Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakangn

Kontrasepsi hormonal berisi 2 hormon steroid yaitu hormon estrogen dan


progesteron. Estrogen sintetik adalah etinil estradiol, mestranol dan progesteron
sintetik adalah progestin, norethindron, noretinodrel, etinodiol, norgestrel.
Alasanutama untuk menggunakan estrogen dan progesteron sintetik adalah bahwa
hormon alami hampir seluruhnya akan dirusak oleh hati dalam waktu singkat
setelah diabsorbsi dari saluran cerna ke dalam sirkulasi portaSekarang pemerintah
Indonesia mencanangkann program KB dan penggunaan alat konntrasepsi yang
tepat serta aman digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Sedangkan
Kontrasepsi adalahsuatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan setelah
adanya hubungan seksual antara pria dan wanita. Kontrasepsi diperlakukkan
dengan cara merencanakan, mengatur, dan menunda. Seperti yang diketahui
terdapat 4 terlalu yang diperkenalkan oleh Badan Kependudukan dan keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) yaitu terlalu muda,, terlalautua, terlalu banyak,
dan jarak terlalu dekat. Hal ini tentunya beresiko bagi kehamilan maupun
kesehatan fisik serta social janin dikemudian hari.
Pemerintah juga mengharapkan kepada masyarakat terutama untuk kaum
peremuan agar mau melakukan program ini, serta peran suami juga sangat
dibutuhkan supaya bekerja sama mencapai program KB dengan dua anak lebih
baik. Tak luput juga pemakain alat kontrasepsi haruslah steril dan aman
digunakan untuk menghindari adanya efek saping atau bahkann kematian akibat
ketidak cocokan dalam pemakaian kontrasepsi. Jika sudah tercapai kerja sama
antara pemerintah, masyarakat, dan paramedic maka diharapkan kemajuan
pelaksanaan program KB dengan penggunaan alat kkontrasepsi yang aman di
Indonesia.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme /barier pada kondom?
2. Bagaimana mekanisme/barier intra vagina?
3. Bagaiman mekanisme pada spermatid?
4. Bagaiman mekanisme kontrasepsi hormonal oral kontrasepsi?
5. Bagaimana mekanisme kontrasepsi hormonal suntikan/injeksi?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Ada pun tujuan umum dari makalah ini adalah agar mahasiswi
mengetahi apa saja jenis-jenis KB, fungsi dari KB dan cara kerjanya.

1.3.2 Tujuan Khusus


Ada pun tujuan khusus pada makalah ini yaitu agar mahasiswi
mengerti dan memahami :
1. Mekanisme kondom
2. Mekanisme barier intra vagina
3. Mekanisme spermartisid
4. Mekanisme oral kontrasepsi
5. Mekanismme suntikan/injeksi

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1Mekanisme / Barier

2.1.1 Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastic (vinil), atau bahan alami
(produksi hewanni) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual.
Kondom terbuat dari karet sintesis yang tipis, berbentuk silinder, dengan
muaranya berpinggir teba, yang bila digulung berbentuk rata atau
mempunyai bentuk seperti putting susu. Berbagai bahan telah
ditambahkann pada konndom baik untuk mweningkatkann efektifitasnya
(misalnnya penambahan spermisida) maupun sebagai aksesoris aktivitas
seksual. Staandar kondom dilihat dari ketebalann, pada umumnya standar
ketebalan adalah 0,02 mm.
Adapun tipe kondom terdiri dari :
1. Kondom biasa
2. Kondom berkontur (bergerigi)
3. Kondom beraroma
4. Kondom tidak beraroma

Cara Kerja kondom :

1. Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur


denngan engemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pada
penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran
reproduksi perempuan.
2. Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan
HIV/AIDS) satu pasang kepada pasangan keepada pasangan yang lain
(khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil)

3
Manfaat kondom (Kontrasepsi)

1. Efektif bila digunakann dengan benar


2. Tidak mengggangu produksi ASI
3. Tidak mengganggu kesehatan klien.
4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
5. Murah dan dapat dibeli secara umum.
6. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
7. Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus
ditunda.

Manfaat Kondom (Nonkontrasepsi)

1. Memberi dorongan kepada suami untuk Ber-KB.


2. Dapat mencegah penularann IMS.
3. Mencegah ejakulasi dini.
4. Membantu mencegah terjadinya kanker serviks(mengurangi iritasi
bahan karsinogenikeksogen pada serviks).
5. Mencegah imuno infertilitas.

