Anda di halaman 1dari 30

Paper Praktikum 2 Jum’at, 25 September 2020

Ekologi dan Estetika Hutan

IDENTIFIKASI KOMPONEN PENYUSUN EKOSISTEM


(Studi Kasus : Sawah dan Pekarangan Dekat Rumah)

Disusun Oleh:
Kelas A/Praktikum 1
Nadya Fitri Agli J0302201011

Dosen:
Helianthi Dewi, S.Hut., M.Si.
Dr. Melewanto Patabang, S. Hut, M.Si.
Wulandari Dwi Utari, S.Hut., M.Si.

Asisten Dosen:
Esti Menur Sukanti, A.Md.
Danang Windrapurna, A.Md.

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
I. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Tempat dilaksanakannya penelitian dan pengamatan dalam
praktikum mengidentifikasi komponen penyusun ekosistem ialah
persawahan di belakang rumah dan pekarangan di sekitar rumah, tepatnya
di Jl. Kp.Dalam No.41, Kec.Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat.
Praktikum dilaksanakan pada Jumat, 18 September 2020. Kegiatan
pengamatan dimulai pukul 10.00-11.30 WIB dan dilanjutkan pada pukul
16.00-18.00 WIB

Gambar 1. Lokasi Pengamatan


Sumber: dokumentasi Nadya Fitri Agli,2020

B. Alat dan Bahan


Kegiatan praktikum mengidentifikasi komponen penyusun
ekosistem ini memerlukan alat dan bahan yang digunakan untuk
mempermudah dalam memperoleh data selama kegiatan berlangsung.
Berikut merupakan alat dan bahan yang digunakan.

Tabel. 1 Daftar Alat dan Bahan


No. Alat dan Bahan Kegunaan
1. Alat tulis Menulis hasil pengamatan
2. Buku catatan Mencatat hasil pengamatan
3. Ebook Literatur Mengetahui jenis satwa dan tumbuhan
4. Smartphone Mengetahui jenis satwa dan tumbuhan
5. Tumbuhan Objek yang diidentifikasi komponen dan
perananannya dalam ekosistem
6. Hewan Objek yang diidentifikasi komponen dan
perananannya dalam ekosistem

C. Tahapan Kerja
Pada proses pengamatan ini menggunakan metode observasi,
yaitu dengan mengobservasi objek secara langsung.
1. Hal pertama yang dilakukan adalah menentukan
lokasi serta menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan dalam praktikum.
2. Langkah selanjutnya, mencari objek yang akan
diteliti, kemudian mulai melakukan pengamatan,
penelitian, dan identifikasi objek dari segi warna,
bentuk, pergerakan objek, dan komponen yang
terdapat pada objek.
3. Untuk mengetahui nama dari suatu objek maka
digunakan buku literatur dari pdf dan bisa dicari
juga pada jurnal pdf melalui smartphone.
4. Setelah itu hasil dari pengamatan ditulis pada kertas
atau buku catatan menggunakan alat tulis.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Hasil dari pengamatan yang dilakukan yaitu, ditemukan beberapa jenis
hewan dan tumbuhan. Setiap tumbuhan memiliki bentuk morfologi dan
penyebarannya yang berbeda. Pada pengamatan kali ini tumbuhan yang
berhasil diidentifikasi berjumlah 15 buah, berikut merupakan tabel hasil
identifikasi komponen biotik jenis tumbuhan:

Tabel 2. Hasil Inventarisasi dan Identifikasi jenis Tumbuhan


Jum
N Nama lah Penyebar Manfaat
Jenis Ciri Fisik
o. Ilmiah Indi an bagi Hewan
vidu
Mangga
menjadi
-Tingginya
tempat tinggal
sekitar 5m
bagi hewan
-Tidak memiliki
Pohon Mangifer kecil seperti
1. 1 buah atau Individu
mangga a Indica semut dan
berbunga
angkrang serta
-Berdaun hijau
buahnya
lebat
dikonsumsi
oleh hewan

Sebagai tenpat
Hibiscus - Ukuran sedanh
Kemban hinggap dan
rosa- - Bung berwarna
g sepatu sumber
2. sinensis 1 putih Individu
makanan
-Berdaun hijau
serangga
cukup lebat
penghisap
nektar
-Ukuran sedang
-Memiliki buah
bulat kecil
Sebagai
berwarna hijau
tempat
-Daun hijau dan
Rimban Solanum hinggap dan
3. 1 batang berduri Individu
g torvum sumber
berwarna hijau
makanan
dengan batang
burung kecil
memiliki bulu-
atau hewan ke
bulu halus

- Daun tunggal Sebagai rumah


berbentuk daun ikan pada air
Echhorni oval licin rawa
Eceng
4. gondok
a 3 -Bunga berwarna Kelompok
crassipes ungu dan daun
berwarna hijau
Jum
N Nama lah Penyebar Manfaat
Jenis Ciri Fisik
o. Ilmiah Indi an bagi Hewan
vidu

-Berukuran kecil
-Berdaun sejajar
yang memiliki
Pacar rigi pada tepi
Impatien Sebagai
air daunnya
5. s sumber
(bunga 1 -Memiliki bulir
balsama Individu makanan
pukul seperti biji di
nia serangga kecil
empat sekitar batang
-Batang berwarna
merah kecoklatan

-Berukuran
sekitar 50 cm
-Memiliki daun
tunggal
Tabernae melengkung Sebagai sumber
Mondok montana 1 kecil maknanan
6. Individu
aki divaricat -Memiliki bunga serangga
a mirip dengan pernghisap nektar
melati putih
-Tidak memiliki
aroma yang
menyengat

-Berukuran
sedang
7. -Memiliki daun
hijau menjari dan
Paku Pterophy Sebagai
runcing di
sejati/ ta 3 Kelompok penyeimbang
ujungnya
Pakis habitat rawa
-Memiliki bulu-
bulu halus di
sekitar daunnya

Buahnya biasa
8. Pepaya Carica -Memiliki tinggi Individu
dikonsumsi
papaya 1 sekitar 1-2m
burung
-Daun menjari
pemakan buah
berwarna hijau
atau hewan
-Memiliki buah
lainnya
berbentuk
lonjong berwarna
hijau (jika
matang
-Memiliki tinggi
9. Rambut Nepheliu sekitar 3-5m Kelompok Sebagai
Jum
N Nama lah Penyebar Manfaat
Jenis Ciri Fisik
o. Ilmiah Indi an bagi Hewan
vidu
-Memiliki daun tempat tinggal
menjari hewan-hewan
m 3 -Memiliki buah kecil seperti
an
lappaceu berambut sebesar semut dan
m bola pingpong angkrang
dan berwarna
hijau

-Memiliki tinggi
sekitar 5-7 m Tempat
-Memiliki daun bertengger
menjari berwarna burung dan
10.
Kelapa Cocos hijau Kelompok sumber
6
nusifera -Memiliki buah makanan
bulat sebesar beberapa
bola kaki hewan
berwarna hijau
dan oranye
-Memiliki daun
melengkung
berwarna hijau
Sumber
-Memiliki batang
makanan
berwarna coklat
Jambu Psidium hewan
11. 1 licin Kelompok
biji guajava pemakan buah
-Memiliki buah
dan habitat
bulat sebesar
hewan kecil
bola kasti
berwarna hijau
dan kuning

-Berbentuk
seperti rumput
yang tinggi Sumber
berrwarna hijau makanan
-Memiliki bulir hewan
Oryza 2 yang berisi biji pemakan biji-
12. Padi Kelompok
Sativa petak beras berwarna bijian seperti
putih burung pipit
-Biasa ditanam dan ayam atau
segerombolan tikus
dengan beraturan

