Anda di halaman 1dari 5

Halaman 1

Jurnal Praktik Keperawatan


http://thejnp.org
ISSN: 2614-3488 (cetak); 2614-3496 (online)
Vol.3 No.2. April 2020. Hal.244-252
244
Intervensi Perawatan Diri Defisit Perawat Di Skizofrenia
Pasien: Tinjauan Sistematis
Rosmini, Eny Sutria, Wahdaniah
UIN Alauddin Makassar, Indonesia
Penulis yang sesuai: rosmini.minhy02@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang: Skizofrenia merupakan salah satu gangguan pada otak yang menyebabkan
kesulitan dalam memproses informasi, memecahkan masalah dan hubungan interpersonal,
karena gangguan pada fungsi otak. Pasien yang mengalami gangguan jiwa terutama penderita
skizofrenia, mengalami penurunan saat melakukan Daily Living Activity (ADL) karena sikap
apatis dan hilangnya motivasi berarti hilangnya minat dan energi dalam hidup. Ini menyebabkan
pasien mengalami penurunan produktivitas. Skizofrenia dalam keadaan apatis mengalami
gangguan aktivitas sehari-hari seperti menyikat gigi, menyisir rambut, mandi, berpakaian /
berdandan atau mengabaikan kerapian eksentrik atau mengabaikan kebersihan jadi diperlukan
intervensi untuk mengatasi masalah yang dialami.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana intervensi keperawatan defisit
perawatan diri pada pasien skizofrenia.
Metode : Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan tinjauan sistematis
pendekatan yang memiliki kriteria pengkajian artikel dilakukan secara terstruktur dan cara yang
direncanakan.
Hasil : Hasil penelitian dari enam jurnal menganalisis intervensi keperawatan untuk perawatan
diri defisit pada pasien skizofrenia meningkatkan kebersihan pribadi.
Kesimpulan : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi keperawatan untuk perawatan
diri
Defisit pada pasien skizofrenia adalah terapi kelompok suportif, jadwal kegiatan sehari-hari,
pendidikan kesehatan, terapi aktivitas kelompok, rehabilitasi gerak, dan motivasi kelompok
terapi seni.

Kata kunci: Defisit Perawatan Diri, Intervensi Keperawatan, Skizofrenia


Diterima, 29 Desember 2019; Direvisi 10 Februari 2019; Diterima 28 Maret 2020
DOI: https://doi.org/10.30994/jnp.v3i2.94
Journal of Nursing Practice, situs webnya, dan artikel yang diterbitkan di dalamnya dilisensikan di bawah Atribusi Creative
Commons-
Lisensi Internasional 4.0 Non-Komersial-Berbagi Serup
Halaman 2
Jurnal Praktik Keperawatan
http://thejnp.org
ISSN: 2614-3488 (cetak); 2614-3496 (online)
Vol.3 No.2. April 2020. Hal.244-252
245
LATAR BELAKANG

