Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fadhilah Kiyo

Absen : 15
Kelas : 8C

Tugas Individu PPKn 8C:


- Hasil analisis maksimal 2 lembar
- Pengumpulan diunggah melalui Google Classroom berakhir pada hari Kamis (3/2/2022)
pukul 23.59 WIB

Analisis Satu (1) Artikel Berita (sumber internet bertema maupun judul Bebas) yang
mengandung tokoh-tokoh Kebangkitan Nasional!

Link Artikel: https://ditsmp.kemdikbud.go.id/pangeran-diponegoro-dalam-melawan-


penjajahan-di-tanah-jawa/

Judul Artikel: Pangeran Diponegoro dalam Melawan Penjajah di Tanah Jawa

Hasil Analisis: Pangeran Diponegoro merupakan salah satu pahlawan nasional yang turut
melawan penjajahan Belanda. Pangeran Diponegoro adalah putra dari Sri Sultan
Hamengku Buwono III memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo, lahir pada 11
November 1785 di Yogyakarta. Sosok Pangeran Diponegoro dikenal secara luas karena
memimpin Perang Diponegoro atau disebut sebagai Perang Jawa karena terjadi di tanah
Jawa. Perang ini merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh
Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara. Perang tersebut terjadi karena
Pangeran tidak menyetujui campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan. Sejak tahun
1821 para petani lokal menderita akibat penyalahgunaan penyewaan tanah oleh warga
Belanda, Inggris, dan Jerman. Pemilik lahan diwajibkan memberikan kompensasi kepada
penyewa lahan Eropa. Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan dengan membatalkan
pajak Puwasa agar para petani di Tegalrejo dapat membeli senjata dan makanan. Tetapi,
ternyata Patih Danureja mengikuti perintah Belanda memasang tonggak untuk membuat rel
kereta api yang melewati makam leluhur nya. Sehingga Pangeran diponegoro bertekad
melawan Belanda dan menyatakan siap berperang. Pada tanggal 20 Juli 1825 Pangeran
Diponegoro dan Mangkubumi di tangkap oleh pihak istana sebelum perang pecah.
Kediaman Diponegoro di bakar tetapi Pangeran Diponegoro dan sebagian pengikutnya
berhasil lolos karena lebih mengenal medan Tegalrejo. Pangeran Diponegoro pindah ke
barat hingga Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo. Kemudian pindah lagi Selarong di
daerah bukit yang dijadikan markas besarnya. Pada tahun 1827, Belanda melakukan
penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan system benteng sehingga pasukan
Diponegoro terjepit. Perang Diponegoro yang terjadi selama lima tahun (1825 – 1830)
telah menelan korban tewas sebanyak 200.000 jiwa penduduk Jawa, sementara korban
tewas di pihak Belanda berjumlah 8.000 tentara Belanda dan 7000 serdadu pribumi.

SELAMAT MENGERJAKAN!
“Biarlah pengalaman masa lalu kita menjadi tonggak petunjuk, dan bukan tonggak yang
membelenggu kita.” – Bung Hatta

Anda mungkin juga menyukai