Anda di halaman 1dari 15

SATUAM ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYALAHGUNAN NAFZA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawata HIV/AIDS

Dosen pembimbing :Andri Nurmansyah, S.Kep.,Ners., M.Kep

Disusun oleh:

Kelompok 5 ( 3B )

Widia Permatasari 191FK03049

Tuti Hardiana 191FK03053

Putri Dewi Lestari 191FK03054

Rizky Nurheni S 191FK03058

Nurfitha Komala 191FK03059

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA


2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Napza


Sub Topik Bahasan : Penyalahgunaan Nafza

Sasaran : Remaja dan Dewasa

Tanggal/Pelaksanaan :
Waktu : 30 menit

Pukul : 09.00 WIB

Tempat : Balai Desa. Mekar Wangi

Pemateri : Kelompok 6

A. LATAR BELAKANG

Penyalahgunaan narkotika dari tahun ke tahun prevalensinya terus


meningkat. Hasil survei yang dilakukan oleh BNN (Badan Narkotika
Nasional) dan Puslitkes (Pusat Penelitian Kesehatan) UI tahun 2018 diperoleh
angka prevalensi mencapai 1,9% dan pada tahun 2011 meningkat hingga
2,2% atau lebih kurang 4 juta penduduk Indonesia usia 10 sampai dengan 60
tahun sebagai penyalah guna narkotika. Pada tahun 2011 data dari UNODC
(United Nation Office on Drugs and Crime) diperkirakan bahwa antara 167
juta sampai 315 juta atau 3,6% sampai dengan 6,9% penduduk dunia usia 15-
64 tahun menggunakan narkotika minimal sekali dalam setahun.

Meningkatnya populasi penyalah guna narkotika membuat


pemerintah perlu mengambil langkah yang tepat untuk menurunkan jumlah
penyalah guna dan menyelamatkan penyalah guna narkotika. Upaya tersebut
ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika yang mengamanatkan pencegahan, perlindungan, dan
penyelamatan bangsa Indonesia dari penyalahgunaan narkotika serta
menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi Kota
Makassar. Penyalah guna dan pecandu narkotika, pada Pasal 54 disebutkan
bahwa “korban penyalah guna dan pecandu narkotika wajib direhabilitasi”.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit warga Mekar Wangi mampu
memahami tentang Penyalahgunaan Nafza dengan benar

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan selama 50 menit warga warga Desa mekar
asih mampu :
1. Menjelaskan Definisi Penyalahgunaan Nafza secara benar
2. Menyebutkan Jenis-jenis Nafza dengan tepat
3. Menjelaskan Penyebab Penyalahgunaan Nafza dengan benar 
4. Menyebutkan Tanda dan Gejala Penyalahgunaan Nafza dengan tepat
5. Menyebutkan Dampak Penyalahgunaan Nafza dengan benar

D. MATERI PENGAJARAN
1. Definisi Penyalahgunaan Nafza
2. Jenis-jenis Nafza
3. Penyebab Penyalahgunaan Nafza
4. Tanda dan Gejala Penyalahgunaan Nafza
5. Dampak Penyalahgunaan Nafza

E. MEDIA PENYULUHAN
1. Leafleat

F. METODE PENGAJARAN
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
G. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
No Tahap Waktu Kegiatan Audiens
1 Pembukaan 5 menit 1. Salam Menjawab salam
2. Perkenalan
3. Menjelaskan maksud Memperhatikan
dan tujuan
4. Kontrak waktu Menyepakati waktu
5. Apersepsi
2 Pelaksanaan 15Menjelaskan
menit 5 tentang :
menit
1. Definisi
enit Memperhatikan
Penyalahgunaan
Nafza
2. Jenis-jenis Nafza
3. Penyebab Memberikan pertanyaan
Penyalahgunaan
Nafza
4. Tanda dan Gejala
Penyalahgunaan
Nafza Menjawab pertanyaan
5. Dampak Memperhatikan
Penyalahgunaan
Nafza
6. Faktor
Penyalahgunaan
Nafza
3. Penutup 10 menit 1. Mengajukan Menjawab pertanyaan
pertanyaan pada
warga
2. Memberikann
reinforcement positif
atas jawaban yang
diberikan Mendengarkan
3. Menyimpulkan
4. Menganjurkan untuk
mencari referensi lain Menjawab salam
5. Menutup penyuluhan
dengan salam

