 Saran.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Komunikasi efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap,jelas dan dipahami oleh
resipien/penerima, akan mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan
pasien komunikasi dapat secara elektronik, lisan atau tertulis. Komunikasi yang
paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan
yang diberikan melalui telepon. Kominikasi lain yang mudah mengalami
kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis seperti laboratorium
menelpon unit pelayanan pasien untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera/cito.
Oleh sebab itu perlu dikembangkan suatu panduan atau prosedur untuk
perintah lisan dan melalui telepon termasuk menuliskan perintah secara lengap
atau hasil pemeriksaan oleh penerima informasi, penerima membacakan kembali
perintah, atau hasil pemeriksaan dan menginformasikan bahwa apa yang sudah
dituliskan dan dibacakan ulang dengan akurat.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
pendengar (penerima berita) menangkap dan menginterpretasikan ide yang
disampaikan dengan tepat seperti apa yang dimaksud oleh pembicara (pengirim
berita). Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk mengupayakan
proses komunikasi yang efektif, yaitu antara lain (Canadian Interprofessional
Health Collaborative (CIHC), 2010):
1) Sensitifitas kepada penerima komunikasi Sensitivitas ini sangatlah penting
dalam penentuan cara komunikasi serta pemilihan media komunikasi. Hal-hal
yang bersifat penting dan pribadi paling baik dibicarakan secara langsung atau
tatap muka, dan dengan demikian mengurangi adanya kecanggungan serta
kemungkinan adanya miskomunikasi.
2) Kesadaran dan pengertian terhadap makna simbolis Hal ini menjadi penting
dalam seseorang mengerti komunikasi yang disampaikan. Komunikasi
seringkali disampaikan secara non verbal atau lebih dikenal dengan body
language. Pengertian akan body language, yang bisa berbeda sesuai dengan
kultur, ini akan memberikan kelebihan dalam komunikasi.
3) Penentuan waktu yang tepat dan umpan balik Hal ini sangatlah penting
terutama dalam mengkomunikasikan keadaan yang bersifat sensitif. Umpan
balik menjadikan komunikasi lebih efektif karena dapat memberikan
kepastian mengenai sejauh mana komunikasi yang diadakan oleh seseorang
sumber (source) dapat diterima oleh komunikan (receiver).
4) Komunikasi tatap muka Komunikasi semacam ini memungkinkan kita untuk
melihat dengan baik lawan bicara kita, melihat body language, melihat mimik
lawan bicara, serta menghilangkan panjangnya rantai komunikasi yang
memungkinkan terjadinya mis komunikasi.
5) Komunikasi efektif Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala
yang ditimbulkan oleh beberapa pihak, pasien, dokter, perawat maupun tenaga
kesehatan lainnya. Dokter dapat mengetahui dengan balk kondisi pasien dan
keluarganya dan pasien pun percaya sepenuhnya kepada dokter. Kondisi ini
amat berpengaruh pada proses penyembuhan pasien selanjutnya.
4
2.2 Syarat – syarat komunikasi efektif
Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
1. Menciptakan suasana yang menguntungkan.
2. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
3. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak
komunikan.
4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat
menguntungkannya.
5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak
komunikan.
5
nama pasien, dosis obat, hasil laboratorium dengan mengeja huruf-huruf
tersebut saat membacakan ulang (Read Back) dan verifikasi
4. Tujuan utama panduan komunikasi efektif Ini adalah memperkecil terjadinya
kesalahan penerima pesan yang diberikan secara lisan
5. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan dan tertulis
6. Instruksi/Informasi dan hasil tes penting (misalnya hasil tes CITO, Laborium
klinik) di rumah sakit dapat diberikan melalui metode lisan maupun telepon,
penerima instrksi/informasi bertanggung jawab untuk mencatat dengan benar
instruksi/informasi yang diperoleh, membacakan kembali hasil catatan dan
informasi yang diterima dan menginformasikan apakan yang telah ditulis
dan dibaca ulang itu sudah tepat pada leadaan darurat atau dalam sebuah
oprasi dimana tidak memungkinkan penerima instruksi melakukan pencatan,
maka instruksi yang diberikan tetap dibacakan ulang dan kompirmasi tetap
dilakukan oleh pemberi instruksi pencatatan dapat dilakukan setelah keadaan
gawat darurat atau oprasi telah selesai.
7. Pemberi instruksi harus menandatangani instruksi yang diberikan pada
stempel Read Back
8. Instruksi/Informasi di rumah sakit dapat dilakukan melalui metode verbal maupun
telepon untuk memastikan agar pelayan kesehatan tetap berjalan meskipun
dokter atau pihak pemberi informasi tidak berada ditempat.
6
digunakan, intonasi, kekuatan suara (tidak besar dan tidak kecil),
jelas, singkat dan padat.
2) Penerima pesan mencatat isi pesan tersebut.(tulis) untuk menghindari
adanya pesan yang terlewat maka penerima pesan harus mencatat
pesan yang diberikan secara jelas.
7
permasalahan yang ada pada pasien diawali dengan menyebutkan
nama pasien, umur, dan lokasi, seteah itu sampaikan masalah yang
ingin disampaikan tanda-tanda vital pasien, dan kekhawatiran petugas
terhadap kondisi pasien.
b. Background (Basis Masalah)
Menggali informasi mengenai latar belakang klinis yang menyebabkan
timbulnya keluhan klinis misalkan: Riwayat alergi obat-obatan, hasil
pemeriksaan laboratorium yang sudah diberikan, hasil penunjang dll.
c. Assessment
Penilaian terhadap masalah yang ditemukan terkait dengan apa yang
menjadi masalah pada pasien. berikanlah kesan pasien secara klinis
serta hal yang terkait dengan hal tersebut.jelaskan pula tindakan yang
sudah diberikan kepada pasien untuk mengatasi permasalahan sambil
menunggu rekomendasi yang diterima petugas.
d. Recommendation (Rekomendasi)
Merupakan usulan sebagai tindak lanjut apa yang perlu dilakukan
untuk mengatasi masalah pasien saat ini dengan menanyakan
a. Apakah ada saran ?
b. Apakah dioerlukan pemeriksaan tambahan?
c. Jika ada perubahan tatalaksana ditanyakan?
8
pengelolaannya, terutama komunikasi verbal baik langsung maupun melalui
sambungan telepon antar tenaga kesehatan yaitu antara:
9
Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang
paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan
yang diberikan melalui telepon, bila diperbolehkan peraturan perundangan.
Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil
pemeriksaan kritis, seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan pasien
untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera. Proses komunikasi efektif di RS
dilakukan dengan SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation)
dan TBK (Tulis, Baca, dan Konfirmasi) (Rifai, 2015).
10
Adapun ciri-ciri komunikasi yang efektif antara lain yaitu :
1) Menyediakan informasi yang praktis
Dengan menerangkan bagaimana mengerjakan sesuatu, menjelaskan
mengapa perubahan dilakukan, menberikan solusi terhadap masalah,
mendiskusikan status sebuah proyek, dan lain-lain.
2) Memberikan fakta dibandingkan kesan
Dengan menggunakan bahasa yang konkrit dan menjelaskan secara
detail yang dimaksud. Informasi harus jeelas, meyakinkan, akurat, dan etis.
3) Mengklarifikasi dan menyingkat beberapa informasi
Dengan menggunakan table, bagan, foto maupun diagram yang
menjelaskan tentang pesan yang dimaksud.
4) Masyarakat tanggung jawab secara jelas
Dengan menjelaskan apa yang kita harapkan atas apa yang dapat kita
lakukan, karena pesan kita hanya ditujukan pada orang-orang tertentu saja.
5) Membujuk dan menyedikaitan rekomendasi
Biasanya pesan yang disampaikan adalah membujuk para pegawai
untuk melakukan sesuatu atau pelanggan untuk memanfaatkan layanan yang
kita tawarkan dengan menjelaskan manfaat yang akan mereka peroleh
dengannya.
11
4. Kenali betul-betul diri sendiri dan kemampuan diri sendiri.
a. Apa saja kemampuan dan kelebihan yang Anda miliki.
b. Apa saja kelemahan dan kekurangan Anda yang Anda rasa cukup
mengganggu komunikasi.
c. Kenali pula cara meningkatkan kelebihan dan menutupi kekurangan diri
Anda.
Pertanyaan: Bagaimana caranya agar kita bisa menerima diri kita secara
apa adanya? Ada beberapa kiat lagi untuk bisa menerima diri sendiri apa
adanya, dengan kelebihan dan kekurangannya, yaitu:
1) Hargai diri sendiri.
Biasakan tidak terlalu membandingkan diri sendiri dengan orang
lain,karena setiap orang itu unik. Kita dan orang lain berbeda
segalanya.
2) Hargai upaya yang sudah kita lakukan.
Walaupun mungkin belum berhasil, tetapi berusaha menghargai niat
dan upaya yang telah kita lakukan.
