Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DISUSUN OLEH:
Yita Lamanto 14420202143
Afridah 14420202185
Hasrina Romer 14420202122
Hijrianti Suharnah 14420202170
Amri Wirawan 14420202090
Indah Sari S 14420202070
Yuriska Djamal 14420202127
Gunawarti 14420202072
Herlinda 14420202139

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berbicara mengenai kesehatan tentunya kita tidak terlepas dari definisi
klasik WHO tentang kesehatan yaitu “Keadaan sempurna baik fisik, mental
dan sosial dan tidak sedang menderita sakit atau kelemahan”. Mengapa WHO
memasukkan istilah sosial? Sosial berarti “Hidup bersama dalam kelompok
dengan situasi yang saling membutuhkan satu dengan yang lain”. Kesehatan
yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan komunitas, yang
lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
terhadap berbagai gangguan kesehatan dan keperawatan, dengan tidak
melupakan upaya-upaya pengobatan dan perawatan serta pemulihan bagi yang
sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap
penyakit (Efendi, 2016).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannyadalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan
kesehatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Perawat sebagai
orang pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan, melaksanakan fungsi-fungsi
yang sangat relevan dengan kebutuhan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Sehat secara sosial meupakan hasil dari interaksi positif di dalam
komunitas. Kesehatan manusia berubah-ubah bergantung pada stressor yang
ada dan kemampuannya untuk mengatasi masalah serta memelihara
homeostasis. Setiap manusia mempunyai rentang yang terdiri dari dua kutub
yaitu keadaan sehat optimal dan keadaan sakit (Efendi, 2016).
Asuhan keperawatan komunitas merupakan pelayanan kesehatan
terhadap klien baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang
diberikan secara holistik (bio-psiko-sosio-spiritual) bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan melalui upaya promotif, preventif, tanpa
mengabaikan kuratif dan rehabilitatif dengan melibatkan komunitas sebagai
mitra dalam menyelesaikan masalah (Sinaga, 2021 ).
Definisi sehat terkini yang dianut oleh beberapa negara maju seperti
Kanada yang mengutamakan konsep sehat-produktif, sehat adalah sarana atau
alat untuk hidup sehari-hari secara produktif. Upaya kesehatan harus diarahkan
untuk dapat membawa setiap penduduk memiliki kesehatan yang cukup agar
bisa hidup produktif. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah.
Dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), indikator status kesehatan
merupakan salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan
perkapita (Efendi, 2016).
Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu
upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang memiliki
peran penting dalam mendukung percepatan pembangunan nasional. Untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal maka diperlukan upaya
dari seluruh potensi bangsa baik masyarakat, swasta maupun pemerintah pusat
dan daerah. Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) ditetapkan sub sistem
upaya kesehatan yang terdiri dari dua unsur utama yaitu upaya kesehatan
perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM). UKM terutama
diselenggarakan oleh Pemerintah dengan peran serta aktif masyarakat dan
swasta, sedang UKP dapat diselenggarakan oleh masyarakat, swasta dan
pemerintah. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus bersifat menyeluruh,
