Skizofrenia merupakan salah satu dari beberapa diagnosis gangguan jiwa dan merupakan
gangguan jiwa berat kekacauan. Skizofrenia adalah kumpulan beberapa gejala atau proses
penyakit yang mempengaruhi persepsi, emosi, perilaku, kognisi, dan fungsi sosial, tetapi
skizofrenia mempengaruhi setiap individu dengan cara yang berbeda.
Skizofrenia dapat berdampak pada kehidupan pasien, masyarakat dan keluarga (Wati,
2018). Skizofrenia adalah sekelompok gangguan sikotik, dengan gangguan dasar kepribadian,
distorsi khas dari proses berpikir. Gangguan skizofrenia, umumnya ditandai dengan distorsi
pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, distorsi pikiran, dan afek yang tidak serasi atau
tumpul. Berdasarkan data yang dirilis oleh Dunia Organisasi Kesehatan (WHO) 2019, pasien
psikiatri dengan diagnosis terbanyak adalah skizofrenia dari sekitar 24 juta orang di seluruh
dunia. Dari 24 juta orang, di Indonesia ada 1.928.663 juta penderita Skizofrenia (RISKESDAS,
2018).
Fenomena skizofrenia di Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya. Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia, pada tahun 2014 jumlah penderita skizofrenia sekitar dunia lebih
dari 21 juta. Selain itu, prevalensi skizofrenia (berat gangguan jiwa) sebesar 1,7 per juta secara
nasional. Berdasarkan satu studi baru-baru ini, prevalensi kekambuhan pada penderita
skizofrenia berada di kisaran 50-92% secara global (Weret & Mukherjee, 2014). Berdasarkan
data yang diperoleh dari tahun 2018 Rikesdas Indonesia mengalami peningkatan jumlah
penderita gangguan jiwa skizofrenia/psikosis pada tahun 2013 sebanyak 1,7‰ meningkat
menjadi 7‰ pada 2018.
Pasien skizofrenia mengalami penurunan aktivitas sehari-hari karena sikap apatis dan
kehilangan motivasi berarti kehilangan minat dan energi dalam hidup. Hal ini membuat pasien
kurang energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari, mereka biasanya hanya mampu melakukan
makan dan tidur kegiatan. Gangguan aktivitas sehari-hari pasien skizofrenia disebabkan oleh
sikap apatis kondisi yang dialami sehingga tidak memperdulikan kerapian/berpakaian atau
berdandan, mandi, gosok gigi, dan menyisir rambut (Hastuti dan Rohmat, 2018).
Penurunan motivasi klien untuk melakukan perawatan diri atau personal hygiene yaitu
mandi, makan, berhias, buang air besar dan kecil menyebabkan pasien mengalami defisit
perawatan diri melakukan perawatan. Oleh karena itu, perawat harus melakukan intervensi
keperawatan pada pasien skizofrenia untuk melakukan perawatan diri. Dengan intervensi
keperawatan yang terus menerus dilakukan oleh perawat, pasien dapat mandiri dalam melakukan
perawatan diri atau personal hygiene.
Berdasarkan Yudhana (2017), pasien ingin melakukan perawatan diri ketika disuruh
melakukan sesuatu seperti mandi, mendekorasi dan berganti pakaian oleh perawat mereka dan
klien mengatakan tidak mengetahui tentang perawatan diri sehingga pasien gangguan jiwa atau
skizofrenia mengalami defisit perawatan diri.
Dengan adanya intervensi keperawatan yang diberikan oleh perawat kepada pasien
skizofrenia yang mengalami defisit perawatan diri dapat meningkatkan kebersihan diri atau
pasien ingin melakukan perawatan diri kebersihan secara mandiri. Oleh karena itu menurut
peneliti betapa pentingnya self care so peneliti tertarik untuk mengetahui intervensi keperawatan
defisit perawatan diri dalam pasien skizofrenia.
OBJEKTIF
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana intervensi keperawatan defisit perawatan
diri pada pasien skizofrenia
halaman 3
http://thejnp.org
246
METODE
untuk defisit perawatan diri pada pasien skizofrenia. Pencarian literatur melalui database:
Kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah kriteria inklusi: Artikel
untuk 2015-2018, Artikel yang sesuai dengan topik, Jurnal yang diterbitkan di dalam dan luar
negeri,
Jurnal yang menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, Jurnal yang ber-ISSN atau doi
sedangkan pengecualiannya
kriterianya adalah: artikel yang publikasi ganda dan artikel yang tidak sesuai dengan
tujuan penelitian.
Setelah mengumpulkan data dan informasi, semua data dan informasi tersebut diseleksi oleh
menggunakan Pendekatan Checklist Research Appraisal Duffy dengan masalah yang diteliti.
Untuk menyajikan masalah yang akan dibahas, data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif