Anda di halaman 1dari 9

SYOK HIPOVOLEMIK

PERDARAHAN: keluarnya darah dari  Dihentikan dengan cara menekan


pembuluh darah akibat kerusakan dan meninggikan anggota badan
(robekan) pembuluh darah. yang luka lebih tinggi
- Perdarahan Internal dari jantung
- Perdarahan Eksternal
- Perdarahan dari pembuluh
PEMBEKUAN DARAH/KOAGULASI: nadi (arteri)
proses yang mengendalikan perdarahan,  Warna darah merah muda
melibatkan 20 protein plasma yang  Keluar secara memancar sesuai
berbeda atau faktor pembekuan darah dan irama jantung
membentuk fibrin.  Biasanya perdarahan sukar untuk
dihentikan
Perdarahan eksternal
- Perdarahan dari pembuluh kapiler Perdarahan internal
- Perdarahan dari pembuluh darah - Pukulan keras, terbentur hebat
balik (vena) - Luka tusuk & tembak
- Perdarahan dari pembuluh - Pecahnya pembuluh darah karena
nadi (arteri) suatu penyakit
- Robeknya pembuluh darah akibat
- Perdarahan dari pembuluh kapiler terkena ujung tulang yang patah
 Perdarahan tidak hebat
(merembes) Penyebab Perdarahan:
- Systemic factors (biomechanical)
 Biasanya perdarahan berhenti
sendiri  Hereditary – Hemophilia

 Mudah untuk dihentikan dengan  Acquired

perawatan luka biasa  Hypertension


 Vitamin K deficiency
- Perdarahan dari pembuluh darah
 Liver disorders
balik (vena)
 Gagal jantung
 Warna darah merah tua
 Pancaran darah tidak begitu hebat Hemophilia: Kelainan darah, dengan
dibandingkan perdarahan arteri waktu koagulasi yang lama dan
kecenderungan hemoragik. Penyakit
keturunan yang dibawa oleh kromosom - Penekanan kasa untuk menetralkan
X (hanya terjadi pada laki-laki) tetapi tekanan hidrostatik pada pembuluh
ditularkan melalui anak perempuan. darah.
- Kekurangan faktor pembekuan VIII - Jahitan dapat diaplikasikan pada
(Hemofilia A) atau faktor socket.
IX (Hemofilia B) - Penempatan Astringents, Adrenaline
- Penyebab Lokal: atau epinephrine
 Primary hemorrhage: - Jika perdarahan berasal dari kanal
Pendarahan yang terjadi segera mandibula, penggunaan bone wax
pada lokasi cedera, pembedahan, dapat diaplikasikan pada tulang yang
ekstraksi selama beberapa menit berdarah. Karena berfungsi sebagai
dan berhenti secara spontan penghalang mekanis.
kecuali pecahnya pembuluh - Aplikasi Thrombin, Gelfoam,
darah besar Oxygel, Surgicel, Fibrin glue
 Intermediate hemorrhage: - Namun jika perdarahan tidak dapat
Pendarahan yang terjadi dalam ditekan, maka harus di rujuk ke
delapan jam setelah pendarahan Rumah sakit dan dilakukan transfuse
primer terhenti, biasanya
Surgical site: Akibat Terpotongnya
disebabkan oleh tulang yang
pembuluh darah
patah dan potongan gigi
Tatalaksana
 Reactionary hemorrhage or
- Penggunaan Hemostat: Artery
secondary hemorrhage: Terjadi
clamp, Thermo/electro coagulation.
karena infeksi dan gumpalan
- Pembuluh darah besar: palatina
darah yang menyebabkan
mayor, fasialis, alveolar inferior,
tekanan darah meningkat ke area
artery lingualis dapat dilakukan
infeksi yang terjadi dari 24 jam
pengikatan pada pembuluh darah
hingga beberapa hari setelah
tersebut
hemostasis primer terjadi
Trauma:
Perdarahan dari Socket gigi: Perdarahan
- Jaringan lunak
berasal dari gusi atau tulang
Tatalaksana:
 Jika pembuluh darah terpotong
maka harus dilakukan
penjepitan dan pengikatan
pembuluh darah
 Debridement dan penjahitan
- Jaringan keras
 Reduction and fixation
 Jika perdarahan berasal dari
daerah nasofaring atau faring
dilakukan nasal packing atau
nasopharyngeal pack

Pemeriksaan Laboratorium Perdarahan:

Pasien yang akan dilakukan operasi dan


memiliki riwayat dan kecenderungan
perdarahan, sebaiknya dilakukan
pemeriksaan koagulasi darah.
- Syok Kardiogenik: Gangguan
perfusi jaringan yang disebabkan
karena disfungsi jantung. misalnya :
aritmia, AMI (Infark Miokard Akut)
- Syok Septik: Terjadi karena
penyebaran atau invasi kuman dan
SYOK: Keadaan darurat yang disebabkan toksinnya didalam tubuh yang
oleh kegagalan perfusi darah ke jaringan, berakibat vasodilatasi
sehingga mengakibatkan gangguan - Syok Anafilaktik: Gangguan perfusi
metabolisme sel. jaringan akibat adanya reaksi
antigen antibodi yang mengeluarkan
Volume darah sirkulasi tidak adekuat yang
histamine dengan akibat
mengurangi perfusi.
peningkatan permeabilitas membran

Cycle: kapiler dan terjadi dilates arteriola

- Jaringan nonvital (kulit, jaringan sehingga venous return menurun.

ikat, tulang, otot) Mis: reaksi tranfusi, sengatan

- Organ vital (otak, jantung, serangga, gigitan ular berbisa.

paru- paru, dan ginjal) - Syok Neurogenik: Terjadi gangguan


perfusi jaringan yang disebabkan
Klasifikasi: karena disfungsi sistem saraf
- Syok Hipovolemik (tubuh) simpatis sehingga terjadi
 Kehilangan darah/syok vasodilatasi. Mis: trauma pada
hemoragik  tulang belakang, spinal syok.
 Hemoragik eksternal:
trauma, perdarahan Patofisiologi:

gastrointestinal Fase Kompensasi

 Hemoragik internal: Fase Kompensasi



hematoma, hematotoraks Penurunan perfusi jaringan
 Kehilangan plasma : luka bakar  ↓
Timbul gangguan perfusi jaringan
 Kehilangan cairan dan elektrolit ↓
Mekanisme kompensasi
 Eksternal: muntah, diare,

keringat yang berlebih - Penurunan aliran darah ke tempat
yang kurang vital
 Internal: asites, obstruksi
usus
- vasokonstriksi untuk menaikkan Hipoksia jaringan juga menyebabkan
aliran darah ke jantung, otak dan perubahan metabolisme dari aerobik
otot skelet menjadi anaerobic
- Ventilasi meningkat ↓
- Pelepasan faktor humoral → Akibatnya terjadi asidosis metabolik,
vasokonstriksi terjadi peningkatan asam laktat
- Terjadi peningkatan frekuensi dan ekstraseluler dan timbunan asam karbonat
kontraktilitas otot jantung untuk di jaringan
menaikkan curah jantung
- Peningkatan respirasi untuk
memperbaiki ventilasi alveolar

Fase Irreversible

Fase Progresif Fase Irreversible



Fase Progresif
Kerusakan Seluler dan sirkulasi tidak

dapat diperbaiki
Jika tekanan darah arteri tidak lagi mampu
- Gagal sistem kardiorespirasi
mengkompensasi kebutuhan tubuh
- Jantung tidak mampu lagi

memompa darah yang cukup
Curah jantung tidak lagi mencukupi
- Paru menjadi kaku

- Timbul edema interstisial
Gangguan seluler di seluruh tubuh
- Daya respirasi menurun


Tekanan darah arteri menurun
Anoksia dan hiperkapnea

Aliran darah menurun

Hipoksia jaringan bertambah nyata

Gangguan seluler dan metabolism

Produk metabolisme menumpuk

Akhirnya terjadi kematian sel

Dinding pembuluh darah menjadi lemah

Venous return menurun

Menurunnya aliran darah ke otak
menyebabkan kerusakan pusat vasomotor
dan respirasi di otak

Menambah hipoksia jaringan

Menyebabkan terlepasnya toksin dan
bahan lainnya dari jaringan (histamin dan
bridikinin) yang ikut memperburuk syok
 Pasien dengan perdarahan
gastrointestinal mengumpulan
keterangan tentang:
 Hematemesis
 Melena
 Riwayat minum alkohol

SYOK HIPOVOLEMIK  Penggunaan obat anti-

Patogenesis&Patofisiologi: Mengacu pada inflamasi non steroid yang

etiologi perdarahan lama, dan


 Suatu penyebab ginekologik
Perdarahan → sirkulasi dalam tubuh dipertimbangkan, perlu
terganggu → penurunan tekanan pembuluh dikumpukan informasi mengenai
darah rata-rata (Mean Arterial Pressure) hal berikut:
→ penurunan aliran darah balik ke jantung  Periode terakhir menstruasi,
→ terganggunya fungsi organ.  Faktor risiko kehamilan
- Otak: mengalami penurunan kesadaran ektopik,
(somnolen hingga koma)  Perdarahan pervaginam
- Paru-paru: menyebabkan pasien sesak (termasuk jumlah dan
- Sistem pencernaan: mengakibatkan durasinya)
ileus paralatik
- Ginjal: menyebabkan kerusakan ginjal - Pemeriksaan fisik

