Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1. Umum
Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan
lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka
penguat horizontal bangunan akan beban – beban. Apabila suatu gelar balok
bentangan sederhana menahan beban yang mengakibatkan timbulnya
momen lentur akan terjadi deformasi (regangan) lentur di dalam balok
tersebut. Regangan – regangan balok tersebut mengakibatkan timbulnya
tegangan yang harus ditahan oleh balok, tegangan tekan di sebelah atas dan
tegangan tarik dibagian bawah agar stabilitas terjamin, batang balok sebagai
bagian dari sistem yang menahan lentur harus kuat untuk menahan
tegangantekan dan tarik tersebut karena tegangan baja dipasang di daerah
tegangan tarik bekerja, didekat serat terbawah, maka secara teoritis balok
disebut sebagai bertulangan baja tarik saja.
Balok memiliki beberapa klasifikasi yaitu:
1. Balok Induk
Balok Induk, adalah semua balok yang melintang tanpa topang pada
seluruh lebar bangunan dan pada kedua ujungnya bertumpu pada
kolom. (biasanya mempunyai bentang ± 3 meter).
2. Balok Anak
Balok Anak, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada
balok induk, digunakan untuk memperkecil petak-petak lantai disetiap
ruangan. (biasanya mempunyai bentang ± 2 meter).
3. Balok Bagi
Balok bagi adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada
balok anak atau balok induk. Digunakan untuk memperkecil petak –
petak lantai disetiap ruangan. (biasanya mempunyai bentang ± 1 meter).

32
4.2. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan persiapan yang dilakukan adalah pekerjaan pengukuran
mobilisasi peralatan dan bahan pembangunan di reksikeet dan gudang. Pada
pekerjaan balok lantai ada 3 hal yang perlu dipersiapkan, yaitu :
1. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan
ketinggian balok lantai. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur
Waterpass.
2. Pembuatan Bekisting
Pembuatan panel bekisting balok lantai harus sesuai dengan gambar
kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga
hasil akhirnya sesuai dengan balok yang akan dibuat.
3. Pabrikasi besi
Untuk balok lantai, pemotongan besi dilakukan sesuai kebutuhan
dengan bar cutter. Pembesian balok lantai dilakukan diatas bekisting
yang sudah jadi

4.3. Pelaksanaan Pekerjaan


4.3.1. Pemasangan perancah
Perancah (scaffolding) merupakan komponen yang memikul
bekisting balok. Scaffolding memiliki peranan lain yaitu menyangga
beban pekerja yang sedang melakukan pekerjaan (penulangan) di
balok lantai. Adapun bagian-bagian scaffolding yaitu:
- scaffolding (main frame)
- cross brace sebagai pengaku perancah,
- jack base sebagai penyangga bawah,
- u head untuk penyangga atas,
- beam (balok gelagar).
Ketinggian perancah diatur dengan jack base dan u head. Balok
gelagar dari besi hollow (6cm×10cm) dipasang diatas u head
kemudian dipasang balok suri-suri sebagai tumpuan bekisting

33
Gambar 4.1. Pemasangan Perancah

4.3.2. Pemasangan Bekisting Balok


Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
1. Mengatur elevasi scaffolding balok dengan mengatur jack base
dan u head. Kemudian ketinggian dicek oleh surveyor
menggunakan auto level untuk memastikan pemasangan sudah
tepat.
2. Pada u head dipasang balok gelagar 6/10 kemudian diatasnya
dipasang balok suri pada arah melintangnya, kemudian dipasang
bodeman (plywood tebal 18 mm)sebagai alas balok.
3. Kemudian, dipasang dinding bekisting balok (tembereng) lalu
dikunci dengan siku terpasang di atas suri-suri.

Gambar 4.2. Bekisting Balok Lantai

34
4.3.3. Penulangan Balok
Setelah proses pemasangan bekisting selesai dilakukan penulangan
balok lantai. Tahap pembesian balok lantai adalah sebagai berikut :
1. Sebelum Pembesian dilakukan fabrikasi di ground floor
kemudiandiangkut menggunakan crawler crane ke lokasi
pemasangan tulangan.
2. Besi tulangan balok kemudian diletakkan diatas bekisting balok
dan ujung besi balok dimasukkan ke kolom yang sudah
dilubangi.
3. Pasang beton decking (tahu beton) untuk jarak selimut beton
pada alas dan samping balok lalu diikat dengan kawat bendrat.

Gambar 4.3. Proses Penulangan Balok Lantai

4.3.4. Pengecoran balok


Sebelum pengecoran, dilakukan pengecekan pekerjaan balok
terdiri dari pengecekan perkuatan perancah pengecekan kerapatan
dan kesikuan bekisting, serta pengecekan pemasangan tulangan.
Selain itu perlu dilakukan pengecekan elevasi permukaan lantai yang
akan dicor dengan theodolit. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
pemasangan pipa yang digunakan untuk keperluan Mechanical
Electrical (ME). Setelah dicek, kemudian dipasang pipa besi/relat
(stop cor) sebagai acuan pada saat pengecoran supaya tidak melebihi

35
batas yang telah diukur sebelumnya. Pekerjaan selanjutnya
pembersihan lokasi pengecoran dengan menyingkirkan kotoran
seperti debu, serbuk gergaji, potongan kawat bendrat, dan lainnya.