terarah, terencana, terpadu, berkelanjutan, terjangkau, berjenjang, profesional
dan bermutu (Efendi, 2016).
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah melaksanakan praktek keperawatan komunitas mahasiswa
mampu melaksanakan asuhan keperawatan komunitas melalui tahap
proses keperawatan: pengkajian, perumusan diagnosis, perencanaan,
implementasi dan evaluasi keperawatan, dengan fokus klien individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek asuhan keperawatan komunitas di
Kelurahan Parangtambung , mahasiswa mampu:
a. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas.
b. Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk
komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi.
c. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi
organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan
kesehatan komunitas.
d. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor
resiko personal, sosial dan lingkungan.
e. Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk
meningkatkan kesehatan komunitas.
f. Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan.
g. Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis,
belajar mandiri dengan keterampilan komunikasi yang efektif dan
kepemimpinan di dalam komunitas.
h. Mengembangkan rasa percaya diri dalam melakukan asuhan
keperawatan komunitas.
C. MANFAAT
1. Untuk Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada
masyarakat.
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas.
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat.
d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
2. Untuk Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah
kesehatan yang dialami masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai
upaya peningkatan status kesehatan tersebut.
3. Untuk Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan masukan berupa informasi tentang
kondisi kesehatan masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja
Puskesmas Kassi-Kassi Kelurahan Kassi-kassi, Kec. Rappocini, Kota
Makassar Provinsi Sulawesi Selatan guna membantu program kesehatan
pada masyarakat.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Praktek Keperawatan Komunitas yang dilakukan
Mahasiswa Profesi Ners Angkatan XII Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia selama 6 minggu (30 Agustus 2021 s/d 9
Oktober 2021) berlokasi di Kelurahan Kassi-kassi, Kec. Rappocini, Kota
Makassar Provinsi Sulawesi Selatan
E. METODE PENULISAN
Penulisan laporan hasil praktek profesi keperawatan komunitas ini
menggunakan metode sebagai berikut :
1. Studi literatur, dengan membaca dan mempelajari buku serta makalah yang
berhubungan dengan keperawatan komunitas.
2. Wawancara, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada warga dan
pihak terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
kuesioner/format pengkajian komunitas.
3. Observasi, dengan melakukan pengamatan terhadap pola perilaku atau
kebiasaan yang terkait dengan kesehatan warga di lingkungan
4. Winshield survey, dengan mengamati secara sekilas keadaan Masyarakat
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan laporan hasil praktek profesi keperawatan
komunitas ini adalah sebagai berikut :
1. Bab I. Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode
serta sistematika penulisan laporan hasil praktek komunitas.
2. Bab II. Tinjauan Teoritis
Pada bab ini akan diuraikan tentang konsep teori pelayanan kesehatan
utama, konsep keperawatan komunitas dan asuhan keperawatan komunitas.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. PELAYANAN KESEHATAN UTAMA