G. SETTING TEMPAT

PENYULUH
A A
U U
D D
I I
E E
N N
AUDIENS

H. EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan dengan tanya jawab adalah :
1. Apa Definisi Penyalahgunaan Nafza ?
2. Sebutkan Jenis-jenis Nafza ?
3. Sebutkan apa Penyebab Penyalahgunaan Nafza ?
4. Apa Tanda dan Gejala Penyalahgunaan Nafza ?
5. Sebutkan Dampak Penyalahgunaan Nafza ?
6. Sebutkan Faktor Penyalahgunaan Nafza ?

I. DAFTAR PUSTAKA
Amirudin.(2012). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang
Penyalahgunaan NAPZA di SMA Negeri 1 Bungoro Kabupaten Pangkep.
Journal. Arikunto, S.(2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi, 13(3), 7-12.
Azmiyati, S. d. (2014). Gambaran penggunaan NAPZA pada anak jalanan di
Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (KEMAS), 137-143.
Hawari, Dadang. 2012. Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA
(Narkoba, Alkohol dan Zat Adiktif. Jakarta: FKUI.

Kabain, Achmad. 2019. Jenis-Jenis NAPZA Dan Bahayanya. Semarang:


ALPRIN.
Nurmaya, A. (2016). Penyalahgunaan Napza Dikalangan Remaja. Jurnal
Psikologi Pendidikan dan Konseling, 26-32.
Nurhanifah, F. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA
PENYALAHGUNAAN NAPZA DENGAN MASALAH
KETIDAKEFEKTIFAN KOPING INDIVIDU Di Wilayah Rumah Sakit
Jiwa Dr. Arif Zainudin Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Ponorogo).

Sholihah, Q. (2015). Efektivitas Program P4Gn Terhadap Pencegahan


Penyalahgunaan Napza. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 153.
https://doi.org/10.15294/kemas.v10i2.3376
Wiraagni, I. A., & Suhartini. (2021). Aplikasi Toksikologi Dalam Ilmu
Kedokteran Forensik.UGM Press.

J. MATERI
1. Definisi
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain) adalah
bahan/ zat/ obat yang bila masuk ke dalam tubuh manusia akan
mempengaruhi tubuh terutama otak/ susunan saraf pusat, sehingga
menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena
terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi)
terhadap NAPZA. (Sholihah, 2015)
Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan salah satu atau
beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis,
sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan
fungsi sosial (Azmiyati, 2014).

2. Jenis –jenis Nafza

1) Narkotika

Narkotika di bedakan dalam 3 golongan sebagai berikut:

a) Narkotika golongan I

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan


ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : heroin, kokain dan ganja.
b) Narkotika golongan II\

Narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan, digunakan dalam


terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh:
morfin, petidin, turunan/ garam dalam golongan tersebut.
c) Narkotika golongan III

Narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan


dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan Contoh :
kodein, garam-garam narkotika dalam golongan tersebut.
2) Psikotropika

Psikotropika dibedakan dalam golongan-golongan sebagai berikut :


a. Psikotropika Golongan I

Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu


pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai
potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan
(contoh: ekstasi,shabu, LSD).
b. Psikotropika Golongan II

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan


dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. (Contoh:
Amfetamin, Metilfenidat atau Ritalin)
c. Psikotropika Golongan III

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan


dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sidnrom
ketergantungan (Contoh: Pentobarbital, Flunitrazepam)
d. Psikotropika Golongan IV

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas serta


mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom
ketergantungan (Contoh: Diazepam, Nitazepam, Seperti Pil KB,
Pil Koplo, Rohip, Dum, MG)
3) Zat Adiktif

Zat adiktif adalah suatu bahan atau zat yang apabila digunakan
dapat menimbulkan kecanduan atau ketergantungan. Contohnya : rokok,
kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan
menimbulkan ketagihan, thinner dan zat-zat lain (lem kayu, penghapus
cair, aseton, cat, bensin, yang bisa dihisap, dihirup, dan dicium, dapat
memabukkan). (Achmad, 2019)
3. Penyebab Penyalahgunaan Nafza

Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor: (Nurmaya,


2016)

a. Faktor individual

Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang


mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat.
Ciri – ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan
NAPZA:
a) Cenderung memberontak

b) Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya: depresi, cemas.

c) Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada

d) Kurang percaya diri

e) Mudah kecewa, agresif dan destruktif

f) Murung, pemalu, pendiam

g) Merasa bosan dan jenuh

h) Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan

i) Keinginan untuk mencoba

j) Putus sekolah

k) Kurang menghayati iman dan kepercayaan.

b. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan


pergaulan baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun
masyarakat.
a) Lingkungan Keluarga

1. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik


2. Hubungan kurang harmonis

3. Orang tua yang bercerai, kawin lagi

4. Orang tua terlampau sibuk, acuh

b) Lingkungan Sekolah :

1. Sekolah yang kurang disiplin

2. Sekolah terletak dekat tempat hiburan

3. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk


mengembangkan diri secara kreatif dan positif
4. Adanya murid pengguna NAPZA

c) Lingkungan Teman Sebaya

1. Berteman dengan penyalahguna

2. Tekanan atau ancaman dari teman.

d) Lingkungan Masyrakat / Sosial:

1) Lemahnya penegak hukum

2) Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.

4. Tanda dan Gejala Penyalahgunaan Nafza

Manifestasi klinis penyalahgunaan Napza dapat dinilai dari


berbagai perubahan berikut ini (Wiraagni & Suhartini, 2021).
a. Perubahan fisik

Perubahan fisik pada saat menggunakan Napza antara lain Jalan


sempoyongan (koordinasi motorik menurun), bicara pelo (cadel),
apatis (acuh tak acuh), mengantuk, konsentrasi menurun, dan
agresif. Bila terjadi kelebihan dosis (overdosis) makan apa sesak,
denyut jantung dan Nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan
meninggal. Saat sedang ketagihan (Sakau), mata memerah, hidung
berair, menguap terus, mulut kering, diare, rasa sakit seluruh tubuh,
kejang dan kesadaran menurun. Pengaruh jangka panjangnya antara
lain penampilan tidak sehat, malas mandi, tidak peduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, serta terdapat bekas
suntikan pada lengan, Selain itu muncul juga abses dan salut
cellulitis pada lokasi bekas injeksi.
b. Perubahan sikap dan perilaku
Perubahan dalam sikap dan perilaku antara lain prestasi di
sekolah menurun tidak mengerjakan tugas sekolah sering membolos,
pemalas dan kurang bertanggung jawab,, pola tidur juga berubah,
sering bergadang, sulit dibangunkan pagi hari, serta Mengantuk di
kelas atau tempat kerja, sering berpergian sampai larut malam bahkan
terkadang tidak pulang tanpa izin, sering mengurung diri, berlama-
lama dikamar mandi, serta menghindar bertemu dengan anggota
keluarga yang lain, sering mendapat telepon dan didatangi orang yang
tidak dikenal oleh anggota keluarga yang lain, sering berbohong,
minta banyak uang dengan berbagai alasan, tetapi tidak jelas
penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik
sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering
berurusan dengan Polisi, sering bersikap emosional,mudah
tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan, tertutup penuh rahasia dan
muncul gejala kecemasan atau paranoid.

5. Dampak Penyalahgunaan Nafza


Menurut Alatas (2010), penyalahgunaan NAPZA akan berdampak sebagai
berikut :
1. Terhadap kondisi fisik
1) Akibat zat itu sendiri
Termasuk di sini gangguan mental organik akibat zat, misalnya
intoksikasi yaitu suatu perubahan mental yang terjadi karena dosis
berlebih yang memang diharapkan oleh pemakaiannya. Sebaliknya
bila pemakaiannya terputus akan terjadi kondisi putus zat.
a. Ganja: pemakaian lama menurunkan daya tahan sehingga

mudah terserang infeksi. Ganja juga memperburuk aliran darah

koroner.

b. Kokain: bisa terjadi aritmia jantung, ulkus atau perforasi sekat

hidung, jangka panjang terjadi anemia dan turunannya berat

badan.

c. Alkohol: menimbulkan banyak komplikasi misalnya gangguan

lambung, kanker usus, gangguan hati, gangguan pada otot

jantung dan saraf, gangguan metabolisme, cacat janin dan

gangguan seksual.

