Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

ASFIKSIA

A. DEFINISI
Asfiksia merupakan suatu keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak segera
bernafas spontan dan teratur. Pada asfiksia terjadi hipoksia yang progresif dan dapat
terjadi pula penimbunan CO2 dan asidosis (Manuaba, 2010).
Menurut Hanifa Wiknjosastro (2002) asfiksia neonatorum didefinisikan sebagai
keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir.
Asfiksia Neonatus adalah suatu keadaan dimana saat bayi lahir mengalami gangguan
pertukaran gas dan transport O2 dan kesulitan mengeluarkan CO2 (A.H Markum, 2012).
Asfiksia perinatal adalah akibat berbagai kejadian selama periode perinatal yang
menyebabkan penurunan bermakna aliran O2, menyebabkan oksidasi dan kegagalan
fungsi minim organ (paru, jantung, otak ginjal, nevabologi) yang konsisten
(Sarwono, 2010).

B. ETIOLOGI
Etiologi secara umum dikarenakan adanya gangguan pertukaran gas atau pengangkutan
O2 dari ibu ke janin, pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya asfiksia, yaitu
1. Faktor ibu
a. Penyakit pembuluh darah yang menganggu aliran darah uterus,
kompresi vena kava dan aorta saat hamil, gangguan kontraksi uterus, hipotensi
mendadak akibat perdarahan, hipertensi pada penyakit eklampsia.
b. Hipoksi ibu, oksigenasi darah ibu yang tidak mencukupi akibat
hipoventilasi selama anestesi, penyakit jantung sianosis, gagal pernafasan,
keracunan karbon monoksida, tekanan darah ibu yang rendah.
c. Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
d. Gravida lebih dari 4 kali
e. Sosial ekonomi rendah
2. Faktor neonatus
a. Gemeli
b. Premature
c. Kelalaian k
3. Faktor gangguan sirkulasi menuju janin
a. Gangguan aliran pada tali pusat
 Lilitan tali pusat
 simpul tali pusat
 Tekanan pada tali pusat
 Ketuban telah peah
 Kehamilan lewat waktu
b. Pengaruh obat
 Karena narkosa saat persalinan
a.
 Partus lama
 Partus dengan tindakan
b.
 Plasenta previa
 Solusio plasenta

C. TANDA DAN GEJALA


Asfiksia pada bayi adalah merupakan kelanjutan dari hipoxia janin, dalam persalinan
ditemukan tanda gawat janin, yaitu :
1. Denyut jantung janin lebih dari 160
x/menit dan tidak teratur
2. Masa henti nafas (fase henti nafas
primer)
3. Jika asfiksia berlanjut akan terjadi dalam
beberapa fase yaitu :
a. Janin bernafas megap-megap (gasping).
b. Masa henti nafas (fase henti nafas primer)
c. Jika asfiksia berlanjut akan munculkan periode gasping kedua selama 4-5 menit
d. Masa henti nafas kedua (fase henti nafas sekunder)

D. MANIFESTASI KLINIK
a. Pernafasan cuping hidung
b. Pernafasan cepat
c. Tidak bernafas
d. Nadi cepat
e. Cyanosis
f. Nilai APGAR kurang dari 6

E. KLASIFIKASI
Asfiksia dibedakan menjadi 2 macam yaitu asfiksia livida (biru) dan asfiksia palida
(putih)
No PERBEDAAN ASFIKSIA PALIDA ASFIKSIA LIVIDA
1. Warna kulit Pucat Kebiru-biruan
2. Tonus otot Sudah kurang Masih baik
3. Reaksi rangsangan Negatif Positif
4. Bunyi jantung Tidak teratur Masih teratur
5. Prognosis Jelek Lebih baik
Penentuan keadaan asfiksia neonatus biasanya menggunakan APGAR SCORE dengan
kriteria :
1. Nilai APGAR 10 : Bayi normal
2. Nilai APGAR 7-9 : Asfiksia ringan
3. Nilai APGAR 4-6 : Asfiksia ringan-sedang
4. Nilai APGAR 0-3 : Asfiksia berat
Sedangkan untuk janin asfiksia dapat ditegakkan dengan menggunakan Aminoskopi,
Kardiotonografi, dan Ultrasonografi.
Untuk menilai tingkat asfiksia: asfiksia berat, sedang atau ringan bahkan normal dapat
dipakai penilaian dengan APGAR score sebagaimana tertera pada table berikut.
APGAR SCORE
Score 0 1 2
A : Appearance Biru, pucat Badan merah muda Seluruhnya merah muda
(warna kulit) Ekstremitas biru Diatas 100 x/mnt
P : Pulse Tidak ada Lambat (dibawah 100
(denyut nadi) x/mnt)
G : Grimace
(refleks) Batuk atau bersin
1. Respon terhadap Tidak ada respon Menyeringai
kateter dalam lubang
hidung (dicoba setelah
orofaring
dibersihkan).
2. Tangensial foot siap Menangis dan menarik
A : Activity Tidak ada respon Menyeringai kaki.
(tonus otot) Fleksi dengan baik
R : Respiration Pincang Beberapa ekstremitas
(usaha bernafas) pincang Tangisan kuat
Tidak ada Tangisan lemah
Hipoventilasi

