Disusun oleh :
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu
memahami tentang penyakit tuberculosis dan perawatan pasien TBC
di rumah.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan, keluarga mampu untuk:
a. Memahami pengertian tuberculosis
b. Memahami penyebab tuberculosis
c. Memahami tanda dan gejala tuberculosis.
d. Memahami penularan tuberculosis
e. Memahami pengobatan tuberculosis
f. Memahami perawatan pasien tuberculosis
g. Memahami pencegahan tuberculosis
B. Subpokok Bahasan
1. Pengertian tuberculosis
2. Penyebab tuberculosis
3. Tanda dan gejala tuberculosis.
4. Penularan tuberculosis
5. Pengobatan tuberculosis
6. Perawatan pasien tuberculosis
7. Pencegahan tuberculosis
C. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
Kegiatan penyaji Media
Kegiatan peserta
Pembukaan Salam pembuka Memperhatikan Ceramah dan
(3 menit) Menjelaskan maksud dan mendengarkan tanya jawab
tujuan penyuluhan. dan menjawab
Memberi pertanyaan perihal pertanyaan
yang akan disampaikan
Penyajian Menyampaikan materi : Memperhatikan Ceramah
(5 menit ) Menjelaskan pengertian dan menggunakan
tuberculosis mendengarkan lefleat dan
Menjelaskan penyebab keterangan lembar balik
tuberculosis
Menjelaskan tanda dan
gejala tuberculosis.
Menjelaskan penularan
tuberculosis
Menjelaskan pengobatan
tuberculosis
Menjelaskan perawatan
pasien tuberculosis
Menjelaskan pencegahan
tuberculosis
Tanya Jawab Memberikan kesempatan Mengajukan
(5 menit) untuk bertanya hal yang pertanyaan pada
belum dimengerti penyaji
D. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Pengajar mempersiapkan metode, media yang akan dipakai
2. Peserta dan pemateri datang tepat waktu dan pada tempat yang telah
ditentukan
3. Acara dimulai dan berakhir tepat waktu
b. Evaluasi Proses
1. Peserta mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir
2. Peserta didik mampu memahami dan menjelaskan kembali:
Pengertian tuberculosis
Penyebab tuberculosis
Tanda dan gejala tuberculosis.
Penularan tuberculosis
Pengobatan tuberculosis
Perawatan pasien tuberculosis
Pencegahan tuberculosis
3. Peserta mengajukan dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan
benar
4. Peserta mengikuti acara dengan antusias.
c. Evaluasi Hasil
Penyuluhan dikatakan berhasil jika :
A. Lebih dari 75% keluarga dan pasien mampu menjawab pertanyaan
dari penyuluh
E. Materi (terlampir)
F. Daftar Pustaka
Aditama, T. 2006. Jurnal Tuberkulosis Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia.
ArtoYuwono Soeroto. 2002. Bahaya pengobatan TBC yang tidak tuntas.
Bandung: PT. Rineka Cipta,
MATERI PENYULUHAN
TUBERCULOSIS (TBC)
A. Pengertian Tuberculosis
Tubercolusis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium Tubercolusis. Kuman ini biasanya menyerang paru-
paru, tetapi dapat juga menyerang bagian lain dari tubuh seperti ginjal, tulang,
dan otak. Jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan kematian.
Perbedaan Infeksi dan Penyakit TBC
No Infeksi TBC (TBC Pasif) Infeksi TBC (TBC Aktif)
1. Tidak ada gejala-gejala Terdapat gejala-gejala seperti:
- Batuk lebih dari 2 minggu
- Nyeri dada
- Batuk darah
- Dahak bercampur darah
- Badan lemah
- Nafsu makan menurun
- Berat badan turun
- Berkeringat pada malam hari
- Demam
2. Tidak menular ke orang lain Menularkan ke orang lain
3. Hasil tes kulit positif Hasil tes kulit positif
4. Hasil foto XRay dada dan tes Hasil foto XRay dada dan tes
dahak normal dahak abnormal
Orang yang terkena TBC Pasif tidak serta merta menjadi sakit, tetapi
bila sistem kekebalan tubuh menurun karena berbagai macam sebab, ia akan
menjadi penderita TBC aktif. Untuk itu penderita TBC pasif dianjurkan untuk
berobat untuk membunuh kuman TBC. Kuman TBC hanya dapat dibasmi
dengan obat-obatan yang disertai makan makanan bergizi serta pola hidup
sehat.
