Anda di halaman 1dari 1

NAMA : NURUL ALIFAH PUTRI

NIM : 200502110071
KELAS : TEOSOFI C

OLAH RASA
Tugas pertama dalam mata kuliah Teosofi ini adalah Olah Rasa, yaitu dimana kita memahami
perasaan yang kita rasakan pada saat membantu atau melakukan sesuatu hal kepada orang lain.
Disini saya mempraktekannya dengan membuatkan secangkir teh untuk teman kos saya selama 5
hari berturut turut.
Pada hari pertama pembuatan teh, jujur saja saya merasa malas dan berat hati dikarenakan saya
harus meluangkan waktu untuk hal tersebut. Saat itu ekspresi teman saya hanya senyum-senyum
kebingungan dan saya juga tidak berusaha untuk menjelaskan lebih jauh, hanya berkata bahwa
itu adalah salah satu tugas kampus.
Pada hari kedua, saya masih merasa malas namun tidak merasa seberat sebelumnya. Saya mulai
mengambil panci dan memasak segelas air. Setelah mendidih, saya tuangkan air tersebut
kedalam gelas kaca dan celupkan seikat teh. Pada hari kedua ini saya memasukan gula lebih
sedikit dari sebelumnya dikarenakan teman saya berkata bahwa dia tidak terlalu menyukai teh
manis. Disini saya sudah mulai mengetahui sedikit tentang teman saya.
Di hari ketiga, saya sudah tidak semalas sebelumnya, namun tetap ada sedikit rasa enggan untuk
membuatkan teman saya teh. Namun tidak tahu kenapa saya merasa lebih bisa menikmati proses
pembuatan teh tersebut. Teman saya sudah tidak kaget lagi pada saat saya memberikan secangkir
teh kepadanya. Dia bahkan meminta sendiri jika saya lupa membuatkannya teh.
Di hari ke empat ini yaiitu hari minggu, saya benar-benar sudah tidak merasa malas dan enggan
sama sekali. Karena sudah terbiasa selama 3 hari berturut-turut, saya bahkan merasa bahwa ini
memang tugas saya. Disini saya lebih ikhlas dalam proses pembuatan tehnya, dan oleh karena itu
pula proses pembuatan teh tersebut jauh lebih cepat dari sebelumnya.
Di hari kelima, saya benar benar sudah terbiasa dan tak bisa dipungkiri ada sedikit perasaan
hangat dihati saya ketika memberikan secangkir teh tersebut kepada teman saya. Saya kembali
mengingat kebiasaan saya sewaktu masih dirumah, yaitu membuatkan secangkir kopi untuk papa
saya setiap malamnya. Disitu juga ada perasaan haru, karena tahu bahwa ini adalah kali terakhir
saya untuk menyajikan teh tersebut.
Dapat saya simpulkan bahwa, jika susah untuk berubah menjadi lebih baik maka awali itu
dengan paksaan. Karena dibawah paksaan dan tekanan tersebut kita bisa lebih sadar dan
memiliki rasa takut jika melalaikannya. Seperti halnya sholat, jika kita ingin sholat kita tidak
bolong-bolong, cobalah untuk memaksa dan menekan diri sendiri untuk tidak melakukannya,
yaitu dengan selalu sholat tepat waktu. Jika kita sudah biasa, maka kita akan terbiasa.

Anda mungkin juga menyukai