Gambar 4.4. Proses Pengecekan Balok

Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, terlebih dahulu


dilakukan penghitungan volume pengecoran beton yang dipesan
sesuai dengan volume yang akan dicor. Setelah pemesanan beton
dilakukan, pengiriman beton dengan truck mixer berlangsung secara
berkala. Hal itu bertujuan supaya beton yang akan digunakan tidak
terlalu lama didiamkan dan menjadi keras. Kapasitas truk yang
membawa beton ± 9m3.

Gambar 4.5. Proses Pengecekan Volume Beton

36
Saat pengecoran harus dilakukan penggetaran dengan tujuan
supayatidak ada gelembung udara yang terjebak. Kemudian
lakukanpemadatan dengan concrete vibrator. Permukaan beton
diratakan dengan papan perata. Selama perataan perlu dipastikan
kedalaman beton sudah sesuai, dengan cara menancapkan tulangan
bajayang sudah diberi tanda sepanjang tebal beton.

Gambar 4.6. Proses Pengecoran

4.3.5. Pembongkaran bekisting


Setelah beton mengeras, dilakukan pembongkaran
scaffolding dan bekisting balok. Perancah masih tetap dipasang
untuk penunjang sementara agar meminimumkan lendutan. Tahapan
pembongkarandimulai dengan membongkar suri-suri dan gelagar
lalu scaffolding yang menopang plat. Kemudian melepaskan besi
siku pada bekisting balok. Besi siku ini digunakan kembali untuk
pekerjaan balok lainnya.

37
Gambar 4.7. Pembongkaran Bekisting

4.4. Definisi Beton Bertulang


Beton bertulang merupakan material yang digunakan pada sebagian
besar kontruksi bangunan, baik kecil maupun besar, misalnya gedung,
bendungan, jembatan, pekerjaan jalan dan bangunan teknik sipil lainya.
Struktur beton bertulang lebih sering digunakan didalam sebuah pekerjaan
kontruksi dibandingkan dengan jenis struktur lainya.Salah satu alasannya
dikarenakan jenis beton yang satu ini dapat bekerja dengan baik dalam suatu
sisitem struktur, khususnya dalam mengemban tugas menahan gaya tarik.
Beton mampu menahan dengan gaya kuat tekan, akan tetapi lemah didalam
menahan gaya tarik yang melebihi nilai tertentu yang jika melebuhinya akan
mengalami retak – retak. Oleh karena itu dibantu dengan memberinya
perkuatan tulangan (baja tulangan) untuk menanggung gaya tarik yang
bekerja.

4.5. Beton Ready Mix


Pengecoran balok menggunakan beton ready mix, permukaan
sambungan beton lama dengan beton baru sebelum di cor di beri calbond
(super bonding agent) dengan cara siram. Siapkan alat distribusi penganggut
material beton dengan menggunakan concrete bucket yang diangakat
menggunakan tower crane untuk pengecoran, setelah nilai slump memenuhi
persyaratan, maka beton ready mix dari concrete mixer truck di tuang ke

38
dalam concrete bucket, kemudian councrete bucket tersebut di angakat
dengan tower crane menuju ke lokasi pengecoran. Pada saat
pemindahan,coucrete bucket ditutup / dikunci agar tidak tumpah.

Gambar 4.8. Beton Ready Mix

4.6. Uji Slamp


Slump beton ialah besaran kekentalan ( viscocity ) / plastisitas dan
kohensif dari beton segar. Tujuan pengujian ini adalah untuk memperoleh
angka slump beton. Pengujian ini dilakukan terhadap beton segar yang
mewakili campuran beton, hasil pengujian digunakan dalam pekerjaan :
a. Perencanaan campuran beton
b. Pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan.

Gambar 4.9. Uji Slump

39
Sebelum melakukan pengujian disiapkan peralatan yang digunakan
berikut ini
1. Cetakan dari logam minimal 1,2 mm berupa kerucut terpancung (cone)
dengan diameter bagian bawah dan atas 102 mm, dan tinggi 305 mm
bagian bawah dan atas cetakan terbuka
2. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 600 mm, ujung
dibulatkan dibuat dari baja yang bersih dan beban dari karat.
3. Pelat logam dengan permukaan yanga kokoh, rata dan kedap air.
4. Sendok cengkung menyerap air.
5. Mistar ukur
Pengambilan benda uji harus di contoh beton segar yang mewakili
campuran beton. Adapun cara pengujian yaitu:
1. Basahilah cetakan dan pelat dengan kain basah
2. Letakan cetakan diatas pelat dengan kokoh.
3. isilah cetakan sampaipenuh dengan beton segar dalam 3 lapistiap lapis
berisi kira-kira 1/3 isi cetakan setiap lapis di tusuk dengan tongkat
pemadapatan sebanyak 25 tusuk secar merata tongkat harus masuk
sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan pada lapisan pertama
penusukan bagian tepi dimiringkan sesuai dengan kemiringan cetakan.
4. Segera setelah selesai penusukan, ratakan permukaan benda uji dengan
tongkat dan semua sisa benda uji yang jatuh disekitar cetakan harus di
singkirkan, kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus
keatas, seluruh pengujian mulai dari pengisian sampai cetakan diangkat
harus selesai dalam jangka waktu 2,5 menit.
5. Balikan cetakan dan letakkan perlahan-lahan disamping benda uji, di
ukur slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan
dengan tinggi rata-rata benda uji.
Pengukuran slump pada balok harus sesegerah dilakukan dengan cara
mengukur tegak lurus antara tepi atas cetakan dengan tinggi rata-rata benda
uji.

40

Anda mungkin juga menyukai