OLEH
PENDAHULUAN
menurunkan angka stunting hingga 40% pada tahun 2025. Upaya yang
(Kemenkes RI, 2018). Masalah gizi yang sedang dihadapi anak Indonesia
gizi atau biasa disebut stunting (Ratnawati, 2017). Salah satu gangguan
tumbuh kembang anak ialah stunting. Stunting adalah kondisi balita yang
memiliki ukuran badan pendek dan tidak sesuai dengan umur yang
(Rikesdas, 2013).
(50,5%) dan India (38,4%) dan Indonesia sebesar 36,4% (Pusat Data dan
15,3% (tahun 2019) dan 11,9% (2020) Buleleng 29,0% (tahun 2018),
20,5% (2019) serta Bangli 20,4% (tahun 2018), 21,8% (tahun 2019) dan
peningkatan yakni 5,57% (th 2019) dan sekarang meningkat menjadi 7,3%
yang dikenal sebagai 1.000 HPK. Gerakan ini bertujuan agar anak-anak
dengan salah satu upaya yaitu pemberian makanan yang bergizi pada anak
tumbuh kembang anak yang optimal. Gizi yang cukup dan seimbang
kebutuhan gizi seimbang anak. Salah satu hal yang menjadi faktor utama
mengenai asupan gizi dan tingkat pendidikan dari orang tua yang
mempengaruhi pola pikir (Arnita et al., 2020), selain itu stunting dapat
terjadi akibat beberapa faktor, seperti sanitasi lingkungan yang tidak baik,
pola asuh, ketahanan pangan dan pelayanan kesehatan. Hal tersebut dapat
gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan baik atau tidaknya
makanan serta kegunaan zat gizi tersebut dalam tubuh. Pengetahuan gizi
yang harus dimiliki ibu antara lain kebutuhan gizi bagi tubuh seperti
makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dan memiliki fungsi bagi
pengetahuan yang baik tentunya akan mempengaruhi sikap yang baik juga
dalam pemenuhan gizi balita (Olsa et al. 2017). Pengetahuan ibu yang
satunya stunting.
sebesar 3,0% dari jumlah 135 balita usia 0-24 bulan di desa Gunaksa
ibu yang memiliki balita usia 0-24 di Desa Gunaksa didapatkan hasil 7
dari 10 ibu saat hamil tidak pernah mengkonsumsi susu ibu hamil dan
makanan tambahan saat hamil seperti biskuit khusus ibu hamil. Selain itu,
masih ada 3 ibu yang jarang mengkonsumsi vitamin ataupun zat besi yang
seimbang
menurun.
dengan stunting.
1.5.2 Pada penelitian Arnita, Rahmadhani, & Sari, 2020 dengan judul
sebanyak 246 orang ibu yang memiliki anak usia bawah dua
pencegahanStunting.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
cepat dan tidak akan pernah terulang, pada masa ini anak masih
hari, seperti mandi,buang air dan makan,sehingga masa balita ini sering
golongan usia bayi (0-2 tahun), batita (2-3 tahun) dan prasekolah (>3-5
yaitu :
Anak yang sehat dapat dilihat dari tinggi dan berat badan yang
yang tegap dan otot padat, jika hal ini tidak terjadi maka anak
3. Keadaan kulit
vitamin A, C, dan E.
harus terpenuh.
lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses
(Adriana, 2013).
keras
tangannya sendiri
memekik
berat badan
lainnya
e. Memungut 2 benda, masing-masing tangan memegang 1
yang diingikan
apa saja
kembali
tangan ibu
tanpa terhuyung-huyung
diminta
f. Mendengarkan cerita
sendiri
dan kegunaannya
mengenal warna-warni
d. Mengungkapkan simpati
1. Faktor internal
sebaliknya.
b. Keluarga
c. Umur
remaja.
d. Jenis kelamin
2. Faktor eksternal
a. Sanitasi lingkungan
anak.
b. Stimulus
c. Gizi anak
anak.
3. Sindrom down
4. Cerebral Palsy
kurva pertumbuhan.
6. Gangguan Autisme
7. Reterdasi Mental
Stunting dapat terjadi apabila balita memiliki tinggi atau panjang badan
kurang dari -2.0 standar deviasi (SD) dibanding rerata populasi (Atikah
penyakit tertular.
mental.
1. Faktor Individu
banyak diketahui
b. Penyakit infeksi
b. Pola asuh
c. Ketahanan pangan
3. Faktor Lingkungan
a. Sanitasi lingkungan
gizi.
Pada anak stunting biasanya akan lebih pendiam dan kontak mata
4. Pertumbuhan lambat
seusianya.
metabolisme tubuh.
tersebut meliputi :
tambahan.
- Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI)
eksklusif.
lengkap.
pertumbuhan.
5. Perilaku Hidup Bersihdan Sehat (PHBS) diupayakan oleh setiap
adalah balita dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U)
Pengukuran panjang badan (PB) digunakan untuk anak usia 0-24 bulan
yang diukur dengan terlentang, bila diukur dengan berdiri, maka hasil
0,7 cm.
Tabel 2.1
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Tinggi >2 SD
Sumber : Kemenkes, 2010
zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh,
perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam
zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memantau berat
tumbuh kembang.
1. Zat tenaga
a. Karbohidrat
b. Lemak
2. Zat pembangun
tubuh.
3. Zat pengatur
a. Vitamin
b. Mineral
4. Air
Air merupakan salah satu zat gizi yang penting bagi kesehatan. Air
5. Serat
Adriani, 2017).
