LKM Phylum Platyhelminthes
LKM Phylum Platyhelminthes
PLATYHELMINTHES
Oleh:
TIM DOSEN
B. Landasan Teori
1. Karakteristik Platyhelminthes
Platyhelminthes merupakan cacing yang berbentuk pipih dan
mempunyai tubuh simetri radial.Ukuran tubuh dari cacing ini bervariasi
mulai yang tampak mikroskopis beberapa milimeter hingga berukuran
panjang belasan meter.Bentuk tubuh Platyhelminthes beragam, dari yang
berbentuk pipih memanjang, seperti pita maupun seperti daun. Bagian
tubuhnya ada yang tertutupi oleh lapisan epidermis bersilia yang tersusun
oleh sel-sel sinsitium pada classis Turbellaria dan ada juga yang tertutup
oleh kutikula pada classis Trematoda dan Cestoda.Tubuhnya tidak
mempunyai rongga tubuh (acoela).Ruangan-ruangan di dalam tubuh yang
ada diantara berbagai organ terisi dengan mesenkim yang biasanya disebut
parenkim. (Kastawi, 2005).
Platyhelminthes mempunyai alat kelamin yang tidak terpisah
(hermafrodit), artinya dalam satu species terdapat alat reproduksi jantan
maupun betina kecuali pada beberapa familia dari Digenia.Sistem
reproduksi pada kebanyakan cacing pipih sangat berkembang dan
kompleks. Pada Platyhelminthes, Classis Trematoda dan
Cestodamelakukan pembuahan, dan pada Classis Turbellaria tidak dapat
melakukan pembuahan sendiri (Kastawi, 2005).
Platyhelminthes belum mempunyai alat pernapasan khusus,
pengambilan oksigen bagi anggota yang hidup bebas dilakukan
secaradifusi melalui permukaan tubuh sedangkan anggota yang hidup
sebagai parasit bernapas secara anaerob. Platyhelminthes sudah memiliki
alat-alat pencernaan yang mendukung sistem pencernaannya antara lain
terdiri dari mulut, faring, dan usus, walaupun pada classis tertentu ada
yang tidak memiliki mulut yaitu Classis Cestoda (Kastawi, 2005).
Habitat Platyhelminthes adalah di laut, perairan tawar, dan daratan
yang lembab. Platyhelminthes yang hidup tidak parasit biasanya
berlindung dibawah bebatuan, daun, mata air, dan lain-lain.Sedangkan
Platyhelminthes yang parasit membutuhkan beberapa macam inang untuk
kelangsungan hidupnya. Ada yang hidup di ternak mammalia, peredaran
darah manusia, kantung kemih katak, otot babi, unggas, dan beberapa jenis
vertebrata lainnya (Kastawi, 2005)
2. Klasifikasi Platyhelminthes
a. Turbellaria
Hampir semua Turbellaria hidup bebas dan kebanyakan hidup di
laut.Turbellaria air tawar yang hidup di sungai bersih (tidak tercemar
yang paling dikenal adalah anggota-anggota genus Dugesia, umumnya
disebut Planaria.Planaria sp. memakan hewan-hewan yang lebih kecil
atau memakan bangkai hewan. Turbellaria bergerak dengan silia pada
permukaan ventralnya, meluncur di sepanjang lapisan mukus yang
disekresikannya. Beberapa Turbellaria yang lain juga menggunakan
otot-ototnya untuk berenang melalui air dengan gerakan berdenyut
(Campbell, Reece, Urry, Cain, Wasserman, Minorsky, Jackson, 2008).
Beberapa Planaria sp. dapat bereproduksi secara aseksual melalui
fisi.Induk berkonstriksi kira-kira dibagian tengah tubuhnya, memisah
menjadi ujung kepala dan ujung ekor, masing-masing ujung kemudian
meregenerasikan bagian bagian yang hilang.Reproduksi seksual juga
terjadi.Planaria hermafrodit, dan pasang-pasang yang kawin umumnya
saling melakukan fertilisasi silang (Campbell et al., 2008).
b. Trematoda
Trematoda memiliki bentuk tubuh seperti daun.Tubuhnya tertutupi
oleh kutikula.Saluran pencernaan makanannya lengkap, tanpa
anus.Terdiri dari mulut, faring, dan intestin.Organ ekskresi berupa
protonefridia. Bersifat hemaprodit, kecuali pada beberapa familia dari
Digenia. Cacing Schistosoma haematobium memiliki alat kelamin yang
terpisah tetapi antara cacing jantan dan cacing betina selalu melekat
satu sama lain (Kastawi, 2005).
Trematoda hidup sebagai parasit di dalam tubuh hewan lain.
Kebanyakan memiliki alat penghisap (sucker) yang melekat ke organ-
organ internal atau permukaan-permukaan luar dari hewan
inang.Lapisan luar yang keras membantu melindungi parasit di dalam
inangnya.Organ-organ reproduksi menempati hampir di seluruh bagian
dalam dari cacing-cacing ini (Campbell et al., 2008).
c. Cestoda
Cacing pita (Cestoda) bersifat parasit.Cacing pita dewasa sebagian
besar hidup didalam vertebrata, termasuk manusia.Pada kebanyakan
cacing pita, bagian ujung anterior atau scolex dipersenjatai dengan
penghisap dan kait yang digunakan untuk melekatkan diri ke lapisan
usus inangnya.Cacing pita tidak memiliki mulut dan rongga
gastrovaskular. Mereka mengabsorpsi nutrien yang dilepaskan oleh
pencernaan di dalam usus inang.Absrorpsi terjadi di seluruh permukaan
tubuh cacing pita (Kastawi, 2005).
Daur Hidup Fasciola hepatica
Fasciola hepatica hidup parasit didalam empedu atau dalam
pembuluh darah hati manusia dan hewan ternak seperti sapi, babi,
kerbau, dan domba.Daur hidup Fasciola hepatica sebagai berikut.
Telur mirasidium masuk ke tubuh Lymnea (siput air tawar)
sporokista redia serkaria metaserkaria kista masuk ke
tubuh domba, lembu, biri-biri, atau kerbau cacing dewasa
(Kusumawati, Hidayat, Retnaningati, 2012).
C. Metode
2. Langkah Kerja
2.
3.
Tabel D.2 Klasifikasi dari spesimen Platyhelminthes
3.
6.
2.
3.
E. Pembahasan
F. Pertanyaan
1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap species
yang anda temukan? Tuliskan persamaan-persamaan tersebut!
2. Dapatkah anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap species
tersebutsehingga dimasukkan pada classis yang berbeda? Tuliskan
perbedaan-perbedaannya!
3. Tuliskan ciri khas dari tiap-tiap classis pada kolom berikut:
5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai
phyllum Platyhelminthes, lengkapilah table berikut ini:
Pencernaan Sistem Reproduksi
Phylum Eksresi Pernapasan
Makanan Syaraf
6. Apakah Lymnea sp. yang terinfeksi berbahaya jika dikonsumsi walaupun
sudah di rebus/dimasak dengan matang?
Jawaban:
G. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA GAMBAR