2.1.2Barier Intra-vaginal
Menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna wanita
dan immobilisasi/mematikan spermatozoa oleh spermisidnya.
Keuntungan Metode Barier Intra-vaginal :
a) Mencegah kehamilan
b) Mengurangi insidens penyakit akibat hubungan seks
Kerugian Metode Barier Intra-vaginal :
a) Angka kegagalan relatif tingggi
b) Aktivitas hubungan seks harus dihentikan sementara untuk memasang
alatnya
c) Perlu dipakai secara konsisten, hati hati dan terus-menerus pada setiap
sanggama.

4
Macam-macam Barier Intra-Vaginal :
Untuk mendapatkan efektivitas yang lebih tinggi, metode Barier Intra-
vaginalharus dipakai bersama dengan spermisid. Faktor yang  dapat
mempengaruhi efektifitas  metode ini, antara lain:
a) Paritas
b) Frekuensi sanggama
c) Kemampuan untuk memakainya dengan benar
d) Kebiasaan-kebiasaan akseptor
e) Motivasi akseptor dalam pencegahan kehamilan
Ada satu hal sangat penting yang harus mendapat perhatian
akseptoryangmenggunakan metodeBarrier Intra-vaginal yaitu kemungkinan
timbulnya Sindrom SyokToksik (Toxic Shock Syndrom) bila terjadi kelalaian
dalam pemakaiannya. Sindrom Syok Toksik disebabkan oleh toxin yang
dihasilkan bakteri Staphylococcus aureus. Sindrom Syok Toksik sering terjadi
pada wanita yang memakai tampon (intra-vaginal) selama haid.
Calon akseptor metode Barier Intra-vaginal harus diberi instruksi-instruksiuntuk
mengurangi/mencegah risiko timbulnya Sindrom SyokToksik :
1) Cuci tangan dengan sabun sebelum memasang atau mengeluarkan alatnya
2) Jangan biarkan Barier Intra-vaginal insitu lebih lama dari 24 jam
3) Jangan menggunakan Barier Intra-vaginal pada saat haid, atau bila ada
perdarahan per-vaginam, atau adanya vaginal discharge abnormal (pakailah
kondom)
4) Setelah melahirkan bayi aterm, tunggu 6 – 12 minggu sebelum menggunakan
metode Barier Intra-vaginal, (pakailah kondom)
5) Wanita harus diajari tanda-tanda bahaya TSS :
a) Demam
b) muntah
c) Diarrhoe
d) Nyeri otot tubuh
e) rash (sunburn/seperti tersengat sinar matahari)

5
f) Bila menduga TSS, keluarkan alat kontrasepsinya dan hubungi petugas
medis
g) Bila pernah mengalami TSS, pilih metode kontrasepsi lain.

Macam-macam Barier Intra-Vaginal :


1) Diafragma (Diaphragma)
 Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet)
yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan
menutup serviks.Diafragma dapat dipasang 6 jam atau lebih sebelum
melakukan sanggama. Bila sanggama dilakukan berulang kali pada saat yang
sama, maka perlu ditambahkan spermisid setiap sebelum sanggama
berikutnya.  Diafragma tidak boleh dikeluarkan selama 6-8 jam setelah
sanggama selesai, pembilasan (douching) tidak diperkenankan, diafragma
dapat dibiarkan didalam vagina selama 24 jam setelah sanggama selesai,
lebih lama dari itu kemungkinan dapat timbul infeksi.
Ukuran diafragma vaginal yang beredar di pasaran mempuunyai diameter
antara 55 sampai 100 mm. Tiap-tiap ukuran mempunyai perbedaan diameter
masing-masing 5mm. Besarnya ukuran diafragma yang akan dipakai oleh
akseptor ditentukan secara individual.