Klasifikasi klinik nilai APGAR:


1. Asfiksia berat ( nilai APGAR 0-3)
Memerlukan resusitasi segera secara aktif, dan pemberian oksigen terkendali.
Karena selalu disertai asidosis, maka perlu diberikan natrikus bikarbonat 7,5%
dengan dosis 2,4 ml per kg berat badan, dan cairan glucose 40%1-2 ml/kg berat
badan, diberikan via vena umbilikalis.
2. Asfeksia sedang (nilai APGAR 4-6).
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas
kembali.
3. Bayi normal atau asfiksia ringan ( nilai APGAR 7-9).
4. Bayi normal dengan nilai APGAR 10
Asfiksia berat dengan henti jantung, dengan keadaan bunyi jantung menghilang
setelah lahir, pemeriksaan fisik yang lain sama dengan asfiksia berat.

F. PATOFISIOLOGI
Pada kelahiran selalu menimbulkan asfiksia ringan yang bersifat sementara dan tidak
mempunyai pengaruh buruk karena usaha adaptasi bayi untuk mengatasinya. Kegagalan
pernafasan mengakibatkan gangguan pertukaran O2 dan CO2 diikuti dengan asidosis
respiratorik. Apabila proses berlanjut maka mekanisme sel akan berlangsung dalam
suasana anaerob yang berupa glikolisis, sehingga sumber glikogen pada jantung dan hati
akan berkurang sehingga asidosis maupun gangguan kardivaskuler yang terjadi dapat
berakibat buruk terhadap sel otak. Kekurangan O2 dan bertambahnya CO2 akan
merangsang nervus vagus sehingga fungsi jantung menjadi lambat, jika kekurangan O2
terus berlangsung maka saraf simpatis yang akan memacu denyut jantung janin lebih
cepat dan lama kelamaan tidak teratur (irreguler) dan akhirnya menghilang. kekurangan
O2 juga merangsang usus sehingga mekonium keluar, janin mengadakan pernafasan intra
uterin, oleh karena itu bila diperiksa akan terdapat banyak air ketuban dan mekonium
dalam paru janin
Pathway : Terlampir
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Analisa gas darah ( PH kurang dari 7,20 )
2. Penilaian APGAR Score meliputi (Warna kulit, frekuensi jantung, usaha nafas,
tonus otot dan reflek)
3. Pemeriksaan EEG dan CT-Scan jika sudah timbul komplikasi
4. Pengkajian spesifik

Gradasi Hipoksi Iskemia Ensepalopati pada bayi

Tanda klinis Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3

Tingkat kesadaran Iritabel Letargi Stupor, koma


Tonus otot Normal Hipotonus Flaksit
Postur Normal Fleksi Deserebrasi
Reflek tendon / Hiperaktif Hiperaktif Tidak ada
klonus
Reflek Moro Kuat Lemah Tidak ada
Pupil Medriasis Miosis Tidak bereflek
cahaya
Kejang Tidak ada Sering terjadi Deserebrasi
EEG Normal Voltase rendah, Isoelektrik
berubah dengan
kejang
Durasi <24 jam 24jam - 14 hari Beberapa minggu
Hasil akhir Baik Bervariasi Kematian berat

H. PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan asfiksia adalah mempertahankan kelangsungan hidup bayi
dan membatasi gejala sisa yang mungkin muncul. sedangkan prinsip penatalaksanaannya
adalah :

