“Laju Reaksi“
Di Susun Oleh :
Laode Muhlis Muhaimin
XII Listrik A
SMKn 2 Kendari
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena
berkat Rahmat dan Hidayat serta petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan ”Makalah
Kimia Tentang Laju Reaksi”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas pada semester I pelajaran Kimia.
Makalah ini disusun berdasarkan referensi-referensi yang telah kami baca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan saran-saran yang sifatnya
membangun sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan makalah di masa yang
akan datang. Semoga ”Makalah Kimia Tentang Laju Reaksi” ini dapat berguna bagi
perkembangan pendidikan.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................................... I
KATA PENGANTAR ................................................................................................... II
DAFTAR ISI .........................................................................................................….... III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………….... 1
B. Tujuan............................……………………..............................……………... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.…………………………………………………………………......1
BAB IV SARAN
A. Saran…………………………………………………………………....….........1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Meledaknya petasan,
adalah contoh reaksi yang berlangsung dalam waktu singkat. Proses perkaratan besi,
pematangan buah di pohon, dan fosilisasi sisa organisme merupakan peristiwa-peristiwa
kimia yang berlangsung sangat lambat. Reaksi kimia selalu berkaitan dengan perubahan dari
suatu pereaksi (reaktan) menjadi hasil reaksi (produk). Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai
berkurangnya jumlah (konsentrasi) pereaksi per satuan waktu atau bertambahnya jumlah
(konsentrasi) hasil reaksi per satuan waktu. Laju reaksi adalah berkurangnya jumlah
konsentrasi pereaksi untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah konsentrasi hasil
reaksi untuk setiap satuan waktu .Dinyatakan dengan satuan molaritas per detik ( M / detik
atau mol / L.detik ). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Wujud Zat diantara nya
adalah Konsentrasi pereaksi ,Suhu reaksi ,Luas permukaan bidang sentuh reaksi dan Katalis.
Laju mempunyai penerapan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berbagai
industri. Penerapan ini ditujukan untuk mempermudah dan menambah wawasan dalam
mempelajar laju reaksi dan penerannya.
Dalam dunia sekarang ini banyak reaksi yang kita lakukan baik sadar maupun tidak
sadar. Tubuh kita salah satunya, banyak sekali reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalamnya.
Contoh sederhana, karbohidrat yang kita makan sehari-hari pasti diubah ke bentuk senyawa
yang diperlukan sesuai dengan keperluan tubuh kita. Hal ini tentunya tidak berjalan sendiri
tentunya dibantu oleh suatu enzim. Di sini enzim sebagai katalisator untuk mempercepat
terjadinya reaksi. Dalam dunia nyata contoh reaksi yang berlangsung lambat adalah
perkaratan pada besi (korosi) sedangkan untuk reaksi yang berlangsung cepat adalah
peristiwa ledakan bom. Bom di sini meledak dalam hitungan detik. Namun berbagai reaksi,
hal yang harus kita perhatikan adalah bagaimana cara untuk mempercepat suatu reaksi dalam
waktu yang sesingkat mungkin. Untuk mereaksikan suatu zat atau bahan membutuhkan
waktu yang cukup lama. Maka dari itu digunakan suatu metode untuk mempercepat suatu
reaksi. Metode yang digunakan pun bervariasi sesuai dengan keperluan. Jika metode-metode
suatu reaksi tidak berjalan dengan cepat maka kita harus menambahkan suatu zat yang dapat
mempercepat suatu reaksi dimana zat tersebut tidak bereaksi dengan zat pada reaktan, atau
dapat dikatakan mempercepat suatu reaksi tanpa ikut bereaksi yang dikenal dengan nama
katalisator.
Laju reaksi atau kecepatan reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi zat pereaksi
atau produk tiap satuan waktu. Jika kita tahu persamaan kimia suatu reaksi, maka dapat
ditentukan lajunya dengan mengetahui perubahan konsentrasi reaktan atau produknya yang
dapat dideteksi secara kuantitatif. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu keadaan
alami atau reaktifitas pereaksi, luas permukaan, konsentrasi, temperatur, katalisator, pelarut
dan cahaya. Hukum laju pada umumnya laju reaksi bergantung pada semua zat-zat yang
terlibat dalam reaksi dan jika konsentrasi suatu pereaksi ditambah, laju reaksi pun meningkat.
B. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Laju Reaksi
(a) (b)
Laju reaksi dapat didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau produk
persatuan waktu. Artinya terjadi pengurangan konsentrasi pereaksi atau pertambahan
konsentrasi produk tiap satuan waktu. Laju Reaksi atau kecepaan reaksi adalah laju atau
kecepatan berkurangnya pereaksi atau terbentuknya produk reaksi yang dapat dinyatakan
dalam satuan (konsentrasi per waktu) mol/L/s (untuk zat berwujud cair dan padat), atau atm/s
(untuk zat berwujud gas). Kecepatan reaksi adalah banyaknya mol/liter suatu zat yang dapat
berubah menjadi zat lain dalam setiap satuan waktu.Persamaan laju reaksinya adalah;
V = K[A][B]2
Dimana V adalah laju reaksi, K adalah konstanta laju reaksi dan [A][B] adalah konsentrasi
dari zat yang bereaksi.nilai pangkat menyatakan koefisien zat ataupun orde dari reaksi
tersebut. Orde reaksi berrti menjelaskan tentang tingkat reaksi atau hubungan antara
konsentrasi dengan kecepatan.
Persamaan laju reaksi mempunyai dua penerapan utama, yaitu penerapan praktis dan
penerapan teoritis. Dikatakan untuk penerapan praktis adalah dimana telah diketahui
persamaaan laju reaksi dan konstanta laju reaksi, dapat diramalkan laju reaksi dari komposisi
campuran , sedangkan penerapan teoritis adalah dimana laju persamaan digunakan untuk
menentukan mekanisme reaksi.
Laju reaksi terukur, sering kali sebanding dengan konsentrasi reaktan suatu pangkat.
Contohnya, laju itu sebanding dengan konsentrasidua reaktan A dan B, sehingga;
V = K[A][B]
Koefisien K disebut konstanta laju yang tidak bergantung pada konsentrasi tetapi
bergantung pada temperatur. Persamaan sejenis ini yang ditentukam secara eksperimen
disebut hukum laju reaksi. Secara formal, hukum laju adala persamaan yang menyatakan laju
reaksi V sebagai fungsi dari konsentrasi semua spesies yang ada termasuk produknya.
Tetapan Laju reaksi disebut juga koefisien laju atau laju reaksi jenis, dengan lambing k
(konstanta). Tetapan laju adalah tetapan perbandingan antara laju reaksi dan hasi kali
konsentrasi spesi yang mempengaruhi laju reaksi. Tetapan laju juga merupakan perubahan
konsentrasi pereaktan atau produk reaksi per satuan waktu dalam suatu reaksi jika konsentrasi
semua pereaksi sama dengan satu.
Laju keseluruhan dari suatu reaksi kimia pada umumnya bertambah jika konsentrasi suatu
pereaksi atau lebih dinaikan. Hubungan antara laju dan konsentrasi dapat diperoleh dari data
eksperimen. Laju reaksinya dapat berbanding lurus dengan [A] x dan [B]y. Hukum Laju reaksi
yaitu persamaan yang mengaitkan laju reaksi dengan konsentrasi molar atau tekanan parsial
pereaksi dengan pangkat yang sesuai. Laju = suatu tetapan dikalikan dengan suatu fungsi
konsentrasi atau tekanan parsialpereaksi.untuk contoh reaksi di atas dapat dituliskan dalam
bentuk hokum laju reaksi atau persamaan laju reaksi.
Laju reaksi adalah berkurangnya jumlah konsentrasi pereaksi untuk setiap satuan waktu
atau bertambahnya jumlah konsentrasi hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.Dinyatakan
dengan satuan molaritas per detik ( M / detik atau mol / L.detik ).
Misalnya pada reaksi :
maka :
Δ[ A ] Δ[ B ]
− +
Laju reaksi ( v ) = Δt atau v = Δt
Keterangan :
Gambar 3.1Grafik
hubungan perubahan
konsentrasi terhadap
waktu
Stoikiometri Laju
Reaksi
1 Δ[ A ] 1 Δ[ B] 1 Δ[C ] 1 Δ[ D]
− − + +
Laju reaksi = m Δt = n Δt = p Δt = q Δt
n
x laju berkurangnya A
Laju pengurangan B = m
p
x laju berkurangnya A
Laju pertambahan C = m
q
x laju berkurangnya A
Laju pertambahan D = m
atau :
m
x laju pertambahan C
= p
m
x laju pertambahan D
= q
Δ[ A ]
−
Laju pengurangan A = Δt
Sehingga :
Δ[ A ] m Δ[ B] m Δ[C ] m Δ[ D ]
− − + +
Δt = n Δt = p Δt = q Δt
Laju reaksi rerata adalah laju reaksi untuk selang waktu tertentu.
Dirumuskan :
Laju reaksi sesaat adalah laju reaksi pada saat waktu tertentu.
Biasanya ditentukan dengan menggunakan grafik yang menyatakan hubungan antara
waktu reaksi ( sumbu x ) dengan konsentrasi zat ( sumbu y ).
Besarnya laju reaksi sesaat = kemiringan ( gradien ) garis singgung pada saat t
tersebut.
( = )
y ΔC
Laju reaksi sesaat = gradien garis singgung x Δt
x y
v=k . [ A ] [ B ]
Keterangan :
v = laju reaksi
k = konstanta laju reaksi ( nilainya tergantung pada jenis reaktan, suhu dan katalis )
Catatan penting :
Orde reaksi ditentukan melalui percobaan dan tidak ada kaitannya dengan
koefisien reaksi.
Hukum laju reaksi menyatakan bahwa : “ pada umumnya laju reaksi tergantung pada
konsentrasi awal dari zat-zat reaktan. “
“ Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi. ”
Orde reaksi adalah jumlah pangkat konsentrasi dalam hokum laju bentuk diferensial. Secara
teoritis orde reaksi merupakan bilangan bukat kecil, namun dari hasil experiment hal tertentu
orde reaksi merupakan pecahan atau nol. Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat
reaktan yang mempengaruhi kecepatan reaksi.
Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya dapat
ditentukan berdasarkan percobaan.
1. Jika tahap reaksi diketahui atau diamati, maka orde reaksi terhadap masing – masing
zat adalah koefisien dari tahap yang paling lambat.
2. Melalui experiment, dengan cara konsentrasi zat tersebut dinaikan, sedangkan
konsentrasi zat yang lain dibuat tetap.
Besarnya laju reaksi hanya dipengaruhi oleh besarnya konstanta laju reaksi ( k ).
0
v =k . [ X ] =k
2. Orde reaksi satu.
Suatu reaksi dikatakan ber’orde satu terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi
berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan itu.
Jika konsentrasi reaktan itu dilipat-tigakan maka laju reaksinya akan menjadi 31 atau 3
kali lebih besar.
1
v =k . [ X ] =k . [ X ]
Jika konsentrasi reaktan itu dilipat-tigakan, maka laju reaksi akan menjadi 32 atau 9 kali
lebih besar.
2
v =k . [ X ]
4. Orde reaksi negatif.
Suatu reaksi ber’orde negatif, jika laju reaksi berbanding terbalik dengan konsentrasi
reaktan tersebut.
Jika konsentrasi reaktan itu diperbesar, maka laju reaksi akan semakin kecil.
Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain jika partikel-partikelnya saling bertumbukan.
Tumbukan yang terjadi akan menghasilkan energi untuk memulai terjadinya reaksi.
Terjadinya tumbukan tersebut disebabkan karena partikel-partikel zat selalu bergerak
dengan arah yang tidak teratur.
Tumbukan antar partikel yang bereaksi tidak selalu menghasilkan reaksi. Hanya
tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup serta arah tumbukan yang tepat, yang
dapat menghasilkan reaksi. Tumbukan seperti ini disebut tumbukan yang efektif.
Jadi, laju reaksi tergantung pada 3 hal :
a) Frekuensi tumbukan
b) Energi partikel reaktan
c) Arah tumbukan
Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan, sehingga menghasilkan
tumbukan yang efektif disebut energi pengaktifan atau energi aktivasi ( Ea ).
Semua reaksi, baik eksoterm maupun endoterm memerlukan Ea. Reaksi yang dapat
berlangsung pada suhu rendah berarti memiliki Ea yang rendah. Sebaliknya, reaksi
yang dapat berlangsung pada suhu yang tinggi, berarti memiliki Ea yang tinggi.
Ea ditafsirkan sebagai energi penghalang ( barrier ) antara reaktan dengan produk.
Reaktan harus didorong agar dapat melewati energi penghalang tersebut sehingga dapat
berubah menjadi produk.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Laju suatu reaksi kimia dpat dipengaruhi oleh lima faktor untuk zat yang bersifst larutan
dan ada enam faktor untuk zat yang bersifat gel. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi adalah sebagai berikut:
a) Konsentrasi
Konsentrasi menyatakan pengaruh kepekatan atau zat yang berperan dalam proses reaksi.
Semakin besar nilai konsentrasi, maka nilai laju reaksi akan semakin besar pula. Hal ini
dikarenakan jumlah zat semakin besar dan peluang untuk melakukan tumbukan semakin
besar. Sehinngga laju reaksi semakin cepat.
Konsentrasi larutan adalah perbandingan antara massa zat terlarut dengan larutnya (zat
dengan pelarutnya). Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut
dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah
zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalahmolar, molal,
dan bagian per juta (part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan
dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).
b) Suhu
Setiap zat memiliki energi, zat tersebut akan bereaksi membentuk produk bila energi
aktivasinya terpenuhi. Dengan menaikan suhu pada system, berarti akan terjadi peristiwa
menaikan energi aktivasi dan zat menjadi lebih mudah bergerak, sehingga lebih mudah
terjadi tumbukan dan laju reaksi akan menjadi lebih tinggi.
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan
suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan
lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian
lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan
reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis hubungan antara nilaitetapan laju reaksi
(k) terhadap suhu dinyatakan oleh formulasi ARRHENIUS:
k = A . e-
E/RT
dimana:
k : tetapan laju reaksi
A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
E : energi pengaktifan
R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)
Umumnya zat yang digunakan adalah padatan yang dilarutkan dalam suatu pelarut. Luas
permukaan total zat tersebut akan semakin bertambah bila ukurannya diperkecil, maka
semakin halus suatu zat, laju reaksi akan semakin besar karena luas permukaan yang bereaksi
semakin besar.
Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan zat, semakin
banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang adanya tumbukan
efektif menghasilkan perubahan. Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel
zat, reaksi pun akan semakin cepat.
o Pada reaksi heterogen ( reaksi yang fase reaktannya tidak sama ), misalnya logam Zn
dengan larutan HCl; laju reaksi selain dipengaruhi oleh konsentrasi larutan HCl, juga
dipengaruhi oleh kondisi logam Zn tersebut.
o Dalam jumlah ( massa ) yang sama; butiran logam Zn akan bereaksi lebih lambat
daripada serbuk Zn.
o Reaksi akan terjadi antara molekul-molekul HCl dengan atom-atom Zn yang
bersentuhan langsung dengan HCl.
o Pada butiran Zn, atom-atom Zn yang bersentuhan langsung dengan HCl lebih sedikit
daripada serbuk Zn sebab atom-atom Zn yang bersentuhan hanya atom Zn yang ada di
permukaan butiran.
o Jika butiran Zn tersebut dihaluskan menjadi serbuk, maka atom-atom Zn yang semula
ada di bagian dalam akan berada di bagian permukaan dan terdapat lebih banyak atom
Zn yang secara bersamaan bereaksi dengan larutan HCl.
o Semakin luas permukaan bidang sentuh zat padat, semakin banyak tempat terjadinya
tumbukan antar partikel zat yang bereaksi sehingga laju reaksi akan semakin
meningkat juga.
d) Sifat Dasar Pereaksi
Setiap zat memiliki sifat yang khas. Ada yang bersifat padatan, gas dan cairan. Secara
khas, zat yang bersifat gas adalah zat yang paling mudah bereaksi, kemudian tercepat kadua
adalah cairan, kemudian padatan. Semakin renggang suatu zat maka laju reaksi akan semakin
besar karena zat tersebut mamiliki partikel yang makin bebas dan mudah bertumbukan.
e) Tekanan
Pada reaksi yang reaktannya berwujud gas, peningkatan tekanan dapat
meningkatkan laju reaksi. Jika tekanan meningkat, maka volumenya akan
berkurang sehingga konsentrasi gas akan meningkat (konsentrasi berbanding
n
M=
terbalik dengan volume; V ).
Jika volumenya berkurang, maka memungkinkan bertambahnya jumlah tumbukan
yang terjadi karena setiap molekul menjadi lebih berdekatan jaraknya.
f) Katalisator
Katalisator adalah suatu zat yang ditambahkan untuk mempercepat laju reaksi. Katalisator
tidak mengalami perubahan kekal dalam reaksi namun mungkin terlibat dalam reaksi. Katalis
mempercepat suatu reaksi dengan menurunkan energi aktivasi, namun tidak mengubah
entalpi reaksi. Katalis ditambahkan pada zatdalam jumlah yang sedikit dan umumnya bersifat
spesifik untuk setiap reaksi. Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi
dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi.
Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang
permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk
dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi. Katalis ialah zat yang mengambil bagian
dalamn reaksi kimia dan mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia
yang permanen. Jadi, katalis tidak muncul dalam laju persamaan kimia balans secara
keseluruhan, tetapi kehadirannya sangat mempengaruhi hukum laju, memodifikasi dan
mempercepat lintasan yang ada. Katalis menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi,
meskipun dengan jumlah yang sangat sedikit. Dalam kimia industry, banyak upaya untuk
menemukan katalis yang akan mempercepat reaksi tertentu tanpa meningkatkan timbulnya
produk yang tidak diinginkan.Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya
(mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan
dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka
pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat
Katalis Homogen.
Adalah katalis yang wujudnya sama dengan wujud reaktannya.
Dalam reaksi kimia, katalis homogen berfungsi sebagai zat perantara ( fasilitator ).
Contohnya :
Katalis Heterogen.
Adalah katalis yang wujudnya berbeda dengan wujud reaktannya.
Reaksi zat-zat yang melibatkan katalis jenis ini, berlangsung pada permukaan
katalis tersebut.
Contohnya :
Autokatalis.
Adalah zat hasil reaksi yang berfungsi sebagai katalis. Artinya, produk reaksi
yang terbentuk akan mempercepat reaksi kimia.
Contohnya :
Semakin lama, laju reaksinya akan semakin cepat karena MnSO4 yang terbentuk
berfungsi sebagai katalis.
o Jika ke dalam reaksi tersebut ditambahkan katalis Z maka tahapan reaksinya menjadi :
2. Adsorpsi.
Proses katalisasi dengan cara adsorpsi umumnya dilakukan oleh katalis heterogen.
Pada proses adsorpsi, molekul-molekul reaktan akan teradsorpsi ( terserap ) pada
permukaan katalis. Akibatnya molekul-molekul reaktan tersebut akan terkonsentrasi
pada permukaan katalis sehingga dapat mempercepat reaksi.
Kemungkinan lain, antar molekul yang bereaksi tersebut akan terjadi gaya tarik
sehingga menyebabkan molekul-molekul tersebut menjadi reaktif.
Agar katalisis berlangsung efektif, katalis tidak boleh mengadsorpsi zat hasil reaksi.
Bila zat hasil reaksi atau pengotor teradsorpsi dengan kuat oleh katalis, maka
menyebabkan permukaan katalis menjadi tidak aktif. Keadaan seperti ini disebut
katalis telah teracuni dan akan menghambat terjadinya reaksi.
h) Efek pelarut
Pengaruh pelarut terhadap laju penguraian obat merupakan suatu topic terpenting untuk
ahli farmasi. Walau efek-efek tersebut rumit dan generalisasi tidak dapat dilaksanakan.
Tampak reaksi nonelektrolik dihubungkan dengan tekanan dalam relative atau parameter
kelarutan dari pelarut dan zat terlarut.Proses laju merupakan hal dasar yang perlu
diperhatikan bagi setiap orang yang berkaitanKefarmasiaan, mulai dari pengusaha obat
sampai ke pasien. Pengusaha obat harus dengan jelas menunjukkan bahwa bentuk obat atau
sediaan yang dihasilkannya cukup stabil sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang
cukup lama, dimana obat tidak berubah menjadi zat tidak berkhasiat atau racun, ahli farmasi
harus mengetahui kestabilan potensial dari obat yang dibuatnya. Dokter dan pasien harus
diyakinkan bahwa obat yang ditulis atau digunakannya akan sampai pada tempat pengobatan
dalam konsentrasi yang cukup untuk mencapai efek pengobatan yang diinginkan. Ada
beberapa prinsip dan proses laju yang berkaitan dimasukkan dalam rantai peristiwa ini yaitu:
kestabilan dan tak tercampurkan, disolusi, proses absorbs,distribusi dan eliminasi, dan kerja
obat pada tingkat molekuler obat.
Sebelum terjadi reaksi, molekul pereaksi harus saling bertumbukan membentuk suatu
molekul kompleks aktif, yang kemudian berubah menjadi hasil reaksi (Produk). Energi yang
di butuhkan untuk membentuk kompleks aktif ialah yang dinamakan energi aktivasi.
Berdasarkan hasil pengamatan, ada dua faktor yang mempengaruhi keefektifan suatu molekul
untuk bertumbukan, yaitu
1. Hanya molekul yang lebih energetic dalam campuran reaksi akan menghasilkan reaksi
sebagai hasil tumbukan.
2. Probablitas tumbukan untuk menghasilkan reaksi bergantung pada orientasi molekul yang
bertumbukan.
Semakin tinggi nilai aktivasi maka makin kecil reaksi molekul yang teraktifkan dan laju
reaksi menjadi lebih lambat. Arrhenius menyatakan bahwa variasi tetapan reaksi jenis k,
terhadap temperetur dinyatakan sebagai.
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi persatuan waktu. Satuan yang umum
adalah mol/dm-3-i . Umumnya laju reaksi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi dan
dapat dinyatakan sebagai
Laju = k f (C1, C2, …., Ci)
Di mana k adalah konstanta laju, juga disebut konstanta laju spesifik atau konstanta
kecepaan, C1, C2, … adalah konsentrasi dari reaktan-reakan dan produk-produk.
Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi
molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan berubah terus-menerus
seiring dengan perubahan konsentrasi.
A. Kesimpulan
Laju laju reaksi merupakan berkurangnya jumlah konsentrasi pereaksi untuk setiap
satuan waktu atau bertambahnya jumlah konsentrasi hasil reaksi untuk setiap satuan
waktu .
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Wujud Zat diantara nya adalah
Konsentrasi pereaksi ,Suhu reaksi ,Luas permukaan bidang sentuh reaksi dan Katalis.
Laju reaksi dipengaruhi oleh luas permukaan.Semakin besar luas
permukaan zat padat yang direaksikan semakin lambat laju
reaksinya.Namun,semakin kecil luas permukaan zat padat yang
direaksikan semakin cepat laju reaksi yang terjadi. Hal tersebut terjadi
karena dalam reaksi partikel dalam bentuk cair bertumbukan dengan
partikel padat, peningkatkan luas permukaan dari zat padat meningkatkan
kemungkinan tumbukan bertambah besar.Peningkatan jumlah tumbukan
per detik meningkatkan laju reaksi.
Energi aktivasi bergantung pada jenis reaksi. Reaksi yang dapat
bergantung pada suhu rendah memiliki energi aktifasi rendah, dan laju
reaksi yang rendah. Reaksi pada suhu yang tinggi memiliki energi
aktivasi yang lebih besar, dan laju reaksi yang lebih besar juga”.
Ketika katalis di reaksikan bersama dengan reaksi kimia maka reaksi
tersebut akan mengalami percepatan reaksi (posiif) atau
perlambatan (negative).
BAB IV
SARAN DAN PENUTUP
A. Saran
A. 1,3 D. 1, 2, 4
B. 2,4 E. 1,2,3,4
C. 1,4
3. Kenaikan suhu umumnya menaikkan reaksi. Alasan yang tepat untuk menjelaskan
hal di atas adalah ….
A. energi kinetik dari molekul-molekul menurun
B. kenaikkan suhu menghasilkan reaksi dapat balik
C. kecepatan masing-masing molekul menjadi sama
D. energi kinetik dari molekul-molekul meningkat
E. kenaikan suhu memperkecil energi aktivasi
4. Kenaikan suhu menyebabkan reaksi berlangsung dengan cepat, hal itu karena…
A. memperbesar luas permukaan
B. menaikkan suhu larutan
C. memperbesar energi kinetik molekul pereaksi
D. memperbesar tekanan
E. menaikkan energi pengaktifan zat yang bereaksi
( ) ( 0.096
0.348 )
x
0.40
=
0.80
() ( 14 )
x
1
=
2
x = 2
( ) ( 0.048
0.024 )
y
0.40
=
0.20
(2)y = (2)
y = 1
=2+1
=3
Orde reaksi terhadap P adalah 2 dan orde reaksi terhadap Q adalah 1 persamaan laju
reaksi :
v = k [P] 2 [Q]
9. Reaksi antara logam magnesium dengan larutan HCl adalah sebagai berikut.
Mg (s) + 2HCl (aq) MgCl2 (aq) + H2 (g)
1. Meningkatkan konsentrasi larutan HCl
2. Meningkatkan suhu reaksi
3. Menggunakan pita magnesium
4. Menghilangkan gas hidrogen hasil reaksi
Dari perlakuan di atas yang dapat meningkatkan tumbukan antara pereaksi adalah…
A. 1 dan 2
B. 3 dan 4
C. 1, 2, dn 3
D. 2, 3, dan 4
E. 1, 2, 3, dan 4
10. Suatu laju reaksi akan meningkat tiga kali laju semula jika suhu reaksi ditingkatkan
20℃ . Berapa kali lebih cepat laju reaksi yang berlangsung pada suhu 80°C
dibandingkan reaksi yang berlangsung pada suhu 20°C?
A. 5vo D. 7vo
B. 8vo E. 9vo
C. 6vo
Pembahasan :
Menggunakan skala
=(
20 )
80−20
=3
va = ( 3 ) 3xvo
= 9vo
Untuk soal nomor 11 sampai 12 perhatikan data di bawah ini.
11. Pada percobaan 1 dan 3 faktor yang berpengaruh terhadap jalannya reaksi adalah…
A. konsentrasi HCl
B. sifat-sifat
C. suhu
D. katalis
E. luas permukaan
Pembahasan :
12. Dari percobaan di atas, reaksi yang paling cepat brlangsung adalah …
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Pembahasan :
Pada percobaan 1, yang digunakan adalah serbuk besi 0.2 gram dan larutan HCl 3
M. bentuk serbuk dapat memperbesar luas permukaan dan konsentrasi HCl yang
tinggi juga dapat mempercepat reaksi berlangsung.
Suhu (℃
Percobaan Massa / bentuk zat A Konsentrasi B (M) Waktu (s)
)
1 5 gram larutan 0.25 15 25
2 5 gram serbuk 0.5 12 25
3 5 gram larutan 0.5 7 25
4 5 gram padatan 0.5 20 25
5 5 gram serbuk 0.5 8 35
14. Pada reaksi berikut, CaCO3 (s) + 2HCl (aq) CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
Faktor yang tidak mempengaruhi laju reaksi di atas adalah…
A. Luas permukaan kalsium karbonat
B. Konsentrasi asam klorida
C. Suhu larutan asam klorida
D. Volume larutan asam klorida
E. Penambahan katalis
Pembahasan : faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi adalah
1. Suhu
2. Luas permukaan
3. Konsentrasi
4. Katalis
15. Pada proses pembuatan asam nitrat HNO3 adalah oksidasi ammonia di udara. Dalam
proses ini, ammonia dicampur dengan udara berlebih, dan dipanaskan sampai
temperatur tinggi dengan dengan bantuan platina (Pt). Dari pertanyaan berikut yang
sesuai…..kecuali
A. menggunakan katalis Pt.
B. proses Ostwald.
C. dilanjutkan dengan ammonia akan diubah menjadi NO yang selanjutnya
dioksidasi di udara menjadi NO2 dengan mereaksikan dengan air menjadi asam
nitrat.
D. Reaksi dilakukan pada suhu 900℃ .
E. jawaban a dan c salah.
Pembahasan :
Proses pembuatan asam nitrat merupakan proses Ostwld, katalis yang digunakan
adalah Platinum (Pt), pada suhu 900℃ , ammonia akan diubah menjadi NO, yang
selanjutnya mengalami oksidasi menjadi NO2 lalu oksidasi selanjutnya
menghasilkan HNO3
16. Dalam suatu pabrik, proses pembuatan SO3 menggunakan suatu katalis yaitu
Vanadium pentaoksida menurut persamaan reaksi :
SO2 (g) + O2 (g) ⇌ 2SO3 (g)
Fungsi katalis dalam reaksi tersebut adalah…
A. Meningkatkan hasil reaksi
B. Meningkatkan jumlah tumbukan partikel-partikel pereaksi
C. Menurunkan energi aktivasi
D. Meningkatkan energi kinetik pereaksi
E. Memperbesar luas permukaan pereaksi
Pembahasan :
Dalam suatu reaksi, katalis ikut bereaksi dengan pereaksi.Katalis menurunkan
energi aktivasi yang harus dicapai sehingga reaksi berjalan dengan lebih cepat, dan
ada lagi saat reaksi selesai.
20
Mol HCl =
36.5
= 0.55 mol
0.55 mol
[HCl] =
0.1 L
= 5.5 M
18. Persamaan laju reaksi lengkapnya adalah…
A. v = 12.5 [A]2[B2]2
B. v = 12.5[B2]2
C. v = 12.5 [A][B2] 2
D. v = 12.5 [A]
E. v = 12.5[B2]
Pembahasan :
19. Diketahui laju reaksi zat C = 2.4 x 10-4 M/s. Jika persamaan reaksinya:
A + 2 C AC2
Laju pembentukan senyawa AC2 adalah…
A. 12 x 10-4 M/s
B. 1.2 x 10-5 M/s
C. 1.2 x 10-4 M/s
D. 1.2 x 10-3 M/s
E. 1.2 x 10-2 M/s
Pembahasan :
Perbandingan laju reaksi zat-zat dalam reaksi
A : C : AC2
1 : 2 : 1
1
Laju pembentukan senyawa AC2 =
x 2.4 x 10-4 M/s
2
= 1.2 x 10-4 M/s
Untuk soal nomor 20 sampai 23, gunakan data di bawah ini.
Dari reaksi C3H8 + O2 H2O + CO2diperoleh data sebagai berikut :
( ) ( 1/12
1/48 )
x
0.04
=
0.02
(2)x = (4 )
x = 2
( ) ( )
y
0.04 1/24
= 1/6
0.08
( 12 ) = ( 14 )
y
y = 2
22. Persamaan laju reaksi nya adalah…
A. v = k [C3H8]2
B. v = k [C3H8]2 [O2]
C. v = k[O2]
D. v = k [C3H8]2 [O2] 2
E. v = k [C3H8][O2]
Pembahasan :
24. Diketahui laju reaksi naik dua kali pada setiap kenaikan suhu 15°C. Jika pada suhu
25°C reaksi berlangsung selama 240 sekon, waktu berlangsungnya reaksi pada suhu
100°C adalah …sekon.
A. 7500
B. 75
C. 750
D. 0.75
E. 7.5
Pembahasan :
( T ∆−TT )
( )
1 a 0
t a=t 0 x
∆v
( 100−25
15 )
= 240 x () 1
2
()
5
1
= 240 x
2
= 7.5 sekon
25. Berdasarkan teori tumbukan, efek apakah yang muncul akrena adanya peningkatan
suhu pada partikel reaktan..
I. Energi kinetik partikel reaktan meningkat
II. Jumlah partikel reaktan per volume bertambah
III. Frekuensi tumbukan antara partikel dan reaktan meningkat
IV. Energi aktivasi partikel reaktan meningkat
A. I dan II
B. I dan III
C. II dan III
D. II dan IV
E. I dan IV
Pembahasan : Peningkatan suhu reaktan dapat membuat partikel bergerak semakin
cepat, hal itu menyebabkan semakin banyak tumbukan yang terjaid antara partikel
dengan reaktan. Selain itu karena pergerakan partikel yang cepat, energy kinetiknya
juga ikut meningkat.
Essay:
( ) (
0.5 x 2.0 x 10−4
1.0
=
2.0 x 10−4 )
( 12 ) =1
x
x=0
3. Pada suhu tertentu, H2O2 terurai menjadi H2Odan O2. Laju peruraian H2O2 pada suhu
tersebut adalah 4.8 x 10-6 mol.L-1.s-1. Maka laju pembentukan H2Oadalah sebesar?
Jawab:
Reaksi peruraian H2O2
H2O2(aq) 2H2O(l) + O2(g)
Laju pembentukan H2O
2 −6
v = x 4.8 x 10
1
=9.6 x 10−6mol.L-1.s-1
4. Sebanyak 0.5 mol gas NO2 dipanaskan dalam ruangan dengan volume 5 liter
sehingga membentuk dinitrogen pentaoksida menurut persamaan :
4NO2 (g) + O2 (g) 4N2O5 (g)
Dalam 20 detik pertama terbentuk 0.5 mol N2O5. Laju pengurangan NO2 adalah?
Jawab :
0.5
Konsentrasi NO2 =
5
= 0.1 M
[ NO 2]
Laju pengurangan NO2=
∆t
0.1
=
20
= 5 x 10-3
5. Pada reaksi 2H2 + 2NO 2H2O + N2, eksperimen menyatakan bahwa
persamaanlaju reaksinya adalah v = k [H2] [NO]2 dengan nilai k = 1 x 10-8. Jika 5
mol H2 dan 2.5 mol NO direaksikan dalam bejana 5liter , tentukan laju reaksinya?
Jawab:
v = k [H2] [NO]2
( )( )
2
5 2.5
= 1 x 10-8
5 5
= 2.5 x 10 -9
6. Ammonium nitrit NH4NO2 terurai menurut persamaan berikut.
NH4NO2 (aq) N2 (g) + H2O (l)
Konsentrasi ammonium nitrit mula mula adalah 0.6 M. setelah 2 jam kemudian,
terdapat 0.24 M. laju peruraian ammonium nitrit dalam molar per detik adalah=
Jawab:
Laju peruraian NH4NO2
∆[ NH 4 NO 2]
v = t = 2 jam = 2 x 3600 detik = 7200 detik
∆t
0.6−0.24
=
7200
= 5 x 10-5M/detik
7. Dari persamaan reaksi 2P + 3Q P2Q3, diperoleh persamaan laju v = 4,8 [P] [Q]2.
Jika dalam volume 4 L direaksikan 4 mol P dan 6 mol Q, laju reaksi setelah 30% P
bereaksi adalah?
Jawab:
2P + 3Q P2Q3
Mula-mula : 4 mol 6 mol -
Bereaksi : 0.8 mol 1.2mol 0.4 mol
Sisa : 3.2 mol 4.8 mol 0.4 mol
= 4.8 ( )( )
3.2 4.8 2
4 4
= 5.5296 M/s
8. reaksi 2NO + Cl22NOCl mempunyai reaksi v= 5.6 [NO]2 [Cl2] dalam M/dtk.
apabila pada suatu percobaan sebanyak 4 mol NO dan 3 mol Cl 2 direaksikan dalam
wadah 8 L. laju reaksi pada saat 60% NO bereaksi yaitu ?
Jawab:
60
60 % NO bereaksi = x 4 mol
100
= 2.4 mol
= 5.6
8 8( )( )
1.6 2 1.8
= 0.8064 M/dtk
9. Suatu reaksi pada 15°C berlangsung hingga selesai selama 10 menit. Jika setiap
kenaikan 15 C° laju reaksi menjadi 2 kali lebih cepat, maka reaksi tersebut
diperkirakan akan selesai jika suhu dinaikkan menjadi 75°C selama?
Jawab:
Menggunakan skala
Menggunakan rumus
Pada suhu 75°C
( T ∆−TT ) x t
() 1 a 0
t a= 0
n
1 ( ) x 10 menit
¿( )
75−15
15
2
¿ ( ) x 10 menit
(4)
1
2
¿ 0.625 menit
10. Kalium iodida direaksikan dengan natrium hipoklorit menurut persamaan :
KI (aq) + NaOCl (aq) KIO (aq) + NaCl (aq)
Data percobaan dari reaksi di atas ditabulasikan sebagai berikut :
( ) ( )
x
0.06 1/72
=
0.24 1/18
( 14 ) =( 14 )
x
x=1
( ) ( )
0.32 x
0.08
=
1/8
1/32
( 4 ) x =( 4 )
x=1
Persamaan laju reaksi nya adalah
v = k [KI] [NaOCl]
Menentukan nilai x
v
=
0.24
v x 0.06 ( )( 0.16
0.32 )
1/18 0.24
1/ x
=
0.06 ( )( 0.16
0.32 )
x
18
=( 4 )
1
2 ()
x=36