B. Penyebab Tuberculosis
TBC menyebar melalui udara dan ditularkan melalui batuk dan bersin.
Proses penularan terjadi ketika seorang yang memiliki penyakit tubercolusis
aktif batuk atau bersin hingga menyebarkan kuman ke udara. Kuman tersebut
terhirup oleh orang yang berada didekatnya dan mengakibatkan orang
tersebut terinfeksi kuman TBC. Karena orang yang terdekat dengan penderita
adalah keluarganya, maka orang menyangka penyakit TBC adalah penyakit
keturunan.
Kuman-kuman TBC akan menetap di dalam tubuh tanpa membuat
sakit. Hal tersebut dinamakan infeksi TBC. Sistem kekebalan tubuh kita
menjebak kuman-kuman tersebut, sehingga kita tetap sehat. Dan ketika
kekebalan tubuh kita menurun atau tidak dapat melawan, kuman-kuman
tersebut menyerang paru-paru atau organ tubuh yang lain. Hal ini dinamakan
penyakit TBC.
E. Pengobatan Tuberculosis
Kuman Tubercolusis hanya dapat dibasmi dengan obat-obatan. Obat-
obatan yang sering digunakan adalah:
- Isoniazid (INH)
- Rifampicin (RIF)
- Pyrazinamide (PZA)
- Ethambutol (EMB)
- Streptomycin (SM)
Untuk menghindari munculnya bakteri TBC yang resisten dan
mempercepat pembasmian kuman, biasanya diberikan obat yang terdiri
kombinasi 3-4 macam obat ini. Jika pengobatannya kurang dari 6 bulan atau
si penderita menghentikan pengobatan karena merasa sudah sehat walau
belum waktu tersebut, maka bakteri tersebut tidak mati dan akan membuat
kambuh kembali penyakit TBC serta kebal terhadap obat yang pertama.
G. Pencegahan Tuberculosis
Yang menjadi sumber penyebaran TBC adalah penderita TBC, hal
yang paling efektif adalah mengurangi penderita TBC. Ada dua cara yang
dilakukan pada saat ini dalam mengatasi penyebaran, yaitu terapi dan
imunisasi.
1. Untuk terapi, WHO merekomendasikan strategi DOTS. Dalam hal ini
ada tiga tahapan penting, yaitu mendeteksi pasien, melakukan
pengobatan dan melakukan pengawasan langsung.
2. Cara kedua adalah imunisasi. Imunisasi akan memberikan kekebalan
aktif terhadap penyakit TBC. Vaksin TBC, yang dikenal dengan nama
BCG (Bacillus Calmette Guerin) terbuat dari bakteri Mycobacteria
Tubercolusis strain BCG. Bakteri ini menyebabkan TBC pada sapi, tapi
tidak pada manusia. Vaksin BCG hanya diperlukan sekali seumur hidup.
Di Indonesia diberikan kepada balita sebelum berumur dua bulan.
BCG tidak dapat mencegah serangan TBC namun memberikan
perlindungan kepada anak pada bagian vital lain seperti otak (meningitis
tuberkolusis) yang dapat berakibat buruk pada perkembangan otak anak dan
bisa menyebabkan kematian. Pengecekan imunitas yang diberikan dari BCG
perlu dilakukan setelah periode waktu tertentu (3 s.d. 5 tahun) sebab
kekuatan vaksin dapat menghilang.