1. Primary Health Care (PHC)
Adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan pada metode
dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum,
baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi
mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh
masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan
hidup mereka dalam semangat untuk hidup mandiri dam menentukan
nasib (Widagdo, 2016).
2. Tujuan Primary Health Care
Tujuan umum Primary Health Care adalah mendapatkan
kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan, sehingga akan
dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan,
sedangkan yang menjadi tujuan khusus adalah berikut ini. (widagdo, 2016)
a. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani.
b. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani.
c. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang
dilayani.
d. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber
sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
3. Fungsi Primary Health Care
Hendaknya harus memenuhi fungsinya sebagai berikut.
a. Pemeliharaan kesehatan.
b. Pencegahan penyakit.
c. Diagnosa dan pengobatan.
d. Pelayanan tindak lanjut.
e. Pemberian sertifikat.
4. Elemen Primary Health Care
Elemen Elemen Phc Sebagai Berikut.
a. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit
serta pengendaliannya.
b. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi.
c. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar.
d. Kesehatan ibu dan anak termasuk KB.
e. Imunisasi terhadap penyakit- penyakit infeksi utama.
f. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat.
g. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa.
h. Penyediaan obat-obat essential
5. Ciri-ciri Pelaksanaan Primary Health Care
a. Pelayanan yang utama dan dekat dengan masyarakat.
b. Pelayanan yang menyeluruh.
c. Pelayanan yang terorganisasi.
d. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat.
e. Pelayanan yang berkeseninambungan.
f. Pelayanan yang progresif.
g. Pelayanan yang berorientasi pada keluarga.
h. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja.
6. Tanggung Jawab Perawat Dalam Primary Health Care
a. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan
dan implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan
kesehatan.
b. Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu.
c. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada
masyarakat.
d. Memberikan dukungan dan bimbingan kepada petugas
pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat.
e. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat
B. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Definisi Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan professional
yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (keluarga
dengan resiko tinggi, daerah tertinggal, miskin dan tidak terjangkau)
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan
perilaku care (perawatan) dan rehabilitasi. Pelayanan yang diberikan dapat
terjangkau oleh masyarakat dan melibatkan masyarakat sebagai mitra
dalam pemberian pelayanan keperawatan (Akbar, 2019)
Keperawatan Komunitas adalah Pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Nofita Veronika, Asti Nuraeni, 2017)
Perawatan komunitas adalah menyeluruh, mampu berfungsi
sebagai tim dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat, mampu
berkomunikasi dan memotivasi masyarakat untuk memecahkan masalah
kesehatan pada masyarakat tersebut (Priyoto, 2018)
Perawatan komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktek
keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada
pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan baik sendiri
sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok
khusus atau masyarakat, pelayanan ini tercakup dalam spektrum pelayanan
kesehatan untuk masyarakat (Akbar, 2019)
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan
kesehatan utama yang ditujukan pada masyarakat, praktiknya memerlukan
acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam
kebutuhan dasar komunitas.Banyak konseptual model keperawatan
dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah konsep model dari
Betty Neuman (1972), yang menekankan pada pendekatan sistem untuk
mengatasi masalah kesehatan (Akbar, 2019)
2. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau
isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga,
individu dan kelompok
Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi ,
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara
kesehatan secara mandiri (self care) (Efendi & Makhfudli, 2015)
3. Sasaran Kesehatan Komunitas
Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang
tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil.
Fokus Keperawatan komunitas adalah keluarga, karena keluarga
merupakan satu kesatuan unit yang berfungsi, artinya keluarga dapat
mempengaruhi keluarga-keluarga lain dalam berbagai macam problem
kesehatan (Nofita Veronika, Asti Nuraeni, 2017)
a. Sasaran keluarga Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk
rentan terhadap masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko
tinggi (high risk group), dengan prioritas :
1) Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
(Puskesm dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat
2) Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan mempunyai masalah kesehatan terkait dengan
pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan reproduksi,
penyakit menular
3) Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah
kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan
b. Sasaran kelompok Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat
khusus yang rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang
terikat maupun tidak terikat dalam suatu institusi
1) Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi
antara lain Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil,
Kelompok Usia Lanjut, Kelompok penderita penyakit tertentu,
kelompok pekerja informal
2) Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara
lain sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah
tahanan (rutan), lembaga pemasyarakatan (lapas)
c. Sasaran masyarakat Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang
rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah
kesehatan, diprioritaskan pada Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW,
Kelurahan/Desa) yang mempunyai :
1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain
2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan
daerah lain
3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
4) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare,
demam berdarah, dll)
5) Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau
akibat lainnya (Akbar, 2019)
4. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi : upaya upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif) dan
mengemblikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi). Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas,
kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif (Efendi &
Makhfudli, 2015)
5. Strategi Keperawatan Komunitas
Strategi inervensi keperawatan komunitas meliputi :
a. Proses Kelompok
b. Pendidikan kesehatan
c. Kerja sama (partnership) (Akbar, 2019)

C. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan professional
yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (keluarga dengan
resiko tinggi, daerah tertinggal, miskin dan tidak terjangkau) dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan perilaku care (perawatan) dan
rehabilitasi. Pelayanan yang diberikan dapat terjangkau oleh masyarakat dan
melibatkan masyarakat sebagai mitra dalam pemberian pelayanan
keperawatan (Mubarak, 2009).
Keperawatan komunitas ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat dan pelayanan yang diberikan sifatnya berkelanjutan dengan
menggunakan proses keperawatan dengan sifat asuhan yang menyuluruh dan
umum. Pendekatan yang digunakan dalam keperawatan komunitas. Strategi
yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan
kesehatan, teknologi tepat guna serta memanfaatkan kebijaksanaan
pemerintah (Mubarak, 2009).
Keperawatan komunitas bertujuan memandirikan masyarakat
menanggulangi masalah kesehatannya sendiri. Kegiatan dilakukan secara
berkesinambungan atau yang berkelanjutan dan menggunakan metode proses
keperawatan komunitas yang dilakukan melalui lima tahap, sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian komunitas menurut Anderson dan Mc. Forlane (1985)
yaitu terdiri dari inti komunitas yang meliputi demografi, populasi, nilai-
nilai keyakinan, riwayat individu termasuk kesehatan, faktor-faktor
lingkungan adalah lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintah, pelayanan kesehatan dan sosial
komunitas ekonomi dan rekreasi.Semua aspek ini dikaji melalui
pengamatan langsung, penggunaan data statistik, angket, wawancara
dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan aparat pemerintah (Mubarak,
2009).
2. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian diperoleh data-data yang kemudian dianalisa
untuk mengetahui stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa
berat yang muncul dalam masyarakat tersebut. Selanjutnya dirumuskan
masalah dan diagnosa keperawatan menurut Mueke (1987), yang terdiri
dari :
a. Masalah sehat - sakit
b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan (Mubarak, 2009)
3. Perencanaan
Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup tiga aspek,
yaitu primer, sekunder dan tersier, melalui pendidikan kesehatan dan
kerjasama (partnership). Untuk meningkatkan kerjasama dan proses
kelompok serta mendorong peran serta masyarakat dalam memecahkan
masalah kesehatan, yang dihadapi yang akhirnya untuk menumbuhkan
kemandirian masyarakat, maka diperlukan pengorganisasian komunitas
yang dirancang untuk membuat perubahan. Menurut Rhotman (1986), ada
tiga model pendekatan pengorganisasian komunitas yaitu pendekatan
perencanaan sosial (social planning), pendekatan social action, namun
yang dominan adalah dengan pendekatan locality development yang
berarti mengembangkan masyarakat berdasarkan sumber daya dan sumber
dana yang dimiliki, serta mampu mengurangi hambatan yang ada
(Stanhope, 2010).
Pendekatan pengembangan masyarakat (locality development)
dirancang untuk menumbuhkan kondisi kemajuan sosial dan ekonomi
masyarakat dengan partisipasi aktif masyarakat dan penuh percaya diri
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, dan memotivasi
mereka untuk partisipasi aktif dalam memecahkan masalah kesehatannya
sendiri (Mubarak, 2009).
4. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunikasi berfokus pada
tiga tingkat pencegahan (Anderson dan Mc. Forlane, 1985).
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, dilakukan sebelum terjadi
sakit.Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan dan
perlindungan khusus terhadap penyakit.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses penyakit atau kelainan, sehingga memperpendek
masa sakit dan tingkat keparahan.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan ini dimulai pada saat cacat atau tidak dapat diperbaiki lagi
(irreversibel). Menurut Mubarak (2009) kegiatan rehabilitasi selain
bertujuan menghambat proses penyakit juga mengembalikan individu
ke fungsi yang optimal, intervensi atau tindakan yang dilakukan untuk
pencapaian tujuan dengan cara :
1) Aktifitas atau kegiatan program
2) Pembentukkan kelompok kerja kesehatan (POKJAKES).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan respon komunitas atau masyarakat terhadap
program kesehatan yang telah dilaksanakan meliputi masukan (input),
pelaksanaan (process), hasil (output). Sedangkan fokus evaluasi
pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas menurut Mubarak (2009)
adalah :
a. Relevansi antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses apakah sesuai dengan
perencanaan, bagaimana dengan peran staf atau pelaksanaan tindakan,
fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya : pencarian sumber dana dan penggunaannya
d. Efektifitas kerja : apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas.
e. Dampak : apakah status kesehatan meningkat setelah dilakukan
intervensi.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. A. (2019). Konsep Konsep Dasar Dalam Keperawatan Komunitas.


Deepublish.

Efendi, F. (2016). Keperawatan Kesehatan Komunitas . Jogyakarta : Airlangga

Efendi, F., & Makhfudli. (2015). Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori Dan
Praktik Dalam Keperawatan. Salemba Medika.

Nofita Veronika, Asti Nuraeni, & M. S. (2017). Efektivitas Pelaksanaan


Pendampingan Oleh Kader Dalam Pengaturan Diet Rendah Garam
Terhadap Kestabilan Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di
Kelurahan Purwoyoso Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan (Jikk), Iii(1), 46–53.
Http://Ejournal.Stikestelogorejo.Ac.Id/Index.Php/Jikk/Article/View/551/5
50

Priyoto. (2018). Ilmu Keperawatan Komunitas. Pustaka Panasea.

Sinaga, M. R. (2021 ). Pencegahan Covid-19 Melalui Pemberian Asuhan


Keperawatan. Educations - Pengabdian Kepada Masyarakat Jurnal
Pengabdian Pada Masyarakat, 60.

Widagdo, S.N. 2016. Keperawatan keluarga dan komunitas. Jakarta: Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai