ASFIKSIA
A. DEFINISI
Asfiksia merupakan suatu keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak segera
bernafas spontan dan teratur. Pada asfiksia terjadi hipoksia yang progresif dan dapat
terjadi pula penimbunan CO2 dan asidosis (Manuaba, 2010).
Menurut Hanifa Wiknjosastro (2002) asfiksia neonatorum didefinisikan sebagai
keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir.
Asfiksia Neonatus adalah suatu keadaan dimana saat bayi lahir mengalami gangguan
pertukaran gas dan transport O2 dan kesulitan mengeluarkan CO2 (A.H Markum, 2012).
Asfiksia perinatal adalah akibat berbagai kejadian selama periode perinatal yang
menyebabkan penurunan bermakna aliran O2, menyebabkan oksidasi dan kegagalan
fungsi minim organ (paru, jantung, otak ginjal, nevabologi) yang konsisten
(Sarwono, 2010).
B. ETIOLOGI
Etiologi secara umum dikarenakan adanya gangguan pertukaran gas atau pengangkutan
O2 dari ibu ke janin, pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya asfiksia, yaitu
1. Faktor ibu
a. Penyakit pembuluh darah yang menganggu aliran darah uterus,
kompresi vena kava dan aorta saat hamil, gangguan kontraksi uterus, hipotensi
mendadak akibat perdarahan, hipertensi pada penyakit eklampsia.
b. Hipoksi ibu, oksigenasi darah ibu yang tidak mencukupi akibat
hipoventilasi selama anestesi, penyakit jantung sianosis, gagal pernafasan,
keracunan karbon monoksida, tekanan darah ibu yang rendah.
c. Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
d. Gravida lebih dari 4 kali
e. Sosial ekonomi rendah
2. Faktor neonatus
a. Gemeli
b. Premature
c. Kelalaian k
3. Faktor gangguan sirkulasi menuju janin
a. Gangguan aliran pada tali pusat
Lilitan tali pusat
simpul tali pusat
Tekanan pada tali pusat
Ketuban telah peah
Kehamilan lewat waktu
b. Pengaruh obat
Karena narkosa saat persalinan
a.
Partus lama
Partus dengan tindakan
b.
Plasenta previa
Solusio plasenta
D. MANIFESTASI KLINIK
a. Pernafasan cuping hidung
b. Pernafasan cepat
c. Tidak bernafas
d. Nadi cepat
e. Cyanosis
f. Nilai APGAR kurang dari 6
E. KLASIFIKASI
Asfiksia dibedakan menjadi 2 macam yaitu asfiksia livida (biru) dan asfiksia palida
(putih)
No PERBEDAAN ASFIKSIA PALIDA ASFIKSIA LIVIDA
1. Warna kulit Pucat Kebiru-biruan
2. Tonus otot Sudah kurang Masih baik
3. Reaksi rangsangan Negatif Positif
4. Bunyi jantung Tidak teratur Masih teratur
5. Prognosis Jelek Lebih baik
Penentuan keadaan asfiksia neonatus biasanya menggunakan APGAR SCORE dengan
kriteria :
1. Nilai APGAR 10 : Bayi normal
2. Nilai APGAR 7-9 : Asfiksia ringan
3. Nilai APGAR 4-6 : Asfiksia ringan-sedang
4. Nilai APGAR 0-3 : Asfiksia berat
Sedangkan untuk janin asfiksia dapat ditegakkan dengan menggunakan Aminoskopi,
Kardiotonografi, dan Ultrasonografi.
Untuk menilai tingkat asfiksia: asfiksia berat, sedang atau ringan bahkan normal dapat
dipakai penilaian dengan APGAR score sebagaimana tertera pada table berikut.
APGAR SCORE
Score 0 1 2
A : Appearance Biru, pucat Badan merah muda Seluruhnya merah muda
(warna kulit) Ekstremitas biru Diatas 100 x/mnt
P : Pulse Tidak ada Lambat (dibawah 100
(denyut nadi) x/mnt)
G : Grimace
(refleks) Batuk atau bersin
1. Respon terhadap Tidak ada respon Menyeringai
kateter dalam lubang
hidung (dicoba setelah
orofaring
dibersihkan).
2. Tangensial foot siap Menangis dan menarik
A : Activity Tidak ada respon Menyeringai kaki.
(tonus otot) Fleksi dengan baik
R : Respiration Pincang Beberapa ekstremitas
(usaha bernafas) pincang Tangisan kuat
Tidak ada Tangisan lemah
Hipoventilasi
F. PATOFISIOLOGI
Pada kelahiran selalu menimbulkan asfiksia ringan yang bersifat sementara dan tidak
mempunyai pengaruh buruk karena usaha adaptasi bayi untuk mengatasinya. Kegagalan
pernafasan mengakibatkan gangguan pertukaran O2 dan CO2 diikuti dengan asidosis
respiratorik. Apabila proses berlanjut maka mekanisme sel akan berlangsung dalam
suasana anaerob yang berupa glikolisis, sehingga sumber glikogen pada jantung dan hati
akan berkurang sehingga asidosis maupun gangguan kardivaskuler yang terjadi dapat
berakibat buruk terhadap sel otak. Kekurangan O2 dan bertambahnya CO2 akan
merangsang nervus vagus sehingga fungsi jantung menjadi lambat, jika kekurangan O2
terus berlangsung maka saraf simpatis yang akan memacu denyut jantung janin lebih
cepat dan lama kelamaan tidak teratur (irreguler) dan akhirnya menghilang. kekurangan
O2 juga merangsang usus sehingga mekonium keluar, janin mengadakan pernafasan intra
uterin, oleh karena itu bila diperiksa akan terdapat banyak air ketuban dan mekonium
dalam paru janin
Pathway : Terlampir
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Analisa gas darah ( PH kurang dari 7,20 )
2. Penilaian APGAR Score meliputi (Warna kulit, frekuensi jantung, usaha nafas,
tonus otot dan reflek)
3. Pemeriksaan EEG dan CT-Scan jika sudah timbul komplikasi
4. Pengkajian spesifik
H. PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan asfiksia adalah mempertahankan kelangsungan hidup bayi
dan membatasi gejala sisa yang mungkin muncul. sedangkan prinsip penatalaksanaannya
adalah :
I. PENGKAJIAN
1. Sirkulasi
Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/mnt. Tekanan darah 60
sampai 80 mmHg (sistolik), 40 sampai 45 mmHg (diastolik).
Bunyi jantung, lokasi di mediasternum dengan titik intensitas maksimal tepat di
kiri dari mediastinum pada ruang intercosta III/ IV.
Murmur biasa terjadi di selama beberapa jam pertama kehidupan.
Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung 2 arteri dan 1 vena.
2. Eliminasi
Dapat berkemih saat lahir.
3. Makanan/ cairan
Berat badan : 2500-4000 gram
Panjang badan : 44-45 cm
Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai gestasi)
4. Neurosensori
Tonus otot : fleksi hipertonik dari semua ekstremitas.
Sadar dan aktif mendemonstrasikan refleks menghisap selama 30 menit pertama
setelah kelahiran (periode pertama reaktivitas). Penampilan asimetris (molding,
edema, hematoma).
Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis tinggi menunjukkan
abnormalitas genetik, hipoglikemi atau efek narkotik yang memanjang)
5. Pernafasan
Skor APGAR : 1 menit......5 menit....... skor optimal harus antara 7-10.
Rentang dari 30-60 permenit, pola periodik dapat terlihat.
Bunyi nafas bilateral, kadang-kadang krekels umum pada awalnya silindrik thorak
: kartilago xifoid menonjol, umum terjadi.
6. Keamanan
Suhu rentang dari 36,5º C sampai 37,5º C. Ada verniks (jumlah dan distribusi
tergantung pada usia gestasi).
Kulit : lembut, fleksibel, pengelupasan tangan/ kaki dapat terlihat, warna merah
muda atau kemerahan, mungkin belang-belang menunjukkan memar minor
(misal : kelahiran dengan forseps), atau perubahan warna herlequin, petekie pada
kepala/ wajah (dapat menunjukkan peningkatan tekanan berkenaan dengan
kelahiran atau tanda nukhal), bercak portwine, nevi telengiektasis (kelopak mata,
antara alis mata, atau pada nukhal) atau bercak mongolia (terutama punggung
bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit kepala mungkin ada (penempatan
elektroda internal).
2. Arif Ridwan & Iman Fathurrohman W. (2010). Referensi Ilmu Kesehatan Anak. Edisi ke-
2. Bandung.
3. Mochtar, Rustam, (2012), Sinopsis Obstetri: Obstetri Patologi, Edisi 2, Jakarta: EGC.
4. Persis Mary Halminton, (2010), Dasar- dasar Keperawatan Maternitas Edisi 2, Jakarta:
EGC
5. Staf Pengajar IKA FKUI, (2014), Ilmu Kesehatan Anak Jilid 3, Jakarta: IKA FKUI.
6. Purnawan, J dkk, 2013) Kapita Selekta Kedokteran, Edisi2, Jakarta: Media Aeusculapius
FKUI.
9. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, (2012), Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta: JNPKKR- POGI
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA By An. L
DENGAN ASFIKSIA SEDANG
DI RUANG PBRT RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
Disusun oleh :
HERNI SULASTIEN
10080018
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG
2011
1. Identitas
Nama : By.Ny.L
No.Reg : 6590726
Tanggal Lahir : 12 April 2011
Agama : Islam
Umur : 0 hari
Ayah/Ibu : Tn.H/ Ny.L
Umur : 23 tahun/19 tahun
Pendidikan : SMP/ SMP
Pekerjaan : Sopir/ibu rumah tangga
MRS : 12 April 2011 jam 16.30 WIB
Alamat : kebondalem Sukorejo, Wonosobo
Diagnosa Medis : - asfiksia sedang
2. Keluhan utama
Bayi tampak kurang aktif.
Anak
Jenis Kelamin : laki-laki
BB : 3200 gr
Lingkar Dada : 25 cm
Lahir : hidup
Panjang Bayi : 50 cm
Lingkar Kepala: 33 cm
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram
Ny.L Tn.H
By. Ny. L
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: menikah
9. Pemeriksaan Fisik
- TTV : HR : 140x/menit, RR : 44x/menit, S : 35,5oC
- Turgor : cepat kembali
- Rambut : mudah dipilih
- Kulit : tidak ikterik
- Oedema : tidak oedema
- Cerebral : tidak kejang
- Dyspnea : tidak dyspnea
- Ubun-ubun besar : tampak datar
- Mata : tidak anemis
- Telinga : tulang rawan belum sempurna
- Hidung : tidak ada napas cuping hidung
- Leher : tidak ada pembesaran null
- Bibir : selaput lendir dan mulut sianosis
- Lidah : makroglon
- Gigi : belum tumbuh
10. Terapi Medis
- O2 headbox 6 liter
- Infus D10% 144/6/6 tpm
- (NaCl 3% (2 meg) 25 cc + KCL (2 meg) 12,5 cc) dalam 500 cc D10%
- Injeksi Vit.K 1 mg
- ASI/PASI 8x10-15 cc (tunda sampai tgl 13 April 2011)
GDS 32 mg/dl
Calsium 2,43 mmol/L
BGA 36,5 0C
Temperatur 7,29
PH 50 mmHg 7,36-7,44
PCO2 60 mmHg 35-45 mmHg
PO2 16 75-100 mmHg
HCO3 17,9 24-28 mEq/L
TCO2 8,9 mmol
BE 94 %
O2sat 304
A-ADO2
Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Perawatan
- Berat badan tidak turun lebih 2. Monitor turgor dan mukosa 2. Menentukan derajat
dari 10%. mulut. dehidrasi dari turgor dan
- Retensi tidak ada. mukosa mulut.