Cara Kerja sebagai berikut :


Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran
alatreproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat
spermisida.
Manfaatnyayaitu :
a) Efektif bila digunakan dengan benar
b)  Tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu kesehatan klien

6
c) Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam
sebelumnya
d) Tidak menggangu kesehatan klien
e) Tidak mempunyai pengaruh sistemik
f) Manfaat non kontrasepsi
g) Salah atu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khususnya apabila
digunakan dengan spermisida.
h) Bila digunakan pada saat haid, menampung darah menstruasi.
Kerugian Diafragma :
a) Memerlukan tingkat motivasi yang tinggi dari pemakai
b) Wanita belum memegang atau manipulasi genetalianya sendiri
c) Untuk pemakaian awal, perlu instruksi dan cara pemasangan dari tanaga
yang terlatih
d) Menjadi mahal bila sering dipakai
e) Insersi relative singkat
f) Pada kasus tertentu, dapat terasa oleh suami saat senggama
g) Beberapa wanita mengeluh prihal kebasahan atau becek
Macam-macam diafragma :
a) Coil-springdiafragma 
b) Flatspringdiafragma
c) Arcing spring diafragma
 
Efek samping yang serius umumnya tidak ada, bilamana diafragnma dipakai
dengan benar.Kadang-kadang dapat terjadi :
a) Reaksi alergi
b)  Iritasi vagina
c) Infeksi, termasuk infeksi traktus urinerius

7
2) Kap serviks
Suatu alat yanghanya menutupi serviks saja , Dibandingkan  dengan
diafragmaa,kap serviks  Lebih dalam atau tinggi  kubanya,tetapi
diameternya  lebih kecil umumnya lebih kakuMenutupi serviks karena hisapan,
Zaman dahulu, kap serviks terbuat dari logtam atau plastic,sekarang yang
banyak adalah dari karet.
Keuntungan :
a) Tidak rusak oleh iklim panas
b) Tidak bereaksi dengan cairan vagina yang asam
c) Tidak rusak oleh minya hewan atau tumbuh-tumbuhan, sehingga dapat
dipakai dengan spermisid yang mengandung minyak tersebut.
Kerugian:
Pemasanga dan pengeluarannya lebih sulit karena letak serviks yang jauh di
dalam vagina.

3) Spons
Spons terbentuk dariseperti sponge kecil beberbentuk bantal, terbuat
daripoliuretaneyang mengndunng spermisid. Satu sisi dari  spons berbentuk
cekung,yang berfungsi untuk menutupi serviks dan  mengurangi
kemungkinanperubahanletak sponsselama senggama. Sisi lainnya mempunyai
tali untuk mempermudah pengeluarannya.
Efek samping :
a) iritasi atau alergi
b) Kemungkinan infeksi vagina oleh jamur bertambah besar
c) Kemungkinan terjadinya syndrome syoktoksik

4) Kondom wanita
Alatini terdiri dari 2 cincin poliuretane  yang  lentur  berbentuk diafragma
yang teradapt pada masing-masing ujung  dari suatu selubung lunak
poliuretane yang  longgar.

8
 Spermis  vaginaladalah zat-zat kimia yang bekerja melumpuhkan
spermatozoa di dalam vagina sebelum spermatozoa bergerak ke dalam
traktus genetalia internal.
 Keuntungan :
a) Aman
b) Sebagai kontrasepsi pengganti untuk wanita dengan kontraindikasi
pemakaian pil oral, IUD dll.
c) Efek pellumasan pada wanita yang mendekati mnopouse disampng efek
proteksi terhadap kemungkinan menjadi hamil.
d) Tidak memerlukan supervisimedic
Kerugian :
a) Angka kegagalan relative tinggi
b) Harus digunakan segera sebelum senggama
c) Karena harus diletakkan dalam-dalam atau tinggi di vagina, ada wanita
yang segan untuk meakukannya
d) Harus fiberikan berulang kali untuk senggama yang berturut-turut
e) Dapat menimbulkan iritasi atau rasa pannas pada beberapa wanita
2.2.Kimiawi
2.2.1 Spermatid
Spermatid adlah bahan kinimi (non oksinol-9) digunakan untuk
mengaktifkan untuk membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk :
1. Aerosol
2. Tablet vagina, suppositoria, tau dissolvable film
3. Krim
Cara kerja :
Menyebabkan sel membrane terpecah, memperlambat pergerakan sperma
dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
Pilihan :
1. Busa (aerosol) efektif segera setelah insersi
2. Busa spermatid dianjurkan apabila digunakan hanya metode kontrasepsi

