Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK


PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ENDOSKOPI

Oleh :

Nama Anggota Kelompok 8


1. Norvalinda S. Sine(PPN A)
2. Nova R. A. Banunaek(PPN A)
3. Firda G. Bonat(PPN B)
4. JoaninaHandayaniCorreia (PPN B)
5. Papy I. Kurniawan(PPN B)

Kelas : Tingkat 2 / PPN A & PPN B

Mata Ajar : Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik

Dosen Pembimbing : Maria Agustina Making,S,Kep,Ns.M.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat,
dan kasih-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang
“PEMERIKSAANDIAGNOSTIK ENDOSKOPI”. Makalah ini kami susun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah yaitu Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik.

Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar, yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini. Ucapan terima kasih
juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan
makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
kami mengharapkan kritikan dan saran yang konstruktif demi penyusunan makalah selanjutnya.
Apabila ada kesalahan penulisan kata ataupun kalimat dalam makalah ini, kami selaku penyusun
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Mudah-mudahan makalah ini, dapat bermanfaat bagi semua pihak maupun setiap pembaca.

Kupang, 26 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian......................................................................................................................... 2
2.2 Tujuandanbatasannilai normal......................................................................................... 3
2.3 TahapandanProsedur........................................................................................................ 3
2.4 PeringatanKlinis............................................................................................................... 5
2.5 Kontraindikasi.................................................................................................................. 5
2.6 Implikasikeperawatan....................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 9

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Struktur tubuh internal dapat divisualisasikan secara langsung menggunakan


endoskop,instrumen berbentuk tabung dengan sumber cahaya dan sistem lensa yang melaluinya
organ tubuh danrongga berongga dapat diamati. Endoskopi dapat dimasukkan melalui lubang
tubuh alamiatau melalui sayatan kecil.
Endoskopi terdiri dari dua tipe dasar: tabung logam kaku dan serat optik fleksibellingkup.
Tabung logam kaku adalah jenis endoskopi paling awal yang tersedia dan masihdigunakan dalam
situasi tertentu, biasanya ketika diameter tabung yang lebih besar diperlukan, tergantung
pada:struktur tubuh yang akan divisualisasikan dan tujuan prosedur. Lingkup serat optik yang
fleksibelmelibatkan transmisi gambar melalui bundel serat kaca yang fleksibel dan membawa
cahaya. Karenalingkup serat optik fleksibel mampu mentransmisikan cahaya di sekitar kurva,
mereka dapat menyediakanpemandangan area tubuh yang tidak dapat diakses dengan cakupan
kaku. Lingkup berisi bagian untukpenyisipan obat-obatan, instrumen untuk suction, dan
instrumen lain yang dapat digunakan;dalam prosedur. Aksesori instrumen khusus memberikan
kemampuan tambahan pada cakupan ini,seperti mendapatkan spesimen biopsi, mengentalkan
pembuluh darah, mengeluarkan benda asing, danmemperoleh foto untuk referensi dan
perbandingan di masa mendatang. Penampang tekukbagian dari ruang lingkup serat optik
ditunjukkan pada. Karena mereka menyebabkan lebih sedikit ketidaknyamanan,cakupan serat
optik memiliki penerimaan klien yang lebih baik dan dapat digunakan dengan lokal daripada
umumanestesi pada orang dewasa.
Tersedia endoskopi khusus dengan diameter dan panjang yang bervariasi, tergantung pada:jenis
prosedur yang akan dilakukan dan apakah klien dewasa atau anak-anak. Aplikasi teknis yang
muncul termasuk penggunaan laser, sistem video, dan komputer dengan endoskopiperangkat.
Prosedur endoskopi umumnya dianggap invasif, dan persetujuan yang ditandatangani
adalahdiperlukan kecuali ditentukan lain dalam beberapa prosedur. Persiapan klien untuk
dewasamirip dengan prosedur bedah minor dengan anestesi lokal dan untuk anak samasebagai
prosedur bedah yang membutuhkan anestesi umum. Pemeriksaan endoskopi atau
pembedahanprosedur dilakukan di ruang endoskopi yang dilengkapi secara khusus, di ruang
operasi,