Tabel 2.2
Takaran Konsumsi Makanan pada Anak
Kesehatan RI, 2020). Penilaian status gizi dibagi menjadi dua, yaitu
penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara
tidak langsung.
a. Antropometri
b. Pemeriksaan Klinis
dikonsumsi.
b. Statistik vital
Tabel 2.3
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
pengetahuan meliputi :
1. Tingkat Pendidikan
2. Usia
3. Informasi
6. Lingkungan
Lingkungan dapat mempengaruhi pengetahuan karena adanya
berikut:
3. Pengalaman
kegiatan hidup.
4. Akal pikiran
dan pasti.
2.1.4.3 Pengukuran Pengetahuan
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan
menggunakan rumus :
Jawaban benar
Tingkat penugasan=
Jawaban salah
terjadi pada balita. Gizi seimbang terdiri dari asupan yang cukup secara
kuantitas dan kualitas, serta mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh
agar terhindar dari kondisi gizi yang kurang. Asupan gizi kurang yang
terjadi baik saat masa dalam kandungan ataupun sudah lahir dapat
METODE PENELITIAN
Independent Variabel
Upaya pencegahan
Stunting
Gambar 3.1
Desain Penelitian Deskritif Kolerasional
3.2 Kerangka Kerja
Populasi
Jumlah ibu yang mempunyai anak balita usia 0-24 bulan di Desa
Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung
Sampling
Non Probability Sampling dengan teknik Purposive Sampling
Sampel
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah
100 balita
Pengumpulan data
Analisis Data
Gambar 3.2
Kerangka Kerja Hubungan Tingkat Pengetahuan
Penyajian hasil Ibu tentang Pemberian Asupan
Gizi Seimbang dengan Upaya PencegahanStunting PadaBalita Usia 0-24 bulan
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan,
kriteria dan kualitas yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari
penelitian ini adalah jumlah ibu yang memiliki anak balita usia 0-24
sampel adalah jumlah ibu yang memilik anak balita usia 0-24 bulan di
Keterangan :
N
n = n = Besar sampel
1+ N (d)2
N = Jumlah populasi
n = N
1 + N (0,05)2 d = Tingkat signifikan dengan
nilai (0,05)
n = 1+ 135
135 (0,05)2
1+ 135 (0,0025)
n = 135
1,3375
n = 100 balita
1. Inklusi
2. Eksklusi
eksklusi yaitu :
penelitian
gizi seimbang
Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Definisi Operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Pemberian Gizi Seimbang dengan Upaya Pencegahan Stunting Pada
Balita Usia 0-24 Bulan
menjadi dua, yaitu data primer dan sekunder. Jenis penelitian yang
tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian gizi seimbang yaitu data yang
TB/PB dengan acuan z-score yang dilakukan langsung oleh peneliti dan
Medika Bali.
2. Melakukan persamaan persepsi dengan peneliti pendamping
wawancara kuisioner.
responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang diketahui dan sudah
mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini
3.7.1.1 Editing
mau menjawab.
salah baca.
dari 3
3= Baik.
data yang akan di entry dengan melihat variabel yang digunakan apakah
sudah benar atau belum. Data yang telah di entry dicocokan dan
balita mulai dari umur 0-24 bulan, jenis kelamin, dan upaya
pada balita usia 0-24 bulan dengan menggunakan Uji Statistik Rank-
antar variabel dapat dinilai dari besar kecilnya indeks kolerasi (nilai r)
kenaikan, hal ini akan diikuti oleh kenaikan variabel Y. Jika angka
pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode atau inisal nama
pada penelitian.
3.8.3 Kerahasiaan
Arnita, S., Rahmadhani, D. Y., & Sari, M. T. (2020). Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Ibu dengan Upaya Pencegahan Stunting pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi. Jurnal Akademika Baiturrahim
Jambi, 9(1), 7. Retrieved from https://doi.org/10.36565/jab.v9i1.149
Harikatang, M. R., Mardiyono, M. M., Karisma, M., Babo, B., Kartika, L., &
Tahapary, P. A. (2020). Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan
kejadian balita stunting di satu kelurahan di tangerang. Jurnal Mutiara Ners,
3(2), 76–88. Retrieved from
http://114.7.97.221/index.php/NERS/article/view/1178
Isnarti, A. P., Nurhayati, A., & Patriasih, R. (2019). Pengetahuan Gizi Ibu Yang
Memiliki Anak Usia Bawah Dua Tahun Stunting Di Kelurahan Cimahi, 8(2),
1–6.
Kementrian Kesehatan RI. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan RI No 2 Tahun
2020 tentang Standar Antropometri Anak, 21(1), 1–9.
Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
PH, L., Hermanto, & Pranita. (2019). Karakteristik Orang Tua Dan
Perkembangan. Jurnal Kesehatan, 12, 1–13.
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rahma, R. Y. D., Sholichah, F., & Hayati, N. (2020). Karakteristik Ibu Dan
Status Gizi Balita Menurut Bb/U Di Desa Tambakan Kecamatan Gubug
Kabupaten Grobogan Tahun 2019. Journal of Nutrition College, 9(1), 12–19.
Retrieved from https://doi.org/10.14710/jnc.v9i1.24914
Sahroni, Y. A., Trusda, S. A. D., & Romadhona, N. (2020). Tingkat Pengetahuan
Ibu tentang Asupan Gizi Tidak Berhubungan dengan Derajat Stunting pada
Balita. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains, 2(2), 145–149. Retrieved from
https://doi.org/10.29313/jiks.v2i2.5870
Sugiyono, P. D. (2017). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
A. Identitas Responden
Kode Responden :
Umur :
Pendidikan terakhir:
( ) SD ( ) SMA
Pendapatan
Jumlah anak
()1 ()3
Keterangan :
TS : Tidak setuju
S : Setuju
SS : Sangat setuju
No Pernyataan STS TS S SS
No Pernyataan STS TS S SS
No Pernyataan ST TS S SS
S