1. Memelihara jalan nafas, merangsang/membantu jalan nafas


2. Memelihara sirkulasi
3. Memperbaiki asidosis
4. Mengusahakan suhu lingkungan yang tepat
5. Pada asfiksia berat diberikan O2 dengan tekanan positif dan intermitten
melalui pipa ET, jika belum berhasil lakukan resusitasi jantung paru dan jika tetap
belum timbul nafas spontan (waspadai adanya kelainan bawaan)
6. Pada asfiksia ringan-sedang, rangsang nafas (isap lendir dan rangsang nyeri)
selama 30-60 detik, jika gagal lakukan pernafasan kodok selama 1-2 menit, jika gagal
maka perlakukan klien kedalam penatalaksanaan asfiksia berat.
7. Jika ada perdarahan otak berikan injeksi vitami K 1-2 mg
8. Berikan tranfusi (cairan glukosa) melalui umbilikus (tali pusat)
Tindakan yang dilaksanakan dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a.
1. Mencegah kehilangan panas
Mengurangi kehilangan panas badan bayi dengan membungkus, memandikan
dengan air hangat, mengeringkan dan menghangatkan tubuh bayi.
2. Pembersihan jalan nafas
Gunakan penghisap lendir untuk menghisap lendir dimulut dan tenggorokan,
saluran nafas bagian atas kemudian di hidung bayi secara halus dan lembut hisap
mulut terlebih dahulu untuk memasalahkan tidak ada sesuatu yang sesuatu yang
dapat teraspirasi oleh bayi saat hidungnya dihisap.
3. Memberikan rangsangan untuk menimbulkan pernafasan.
Pengeringan dan penghisapan lendir biasanya cukup untuk merangsang
pernafasan pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan. Jika tidak mampu
mengembangkan pernafasan spontan secara menandai berikan rangsangan taktik
secara singat.
4. Memberikan rangsangan taktil
Rangsangan taktaktil harus diperhatikan secara lembut dan hati-hati :
 Dengan lembut, gosok
punggung, tubuh, kaki atau tangan (ekstermitas) satu atau dua kali
 Dengan lembut, tepuk
atau sentil telapak kaki bayi satu atau dua kali
5. Posisikan bayi dengan baik
Posisikan bayi untuk berbaring pada punggungnya atau miring dengan
kepala/leher sedikit diekstensikan untuk membuka jalan nafasnya dan
memudahkan aliran darah
b.
1. Rangsang reflek pernafasan, isap lendir
rangsang nyeri selama 30-60 menit
2. Bila gagal lakukan pernafasan kodok
(frog breathing) selama 1-2 menit
3. Posisiskan bayi dalam ekstensi maksimal
4. Berikan O2 1-2 liter/mnt melalui kateter
hidung
5. Anti biotik profilaksis kalau perlu

I. PENGKAJIAN
1. Sirkulasi
 Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/mnt. Tekanan darah 60
sampai 80 mmHg (sistolik), 40 sampai 45 mmHg (diastolik).
 Bunyi jantung, lokasi di mediasternum dengan titik intensitas maksimal tepat di
kiri dari mediastinum pada ruang intercosta III/ IV.
 Murmur biasa terjadi di selama beberapa jam pertama kehidupan.
 Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung 2 arteri dan 1 vena.
2. Eliminasi
 Dapat berkemih saat lahir.
3. Makanan/ cairan
 Berat badan : 2500-4000 gram
 Panjang badan : 44-45 cm
 Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai gestasi)
4. Neurosensori
 Tonus otot : fleksi hipertonik dari semua ekstremitas.
 Sadar dan aktif mendemonstrasikan refleks menghisap selama 30 menit pertama
setelah kelahiran (periode pertama reaktivitas). Penampilan asimetris (molding,
edema, hematoma).
 Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis tinggi menunjukkan
abnormalitas genetik, hipoglikemi atau efek narkotik yang memanjang)
5. Pernafasan
 Skor APGAR : 1 menit......5 menit....... skor optimal harus antara 7-10.
 Rentang dari 30-60 permenit, pola periodik dapat terlihat.
 Bunyi nafas bilateral, kadang-kadang krekels umum pada awalnya silindrik thorak
: kartilago xifoid menonjol, umum terjadi.
6. Keamanan
 Suhu rentang dari 36,5º C sampai 37,5º C. Ada verniks (jumlah dan distribusi
tergantung pada usia gestasi).
 Kulit : lembut, fleksibel, pengelupasan tangan/ kaki dapat terlihat, warna merah
muda atau kemerahan, mungkin belang-belang menunjukkan memar minor
(misal : kelahiran dengan forseps), atau perubahan warna herlequin, petekie pada
kepala/ wajah (dapat menunjukkan peningkatan tekanan berkenaan dengan
kelahiran atau tanda nukhal), bercak portwine, nevi telengiektasis (kelopak mata,
antara alis mata, atau pada nukhal) atau bercak mongolia (terutama punggung
bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit kepala mungkin ada (penempatan
elektroda internal).

J. DIAGNOSA & INTERVENSI KEPERAWATAN


Pola nafas tidak efektif b/d stres intra partal
Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
( NOC ) (NIC )
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x Manajemen Jalan Nafas
24 jam pola nafas efektif dengan kriteria hasil : 1. Atur posisi tidur untuk memaksimalkan
 Sesak nafas berkurang sampai dengan hilang ventilasi.
 Ekspirasi dada simetris 2. Jaga kepatenan jalan nafas: suction, batuk
 Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan, efektif
tidak ada nafas pendek 3. Kaji TTV, dan adanya sianosis
 Bunyi nafas tambahan tidak ada (wheezing,
ronchi)
4. Pertahankan pemberian O2 sesuai
kebutuhan
 TTV dalam batas normal;
- Suhu: 36,3-37,4 C 5. Kaji peningkatan kegelisahan, ansietas dan
- Nadi: Bayi: 140x /meni tersengal-sengal
Bayi syst. 60-80 mmHg 6. Monitor pola pernafasan (Bradipnea,
- Respirasi: takipnea, hiperventilasi): kecepatan, irama,
Bayi: 30-50xmenit kedalaman, dan usaha respirasi
7. Monitor tipe pernafasan : Kusmaul, Cheyne
Stokes, Biot
8. Kolaborasi Tim medis : untuk program
terapi, pemberian oksigen, obat
bronkhodilator, obat nyeri cairan, nebulizer,
tindakan/ pemeriksaan medis, pemasangan
alat bantu nafas,, dan fisioterapi