9
3. Tablet vagina, suppositorial dan film penggunanya bias disarankan
menunggu 15 menit sesudah dimasukan sebelum hubungan seksual
4. Jenis spermatid jelly biasanya hanya digunakan dengan diafragma
Manfaat :
1. Efektif seketika (busa dan krim)
2. Tidak menggangu produksi ASI
3. Bias digunakan sebagai pendukung metode lain
4. Tidak menggangu kesehatan klien
5. Tidak mempunyai pengaruh kesehatan sistematik
6. Mudah dignakan
7. Meningkatkan lubriasi selama hubungan seksual
8. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
9. Merupakan salah satu terhadap IMS termasuk HIV AIDS

Keterbatasan :
1. Efektivitas kurang (18-29 kehamilan per 100 perempuan per tahun
pertama)
2. Efektivitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti
cara penggunan
3. Ketergantungan penguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai
setiap melakukan hubugan seksual
4. Penguuna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum
melakukan hubungan seksual ( tablet busa vagina, suppositoria dan film)
5. Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam

Cara penggunaan :
1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi
aplikator (busa / krim) dan insersi spermatid

10
2. Penting untuk menggunakan spermatid setiap melakukan aktivitas
hubungan seksual
3. Jarak tunggu sesudah dimasukan tablet vagina atau suppositoria
adalah 10-15 menit
4. Tidak ada jarak tunggu setelah memasukan busa
5. Penting untuk mengikuti anjuran dari pabrik cara penggunaan dan
penyimpanan dari setiap produk (misalnya kocok aerosol sebelum
diisi keaplikator)
6. Spermatid ditempatkan jauh kedalam vagina sehingga serviks
terlindungi dengan baik
a) Aersol ( busa )
1. Kocok tempat aerosol 20-30 menit sebelum digunakan
2. Tempat container dengan posisi ke atas letakan aplikator pada
mulut container dan tekan aplikator untuk mengisi busa
3. Sambil berbaring lakukan insersi aplikator kedalam vagina
mendekati serviks. Dorong sampai busa keluar.
4. Aplikato segera dicuci pakai sabun dan air, tiriskan, dan keringkan
5. Jangan berbagi aplikator dengan orang lain
b) Tablet vagina atau suppositoria atau fil
1. Cuci tangan sebelum membuka paket
2. Lepaskan tablet suppositoria dari paket
3. Sambil berbaring masukan tablet vagina atau suppositoria jauh
kedalam vagina.
4. Tunggu 10-15 menit sebelum memulai hubungan seksual
Sediakan selalu ekstra pegadaan tablet vagina atau suppositoria
ditempat
Catatan : beberapa busa pada vagina menyebabkan rasa
hangat di vagina, itu norma saja

c) Krim

11
1. Inserasi krim setelah dikemas kedalam apliktaor sampai penuh,
masukan kedalam vagina sampai mendekati serviks
2. Tekan alat pendorong sampai krim keluar. Tidak perlu tunggu kerja
krim
3. Aplikator harus dicuci dengan sabun dan air sesuai dengan
pencegahan infeksi untuk alat-alat, tiriskan dan keringkan
4. Untuk memudahkan pemversihan alat, pisahkan bagian-bagiannya.
Jangan berbagi aplikator dengan orang lain
5. Sediakan selalu ektra pengadaaan krim terutama apabila ternyata
container kosong.

2.3 Kontrasepsi Hormonal


Kontrasepsi hormonal berisi 2 hormon steroid yaitu hormon estrogen dan
progesteron. Estrogen sintetik adalah etinil estradiol, mestranol dan progesteron
sintetik adalah progestin, norethindron, noretinodrel, etinodiol, norgestrel.
Alasanutama untuk menggunakan estrogen dan progesteron sintetik adalah bahwa
hormon alami hampir seluruhnya akan dirusak oleh hati dalam waktu singkat
setelah diabsorbsi dari saluran cerna ke dalam sirkulasi porta (Guyton, 2008).
Mekanisme kontrasepsi hormonal antara lain dengan penggunaan estrogen
dan progestin terus menerus terjadi penghambatan sekresi GnRH dan
gonadotropinsedemikian rupa hingga tidak terjadi perkembangan folikel dan tidak
terjadi ovulasi. Progestin akan menyebabkan bertambah kentalnya mukus
servikssehingga penetrasi sperma terhambat, terjadi gangguan keseimbangan
hormonal dan hambatan progesteron menyebabkan hambatan gangguan
pergerakan tuba.

12
2.3.1 Kontrasepsi oral ( pil kontrasepsi )
Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi berupa pil dan diminum oleh wanita,
yangberisi estrogen dan progestin berkhasiat mencegah kehamilan bila
diminum secarateratur (Hartanto, 2004).Kontrasepsi oral yang paling sering
dipakai saat inimerupakan kombinasi esterogen dan progresteron yang
diminum setiap hari selamatiga minggu dan bebas minum selama satu
minggu, dan pada saat itulah terjadipendarahan uterus-withdrawal.
Komponen estrogen dalam pil menghalangi maturasi folikel dalam ovarium,
sedangkan komponen progesteron memperkuat daya estrogen untuk
mencegahovulasi. Pada keadaan biasa estrogen dan progesteron dihasilkan
oleh ovarium,karena pengaruh folikel stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormone (LH)yang dikeluarkan oleh hipophyse, akan
berpengaruh pada endometrium sehinggaterjadi siklus menstruasi. Selain itu
esterogen dan progresteron berpengaruhlangsung pada hipotalamus, yaitu
mekanisme feed back, yang akan menghambat
pengeluaran FSH dan LH releasing factor yang akibat selanjutnya adalah
dihambatnya pengeluaran FSH dan LH. Dengan dihambatnya FSH dan LH
makatidak akan terjadi ovulasi. Pada pemakaian kontrasepsi hormonal,
estrogen danprogesteron yang diberikan akan mengakibatkan kadar estrogen
dan progesterone dalam darah tetap tinggi, sehingga mekanisme feed back
akan bekerja. Mekanisme inilah yang dipakai sebagai dasar bekerjanya
kontrasepsi hormonal.
Kerugian pil KB:
a) Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari
b) Mual terutama pada 3 bulan pertama
c) Perdarahan bercak
d) Pusing
e) Nyeri payudara
f) Berat badan naik

13
g) Meningkatkan tekanan darah, retensi cairan sehingga resiko stroke dan
gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada
usia>35 tahun dan merokok perlu hati-hati (Saifuddin, 2003).
Sampai sekarang dikenal 4 tipe kontrasepsi oral yakni tipe kombinasi,
tipesekuensial, mini pil dan pil pasca sanggama (morning after pil).Tipe
kombinasiadalah yang mula mula dikenal dan efektifitasnya paling tinggi
dan oleh karena itutipe inilah yang sampai sekarang paling banyak
digunakan (Manuaba, 1998).
a) Tipe kombinasi
Terdiri dari 21-22 pil yang setiap pilnya berisi derivat estrogen dan
progestin dosis kecil, untuk penggunaan satu siklus. Pil pertama mulai
diminum pada hari kelima siklus haid selanjutnya setiap hari 1 pil
selama21-22 hari. Umumnya 2-3 hari sesudah pil terakhir diminum akan
timbulperdarahan haid yang merupakan perdarahan putus obat
(withdrawalbleeding). Penggunaan pada siklus selanjutnya sama seperti

siklussebelumnya yaitu pil pertama ditelan pada hari kelima siklus siklus
haid(Manuaba, 1998).
b) Tipe sekuensial
Pil ini mengandung komponen yang disesuaikan dengan sistemhormonal
tubuh, 12 pil pertama hanya mengandung estrogen, pil ke-13
danseterusnya merupakan kombinasi (Manuaba, 1998).
c) Tipe mini pil
Hanya berisi derivat progestin dosis kecil (0,5 mg atau lebih kecil)
terdiri dari 21-22 tablet. Minipil bukan menjadi pengganti dari pil oral
kombinasi, tetapi hanya sebagai suplemen/tambahan, yang digunakan
olehwanita yang ingin menggunakan kontrasepsi oral tetapi sedang
menyusuiatau untuk wanita yang harus menghindari estrogen oleh sebab
apapun(Hartanto, 2004).
d) Pil pasca senggama

14
Berisi dietilstilbestrol 25 mg diminum 2 kali sehari dalam kurang
waktu 72 jam pasca senggama selama 5 hari berturut-turut (Hartanto,
2004). Keefektifan kontrasepsi oral yaitu bagi ibu yang masih
menyusuisampai sembilan bulan pertama postpartum keefektifan pil
ini mencapai98,5%. Bagi ibu yang tidak menyusui, keefektifan turun
menjadi 96%

2.5 Suntikan kombinasi


Jenis suntik kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesteron asetat
dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan secara injeksi IM. Sebulan
sekali (cyclofem), dan 50 mg noretrindon enantat dan 5 mg estradiol
valerat yang diberikan secara injeksi IM sebulan sekali.
Cara kerja
a) menekan ovulasi
b) membuat lender serviks menjadi kental sehingga penetrasin
sperma terganggu.
c) perubahan pada endometrium (antrofi) sehingga implantasi terganggu.
d) menghambat transportasi gamet oleh tuba

Keuntungan :
a) resiko terhadap kesehatan kecil
b) tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
c) tidak diperlukan pemeriksaan dalam
d) jangka panjang
e) klien tidak perlu menyimpan obat suntik
f) mengurangi jumlah perdarahan
g) mengurangi nyeri saat haid

Kerugiaan :

15
a) terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan
bercak atau perdarahan sela sampai 10 hari.
b) mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan
hilang setelah suntikan kedua dan ketiga.
c) ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. klien harus
kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan
d) efektivitasnya akan berkurang jika digunakan bersamaan dengan obat-
obat epilepsy ( fenitoin dan barbiturate) atau obat tuberculosis
( rifampisin )
e) penambahan berat badan
f) dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung,
stroke, bekuan darah pada paru atau otak dan kemungkinan timbulnya
tumor hati.
g) tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual
h) kemungkinana terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.

Yang boleh menggunakan suntikan kombinasi :

a) usia reproduksi
b) telah memiliki anak ataupun yang tidak memiliki anak
c) menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan
d) pasca persalinan dan tidak menyusui
e) anemia
f) haid teratur
g) sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

Yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi :

16
a) hamil
b) menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan
c) perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
d) penyakit hati akut
e) usia > 35 tahun yang merokok
f) riwayat penyakit stroke, jantung, atau dengan tekanan darah tinggi
g) riwayat dengan kencing manis > 20 tahun
h) kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala

Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi


a) suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid
b) bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien
tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau
menggunakan kontrasepsi lain selama 7 hari tersebut misalnya
kondom
c) bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal
saja dapat dipastikan bahwa ibu tidak hamil
d) bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid,
suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan ibu tudak
hamil
e) bila pasca persalinan > 6 bulan, menyusui srta telah mendapatkan haid,
suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7
f) bila pasca persalianan < 6 bulan, dan menyusui jangan diberikan
suntikan kombinasi
g) bila pasca persalinan 3 minggu, dan tidak menyusui suntikan
kombinasi dapat diberikan
h) pasca keguguran suntikan kombinasi dapat diberikan dalam waktu 7
hari
i) ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain
dan ingin mengantinyadengan kontrasepsi hormonal kombinasi, maka

17
suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi
sebelumnya
j) ibu yang menggunakan kontrasepsi nonohormonal dan ingin
mengantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama
dapat diberikan asal ibunya tidak hamil dan pemberiannya tanpa perlu
menunggu datangnya haid. bila diberika pada 1-7 siklus haid, metode
kontrasepsi lain tidak diperlukan. bila sebelumnya menggunakan
AKDR, maka suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid dan
cabut segera AKDR.

Cara penggunaan :
suntikan kombinasi dapat diberikan setiap bulan atau secara injeksi
intramuskular. suntikan ulang dapat diberikan 2 hari sebelum atau sesudah
jadwal yang ditentukan.

1. Suntikan progestin
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung
progesterin, yaitu :
1) depo medroksiprogesterin asetat (depoprovera), mengandung 150 mg
DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan sekali dengan cara disuntik
intramuskuler pada bokong 1/3 SIAS

18
2) depo noretisteron enantat (depo noristerat) yang mengandung 200 mg
noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan sekali secara
intramuskuler.

