Anda di halaman 1dari 6

MATERI - PENGANGGARAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

L2. KONSEP PENGANGGARAN KEUANGAN

MATERI LECTURE 2 (L2)


KONSEP PENGANGGARAN KEUANGAN
DI PEMERINTAH INDONESIA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa diharapkan:
1) Mampu menguasai definisi keuangan negara
2) Mampu menguasai hubungan keuangan pemerintah pusat dan daerah
3) Mampu memahami paradigma sistem penganggaran di Indonesia
4) Mampu menguasai kewenangan urusan pemerintah pusat, provinsi, dan
kabupaten dan kota

B. MATERI
1. Dasar Hukum Perencanaan dan Penganggaran
Berikut adalah dasar hukum proses perencaan dan penganggaran di Pemerintah
baik Pemerintah Pusat (Kementerian/Lembaga) dan Daerah:
a. Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
b. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
c. Undang- Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Pusat dan Daerah
d. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan
perubahannya (Perubahan kedua UU No. 9 Tahun 2015)
e. Peraturan Pemerintah Nomo 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
f. Peraturan Pemerintah (PP) No. 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah
g. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 98 Tahun 2018 tentang
Sistem Informasi Pembangunan Daerah

2. Latar Belakang Penganggaran Keuangan Daerah


Di Indonesia terbagi menjadi dua jenis pemerintah:
a. Pemerintah Pusat
Pemerintah Pusat dipegang oleh Presiden yang dibantu Wakil Presiden dan
para Menteri.
Hubungan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah adalah pelimpahan
urusan pemerintahan dari pusat ke daerah dengan dua pendekatan
desentralisasi dan dekonsentrasi.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau
kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan
pemerintahan umum.

1
MATERI - PENGANGGARAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
L2. KONSEP PENGANGGARAN KEUANGAN

Desentralisasi adalah penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah


Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi.
Desentralisasi yang diberikan ke Pemerintah Daerah salah satunya adalah
Desentralisasi Fiskal1.
Desentralisasi fiskal telah dilaksanakan di Indonesia sejak 1 Januari 2001
dengan diawali pengesahan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah. Tujuan adanya desentralisasi fiskal adalah menciptakan kemandirian
daerah, kecuali urusan politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,
moneter, dan fiskal serta keagamaan.
Empat Pilar Desentralisasi Fiskal (Rahajeng, 2016):
(1) Kewenangan yang luas untuk mengelola sumber penerimaan daerah
(2) Kewenangan yang luas mengalokasikan belanja/pengeluaran
(3) Adanya transfer pemerintah pusat (APBN) ke APBD melalui dana
perimbangan
(4) Kebebasan daerah melakukan pinjaman untuk pembiayaan APBD

b. Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah merupakan penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip NKRI. Kepala Daerah memegang kuasa untuk
pelaksanaan urusan pemerintahan.

Otonomi yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah termasuk hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan
Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat.
Tugas pembantuan oleh Pemerintah Daerah merupakan penugasan dari
Pemerintah Pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau dari
Pemerintah Daerah provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk
melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah provinsi.

Pemerintah Daerah dapat melaksanakan urusan pemerintahan harus


berpedoman pada APBD ( Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda).

3. Definisi Keuangan Negara


Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Keuangan Negara
adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta
segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan
milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

1
Fiskal adalah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk mengarahkan perekonomian suatu negara.

2
MATERI - PENGANGGARAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
L2. KONSEP PENGANGGARAN KEUANGAN

Keuangan Negara dapat ditinjau dari sisi obyek, subyek, proses, dan tujuan seperti
ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Obyek Semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
KEUANGAN dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan
NEGARA dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan
kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala
sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang
yang dapat dijadikan milik negara berhubung
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban.
Subyek Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan
Negara/Daerah, dan badan lain yang ada kaitannya
dengan keuangan negara.
Proses Seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan obyek mulai dari perumusan kebijakan
dan pengambilan keputusan sampai dengan
pertanggunggjawaban.
Tujuan Seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum
yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau
penguasaan obyek untuk penyelenggaraan
pemerintahan negara.

Keuangan negara meliputi:


a. hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan
uang, dan melakukan pinjaman;
b. kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum
pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;
c. Penerimaan Negara;
d. Pengeluaran Negara;
e. Penerimaan Daerah;
f. Pengeluaran Daerah;
g. kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak
lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang
dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada
perusahaan negara/ perusahaan daerah;
h. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;
i. kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang
diberikan pemerintah.

3
MATERI - PENGANGGARAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
L2. KONSEP PENGANGGARAN KEUANGAN

4. Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah


Berdasarkan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat dilihat hubungan keuangan
diantara keduanya dengan prinsip kebijakannya.
Prinsip kebijakan perimbangan keuangan:
a. Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah
merupakan subsistem Keuangan Negara sebagai konsekuensi pembagian tugas
antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
b. Pemberian sumber keuangan Negara kepada Pemerintahan Daerah dalam
rangka pelaksanaan Desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh
Pemerintah kepada Pemerintah Daerah dengan memperhatikan stabilitas dan
keseimbangan fiskal.
c. Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah
merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan
penyelenggaraan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan.

Hubungan urusan keuangan pusat dan daerah dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Urusan tugas pemerintah pusat di daerah dalam rangka Dekonsentrasi,
dibiayai APBN.
2. Urusan tugas pemerintah daerah dalam rangka Desentralisasi dibiayai APBD.
3. Urusan tugas pemerintah pusat atau pemerintah daerah di atasnya, dalam
rangka tugas pembantuan, dibiayai APBN dan APBD yang menugaskannya.
4. Sepanjang potensi sumber keuangan daerah belum mencukupi maka
pemerintah pusat memberikan sejumlah bantuan.

5. Pembagian Urusan Kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah


Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota)
Pembagian urusan kewenangan antara Pemerintah Pusat, Daerah dapat terlihat
dalam tabel berikut ini:
Kewenangan Pemerintah Pusat Kewenangan Pemerintah Kewenangan Pemerintah
Daerah Provinsi Daerah Kabupaten/Kota
Politik Luar Negeri
(mengangkat pejabat diplomatic,
kebijakan luar negeri, perjanjian
dengan negara lain)
Pertahanan
(membentuk angkatan
bersenjata, menyatakan
negara/sebagian negara dalam
keadaan bahaya, membangun
sistem pertahanan)
Keamanan Menjaga Ketertiban dan Menjaga Ketertiban dan
(membentuk polisi negara, keamanan masyarat di wilayah keamanan masyarat di wilayah
menindak kelompok yang penguasaan penguasaan
menganggu keamanan negara)
Moneter
(mencetak uang, kebijakan
moneter, peredaran uang)

4
MATERI - PENGANGGARAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
L2. KONSEP PENGANGGARAN KEUANGAN
Kewenangan Pemerintah Pusat Kewenangan Pemerintah Kewenangan Pemerintah
Daerah Provinsi Daerah Kabupaten/Kota
Yustisi
(Mendirikan lembaga peradilam,
mengangkat hakim dan jaksa,
grasi, amnesti, membentuk UU,
peraturan pemerintah)
Agama
(Menetapkan hari libur
keagamaanm kebijakan
keagamaan)
Perencanaan,pemanfaatan, Perencanaan,pemanfaatan, Perencanaan,pemanfaatan,
pengawasan pembangunan pengawasan pembangunan pengawasan pembangunan
Menyediakan kebutuhan dan Menyediakan kebutuhan dan Menyediakan kebutuhan dan
fasilitas publik fasilitas publik fasilitas publik
Menjalankan bidang kesehatan Menjalankan bidang kesehatan Menjalankan bidang kesehatan
Menjalankan pendidikan dan Menjalankan pendidikan dan Menjalankan pendidikan
mengalokasikan sumber daya mengalokasikan sumber daya
manusia manusia
Mengelola isu-isu sosial negara Mengelola Isu – Isu Sosial Antar Mengelola Isu – Isu Sosial
Kabupaten/kota
Pertanian negara Mengatur pertanian Pertanian
antarkanupaten/kota
Kerjasama secara lingkup negara Memfasilitasi kerjasama usaha Memfasilitasi kerjasama usaha
kecil dan menengah termasuk kecil dan menengah
antar kabupaten/kota
Sumber: Rahajeng (2016)

6. Reformasi Paradigma Penganggaran Keuangan Daerah


Berikut adalah tabel reformasi paradigma penganggaran keuangan daerah di
Indonesia:
Paradigma Anggaran Karakteristik Dasar Hukum
Traditional Budgeting Line Item Budgeting and UU No. 32 Tahun 1956 tentang
Incrementalism Perimbangan Keuangan antara
Negara Dengan Daerah-Daerah
UU No. 5 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Pemerintahan di
Daerah
Performance Based Budgeting Menggunakan unsur pengukuran UU No. 17 Tahun 2003
input-proses-output-outcome
Pengenalan evaluasi kinerja

7. Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah


Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah terdiri dari lima tahapan:
1) Perencanaan
Dimulai dari perencanaan yang tertuang dalam RPJP, RPJM, dan RKP sampai ke
APBD dan penjabaran APBD.
2) Pelaksanaan
Dimulai dari Rancangan DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) dan Rencana
Anggaran Kas sampai Laporan Pelaksanaan Anggaran berupa realisasi
anggaran.
3) Penatausahaan
Dimulai dari penatausahaan dari Bendahara sampai ke penatausahaan
penerimaan dan belanja.

5
MATERI - PENGANGGARAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
L2. KONSEP PENGANGGARAN KEUANGAN
4) Pertanggungjawaban
Pelaporan keuangan berupa laporan realisasi anggaran, laporan arus kas,
laporan operasional, neraca.
5) Pengawasan
Dilakukannya pengawasan atas pelaksanaan yang telah dilakukan.

Tugas Perkuliahan:
Analisilah Permendagri No. 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease 2019 di Lingkungan Pemerintah Daerah
Analisis dapat berbentuk diagram alir, penjelasan naratif, atau poster.
Ketentuan:
1. Disusun sistematis
2. Ada judul
3. Referensi sumber yang jelas
4. Maksimal 1-2 halaman.
• (Poin kreativitas dan gagasan, 30 poin)
• (Poin kualitas konten, 50 poin)
• (Poin sistematika, 10 poin)
• (Poin adanya referensi, 10 poin)

Sumber:
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara
Republik Indonesia. (2004). Undang- Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Pusat dan Daerah
Rahajeng, A. (2016). Perencanaan Penganggaran Keuangan Daerah. Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai