Oleh :
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat,
dan kasih-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang
“PEMERIKSAANDIAGNOSTIK ENDOSKOPI”. Makalah ini kami susun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah yaitu Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik.
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar, yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini. Ucapan terima kasih
juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan
makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
kami mengharapkan kritikan dan saran yang konstruktif demi penyusunan makalah selanjutnya.
Apabila ada kesalahan penulisan kata ataupun kalimat dalam makalah ini, kami selaku penyusun
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Mudah-mudahan makalah ini, dapat bermanfaat bagi semua pihak maupun setiap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian......................................................................................................................... 2
2.2 Tujuandanbatasannilai normal......................................................................................... 3
2.3 TahapandanProsedur........................................................................................................ 3
2.4 PeringatanKlinis............................................................................................................... 5
2.5 Kontraindikasi.................................................................................................................. 5
2.6 Implikasikeperawatan....................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 9
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Tujuan
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2. 1 Pengertian
Endoskop adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ dalam tubuh manusia. Dapat
secara visual dengan mengintip menggunakan alat tersebut (rigid/ fiber – skop) atau langsung
melihat pada layar monitor (skop evis), sehingga kelainan yang ada pada organ tersebut dapat
dilihat dengan jelas. Salah satu peralatan endoskopi medical adalah fiberskop di mana bagian
dari alat yang masuk kedalam organ bagian dalam tubuh (saluran cerna) berbentuk pipa yang
lentur (fleksibel) dan di dalamnya terdapat serat-serat optic yang berfungsi sebagai pemungut
gambar serta pembawa cahaya. Prinsip dasar dari Endoscop fibre-optic ini merupakan kumpulan
serat fibreoptic yang berdiameter 2-3 mm dan berisi sekitar 20.000 - 40.000 fibre-glass yang
halus dengan diameter 10 micro meter. Sinar yang berasal dari sumber cahaya ditransmisikan
melalui refleksi internal secara sempurna sampai kebagian distal sampai ke obyek yang akan
dilihat. Masing-masing fibre-optic masih diliputi lapisan glass dengan optical density yang lebih
rendah sehingga dapat menghindari kerusakan akibat sinar yang melewati bagian dalam fibre
tapi lapisan ini tidak menghantarkan sinar disamping itu masih ada ruang antar fibre yang
2
memberikan bayangan gelap yang menyerupai jala kecil-kecil yang biasa muncul pada gambar.
Hal ini agak berbeda dengan bayangan dari lensa yang rigid. Suatu keuntungan fibreoptic ini
adalah sangat fleksible walaupun alat dalam keadaan membelok maksimal tanpa mengurangi
kualitas gambar. Pada instrumen modern lensa bagian distal yang terfokus pada obyek benar-
benar terfixasi. Kedalaman fokus obyek yang dapat diamati ialah 3mm sampai dengan 10-15cm.
Bayangan gambar ini direkonstruksi pada ujung distal alat dan diteruskan kemata melalui suatu
lensa yang dapat diatur menyesuaikan individu masing-masing.
Endoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi. Alat ini berbentuk pipa
kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh, misalnya ke lambung, ke dalam sendi,
atau ke rongga tubuh lainnya. Di dalam pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. Satu untuk
menghasilkan cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan serat
lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera. Di samping kedua
serat optik tersebut, terdapat satu buah bagian lagi yang bisa digunakan sebagai saluran untuk
pemberian obat dan untuk memasukkan atau mengisap cairan. Selain itu, bagian tersebut juga
dapat dipasangi alat-alat medis seperti gunting kecil, sikat kecil, dll
3
Endoskop biasanya digunakan bersama layar monitor sehingga gambaran organ yang diperiksa
tidak hanya dilihat sendiri oleh operator, tetapi juga oleh orang lain di sekitarnya. Gambar yang
diperoleh selama pemeriksaan biasanya direkam untuk dokumentasi atau evaluasi lebih lanjut
Pemeriksaan ini sangat berperan dalam menentukan penyebab pendarahan saluran cerna yang
sulit ditentukan berdasarkan pemeriksaan radiologis. Beberapa lesi (terlihat putih atau pucat)
yang tak terlihat pada pemeriksaan radiologis dapat diketahui dengan pemeriksaan endoskopi.
Beberapa jenis gangguan yang dapat dilihat dengan endoskop antara lain : abses, sirosis biliaris,
perdarahan, bronkhitis, kanker, kista, batu empedu, tumor, polip, tukak, dan lain-lain.