Gangguan Perfusi Jaringan berhubungan dengan hipoksemi


Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
( NOC ) (NIC )
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24
jam tidak terjadi gangguan perfusi jaringan, dengan 1. Berikan O2 sesuai indikasi dan monitor
kriteria hasil : efektifitas pemberian terapi oksigen
 Nadi perifer kuat dan simetris 2. Atur posisi tidur semi fowler/fowler
 Tidak ada edema perifer dan asites 3. Monitor frekuensi nadi , irama jantung
 Gas darah, elektrolit dan faktor pembekuan dalam peningkatan kegelisahan, ansietas, dan
rentang normal yang diharapkan pernafasan terengah-engah
 Tidak ada bunyi jantung yang abnormal 4. Monitor parameter hemodinamik dan EKG :
terutama perubahan segmen ST
 Tidak ada bunyi nafas tambahan, vena jugularis,
edema pulmoner . 5. Auskultasi bunyi jantung dan paru
6. Monitor hasil pemeriksaan koagulasi :
protrombine time, partial tromboplastine time
dan hitung trombosit dan nilai elektrolit
7. Hindari kegiatan Valsava Manuever :
mengejan,
Batuk, bersin, tidak menahan b.a.k, b.a.b.dan
mencegah peningkatan suhu tubuh.
8. Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk
istirahat dan pemulihan : batasi pengunjung,
kendalikan stimulus dari lingkungan : suara
bising , gaduh ..
9. Hindari pengukuran suhu tubuh rektal

Resiko tinggi infeksi b/d lemahnya imunitas dan tindakan invasif


No Diagnosa Tujuan Intervensi
keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi b/d Setelah dilakukan intervensi
lemahnya imunitas dan keperawatan, infeksi tidak  Motivasi cuci tangan pada
tindakan invasif terjadi dengan kriteria hasil : keluarga dan staf sebelum dan
 Tali pusat kering sesudah intervensi
 Tidak ada tanda-  Pantau tanda-tanda infeksi
tanda infeksi  Lakukan perawatan tali
 Suhu 36-37 C pusat
 Pantau lokasi infus IV dan
umbilikus
 Gunakan antiseptik
sebelum melakukan prosedur
invasif
 Kolaborasi pemberian
antibiotik
 Kolaborasi pemberian ASI
 Pantau hasil boratorium
DAFTAR PUSTAKA

1. A.H Markum, (2012). Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta: FKUI.

2. Arif Ridwan & Iman Fathurrohman W. (2010). Referensi Ilmu Kesehatan Anak. Edisi ke-
2. Bandung.

3. Mochtar, Rustam, (2012), Sinopsis Obstetri: Obstetri Patologi, Edisi 2, Jakarta: EGC.

4. Persis Mary Halminton, (2010), Dasar- dasar Keperawatan Maternitas Edisi 2, Jakarta:
EGC

5. Staf Pengajar IKA FKUI, (2014), Ilmu Kesehatan Anak Jilid 3, Jakarta: IKA FKUI.

6. Purnawan, J dkk, 2013) Kapita Selekta Kedokteran, Edisi2, Jakarta: Media Aeusculapius
FKUI.

7. PT Otsuka Indonesia. (2013). Pemberian Cairan Infus. Edisi revisi VIII.

8. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, (2012), Ilmu Kebidanan, Jakarta:


JNPKKR-POGI

9. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, (2012), Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta: JNPKKR- POGI
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA By An. L
DENGAN ASFIKSIA SEDANG
DI RUANG PBRT RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Disusun oleh :
HERNI SULASTIEN
10080018
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG
2011

1. Identitas
Nama : By.Ny.L
No.Reg : 6590726
Tanggal Lahir : 12 April 2011
Agama : Islam
Umur : 0 hari
Ayah/Ibu : Tn.H/ Ny.L
Umur : 23 tahun/19 tahun
Pendidikan : SMP/ SMP
Pekerjaan : Sopir/ibu rumah tangga
MRS : 12 April 2011 jam 16.30 WIB
Alamat : kebondalem Sukorejo, Wonosobo
Diagnosa Medis : - asfiksia sedang

2. Keluhan utama
Bayi tampak kurang aktif.

3. Riwayat Perawatan Sekarang


Tanggal 12 April 2011 jam 13.25 WIB lahir bayi dari Ibu G 1P0A0, hamil aterm,
melakukan ANC. Ketuban pecah saat persalinan, warna agak keruh, jumlah cukup, bau
khas, lahir bayi laki-laki di OK UGD. Ibu mengalami eklamsia secara sectio cesar, di
tolong dokter. Plasenta lahir manual, kodiledon lengkap.

4. Riwayat Perawatan Dahulu


Ibu memiliki riwayat penyakit hipertensi, tidak pernah dirawat di rumah sakit.
5. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
- Prenatal : periksa dibidan sebanyak 6 kali 2kali TT, selama kehamilan hanya
mengkonsumsi vitamin penambah darah. Gerakan janin selama kehamilan aktif. Ibu
menarche pada usia 13 tahun, haid selama 7 hari dengan siklus 30 hari. Hari
pertama haid terakhir 7 juli 2010.
- Intranatal
Kala I : ketuban keruh, berbau, mekoneal.
Kala II : persalinan lama, ibu kejang 3x, persalinan dengan tindakan bedah caesar.
- Pasca natal
Keadaan Ibu pasca persalinan
Keadaan Umum : kritis, dirawat di HCU
Uterus : TFU 2 jari dibawah umbilikus, kontraksi lemah.
Plasenta : bentuk/ukuran yaitu 20x30x2,5.
Tali Pusat : insersi ditengah, P=50 cm
APGAR score
0 1 2 3 1 5 10
Tidak ada <100 >100 Denyut jantung 1 2 2
Tidak ada Tidak teratur Baik pernafasan 1 1 1

Lemah sedang Baik Tonus otot 1 1 1


Tidak ada menangis Menangis Peka rangsang 1 1 1
Biru/putih Merah Merah Warna 1 1 2
jambu, jambu
ujung-ujung
biru
Total 5 6 7

Anak
Jenis Kelamin : laki-laki
BB : 3200 gr
Lingkar Dada : 25 cm
Lahir : hidup
Panjang Bayi : 50 cm
Lingkar Kepala: 33 cm
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram

Ny.L Tn.H

By. Ny. L
Keterangan :
: laki-laki

: perempuan
: pasien
: menikah

7. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


Refleks menghisap lemah
Motorik kasar : bergerak an tidur di infant inkubator
Motorik halus : reflek menggenggam kuat
Sensori : bergerak saat mendengar suara dan mendapat rangsangan.
Vokalisasi : menangis saat tubuh bayi digerakkan atau pada saat tidak nyaman
karena BAB dan BAK.

8. Pengkajian Pola Fungsional


a. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan
Anamnesa dengan Ayah bayi diruang HCU RSUP DR.Karyadi, istrinya sering
periksa kehamilan dibidan. Saat ini Ibu bayi dalam keadaan kritis di HCU.
b. Nutrisi pola metabolik
Bayi Ny.L belum diberikan ASI/PASI sampai tanggal 13 April 2011.
c. Pola Eliminasi
Bayi Ny.L mengompol, sehari 8-10 kali BAK warna jernih, BAB 3-5 kali sehari
agak keras kehitaman.

d. Aktivatas pola latihan


Bayi Ny.L aktivitasnya kurang aktif, bergerak kuat jika merasa lapar, mengompol
dan pada saat menangis saja.
e. Pola istirahat tidur
Bayi Ny.L tampak banyak tidur.
f. Pola kognitif persepsi
Sulit dikaji
g. Persepsi diri-pola konsep diri
Sulit dikaji
h. Pola hubungan peran
Sulit dikaji
i. Seksualitas
Organ-otgan seks Bayi NyL normal.
j. Koping toleransi stress
Sulit dikaji
k. Nilai pola keyakinan
Ny.L beragaa islam.

9. Pemeriksaan Fisik
- TTV : HR : 140x/menit, RR : 44x/menit, S : 35,5oC
- Turgor : cepat kembali
- Rambut : mudah dipilih
- Kulit : tidak ikterik
- Oedema : tidak oedema
- Cerebral : tidak kejang
- Dyspnea : tidak dyspnea
- Ubun-ubun besar : tampak datar
- Mata : tidak anemis
- Telinga : tulang rawan belum sempurna
- Hidung : tidak ada napas cuping hidung
- Leher : tidak ada pembesaran null
- Bibir : selaput lendir dan mulut sianosis
- Lidah : makroglon
- Gigi : belum tumbuh
10. Terapi Medis
- O2 headbox 6 liter
- Infus D10% 144/6/6 tpm
- (NaCl 3% (2 meg) 25 cc + KCL (2 meg) 12,5 cc) dalam 500 cc D10%
- Injeksi Vit.K 1 mg
- ASI/PASI 8x10-15 cc (tunda sampai tgl 13 April 2011)

11. Data Penunjang


12 April 2011
Jenis Hasil Nilai normal
Hematologi
Hemoglobin 16,20 gr % 15-19 gr%)
Hematoktrik 48,9 % 40-54 %
Eritrosit 4,3 juta/mmk 4,50-6,50
Lekosit 13,40 ribu/mmk 5,20 ribu/mmk
Trombosit 244 ribu/mmk 150-400 ribu/mmk
MCH 34,7 q 24-34
MCV 102 fl 83-110
MCHC 34 g/dl 29-36

GDS 32 mg/dl
Calsium 2,43 mmol/L
BGA 36,5 0C
Temperatur 7,29
PH 50 mmHg 7,36-7,44
PCO2 60 mmHg 35-45 mmHg
PO2 16 75-100 mmHg
HCO3 17,9 24-28 mEq/L
TCO2 8,9 mmol
BE 94 %
O2sat 304
A-ADO2

Kesan : asidosis metabolik tak terkompensasi.

12. Asuhan Keperawatan


Analisa Data
NO. JAM / TGL SIMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
1. 16.30 DS : Post asfiksia sedang Gangguan pemenuhan
12.04.2011 DO : kebutuhan O2
- RR : 44x/menit
- mulut sianosis
- BGA
PH : 7,29
PCO2 : 50 mmHg
PO2 : 60 mmHg
- asidosis metabolik tak
terkompensasi

2. 16.30 DS : lapisan lemak dalam Resiko hipotermi


12.04.2011 DO : kulit tipis
- Suhu : 35,5 oC
- Akral dingin
3. 16.30 DS : - reflek menghisap lemah. Resiko gangguan pemenuhan
12.04.2011 DO : kebutuhan nutrisi
- Reflek menghisap
lemah
- PASI ditunda sampai
tnggal 13 April 2011
4. 16.30 DS : - Sistem Imunitas yang Resiko infeksi
12.04.2011 DO : belum sempurna
- tali pusat layu
- kadar leukosit 13,40
ribu/mmk
- riwayat persalinan
dengan ketuban
mekoncal

Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Perawatan

1 Gangguan Tujuan: 1. Letakkan bayi terlentang 1. Memberi rasa nyaman dan


pemenuhan Kebutuhan O2 bayi terpenuhi dengan alas yang data, mengantisipasi flexi leher
kebutuhan O2 Kriteria: kepala lurus, dan leher yang dapat mengurangi
sehubungan dengan - Pernafasan normal 40-60 kali sedikit tengadah/ekstensi kelancaran jalan nafas.
post asfiksia sedang permenit. dengan meletakkan bantal
- Pernafasan teratur. atau selimut diatas bahu
- Tidak cyanosis. bayi sehingga bahu
- Wajah dan seluruh tubuh terangkat 2-3 cm
Berwarna kemerahan (pink 2. Bersihkan jalan nafas, 2. Jalan nafas harus tetap
variable). mulut, hidung bila perlu. dipertahankan bebas dari
- Gas darah normal lendir untuk menjamin
PH = 7,35 – 7,45 pertukaran gas yang
PCO2 = 35 mm Hg sempurna.
PO2 = 50 – 90 mmHg
3. Observasi gejala kardinal 3. Deteksi dini adanya
dan tanda-tanda cyanosis kelainan.
tiap 4 jam
4. Kolaborasi dengan team 4. Menjamin oksigenasi
medis dalam pemberian O2 jaringan yang adekuat
dan pemeriksaan kadar gas terutama untuk jantung dan
darah arteri. otak. Dan peningkatan
pada kadar PCO2
menunjukkan hypoventilasi
2. Resiko terjadinya Tujuan 1. Letakkan bayi terlentang 1. Mengurangi kehilangan
hipotermi Tidak terjadi hipotermia diatas pemancar panas panas pada suhu
sehubungan dengan Kriteria (infant warmer) lingkungan sehingga
lapisan lemak dalam Suhu tubuh 36,5 – 37,5°C meletakkan bayi menjadi
kulit tipis Akral hangat hangat
Warna seluruh tubuh kemerahan 2. Singkirkan kain yang 2. Mencegah kehilangan
sudah dipakai untuk tubuh melalui konduksi.
mengeringkan tubuh,
letakkan bayi diatas
handuk / kain yang kering
dan hangat.

3. Observasi suhu bayi tiap 6 3. Perubahan suhu tubuh bayi


jam. dapat menentukan tingkat
hipotermia
4. Kolaborasi dengan team 4. Mencegah terjadinya
medis untuk pemberian hipoglikemia
Infus Glukosa 5% bila ASI
tidak mungkin diberikan.
3. Resiko gangguan Tujuan 1. Lakukan observasi BAB 1. Deteksi adanya kelainan
pemenuhan Kebutuhan nutrisi terpenuhi dan BAK jumlah dan pada eliminasi bayi dan
kebutuhan nutrisi Kriteria frekuensi serta konsistensi. segera mendapat tindakan /
sehubungan dengan - Bayi dapat minum pespeen / perawatan yang tepat.
reflek menghisap personde dengan baik.
lemah.

- Berat badan tidak turun lebih 2. Monitor turgor dan mukosa 2. Menentukan derajat
dari 10%. mulut. dehidrasi dari turgor dan
- Retensi tidak ada. mukosa mulut.

3. Monitor intake dan out put. 3. Mengetahui keseimbangan


cairan tubuh (balance)
4. Beri ASI/PASI sesuai 4. Kebutuhan nutrisi
kebutuhan. terpenuhi secara adekuat.
5. Lakukan control berat 5. Penambahan dan
badan setiap hari. penurunan berat badan
dapat di monitor

4. Resiko terjadinya Tujuan: 1. Lakukan teknik aseptik dan 1. Pada bayi baru lahir daya
infeksi b.d Sistem Selama perawatan tidak terjadi antiseptik dalam tahan tubuhnya kurang /
Imunitas yang komplikasi (infeksi) memberikan asuhan rendah.
belum sempurna Kriteria keperawatan

- Tidak ada tanda-tanda infeksi. 2. Cuci tangan sebelum dan 2. Mencegah penyebaran
- Tidak ada gangguan fungsi sesudah melakukan infeksi nosokomial.
tubuh. tindakan.

