Anda di halaman 1dari 3

A.

Campuran

 Campuran adalah suatu materi yang terdiri atas dua zat atau lebih yang masih mempunyai
sifat zat asalnya dan tidak mempunyai komposisi yang tetap. (Tim Kemdikbud, 2017, hlm.
103). Contoh beberapa campuran dalam kehidupan sehari-hari adalah susu cokelat, air
sungai, udara, batuan, garam beryodium, dan paduan logam.
Campuran adalah suatu materi yang terdiri atas dua zat atau lebih yang masih mempunyai
sifat zat asalnya.

a. Campuran homogen adalah campuran yang tidak dapat dibedakan zat-zat yang
tercampur di dalamnya. Larutan gula, larutan garam, dan sirop merupakan contoh
campuran homogen. Hal itu berbeda dengan campuran heterogen seperti air dan pasir
yang masih dapat dibedakan keduanya (tidak larut).
Oleh karena itu, campuran homogen juga sering disebut sebagai larutan. Larutan
tersusun atas pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut yang banyak
digunakan adalah air. Senyawa lain yang dapat digunakan sebagai pelarut adalah
senyawa organik yang dikenal juga sebagai pelarut organik , contohnya kloroform dan
alkohol.

b. Campuran heterogen adalah campuran yang terjadi karena zat yang tidak dapat
bercampur satu dengan lain secara sempurna sehingga masih dapat dikenali zat
penyusunnya. Pada campuran heterogen, seluruh bagiannya tidak memiliki komposisi
yang sama (tidak serba sama). Contoh lainnya dari campuran heterogen adalah pada
air dan minyak yang jelas-jelas tidak dapat bersatu atau larut.

B. Larutan
Larutan adalah suatu campuran yang bersifat homogen. Larutan memiliki komposisi merata
atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Komponen dari larutan yaitu zat terlarut dan
pelarut.
1. Zat terlarut adalah zat yang terdispersi (tersebar merata) dalam zat pelarut.
2. Zat pelarut adalah zat yang mendispersikan komponen – komponen zat terlarut. Contoh
pelarut adalah H2O (air).
3. kelarutan adalah jumlah maksimum suatu senyawa atau zat yang dapat larut dalam sejumlah
pelarut.

C. Faktor Kelarutan
Kelarutan suatu zat cair berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor
kelarutan. Berikut beberapa faktor dari kelarutan.
1. Suhu
Tingkat suhu larutan mempengaruhi proses pelarutan zat terlarut. Pada suhu yang lebih
tinggi, zat terlarut akan mudah melarut dalam pelarut.
Hal tersebut terjadi karena partikel-partikel zat padat pada suhu yang lebih tinggi akan
bergerak lebih cepat, sehingga memungkinkan terjadinya tumbukan yang lebih sering dan
efektif.
2. Ukuran zat terlarut
Semakin kecil butiran zat terlarut, maka semakin mudah larut dalam pelarut. Kecilnya
butiran zat terlarut menyebabkan luas permukaan zat tersebut semakin luas dan tersebar
dalam suatu larutan.
Semakin luas permukaan zat, maka semakin banyak partikel yang saling bertumbukan satu
sama lain. Hal inilah yang menyebabkan proses pelarutan berlangsung semakin cepat.
3. Volume pelarut
Besarnya jumlah volume pelarut mempengaruhi proses pelarutan zat. Hal ini karena
semakin banyak partikel zat pelarut yang bereaksi dengan zat terlarut.
Semakin banyak volume pelarut yang digunakan, maka akan semkain cepat pula proses
pelarutan zat terlarut.
4. Kecepatan pengadukan
Proses pelarutan akan semakin cepat jika ditambahkan dengan faktor pengadukan.
Dengan mengaduk, maka partikel zat terlarut semakin bercampur dengan pelarut sehingga
reaksi pelarutan semakin cepat dibandingkan dengan pelarutan tanpa pengadukan.

D. Penggolongan jenis larutan


1. Berdasarkan tingkat kelarutannya
a. Larutan tak jenuh.
Larutan tak jenuh merupakan larutan yang dapat melarutkan sempurna jika
ditambahkan zat terlarut tanpa melalui pemanasan. Bisa pula dikatakan, larutan tak
jenuh memiliki kandungan zat terlarut lebih sedikit dari yang diperlukan untuk
membuat larutan jenuh di suhu tertentu. Misalnya yaitu larutan garam tak jenuh, yang
airnya masih bisa dipakai melarutkan sewaktu ditambahkan garam kembali.
b. Larutan jenuh.
Larutan jenuh yaitu larutan yang pelarutnya tidak bisa lagi melarutkan zat terlarut
kecuali harus dipanaskan. Dalam larutan ini, pelarut memiliki batas maksimal untuk
melarutkan di suhu tertentu. Contohnya adalah larutan garam jenuh, yakni air masih
bisa melarutkan asal dilakukan pemanasan.
c. Larutan lewat jenuh.
Larutan lewat jenuh adalah larutan yang pelarutnya sudah tidak mampu melarutkan
meski sudah dilakukan pemanasan. Pada kasus ini, jumlah zat terlarut melebihi dari
yang dimiliki larutan jenuh di suhu tertentu. Contoh pada larutan garam lewat jenuh,
air tidak bisa lagi melarutkan meski dipanaskan saat ditambahkan zat pelarut garam.

2. Berdasarkan konsentrasinya
a. Larutan encer.
Larutan encer yakni larutan yang memiliki pelarut lebih banyak ketimbang zat
terlarutnya. Misalnya face tonic, air mawar, astringent, dan sebagainya.
b. Larutan pekat.
Larutan pekat yaitu larutan dengan zat terlarut relatif lebih banyak namun tidak
sampai melebihi pelarutnya. Misalnya kopi hitam kental.

3. Berdasarkan daya hantar listriknya


a. Larutan elektrolit.
Larutan elektrolit adalah larutan yang bisa menghantarkan arus listrik karena zat dapat
terurai menjadi ion positif dan ion negatif. Larutan ini dibagi menjadi larutan elektrolit
kuat dan elektrolit lemah dilihat dari kekuatan daya hantar listriknya. Larutan
elektrolit kuat misalnya HCl, KCl, dan sebagainya. Larutan elektrolit lemah contohnya
asam cuka dan amonium hidroksida.
b. Larutan non-elektrolit.
Larutan non-elektrolit yaitu larutan yang tidak bisa menghantarkan arus listrik karena
zat tidak bisa terionisasi atau menghasilkan ion. Misalnya larutan alkohol atau larutan
gula.

Anda mungkin juga menyukai