Tindakan endoskopi adalah untuk mengamati struktur anatomi dan fisiologi saluran pencernaaan
(traktus digestivus) secara langsung dengan bantuan alat endoskopi beserta asesorisnya.
Pengamatan endoskopi pada saluran cerna bagian atas dikenal dengan istilah esofago-gastro-
duodenoskopi (EGD), sedangkan endoskopi. pada saluran cerna bagian bawah dikenal dengan
nama kolonoskopi. Esofago-gastroduodenoskopi (EGD) merupakan pemeriksaan di dalam
saluran kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari dengan menggunakan endoskop serat optic
atau EVIS (Elektronik Video Information System). Tujuan dari pemeriksaan EGD adalah
identifikasi kelainan selaput lendir di dalam saluran kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari.
Ketepatan diagnostic EGD berkisar 80-90%, bahkan bisa mencapai 100% bila dilakukan oleh
tenaga yang sudah berpengalaman. Alat endoskopi EGD umumnya dengan skop frontview (lensa
kamera berada di ujung depan skop). Sedangkan endoskop dengan skop sideview digunakan
untuk ERCP (Endoskopic Retrogade Cholangio Pancreatography) atau bila harus melihat dan
melakukan biopsy (mengambil jaringan dengan menggunakan jarum) pada kelainan yang
terletak di sisi luar saluran (misalnya kecurigaan tumor, dll)
2. 2 Tujuan Pemeriksaan
4
Endoskopi dilakukan untuk mengamati kondisi organ di dalam tubuh, seperti saluran
pencernaan, pernapasan, saluran kemih, dan rahim.
Endoskopidapatdilakukanuntuktujuandiagnostik (pemeriksaan)
ataupununtukmenyembuhkanpenyakit.
Pemeriksaanendoskopidapatdilakukanuntukmenentukanpenyebabdarikeluhan yang
dialamipasien, sertamendeteksilokasiganggguan yang terjadi di dalamtubuh.
Dokterdapatmenyarankanendoskopijikapasienmengalamikeluhanataumasalahmedistertentu,
seperti:
Selainuntukpemeriksaan, dokterjugadapatmelakukanberbagaitindakanmelaluiendoskopi,
seperti biopsi, menghentikanperdarahan, mengangkatbenjolan yang dicurigai tumor, miom,
ataukista, sertamelakukansterilisasi
(kontrasepsipermanen). Hasilbiopsitersebutnantinyaakandijabarkandalam laporanpatologikanker.
5
Jelaskan kepada pasien tujuan pemeriksaan. Menyediakan bahan ajar tertulis yang
tersedia pada subjek. Beritahu pasien bahwa tekanan di usus besar mungkin dialami
selama gerakan endoskopi dan selama insuflasi dengan udara atau karbondioksida
Dapatkan persetujuan yang ditandatangani.
b. Prosedur
1. Pasien dibantu ke dalam posisi dekubitus lateral kiri pada meja endoskopi.
2. Tanda-tanda vital dasar diperoleh. Penilaian tanda vital berkala dilakukan selama
prosedur.
3. Infus IV pemeliharaan dimulai.
4. Endoskopi dimasukkan melalui anus dan diteruskan melalui rektum ke dalam
kolon sig moid dan berlanjut ke sekum. Pasien mungkin perlu dibantu untuk
mengubah posisi untuk membantu kemajuan endoskopi.
5. Selama prosedur, insuflasi usus dengan udara digunakan untuk visualisasi yang
lebih baik.
6. Dorong pasien untuk mengambil napas dalam dan lambat untuk menginduksi
relaksasi dan meminimalkan keinginan untuk buang air besar.
6
7. Forsep biopsi dapat digunakan untuk mengambil spesimen jaringan, atau sikat
sitologi dapat digunakan untuk mengambil sel dari permukaan lesi. Penghapusan
benda asing atau polip dilakukan, jika diperlukan.
8. Rekaman video prosedur sering dilakukan melalui kamera yang terpasang pada
endoskopi.
9. Sarung tangan dipakai selama prosedur.
c. Tahap Akhir
1. Pantau tanda vital setiap 15 menit sampai stabil.
2. Observasi pasien terhadap indikasi perforasi usus: perdarahan rektal, nyeri dan
distensi abdomen, demam.
3. Oversedasi pasien mungkin memerlukan pemberian antagonis narkotik, seperti
nalokson.
4. Setelah sepenuhnya terjaga, cairan dan makanan dapat dilanjutkan kembali.
5. Beritahu pasien bahwa keluarnya sejumlah besar flatus adalah normal setelah
prosedur ini.
6. Laporkan temuan abnormal ke penyedia perawatan primer.
2. 4 Peringatan Klinis
Kemungkinan komplikasi dari prosedur ini meliputi: Pendarahan, perforasi usus, dan
sedasi berlebihan.
Pasien mungkin mengantuk karena obat yang diberikan selama prosedur, Orang lain
perlu mengantar pasien pulang dan berencana untuk tinggal bersama pasien sampai
sembuh total.
Temuan oskopi warna menentukan tindak lanjut yang direkomendasikan. Misalnya,
jika tesnya normal, kolonoskopi berikutnya yang direkomendasikan adalah dalam 10
tahun. Jika polip ditemukan, tindak lanjut yang direkomendasikan berkisar antara 1
hingga 5 tahun.
2. 5 Kontraindikasi
Pasien dengan divertikulitis akut, peritonitis, penyakit usus iskemik, atau fulminan
kolitis ulseratif
Pasien dengan dugaan perforasi usus besar Pasien yang secara medis tidak stabil
7
Pasien tidak dapat bekerja sama dalam pemeriksaan
2. 6 . Implikasi Keperawatan
1. Divertikel kolon
- Protusi dinding kolon
- Berbentuk kantong dengan leher sempit
- Besarnya beberapa mm samapai 2 mm
- Divertikel sejati
Kantong terdiri dari semua / seluruh lapisan dinding kolon
- Divertikel palsu
Kantong hanya terdiri dari lapisan mukosa dan submukosa
2. Polyposis Kolon
- Herediter
- Polip majemuk
- Potensial ganas ( 60% kasus )
- Insiden pria = wanita
- Diagnose ditegakan berdasarkan riwayat polip keluarga, foto barium, endoskopi
- Pencegahan dengan pemeriksaan berkala pada keluarga yang beresiko
3. Karsinoma kolon kanan
- Nyeri tumpul
- Teraba massa pada 1/3 kasus
- Anemia
- Sering diare
- Sifat tumor fungating dan besar ulseri rapuh
4. Karsinoma kolon kiri
- Keluhan tersering adalah konstipasi kadang juga dapat diare
- Keluhan keliber feses mengecil
- Keluhan obstruksi
- Sifat tumor tumbuh anuler dan konstrikting sehingga menyebabkan obstruksi
5. Karsinoma rectum
- Berak darah dan lendir
8
- Tanesmus
- Sering didiagnosa sebagai hemoroid
- Tumor bersifat ulseratif, vegetative, infiltrative
- Diagnose colok dubur, proktoskopi 8-10 cm, sigmodoskopi
- Hemoroid ( pelebaran vena pleksus hemoroidalis )
6. Hemoroid interna
- Pelebaran pleksus vena hemoroidalis superior
- Diliputi mukosa
- Posisi kanan depan, kanan belakang dan kiri lateral ( jam 3-7-11 )
- Drenase ke vena hemoroidalis superior selanjutnya ke vena porta
7. Fistel Perianal
- Diakibatkan drainase abses anorektum
- Umumnya berasal dari satu muara dikripta anorektum
8. Prolapse rectum
- Seluruh bagian rectum turun malalui anus
- Penyebabnya karena kelemahan otot dasar panggul, tekanan abdomen yang meningkat
9
1. EGD (Esofagogastroduodenoskopi) yang berguna untuk mendeteksi keadaan
mukosa yang terdapat di saluran cerna bagian atas
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kolonoskopi adalah visualisasi langsung dari usus besar melalui penggunaan endoskopi
serat optik yang fleksibel. Endoskopi ini adalah instrumen multilumen yang memungkinkan
melihat lapisan organ, insuflasi udara, aspirasi cairan, penghapusan benda asing, memperoleh
biopsi jaringan, dan bagian dari sinar laser untuk penghapusan jaringan abnormal atau kontrol
perdarahan.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan kepada pembaca khususnya mahasiswa
keperawatan untuk mengetahui, memahami dan menambah wawasan pengetahuan tentang
pemeriksaankolonoskopi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Cavanaugh, B. M. (2003). Nurse's Manual of Laboratory and Diagnostic Test . F.A. Davis Company.
Marie A. Moisio, E. W. (1998). Understanding Laboratory and Diagnostic Tests. New York: Delmar
Publisher.
Permata, S. N. (2008). Endoskopi dan Kolonoskopy.
Wilson, D. D. (2008). Manual Of Laboratory and Diagnostic Test. New York: McGraw-Hill's ompanies.
12