3) Tentukan tujuan hidup kita
Sebagai aktivis organisasi atau pemimpin suatu kelompok, tentukan
tujuan aktivis Anda. Ingin menjadi pemimpin yang berpengaruhkah,
ingin belajarkah, dan sebagainya.
4) Berfikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain
Ini tidak berarti menganggap kesalahan-kesalahan yang pernah Anda
lakukan. Ini lebih ditekankan pada cara pandang (tashawwur,
persepsi) Anda tentang diri Anda. Misalnya, jangan pernah berfikir
bahwa saya tidak bisa begini kan karena saya memang begitu, dan
lain-lain. Begitu juga dengan orang lain.
5) Kembangkan minat dan kemampuan diri
Bersedia menghabiskan waktu dan tenaga untuk belajar dan
melakukan tugas sampai tujuan tercapai.
6) Kendalikan perasaan
12
- Tidak mudah marah dan terpengaruh keadaan sesaat
- Hadapi kesedihan secara wajar dan tidak berlebihan
BAB III
PEMBAHASAN
13
berkomunikasi, perawat mengalami beberapa kekurangan dalam penyampaian pesan
atau informasi sehingga dapat membahayakan keselamatan pasien dan antara
profesional kesehatan terutama ketika perawat melapor ke dokter atau tenaga
kesehatan lain, sehingga keselamatan pasien bisa ditingkatkan (Blom, Petersson,
Hagell & Westergren. 2015).
Tehnik SBAR merupakan bagian dari keselamatan di rumah sakit dalam
meningkatkann keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
keselamatan bangunan dan peralatan di RS (Rumah Sakit) yang berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap
pencemaran lingkungan, dan keselamatan (KKP-RS, Darliana 2016).
14
perawat yang masih kurang memahami berkomunikasi efektif dengan tehnik
SBAR.
Komunikasi efektif dengan tehnik SBAR keperawatan bermanfaat untuk
meningkatkan kinerja perawat, meningkatkan kualitas pemberian asuhan
keperawatan. jika komunikasi efektif dengan tehnik SBAR ini dilaksanakan
sesuai dengan tehnik SBAR, dan perawat menggunakan tehnik SBAR (Situation
Background Assessment Recommendation) dengan baik maka akan berdampak
dalam kualitas pemberian asuhan keperawatan atau intervensi salah satunya
meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien, selain itu juga
untuk membantu perawat dalam berkomunikasi efektif antara dokter atau tenaga
kesehatan lain sehingga mendapatkan hubungan kolabarosi yang baik antara
perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lain untuk meminimalisir kesalahan-
kesalahan pengintruksian serta membantu berkomunikasi yang efektif dan
efisien.
15
semua partisipan di setiap unit menyatakan bahwa selalu menggunakan
komunikasi efektif dengan tehnik SBAR saat penyampaian kondisi dan
kesehatan pasien kepada dokter atau pun tenaga kesehatan lain nya.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berhasilnya suatu komunikasi adalah apabila kita mengetahui dan
mempelajari unsur-unsur yang terkandung dalam proses komunikasi. Unsur-
unsur itu adalah sumber (resource), pesan (message), saluran (channel/ media)
dan penerima (receiver/audience). Komunikasi dapat efektif apabila pesan
diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan
ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada
hambatan untuk hal itu.
Komunikasi mencakup berbagai strategi dan tujuan. Baik komunikasi formal
dan informal antara penyedia serta antara penyedia dan pasien dengan keluarga
mereka adalah kunci untuk perawatan pasien kolaboratif. Ada kebutuhan yang
dirasakan untuk lebih jelas dalam menanggapi bagaimana setiap memberikan
kontribusi profesional untuk tim dan untuk lebih efektif mendelegasikan
pekerjaan dan anggota tim langsung. Lain disebutkan bahwa di daerah kerja
mereka, ada kurangnya komunikasi akan menghambat dalam pendelegasian
4.2 Saran
Peningkatan komunikasi secara efektif dengan tim kesehatan lain dibutuhkan
dalam pelaksanaan Interprofessional Collaboration sehingga petugas kesehatan
dapat melakukan tindakan pelayanan kesehatan yang aman dan efektif. Upaya
yang dilakukan untuk meningkatkan komunikasi antar profesi adalah dengan
catatan perkembangan pasien terintegrasi.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
WHO. 2010. Framework for Action on Interprofesional Education & Collaborative
Practice. Geneva : World Health Organization.
19