2) Akibat bahan campuran/pelarut: bahaya yang mungkin tmbul

antara lain infeksi, emboli.

a. Akibat cara pakai atau alat yang tidak steril. Akan terjadi

infeksi, berjangkitnya AIDS atau hepatitis.

b. Akibat pertolongan yang keliru misalnya dalam keadaan

tidak sadar diberi minum.

c. Akibat tidak langsung misalnya terjadi stroke pada

pemakaian alkohol atau malnutrisi karena gangguan absorbsi

pada pemakaian alkohol.

d. Akibat cara hidup pasien: terjadi kurang gizi, penyakit kulit,

kerusakan gigi dan penyakit kelamin.

2. Terhadap kehidupan mental emosional

Intoksikasi alkohol atau sedatif-hipnotik menimbulkan perubahan


kehidupan mental emosional yang bermanifestasi pada gangguan

perilaku tidak wajar. Pemakaian ganja yang berat dan lama menimbulkan

sindrom amotivasional. Putus obat golongan amfetamin dapat

menimbulkan depresi sampai bunuh diri.

3. Terhadap kehidupan social

Gangguan mental emosional pada penyalahgunaan obat akan

mengganggu fungsinya sebagai anggota masyarakat, bekerja atau

sekolah. Pada umumnya prestasi akan menurun, lalu dipecat/dikeluarkan

yang berakibat makin kuatnya dorongan untuk menyalahgunakan obat.

Dalam posisi demikian hubungan anggota keluarga dan kawan

dekat pada umumnya terganggu. Pemakaian yang lama akan

menimbulkan toleransi, kebutuhan akan zat bertambah. Akibat

selanjutnya akan memungkinkan terjadinya tindak kriminal, keretakan

rumah tangga sampai perceraian. Semua pelanggaran baik norma sosial

maupun hukumnya terjadi karena kebutuhan akan zat yang mendesak

dan pada keadaan intoksikasi yang bersangkutan bersifat agresif dan

impulsif.(Nurhanifah.2019)

6. Faktor penyalahgunaan dan kecenderungan

Menurut Maudy Pritha Amanda (2017). Penyebab terjerumusnya seseorang

dalam penyalahgunaan narkoba menurut Libertus Jehani dan Antoro (2006)

disebabkan oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal.

1. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari diri seseorang yang terdiri

dari:
a. Kepribadian

Apabila kepribadian seseorang labil, kurang baik, dan mudah

dipengaruhi orang lain maka lebih mudah terjerumus dalam

penyalahgunaan narkoba akibat kepribadian yang di pengaruhi oleh

lingkungan teman.

b. Keluarga

Jika hubungan dengan keluarga kurang harmonis (Broken Home)

maka seseorang akan mudah merasa putus asa dan frustasi dan dapat

memjerumus ke pengaruh yang salah akibat kurang perhatian dari

keluarga.

c. Ekonomi

Kesulitan mencari pekerjaan menimbulkan keinginan untuk

bekerja menjadi pengedar narkoba. Seseorang yang ekonomi cukup

mampu, tetapi kurang perhatian yang cukup dari keluarga atau masuk

dalam lingkungan yang salah lebih mudah terjerumus jadi pengguna

narkoba. Faktor ekonomi yang semakin sulit bisa menyebabkan

sesorang terjerumus ke narkoba.

2. Faktor Eksternal, yaitu faktor penyebab yang berasal dari luar seseorang

yang mempengaruhi dalam melakukan suatu tindakan, dalam hal ini

penyalahgunaan narkoba. Faktor eksternal itu sendiri antara lain:

a. Pergaulan

Teman sebaya mempunyai pengaruh cukup kuat terjadinya

penyalahgunaan narkoba, biasanya berawal dari ikut-ikutan teman


terutama bagi remaja yang memiliki mental dan kepribadian cukup

lemah.

b. Sosial /Masyarakat

Lingkungan masyarakat yang baik terkontrol dan memiliki organisasi

yang baik akan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba, begitu

sebaliknya apabila lingkungan sosial yang cenderung apatis dan tidak

mempedulikan keadaan lingkungan sekitar dapat menyebabkan

maraknya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja.

(Amirudin,2013)

Anda mungkin juga menyukai