1
1.2 Tujuan

1. Mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami pengertian endoskopi


2. Mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami tujuan dan batasan normal
3. Mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami tahapan/prosedur pemeriksaan
4. Mahasiswa/Idapat mengetahui dan memahami implikasi keperawatan pada hasil
pemeriksaan

BAB 2

TINJAUAN TEORI
2. 1 Pengertian
Endoskop adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ dalam tubuh manusia. Dapat
secara visual dengan mengintip menggunakan alat tersebut (rigid/ fiber  –  skop) atau langsung
melihat pada layar monitor (skop evis), sehingga kelainan yang ada pada organ tersebut dapat
dilihat dengan jelas. Salah satu peralatan endoskopi medical adalah fiberskop di mana bagian
dari alat yang masuk kedalam organ bagian dalam tubuh (saluran cerna) berbentuk pipa yang
lentur (fleksibel) dan di dalamnya terdapat serat-serat optic yang berfungsi sebagai pemungut
gambar serta pembawa cahaya. Prinsip dasar dari Endoscop fibre-optic ini merupakan kumpulan
serat fibreoptic yang berdiameter 2-3 mm dan berisi sekitar 20.000 - 40.000 fibre-glass yang
halus dengan diameter 10 micro meter. Sinar yang berasal dari sumber cahaya ditransmisikan
melalui refleksi internal secara sempurna sampai kebagian distal sampai ke obyek yang akan
dilihat. Masing-masing fibre-optic masih diliputi lapisan glass dengan optical density yang lebih
rendah sehingga dapat menghindari kerusakan akibat sinar yang melewati bagian dalam fibre
tapi lapisan ini tidak menghantarkan sinar disamping itu masih ada ruang antar fibre yang

2
memberikan  bayangan gelap yang menyerupai jala kecil-kecil yang biasa muncul pada gambar.
Hal ini agak berbeda dengan bayangan dari lensa yang rigid. Suatu keuntungan fibreoptic ini
adalah sangat fleksible walaupun alat dalam keadaan membelok maksimal tanpa mengurangi
kualitas gambar. Pada instrumen modern lensa bagian distal yang terfokus pada obyek benar-
benar terfixasi. Kedalaman fokus obyek yang dapat diamati ialah 3mm sampai dengan 10-15cm.
Bayangan gambar ini direkonstruksi pada ujung distal alat dan diteruskan kemata melalui suatu
lensa yang dapat diatur menyesuaikan individu masing-masing.

Endoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi. Alat ini berbentuk pipa
kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh, misalnya ke lambung, ke dalam sendi,
atau ke rongga tubuh lainnya. Di dalam pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. Satu untuk
menghasilkan cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan serat
lainnya berfungsi sebagai  penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera. Di samping kedua
serat optik tersebut, terdapat satu buah bagian lagi yang bisa digunakan sebagai saluran untuk
pemberian obat dan untuk memasukkan atau mengisap cairan. Selain itu, bagian tersebut juga
dapat dipasangi alat-alat medis seperti gunting kecil, sikat kecil, dll

3
Endoskop biasanya digunakan bersama layar monitor sehingga gambaran organ yang diperiksa
tidak hanya dilihat sendiri oleh operator, tetapi juga oleh orang lain di sekitarnya. Gambar yang
diperoleh selama pemeriksaan biasanya direkam untuk dokumentasi atau evaluasi lebih lanjut