yaitu acute kidney injury (gagal ginjal  Selalu dimulai dengan penanganan

akut) jalan napas, pernapasan, dan


sirkulasi
Pemeriksaan:  Tabel Perkiraan kehilangan cairan
- Anamnesis: dan darah berdasarkan presentasi
 Gejala-gejala syok seperti: penderita.
kelemahan, penglihatan kabur,
kebingungan
 Pada pasien trauma, menentukan
mekanisme cedera dan beberapa
informasi lain akan memperkuat
kecurigaan terhadap cedera
tertentu - Pemeriksaan laboratorium
 Hemoglobin dan hematokrit  Pendarahan patah tulang
 Urin pelvis dan ekstremitas
 Pemeriksaan analisa gas darah bawah: PASG (Pneumatic

 Pemeriksaan elektrolit serum Anti Shock Garment).

 Fungsi ginjal pemeriksaan BUN  Pendarahan internal:

(Blood urea nitrogen) dan serum operasi

kreatinin  Disability (pemeriksaan


neurologi): Menentukan
Tatalaksana: tingkat kesadaran, pergerakan
- Penatalaksanaan Awal mata dan respon pupil, fungsi
 Pemeriksaan Jasmani motorik dan sensorik untuk
 Airway and Breathing: menilai perfusi otak, mengikuti
Menjamin airway yang baik perkembangan kelainan
dengan cukupnya pertukaran neurologi dan meramalkan
ventilasi dan oksigenasi. pemulihan.
Mempertahankan saturasi  Exposure (pemeriksaan
>95% (sifat alirannya high lengkap): Pemeriksaan lengkap
flow) terhadap cedera lain yang
Dapat diberikan dengan mengancam jiwa serta
menggunakan non rebreathing pencegahan terjadi hipotermi
mask sebanyak 10-12 L/menit pada penderita
 Sirkulasi  Pemasangan kateter urin:
Kontrol pendarahan dengan: Memudahkan penilaian adanya
 Mengendalikan hematuria dan evaluasi perfusi
pendarahan ginjal dengan memantau
 Memperoleh akses produksi urin. Kontraindikasi:
intravena yang cukup darah pada uretra.
 Menilai perfusi jaringan  Terapi Awal Cairan
Pengendalian pendarahan: Larutan elektrolit isotonik: Jenis
 Luka luar: tekanan cairan ini mengisi intravaskuler
langsung pada tempat dalam waktu singkat dan juga
pendarahan (balut tekan). menstabilkan volume vaskuler
dengan mengganti volume darah
yang hilang berikutnya ke dalam  Keseimbangan Asam-Basa:
ruang intersisial dan intraseluler Penderita syok hipovolemik dini
 Ringer Laktat mengalami alkalosis pernafasan
 NaCl fisologis karena takipneu (Asidosis
Jumlah cairan yang diberikan 3 metabolik)
untuk 1, 300 ml larutan elektrolit
untuk 100 ml darah yang hilang - Respon Terhadap Resusitasi Cairan
Jumlah darah pada dewasa Awal
adalah sekitar 7% dari berat badan,
anak-anak sekitar 8-9% dari berat
badan. Bayi sekitar 9-10% dari
berat badan

- Evaluasi Resusitasi Cairan dan Perfusi


Organ
 Umum: Pulihnya tekanan darah - Transfusi Darah: memperbaiki
menjadi normal, tekanan nadi dan kemampuan mengangkut oksigen dari
denyut nadi merupakan tanda volume darah. Indikasi:
positif yang menandakan bahwa  Jumlah perdarahan diperkirakan
perfusi sedang kembali ke keadaan >30% dari volume total atau
normal, tetapi tidak memberi perdarahan derajat III
informasi tentang perfusi organ.  Pasien hipotensi yang tidak
 Produksi urin: Jumlah produksi berespon terhadap 2 L kristaloid
urin merupakan indikator penting  Memperbaiki delivery oksigen
untuk perfusi ginjal. Penggantian  Pasien kritis dengan kadar
volume yang memadai hemoglobin 6-8 gr/dl.
menghasilkan pengeluaran urin Fresh frozen plasma diberikan
sekitar: apabila terjadi kehilangan darah lebih
 0,5 ml/kgBB/jam pada orang dari 20-25% atau terdapat koagulopati
dewasa dan dianjurkan pada pasien yang telah
 1 ml/kgBB/jam pada anak-anak mendapat 5-10 unit PRC.
 2 ml/kgBB/jam pada bayi Tranfusi platelet diberikan apada
keadaan trombositopenia (trombosit
<20.000-50.000/mm15) dan perdarahan
yang terus berlangsung

Anda mungkin juga menyukai