Skizofrenia merupakan salah satu dari beberapa diagnosis gangguan jiwa dan merupakan
gangguan jiwa berat kekacauan. Skizofrenia adalah kumpulan beberapa gejala atau proses
penyakit yang mempengaruhi persepsi, emosi, perilaku, kognisi, dan fungsi sosial, tetapi
skizofrenia mempengaruhi setiap individu dengan cara yang berbeda. 
Skizofrenia dapat berdampak pada kehidupan pasien, masyarakat dan keluarga (Wati,
2018). Skizofrenia adalah sekelompok gangguan sikotik, dengan gangguan dasar kepribadian,
distorsi khas dari proses berpikir. Gangguan skizofrenia, umumnya ditandai dengan distorsi
pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, distorsi pikiran, dan afek yang tidak serasi atau
tumpul. Berdasarkan data yang dirilis oleh Dunia Organisasi Kesehatan (WHO) 2019, pasien
psikiatri dengan diagnosis terbanyak adalah skizofrenia dari sekitar 24 juta orang di seluruh
dunia. Dari 24 juta orang, di Indonesia ada 1.928.663 juta penderita Skizofrenia (RISKESDAS,
2018).
Fenomena skizofrenia di Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya. Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia, pada tahun 2014 jumlah penderita skizofrenia sekitar dunia lebih
dari 21 juta. Selain itu, prevalensi skizofrenia (berat gangguan jiwa) sebesar 1,7 per juta secara
nasional. Berdasarkan satu studi baru-baru ini, prevalensi kekambuhan pada penderita
skizofrenia berada di kisaran 50-92% secara global (Weret & Mukherjee, 2014). Berdasarkan
data yang diperoleh dari tahun 2018 Rikesdas Indonesia mengalami peningkatan jumlah
penderita gangguan jiwa skizofrenia/psikosis pada tahun 2013 sebanyak 1,7‰ meningkat
menjadi 7‰ pada 2018.
Pasien skizofrenia mengalami penurunan aktivitas sehari-hari karena sikap apatis dan
kehilangan motivasi berarti kehilangan minat dan energi dalam hidup. Hal ini membuat pasien
kurang energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari, mereka biasanya hanya mampu melakukan
makan dan tidur kegiatan. Gangguan aktivitas sehari-hari pasien skizofrenia disebabkan oleh
sikap apatis kondisi yang dialami sehingga tidak memperdulikan kerapian/berpakaian atau
berdandan, mandi, gosok gigi, dan menyisir rambut (Hastuti dan Rohmat, 2018).
Penurunan motivasi klien untuk melakukan perawatan diri atau personal hygiene yaitu
mandi, makan, berhias, buang air besar dan kecil menyebabkan pasien mengalami defisit
perawatan diri melakukan perawatan. Oleh karena itu, perawat harus melakukan intervensi
keperawatan pada pasien skizofrenia untuk melakukan perawatan diri. Dengan intervensi
keperawatan yang terus menerus dilakukan oleh perawat, pasien dapat mandiri dalam melakukan
perawatan diri atau personal hygiene.
Berdasarkan Yudhana (2017), pasien ingin melakukan perawatan diri ketika disuruh
melakukan sesuatu seperti mandi, mendekorasi dan berganti pakaian oleh perawat mereka dan
klien mengatakan tidak mengetahui tentang perawatan diri sehingga pasien gangguan jiwa atau
skizofrenia mengalami defisit perawatan diri.
Dengan adanya intervensi keperawatan yang diberikan oleh perawat kepada pasien
skizofrenia yang mengalami defisit perawatan diri dapat meningkatkan kebersihan diri atau
pasien ingin melakukan perawatan diri kebersihan secara mandiri. Oleh karena itu menurut
peneliti betapa pentingnya self care so peneliti tertarik untuk mengetahui intervensi keperawatan
defisit perawatan diri dalam pasien skizofrenia.

OBJEKTIF
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana intervensi keperawatan defisit perawatan
diri pada pasien skizofrenia
halaman 3

Jurnal Praktik Keperawatan

http://thejnp.org

ISSN: 2614-3488 (cetak); 2614-3496 (online)

Vol.3 No.2. April 2020. Hal.244-252

246

METODE

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan tinjauan sistematis

mendekati. Penelitian ini menggunakan pendekatan tinjauan sistematis untuk menentukan


intervensi keperawatan

untuk defisit perawatan diri pada pasien skizofrenia. Pencarian literatur melalui database:

Google Scholar, Pubmed, Science direct dan Portal Garuda.

Kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah kriteria inklusi: Artikel

untuk 2015-2018, Artikel yang sesuai dengan topik, Jurnal yang diterbitkan di dalam dan luar
negeri,

Jurnal yang menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, Jurnal yang ber-ISSN atau doi
sedangkan pengecualiannya

kriterianya adalah: artikel yang publikasi ganda dan artikel yang tidak sesuai dengan

tujuan penelitian.

Setelah mengumpulkan data dan informasi, semua data dan informasi tersebut diseleksi oleh

menggunakan Pendekatan Checklist Research Appraisal Duffy dengan masalah yang diteliti.

Untuk menyajikan masalah yang akan dibahas, data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif

Anda mungkin juga menyukai