3. Pakai baju khusus/ short 3. Mencegah masuknya


waktu masuk ruang isolasi bakteri dari baju petugas ke
(kamar bayi) bayi
4. Lakukan perawatan tali 4. Mencegah terjadinya
pusat dengan triple dye 2 infeksi dan memper-cepat
kali sehari. pengeringan tali pusat
karena mengan-dung anti
biotik, anti jamur,
desinfektan.
5. Jg kebersihan & 5. Mengurangi media untuk
lingkungan bayi. pertumbuhan kuman.
6. Observasi tanda-tanda 6. Deteksi dini adanya
infeksi dan gejala kardinal kelainan

7. Hindarkan bayi kontak 7. Mencegah terjadinya


dengan sakit. penularan infeksi.
8. Kolaborasi dengan team 8. Mencegah infeksi dari
medis untuk pemberian pneumonia
antibiotik.
9. Siapkan pemeriksaan 9. Sebagai pemeriksaan
laboratorat sesuai advis penunjang.
dokter yaitu pemeriksaan
DL, CRP.

IMPLEMENTASI
DP TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON TTD
1. 12.04.2011 Meletakkan bayi terlentang dengan alas yang Bayi tampak tenang
16.30 datar, kepala lurus, dan leher sedikit
tengadah/ekstensi dengan meletakkan bantal
atau selimut diatas bahu bayi sehingga bahu
terangkat 2-3 cm
17.00 Mengobservasi gejala kardinal dan tanda- Mulut Bayi terlihat sianosis
tanda cyanosis tiap 4 jam
17.05 Mengkolaborasi dengan team medis dalam Bayi memakai headbox 6 l/menit
pemberian O2
2. 12.04.2011 Meletakkan bayi terlentang diatas pemancar Bayi berada dalam infant incubator
16.30 panas (infant warmer)

17.00 Menyiingkirkan kain yang sudah dipakai


untuk mengeringkan tubuh, letakkan bayi
diatas handuk / kain yang kering dan hangat
17.30 Mengobservasi suhu bayi tiap 6 jam Suhu : 35,5oC
18.00 Mengkolaborasi dengan team medis untuk D10%, bayi belum diberikan
pemberian Infus Glukosa 10% bila ASI tidak ASI/PASI
mungkin diberikan.
3. 16.35 Melakukan observasi BAB dan BAK
jumlah dan frekuensi serta konsistensi
16.55 Memonitor turgor dan mukosa mulut Turgor kulit baik dan mukosa mulut
lembab
17.00 Melakukan control berat badan setiap hari. BB bayi 3200 gram
4. 17.05 Melakukan teknik aseptik dan antiseptik
dalam memberikan asuhan keperawatan
17.10 Mencuci tangan sebelum dan sesudah Tiap menyentuh bayi perawat mencuci
melakukan tindakan. tangan
17.15 Memakai baju khusus/ short waktu masuk
kamar bayi
17.20 Menjaga kebersihan & lingkungan bayi. Bayi tampak bersih
17.25 Observasi tanda-tanda infeksi dan gejala Tidak ada tanda-tanda infeksi
13 April 2011
DP TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON TTD
1. 07.30 Meletakkan bayi terlentang dengan alas yang Bayi tampak tenang
datar, kepala lurus, dan leher sedikit
tengadah/ekstensi dengan meletakkan bantal
atau selimut diatas bahu bayi sehingga bahu
terangkat 2-3 cm
08.00 Mengobservasi gejala kardinal dan tanda- Tidak ada tanda-tanda sianosis
tanda cyanosis tiap 4 jam
09.00 Mengkolaborasi dengan team medis dalam Bayi sudah tidak memakai headbox
pemberian O2
2. 07.30 Meletakkan bayi terlentang diatas pemancar Bayi berada dalam infant incubator
panas (infant warmer)
07.35 Mengobservasi suhu bayi tiap 6 jam Suhu : 36,5oC
07.45 Mengkolaborasi dengan team medis untuk D10% ditambah diit SGM 15 cc.
pemberian Infus Glukosa 10% bila ASI tidak
mungkin diberikan.
3. 07.30 Melakukan observasi BAB dan BAK Bayi BAB dan BAK
jumlah dan frekuensi serta konsistensi
07.35 Mencuci tangan sebelum dan sesudah Tiap menyentuh bayi perawat mencuci
melakukan tindakan. tangan
08.00 Melakukan control berat badan setiap hari. BB bayi 3200 gram
08.55 Memberi SGM 15 cc Bayi menghabiskan SGM
11.45 Memberi SGM 15 cc Bayi menghabiskan SGM
4. 07.30 Melakukan teknik aseptik dan antiseptik Perawat selalu mencuci tangan tiap
dalam memberikan asuhan keperawatan menyentuh pasien
07.35 Memakai baju khusus/ short waktu masuk
kamar bayi
08.00 Menjaga kebersihan & lingkungan bayi. Bayi tampak bersih
09.00 Observasi tanda-tanda infeksi dan gejala Tidak ada tanda-tanda infeksi

14 April 2011

DP TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON TTD


1. 07.30 Meletakkan bayi terlentang dengan alas yang Bayi tampak tenang
datar, kepala lurus, dan leher sedikit
tengadah/ekstensi dengan meletakkan bantal
atau selimut diatas bahu bayi sehingga bahu
terangkat 2-3 cm
08.00 Mengobservasi gejala kardinal dan tanda- Tidak ada tanda-tanda sianosis
tanda cyanosis tiap 4 jam
2. 07.30 Meletakkan bayi terlentang diatas pemancar Bayi berada dalam infant incubator
panas (infant warmer)
07.35 Mengobservasi suhu bayi tiap 6 jam Suhu : 36,8oC
07.45 Mengkolaborasi dengan team medis untuk D10% ditambah diit SGM 15 cc.
pemberian Infus Glukosa 10% bila ASI tidak
mungkin diberikan.
3. 07.30 Melakukan observasi BAB dan BAK Bayi BAK
jumlah dan frekuensi serta konsistensi
07.35 Mencuci tangan sebelum dan sesudah Tiap menyentuh bayi perawat mencuci
melakukan tindakan. tangan
08.00 Melakukan control berat badan setiap hari. BB bayi 3220 gram
08.55 Memberi SGM 15 cc Bayi menghabiskan SGM 15 cc
11.45 Memberi SGM 15 cc Bayi menghabiskan SGM 15 cc
4. 07.30 Melakukan teknik aseptik dan antiseptik Perawat selalu mencuci tangan tiap
dalam memberikan asuhan keperawatan menyentuh pasien
07.35 Memakai baju khusus/ short waktu masuk
kamar bayi
08.00 Menjaga kebersihan & lingkungan bayi. Bayi tampak bersih
09.00 Observasi tanda-tanda infeksi dan gejala Tidak ada tanda-tanda infeksi

CATATAN KEPERAWATAN

12 April 2011
DP Tanggal/jam Evaluasi
1 12.04.2011 S :-
18.00 O:
- Mulut Bayi terlihat sianosis
- Bayi memakai headbox 6 l/menit
A:
Masalah pemenuhan O2 belum teratasi sebagian
P : ulngi intervensi 1, 3 & 4
2 12.04.2011 S:
18.00 O:
- Bayi berada dalam infant incubator
- Suhu : 35,5oC
A : masalah resiko hipotermi belum teratasi
P : ulangi intervensi 1,3 & 4

3 12.04.2011 S:
18.00 O:
- Turgor kulit baik dan mukosa mulut lembab
- BB bayi 3200 gram
A : masalah belum teratasi
P : berikan diit PASI
4 12.04.2011 S:
18.00 O:
- Tiap menyentuh bayi perawat mencuci tangan
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Bayi tampak bersih
A : masalah resiko infeksi teratasi
P : pertahankan intervensi.

13 April 2011
DP Tanggal/jam Evaluasi
1 13.00 S :-
O:
- Mulut Bayi tidak terlihat sianosis
- Bayi tidak memakai headbox
A:
Masalah pemenuhan O2 sudah teratasi
P : pertahankan intervensi 1 dan 3
2 13.00 S:
O:
- Bayi berada dalam infant incubator
- Suhu : 36,5oC
A : masalah resiko hipotermi belum teratasi
P : ulangi intervensi 1,3 & 4

3 13.00 S:
O:
- Turgor kulit baik dan mukosa mulut lembab
- BB bayi 3150 gram
- Diit SGM 8x10-15 cc
A : masalah nutrisi belum teratasi
P : ulangi intervensi 1, 4 & 5
4 13.00 S:
O:
- Tiap menyentuh bayi perawat mencuci tangan
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Bayi tampak bersih
A : masalah resiko infeksi teratasi
P : pertahankan intervensi.

14 April 2011
DP Tanggal/jam Evaluasi
1 13.00 S :-
O:
- Mulut Bayi tidak terlihat sianosis
- Bayi tidak memakai headbox
A:
Masalah pemenuhan O2 sudah teratasi
P : pertahankan intervensi 1 dan 3
2 13.00 S:
O:
- Bayi berada dalam infant incubator
- Suhu : 36,5oC
A : masalah resiko hipotermi belum teratasi
P : ulangi intervensi 1,3 & 4

3 13.00 S:-
O:
- Turgor kulit baik dan mukosa mulut lembab
- BB bayi 3220 gram
- Diit SGM 8x10-15 cc
A : masalah nutrisi belum teratasi
P : ulangi intervensi 1, 4 & 5
4 13.00 S:
O:
- Tiap menyentuh bayi perawat mencuci tangan
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Bayi tampak bersih
A : masalah resiko infeksi teratasi
P : pertahankan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai