Anda di halaman 1dari 2

CERITA MALIN KUNDANG

Pada suatu hari, Malin Kundang sedang duduk di depan rumahnya memikirkan pekerjaan sambil
minum kopi.

Ibu Malin melihat anaknya yang sedang duduk melamun.

Ibu Malin: Anakku Malin, sedang apa kamu?

Malin: Aku sedang memikirkan pekerjaan, bu. Izinkan aku pergi merantau ke negeri sebrang ya.

Ibu Malin: (wajahnya sedih) Pergilah Malin, pergilah engkau merantau ke negeri sebrang. Jaga
dirimu baik-baik disana. Jangan lupa kembali ke rumah.

Malin: Ya bu, Ibu jangan khawatir, aku akan kembali dan aku akan menjadi orang kaya.

Sang Ibu pun merelakan Malin pergi merantau. Malin pun akhirnya pergi ke negeri sebrang menaiki
kapal.

Malin Kundang menyelinap ke sebuah kapal, dia bersembunyi di peti kayu.

Malin: Sepertinya disini aman…

Ternyata kapal yang dinaiki oleh Malin dibajak oleh bajak laut. Mereka merampas barang-barang
berharga di kapal itu.

Bajak Laut: Serahkan semua harta kalian!!!

Penumpang kapal: Kapal kita dirampok,,,kapal kita dirampooook!!! Tolong..tolooong!!!

Bajak laut pergi meninggalkan kapal itu dan membawa semua harta penumpangnya.

Malin Kundang selamat karena dia bersembunyi karena dia sembunyi di peti dan kapal itu pun
terdampar di tepi pantai.

Di dekat pantai tersebut ada sebuah desa, disitulah Malin mencari pekerjaan. Malin Kundang
mendapat pekerjaan dan bekerja keras untuk mewujudkan impiannya menjadi orang kaya.

Waktupun berjalan, Malin pun menjadi kaya raya dan mempunyai kapal yang besar dan mewah
serta dia menikah dengan seorang perempuan yang cantik dan kaya.

Malin mengajak sang istri berlayar dengan kapal mewahnya, mereka berlabuh di pelabuhan desa
Malin Kundang. Ibu Malin mendengar berita itu.

Ibu Malin: Apakah itu kapal si Malin anakku? (sambil berjalan menuju ke pantai)

Ibu Malin: Dia memang Malin Kundang, aku yakin dia anakku.

Ibu Malin: Pak Nahkoda apakah dia benar anakku Malin? Bagaimana kabarnya?

Nahkoda: Malin telah menjadi kaya raya bu, dia datang membawa istrinya,

Malin Kundang turun dari kapal bersama istrinya

Ibu Malin: Malin..Malin,,kamu pulang nak?

Istri Malin Kundang heran melihat wanita tua itu yang berlari ke arah Malin Kundang.
Istri Malin: Siapa dia Kanda? Apakah benar dia ibumu? Bukankan kamu pernah bilang orangtuamu
kaya raya?!

Malin Kundang gelisah, dia tidak mau mengakui itu ibunya dan tidak mau istrinya tahu bahwa dia
berasal dari keluarga yang miskin.

Malin: Aku tidak tahu!!! Hei Wanita tua, kamu bukan ibuku, pergi kamu dari sini!!!

Ibu Malin: (sedih) Masa kamu tidak mengenalku wahai anakku? Aku adalah ibumu.

Malin: (Marah) Ibuku sudah lama mati, kamu jangan mengaku sebagai ibuku. Aku tidak punya ibu
seperti kamu!

Malin: Ayo kita pergi dari sini!

Akhirnya mereka pun meninggalkan ibunya Malin, mereka segera menaiki kapal kembali.

Ibu Malin: (sambil berdoa) Ya Tuhan, Jika dia bukan anakku, aku akan memaafkannya. Namun
apabila dia anakkuMalin Kundang kukutuk dia menjadi batu!

Seketika langit cerah berubah menjadi gelap gulita, hujan badai turun, petir menggelegar dan
menghancurkan kapal Malin Kundang. Sang istri pun terjatuh tertimpa tiang kapal. Kapal Malin
karam, Malin pun terdampar di pinggir pulau.

Seketika ada yang berbeda dalam tubuhnya Malin.

Malin: Oh ada apa dengan tubuhku? Tubuhku kaku.. tidaaaakkkkkkkk!!!

Seluruh tubuh Malin berubah menjadi batu, Malin bersujud mencium tanah.

Itulah hukuman yang harus diterima oleh Malin karena telah durhaka kepada ibunya.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai