Pengertian Trafficking
Definisi trafficking yang disepakati oleh beberapa Negara sebagian besar mengambil dari
protokol PBB. Pada tahun 2000 Indonesia mengadopsi definisi trafficking ke dalam keputusan
Presiden RI No. 88 tahun 2000 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan
Perempuan dan Anak (RAN P3A). dalam protokol PBB, definisi trafficking adalah : perekrutan,
pengangkutan, pemindahan, penampungan atau penerimaan seseorang, dengan ancaman atau
penggunaan kekerasan atau bentuk-bentuk paksaan lainnya, penculikan, pemalsuan, penipuan,
penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rantan ataupun dari orang yang memegang kendali atas
orang lain, untuk tujuan eksploitasi. Eksploitasi setidaknya meliputi eksploitasi lewat
memprostitusikan orang lain atau bentuk-bentuk eksploitasi seksual lainnya, kerja atau pelayan
paksa serupa dengan perbudakan, penghambaan atau pengembalian organ-organ tubuh.
a. Memindahkan orang, baik didalam maupun di luar batas Negara (termasuk perekrutan,
pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan atau penerimaan);
Kalau dikaji lebih mendalam dapat diketahui bahwa faktor yang mendorong terjadinya
trafficking ada 2 (dua) yaitu :
a. Faktor pencetus, adalah kemiskinan. Meskipun faktor tersebut sangat klise, tetapi
kenyataan tersebut tidak dapat kita elakkan. Mereka yang miskin atau merasa miskin, tetapi ingin
cepat kaya, tentu lebih memilih jalan yang paling gampang, yaitu bekerja di luar negeri,
meskipun tidak mempunyai keahlian (skill). Keberhasilan meraka memicu orang-orang lain
untuk ikut-ikutan bekerja di luar negeri.tetapi mereka tidak memikirkan hambatan-hambatan
yang menghadang. Misalnya bahasa, ketrampilan dan sikap dalam berinteraksi dengan orang-
orang dari Negara lain. Perbedaan bahasa dan budaya, mestinya sudah di perhitungkan.
b. Faktor penarik. Faktor tersebut merupakan iming- iming dari orang lain yang berhasil
atau sukses, ditambah janji-janji yang menggiurkan dari para calo. Keahlian mereka menggaet
calon korban begitu halus, sehingga para calon korban tidak menyadari kalau mereka sudah
masuk perangkap. Menurut Rosenberg dalam Peppy Mutawallie menjelaskan bahwa faktor
penyebab perdagangan manusia (trafficking) adalah sebagai berikut:
Mempengaruhi kecendrungan orang memilih kerja disektor informal atau menikah bagi
perempuan, suatu pilihan yang dianggap tidak memelukan klasifikasi prasyarat administrative
dan disertai dengan iming- iming materi yang dimanfaatkan oleh calo.
3. Konteks Budaya
Indonesia merupakan Negara multicultural yang sebagaian besar pengaruh kebudayaan tersebut
melemahkan posisi perempuan keluarga atau perkawinan, kemudian ada praktik ijon yakni
praktik meminjamkan atau membayarkan tenaga sendiri / salah satu anggota sebagai strategi
bertahan hidup, kebiasaan menikahkan anak pada usia dini merupakan salah satu budaya yang
masih dianut oleh kebanyakan masyarakat sampai saat ini disebabkan beberapa alasan:
b. Adanya ketakutan jika seseorang perempuan tidak menikah berarti tidak laku atau
dianggap sebagai perawan tua.
d. Kemiskinan, lebih cepat anak menikah maka beban tanggung jawab secara ekonomi akan
berkurang.
Mekanisme prosedur untuk memperoleh paspor sangat berkelit. Ini disebabkan adanya
pemungutan liar dari oknum yang mengurusi dokumen imigrasi apabila ada TKW yang hendak
bekerja di luar negeri, keadaan ini sering mengakibatkan terjadinya pemalsuan dokumen
sehingga pemberangkatan buruh migran melalui jalur tidak resmi.(Ahmad, 2020)
Ahmad, A. N. I.(2020) Pendampingan Mental Korban Trafficking Di Balai Rehabilitasi Sosial
Watunas “Mulya Jaya” Pasar Rebo Jakarta Timur (Bachelor's thesis, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).