Pemeriksaan ini sangat berperan dalam menentukan penyebab pendarahan saluran cerna yang
sulit ditentukan berdasarkan pemeriksaan radiologis. Beberapa lesi (terlihat putih atau pucat)
yang tak terlihat pada pemeriksaan radiologis dapat diketahui dengan pemeriksaan endoskopi.
Beberapa jenis gangguan yang dapat dilihat dengan endoskop antara lain : abses, sirosis biliaris,
perdarahan, bronkhitis, kanker, kista, batu empedu, tumor, polip, tukak, dan lain-lain.
Tindakan endoskopi adalah untuk mengamati struktur anatomi dan fisiologi saluran pencernaaan
(traktus digestivus) secara langsung dengan bantuan alat endoskopi beserta asesorisnya.
Pengamatan endoskopi pada saluran cerna bagian atas dikenal dengan istilah esofago-gastro-
duodenoskopi (EGD), sedangkan endoskopi.  pada saluran cerna bagian bawah dikenal dengan
nama kolonoskopi. Esofago-gastroduodenoskopi (EGD) merupakan pemeriksaan di dalam
saluran kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari dengan menggunakan endoskop serat optic
atau EVIS (Elektronik Video Information System). Tujuan dari pemeriksaan EGD adalah
identifikasi kelainan selaput lendir di dalam saluran kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari.
Ketepatan diagnostic EGD berkisar 80-90%, bahkan bisa mencapai 100% bila dilakukan oleh
tenaga yang sudah berpengalaman. Alat endoskopi EGD umumnya dengan skop frontview (lensa
kamera berada di ujung depan skop). Sedangkan endoskop dengan skop sideview digunakan
untuk ERCP (Endoskopic Retrogade Cholangio Pancreatography) atau bila harus melihat dan
melakukan  biopsy (mengambil jaringan dengan menggunakan jarum) pada kelainan yang
terletak di sisi luar saluran (misalnya kecurigaan tumor, dll)

2. 2 Tujuan Pemeriksaan

4
Endoskopi dilakukan untuk mengamati kondisi organ di dalam tubuh, seperti saluran
pencernaan, pernapasan, saluran kemih, dan rahim.
Endoskopidapatdilakukanuntuktujuandiagnostik (pemeriksaan)
ataupununtukmenyembuhkanpenyakit.

Pemeriksaanendoskopidapatdilakukanuntukmenentukanpenyebabdarikeluhan yang
dialamipasien, sertamendeteksilokasiganggguan yang terjadi di dalamtubuh.
Dokterdapatmenyarankanendoskopijikapasienmengalamikeluhanataumasalahmedistertentu,
seperti:

 Gangguan saluran cerna, meliputi tukak lambung, sulit menelan, penyakitasam lambung


(GERD), penyakit radang usus, radang pankreas, batu empedu, sembelit kronis, dan
perdarahan saluran cerna.
 Gangguan pada saluran napas, meliputi batuk berdarah, batuk kronis, hambatan jalan
napas, sesak napas, tumor paru, dan benda asing di saluran napas.
 Gangguan pada saluran kemih, meliputi batu saluran kemih atau kandung kemih, tumor
kandung kemih, kencing berdarah, inkontinensia urine, dan cedera atau luka pada saluran
kemih.
 Gangguan pada organ reproduksi, meliputi pendarahan vagina, radang panggul, sering
keguguran, infertilitas, miom dan kista rahim, kanker rahim, dan kelainan bentuk rahim.

Selainuntukpemeriksaan, dokterjugadapatmelakukanberbagaitindakanmelaluiendoskopi,
seperti biopsi, menghentikanperdarahan, mengangkatbenjolan yang dicurigai tumor, miom,
ataukista, sertamelakukansterilisasi
(kontrasepsipermanen). Hasilbiopsitersebutnantinyaakandijabarkandalam laporanpatologikanker.

2. 3 Tahapan dan Prosedur


a. Tahap Awal

5
Jelaskan kepada pasien tujuan pemeriksaan. Menyediakan bahan ajar tertulis yang
tersedia pada subjek. Beritahu pasien bahwa tekanan di usus besar mungkin dialami
selama gerakan endoskopi dan selama insuflasi dengan udara atau karbondioksida
Dapatkan persetujuan yang ditandatangani.