4. Resiko terjadinya Tujuan: 1. Lakukan teknik aseptik dan 1. Pada bayi baru lahir daya
infeksi b.d Sistem Selama perawatan tidak terjadi antiseptik dalam tahan tubuhnya kurang /
Imunitas yang komplikasi (infeksi) memberikan asuhan rendah.
belum sempurna Kriteria keperawatan
- Tidak ada tanda-tanda infeksi. 2. Cuci tangan sebelum dan 2. Mencegah penyebaran
- Tidak ada gangguan fungsi sesudah melakukan infeksi nosokomial.
tubuh. tindakan.
IMPLEMENTASI
DP TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON TTD
1. 12.04.2011 Meletakkan bayi terlentang dengan alas yang Bayi tampak tenang
16.30 datar, kepala lurus, dan leher sedikit
tengadah/ekstensi dengan meletakkan bantal
atau selimut diatas bahu bayi sehingga bahu
terangkat 2-3 cm
17.00 Mengobservasi gejala kardinal dan tanda- Mulut Bayi terlihat sianosis
tanda cyanosis tiap 4 jam
17.05 Mengkolaborasi dengan team medis dalam Bayi memakai headbox 6 l/menit
pemberian O2
2. 12.04.2011 Meletakkan bayi terlentang diatas pemancar Bayi berada dalam infant incubator
16.30 panas (infant warmer)
14 April 2011
CATATAN KEPERAWATAN
12 April 2011
DP Tanggal/jam Evaluasi
1 12.04.2011 S :-
18.00 O:
- Mulut Bayi terlihat sianosis
- Bayi memakai headbox 6 l/menit
A:
Masalah pemenuhan O2 belum teratasi sebagian
P : ulngi intervensi 1, 3 & 4
2 12.04.2011 S:
18.00 O:
- Bayi berada dalam infant incubator
- Suhu : 35,5oC
A : masalah resiko hipotermi belum teratasi
P : ulangi intervensi 1,3 & 4
3 12.04.2011 S:
18.00 O:
- Turgor kulit baik dan mukosa mulut lembab
- BB bayi 3200 gram
A : masalah belum teratasi
P : berikan diit PASI
4 12.04.2011 S:
18.00 O:
- Tiap menyentuh bayi perawat mencuci tangan
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Bayi tampak bersih
A : masalah resiko infeksi teratasi
P : pertahankan intervensi.
13 April 2011
DP Tanggal/jam Evaluasi
1 13.00 S :-
O:
- Mulut Bayi tidak terlihat sianosis
- Bayi tidak memakai headbox
A:
Masalah pemenuhan O2 sudah teratasi
P : pertahankan intervensi 1 dan 3
2 13.00 S:
O:
- Bayi berada dalam infant incubator
- Suhu : 36,5oC
A : masalah resiko hipotermi belum teratasi
P : ulangi intervensi 1,3 & 4
3 13.00 S:
O:
- Turgor kulit baik dan mukosa mulut lembab
- BB bayi 3150 gram
- Diit SGM 8x10-15 cc
A : masalah nutrisi belum teratasi
P : ulangi intervensi 1, 4 & 5
4 13.00 S:
O:
- Tiap menyentuh bayi perawat mencuci tangan
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Bayi tampak bersih
A : masalah resiko infeksi teratasi
P : pertahankan intervensi.
14 April 2011
DP Tanggal/jam Evaluasi
1 13.00 S :-
O:
- Mulut Bayi tidak terlihat sianosis
- Bayi tidak memakai headbox
A:
Masalah pemenuhan O2 sudah teratasi
P : pertahankan intervensi 1 dan 3
2 13.00 S:
O:
- Bayi berada dalam infant incubator
- Suhu : 36,5oC
A : masalah resiko hipotermi belum teratasi
P : ulangi intervensi 1,3 & 4
3 13.00 S:-
O:
- Turgor kulit baik dan mukosa mulut lembab
- BB bayi 3220 gram
- Diit SGM 8x10-15 cc
A : masalah nutrisi belum teratasi
P : ulangi intervensi 1, 4 & 5
4 13.00 S:
O:
- Tiap menyentuh bayi perawat mencuci tangan
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Bayi tampak bersih
A : masalah resiko infeksi teratasi
P : pertahankan intervensi.