Cara kerja

a) menekan ovulasi
b) membuat lender serviks menjadi kental sehingga penetrasin sperma
terganggu
c) menjadikan selaput lender rahim tipis dan atrofi
d) menghambat transportasi gamet oleh tuba
Keuntungan
a) resiko terhadap kesehatan kecil
b) tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
c) tidak diperlukan pemeriksaan dalam
d) jangka panjang
e) klien tidak perlu menyimpan obat suntik
f) mengurangi jumlah perdarahan
g) mengurangi nyeri saat haid
h) tidak berpengaruh terhadap ASI
i) dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopouse

Kelemahan
a) terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan
bercak atau perdarahan sela sampai 10 hari atau tidak haid sama sekali
b) mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan
hilang setelah suntikan kedua dan ketiga.
c) penambahan berat badan

19
d) dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung,
stroke, bekuan darah pada paru atau otak dan kemungkinan timbulnya
tumor hati.
e) tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual
f) kemungkinana terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
g) tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
h) terlambar kembalinya kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan
genetalia melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntik dari
deponya (tempat suntiknya.

Yang boleh menggunakan suntikan progestin :

a) usia reproduksi
b) telah memiliki anak ataupun yang tidak memiliki anak
c) menyusui ASI
d) pasca persalinan dan tidak menyusui
e) anemia
f) haid teratur
g) sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
h) mendekati usia menopause
i) menggunakan obat untuk epilepsy atu obat tuberculosis

Yang tidak boleh menggunakan suntikan progestin :

a) hamil
b) perdarahan pervaginam
c) amenorea
d) diabetes militus disertai komplikasi

20
Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi
a) suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid
b) bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien
tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau
menggunakan kontrasepsi lain selama 7 hari tersebut misalnya
kondom
c) bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal
saja dapat dipastikan bahwa ibu tidak hamil
d) bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid,
suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan ibu tudak
hamil
e) bila pasca persalinan > 6 bulan, menyusui srta telah mendapatkan haid,
suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7
f) bila pasca persalianan < 6 bulan, dan menyusui jangan diberikan
suntikan kombinasi
g) bila pasca persalinan 3 minggu, dan tidak menyusui suntikan
kombinasi dapat diberikan
h) pasca keguguran suntikan kombinasi dapat diberikan dalam waktu 7
hari
i) ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain
dan ingin mengantinyadengan kontrasepsi hormonal kombinasi, maka
suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi
sebelumnya
j) ibu yang menggunakan kontrasepsi nonohormonal dan ingin
mengantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama
dapat diberikan asal ibunya tidak hamil dan pemberiannya tanpa perlu
menunggu datangnya haid. bila diberika pada 1-7 siklus haid, metode
kontrasepsi lain tidak diperlukan. bila sebelumnya menggunakan

21
AKDR, maka suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid dan
cabut segera AKDR.

Cara penggunaan :
Suntikan kombinasi dapat diberikan setiap 3 bulan atau secara injeksi
intramuskular.suntikan ulang dapat diberikan 2 hari sebelum atau sesudah
jadwal yang ditentukan.

Hubungan tekanan darah dengan kontrasepsi


Perempuan memiliki hormon estrogen yang memiliki fungsi mencegah
kekentalan darah serta menjaga dinding pembuluh darah supaya tetap baik.
Apabilatidak ada keseimbangan pada hormon estrogen dan progesteron
dalam tubuh, makaakan dapat mempengaruhi tingkat tekanan darah dan
kondisi pembuluh darah(Guyton, 2008)
Gangguan keseimbangan hormonal ini dapat terjadi pada penggunaan
kontrasepsi hormonal. Pada pemakaian hormon estrogen dan progesteron
sintesis,misalnya etinilestradiol untuk menghambat fertilitas akan
memberikan efek-efektertentu bagi tubuh. Berbagai hormon ovarium
terhadap fungsi gonadotropik danhipofisis yang menonjol antara lain dari
estrogen adalah inhibisi sekresi FSH dan dari12progesteron inhibisi sekresi
LH. Sehingga jelas bila sekresi FSH dan LH dihambatmaka akan terjdi
ketidak simbangan hormon estrogen dan progesterone dalam tubuhyang
akan memacu terjadinya gangguan pada tingkat pembuluh darah dan
kondisipembuluh darah yang dimanifestasikan dengan kenaikan tekanan
darah. Efek initerjadi karena baik estrogen dan progesteron memiliki
kemampuan untukmempermudah retensi ion natrium dan sekresi air akibat
kenaikan aktivitas renninplasma dan pembentukan angiotensin yang
meneyertainya (Hartanto, 2004).

22
23

Anda mungkin juga menyukai