1. Usus besar disiapkan untuk pemeriksaan sebagai berikut:


 diet cairan bening selama 2 hari sebelum tes.
 katarsis yang kuat diberikan malam sebelum tes, diikuti dengan enema
pagi hari tes, atau pasien minum larutan persiapan usus dalam jumlah
besar seperti Colyte (larutan polietilen glikol/elektrolit) sehari sebelumnya
tes.
2. Pantau pasien untuk dehidrasi.
3. Puasa selama 8 sampai 12 jam diperlukan sebelum tes.
4. Peralatan resusitasi dan suction harus tersedia.
5. Berikan obat pra-prosedur sesuai pesanan. antikolinergik seperti atropin dan obat
seperti midazolam dapat digunakan untuk sedasi dan menghilangkan kecemasan

b. Prosedur
1. Pasien dibantu ke dalam posisi dekubitus lateral kiri pada meja endoskopi.
2. Tanda-tanda vital dasar diperoleh. Penilaian tanda vital berkala dilakukan selama
prosedur.
3. Infus IV pemeliharaan dimulai.
4. Endoskopi dimasukkan melalui anus dan diteruskan melalui rektum ke dalam
kolon sig moid dan berlanjut ke sekum. Pasien mungkin perlu dibantu untuk
mengubah posisi untuk membantu kemajuan endoskopi.
5. Selama prosedur, insuflasi usus dengan udara digunakan untuk visualisasi yang
lebih baik.
6. Dorong pasien untuk mengambil napas dalam dan lambat untuk menginduksi
relaksasi dan meminimalkan keinginan untuk buang air besar.

6
7. Forsep biopsi dapat digunakan untuk mengambil spesimen jaringan, atau sikat
sitologi dapat digunakan untuk mengambil sel dari permukaan lesi. Penghapusan
benda asing atau polip dilakukan, jika diperlukan.
8. Rekaman video prosedur sering dilakukan melalui kamera yang terpasang pada
endoskopi.
9. Sarung tangan dipakai selama prosedur.
c. Tahap Akhir
1. Pantau tanda vital setiap 15 menit sampai stabil.
2. Observasi pasien terhadap indikasi perforasi usus: perdarahan rektal, nyeri dan
distensi abdomen, demam.
3. Oversedasi pasien mungkin memerlukan pemberian antagonis narkotik, seperti
nalokson.
4. Setelah sepenuhnya terjaga, cairan dan makanan dapat dilanjutkan kembali.
5. Beritahu pasien bahwa keluarnya sejumlah besar flatus adalah normal setelah
prosedur ini.
6. Laporkan temuan abnormal ke penyedia perawatan primer.

2. 4 Peringatan Klinis
 Kemungkinan komplikasi dari prosedur ini meliputi: Pendarahan, perforasi usus, dan
sedasi berlebihan.
 Pasien mungkin mengantuk karena obat yang diberikan selama prosedur, Orang lain
perlu mengantar pasien pulang dan berencana untuk tinggal bersama pasien sampai
sembuh total.
 Temuan oskopi warna menentukan tindak lanjut yang direkomendasikan. Misalnya,
jika tesnya normal, kolonoskopi berikutnya yang direkomendasikan adalah dalam 10
tahun. Jika polip ditemukan, tindak lanjut yang direkomendasikan berkisar antara 1
hingga 5 tahun.
2. 5 Kontraindikasi
 Pasien dengan divertikulitis akut, peritonitis, penyakit usus iskemik, atau fulminan
kolitis ulseratif
 Pasien dengan dugaan perforasi usus besar Pasien yang secara medis tidak stabil

7
 Pasien tidak dapat bekerja sama dalam pemeriksaan

2. 6 . Implikasi Keperawatan
1. Divertikel kolon
- Protusi dinding kolon
- Berbentuk kantong dengan leher sempit
- Besarnya beberapa mm samapai 2 mm
- Divertikel sejati
Kantong terdiri dari semua / seluruh lapisan dinding kolon
- Divertikel palsu
Kantong hanya terdiri dari lapisan mukosa dan submukosa
2. Polyposis Kolon
- Herediter
- Polip majemuk
- Potensial ganas ( 60% kasus )
- Insiden pria = wanita
- Diagnose ditegakan berdasarkan riwayat polip keluarga, foto barium, endoskopi
- Pencegahan dengan pemeriksaan berkala pada keluarga yang beresiko
3. Karsinoma kolon kanan
- Nyeri tumpul
- Teraba massa pada 1/3 kasus
- Anemia
- Sering diare
- Sifat tumor fungating dan besar ulseri rapuh
4. Karsinoma kolon kiri
- Keluhan tersering adalah konstipasi kadang juga dapat diare
- Keluhan keliber feses mengecil
- Keluhan obstruksi
- Sifat tumor tumbuh anuler dan konstrikting sehingga menyebabkan obstruksi
5. Karsinoma rectum
- Berak darah dan lendir

8
- Tanesmus
- Sering didiagnosa sebagai hemoroid
- Tumor bersifat ulseratif, vegetative, infiltrative
- Diagnose colok dubur, proktoskopi 8-10 cm, sigmodoskopi
- Hemoroid ( pelebaran vena pleksus hemoroidalis )
6. Hemoroid interna
- Pelebaran pleksus vena hemoroidalis superior
- Diliputi mukosa
- Posisi kanan depan, kanan belakang dan kiri lateral ( jam 3-7-11 )
- Drenase ke vena hemoroidalis superior selanjutnya ke vena porta
7. Fistel Perianal
- Diakibatkan drainase abses anorektum
- Umumnya berasal dari satu muara dikripta anorektum
8. Prolapse rectum
- Seluruh bagian rectum turun malalui anus
- Penyebabnya karena kelemahan otot dasar panggul, tekanan abdomen yang meningkat

IMPLIKASI ENDOSCOPY DALAMKEPERAWATAN


Dalam menanggapi dari implikasi endoscopy dalam keperawatan, bahwa perawat
memiliki peran yang lebih penting dalam melakukan diagnosis tentang penyakit yang
terjadi di dalam usus yang dapat menyebabkan penyakit peradangan pada pencernaan.
Sehingga pemeriksaan dengan menggunakan alat endoscopy dapat memberikan kepastian
dalam diagnosa untuk mengetahui tentang penyakit gastrointestinal. Sehingga perannya
dapat membantu tim medis dalam mengambil gambar pada saat dilakukan pemeriksaan
organ-organ yang sulit dijangkau oleh tangan manusia. Selain itu perannya dalam bidang
keperawatan yaitu sebagai alat pemeriksaan untuk menunjang dalam proses diagnosis
yang dipakai untuk tindakan terapeutik di dalam pencernaan dan mampu meembantu
dalam memudahkan pengobatan yang ditegakkan secara akurat. Sehingga, di dalam rumah
sakit terdapat 2 macam yang dapat digunakan oleh tim medis dalam mendiagnosis suatu
penyakit yang terjadi di saluran pencernaan, yaitu:

9
1. EGD (Esofagogastroduodenoskopi) yang berguna untuk mendeteksi keadaan
mukosa yang terdapat di saluran cerna bagian atas

2. Pemeriksaan kolonoskopi yang berguna untuk memeriksa lumen yang terdapat di


saluran cerna bagian bawah, seperti pada daerah rektum, kolon. sigmoid,kolon
desenden, kolon transversum, kolon asenden, sekum, dan ileum.

10
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kolonoskopi adalah visualisasi langsung dari usus besar melalui penggunaan endoskopi
serat optik yang fleksibel. Endoskopi ini adalah instrumen multilumen yang memungkinkan
melihat lapisan organ, insuflasi udara, aspirasi cairan, penghapusan benda asing, memperoleh
biopsi jaringan, dan bagian dari sinar laser untuk penghapusan jaringan abnormal atau kontrol
perdarahan.

3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan kepada pembaca khususnya mahasiswa
keperawatan untuk mengetahui, memahami dan menambah wawasan pengetahuan tentang
pemeriksaankolonoskopi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Cavanaugh, B. M. (2003). Nurse's Manual of Laboratory and Diagnostic Test . F.A. Davis Company.
Marie A. Moisio, E. W. (1998). Understanding Laboratory and Diagnostic Tests. New York: Delmar
Publisher.
Permata, S. N. (2008). Endoskopi dan Kolonoskopy.
Wilson, D. D. (2008). Manual Of Laboratory and Diagnostic Test. New York: McGraw-Hill's ompanies.

12

Anda mungkin juga menyukai