13 Kakao Theobro 1 -Memiliki tinggi Individu Sebagai


ma sekitar 2m tempat tinggal
cacao -Memiliki daun hewan kecil
berwarna hijau, seperti semut
kuning, dan
kecoklatan,
Jum
N Nama lah Penyebar Manfaat
Jenis Ciri Fisik
o. Ilmiah Indi an bagi Hewan
vidu
-Memiliki buah
yang lonjong dan
berwarna coklat
dan kuning
-Memiliki tinggi
sekitar 2m Daunnya biasa
Musa 6 -Memiliki daun ditinggali ulat
14. Pisang paradisia poho sejajar yang Kelompok hingga
ca n bertekstur licin menjadi
-Memiliki buah kepompong
dan
-Memiliki tinggi
sekitar 50-100cm Daunnya
1
Singkon -Berdaun menjari dikonsumsi
15. M poho Kelompok
g warna hijau dan hewan seperti
n
berbatang coklat kambing
kemerahan

Keseimbangan ekosistem juga didukung dengan adanya hewan atau satwa.


Pada pengamatan kali ini, terdapat berbagai macam satwa dengan morfologi dan
tingkah laku yang beragam. Satwa yang berhasil teridentifikasi berjumlah
sebanyak 12 ekor satwa, berikut merupakan tabel hasil identifikasi komponen
biotik jenis hewan :

Tabel 3. Hasil Inventarisasi dan Identifikasi jenis Hewan


Jumla
Nama h Penyebara
No. Jenis Ciri Fisik Aktivitas
Ilmiah Indivi n
du
-Ukuran
sedang
-Warna coklat Berjalan
Gallus
dan putih seperti
Ayam gallus Kelompok
1. 2 belang-belang sedang
rumahan domesticu
-Mempunyai mencari
s
jambul merah makanan
diatas
kepalanya
2. Kucing Felis 1 -Ukuran Individu Berjalan
Catus sedang mencari
-Warna putih makanan
belang-belang
hitam
-Memiliki
Jumla
Nama h Penyebara
No. Jenis Ciri Fisik Aktivitas
Ilmiah Indivi n
du
4 kaki dan
berkumis
-Ukuran kecil
-Bentuk bulat Hinggap di
Burung Passer -Warna coklat pohon
3. 1 Kelompok
gereja montanus belang berdahan
-Paruh kecil kecil

4. 1 Kelompok Berjalan
-Berbentuk masuk ke
panjang dan dalam lubang
licin lumpur
Belut Monopter
-Berwarna sawah
sawah s albus
coklat keabu-
abuan

-Ukuran kecil Terbang dari


-Berkepala dan pohon ke
punggung pohon di
coklat- sekitar sawah
kehitaman
Burung Lonchura
-Dada
5. pipit Punctulat 1 Kelompok
berwarna putih
sawah a
-Ekor hitam
kecil dan
berkaki kecil
-Paruhnya
kecil
-Berwarna Memakan
hitam dan rumput di
coklat pekarangan
Caprinae
6. Kambing 2 -Memiliki Kelompok sekitar
aegagus
tanduk rumah
-Berbulu bersama
pendek anaknya
-Berukuran
sekitar 10-20
cm
-Berwarna
Berlari
corak belang
Ular Homalops kencang
7. 1 tak beraturan Individu
kadut air Buccata memasuki
-Tubuh bagian
semak-semak
lateral
memiliki
bintik-bintik
putih
8. Keong Pila 8 -Berukuran Kelompok Bergerombol
Jumla
Nama h Penyebara
No. Jenis Ciri Fisik Aktivitas
Ilmiah Indivi n
du
kecil seperti
kerucut
membulat
-Berwarna an di aliran
ampullace
sawah hijau air sawah
a
kecoklatan yang jernih.
-Memiliki
mulut
membundar
-Berwarna
putih susu
-Memiliki
paruh
berwarna
kuning
-Memiliki
paruh panjang
Berjalan
Cygnus 2 dan lebar pada
9. Angsa Kelompok mencari
olor ujungnya
makanan
-Memiliki
selaput
diantara jari
kaki
-Bulu yang
berlapis
minyak agar
tidak basah
-Memiliki
ukuran tubuh
sebesar kaki
orang dewasa
-Kulit
Berjalan
berwarna hijau
Varanus kencang dari
gelap dengan
10. Biawak salvator 1 Individu sungai kecil
corak
bivittatus memasuki
kehitaman
rawa
-Memiliki kaki
yang pendek
dan ekor yang
tidak terlalu
panjang
-Memiliki
ukuran sebesar
kepalan tangan Berdiam di
11. Kodok Anura 1 orang dewasa Individu dekat
-Berwarna tanaman
hijau dengan
bintik hitam
Jumla
Nama h Penyebara
No. Jenis Ciri Fisik Aktivitas
Ilmiah Indivi n
du

-Berwarna
kecoklatan
-Memiliki ekor
Bertengger
Anisopter yang panjang
12. Capung 1 Individu di kabel
a -Memiliki kaki
listrik
dan sayap
-Warna tubuh
bercorak

B. Pembahasan
1. Tumbuhan
a. Mangga
Tanaman yang memiliki nama latin Mangifera indica ini
adalah salah satu jenis tanaman berbiji tertutup yang
tumbuh subur di wilayah Indonesia. Tanaman mangga bisa
tumbuh mencapai 20m, namun yang dibudidayakan hanya
memiliki tinggi sekitar 3-10m. Daun mangga umumnya
hijau lebat dan mangga memiliki buah yang sangat lezat
dan gemar dikonsumsi.

Gambar 2.1 Mangga (Mangifera indica)


Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020

b. Kembang sepatu
Tanaman kembang sepatu dengan nama latin Hisbicus rosa
sinensis merupakan jenis tanaman yang dikelompokkan
dalam famili malvaceace, genus hisbiscus. Kembang
sepatu memiliki bunga berwarna putih namun ada juga
beberapa yang berwarna merah. Daun kembang sepatu
melengkung dan runcing dibagian tepi daunnya. Tak hanya
dijadikan tanaman hias namun juga banyak
memanfaatkannya sebagai obat, mulai dari bunganya
sebagai obat bisul, hingga daunnya yang dipercaya dapat
menyembuhkan panas dalam.

Gambar 2.2 Kembang Sepatu (Hisbicus rosa-sinensis)


Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020

c. Rimbang
Rimbang dengan nama latin Solanum torvum termasuk ke
dalam tanaman perdu yang tingginya sekitar 1-
3m.Memiliki batang membulat, berduri dan berwarna hijau
seperti daunnya yang tunggal. Mempunyai bunga kecil
berwarna putih di pucuknya. Buah rimbang yang bulat
kecil punya khasiat untuk mengobati sakit mata dan obat
lainnya.

Gambar 2.3 Rimbang (Solanum torvum)


Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020
d. Eceng gondok
Eceng gondok dengan nama latin Eichhornia crassipes
termasuk ke dalam divisi magnoliophyta kelas liliopsida,
ordo alismatales, famili butomaceae dan genus eichornia
adalah salah satu tanaman air berkelompok yang tingginya
sekitar 0,4-0,8m. Daunnya hijau tunggal berbentuk oval
dengan ujungnya yang meruncing. Memiliki bunga
berwarna ungu, merah muda pudar, hingga putih. Eceng
gondok dimanfaatkan oleh ikan rawa sebagai rumah
mereka, dan mulai dikembangkan untuk bisa dikonsumsi
oleh manusia.

Gambar 2.4 Eceng Gondok (Eicchornia crassipes)


Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020

e. Pacar Air
Tanaman Pacar air dengan nama latin Impatiens hortensis
merupakan tanaman divisi magnoliophyta yang termasuk
kelas magnoliopsida, ordo geraniales, famili
balsaminaceae, dan genus impatiens.Pacar air berbatang
basah,lunak, dan berwarna kemerahan. Bunganya memiliki
warna merah, merah muda, hingga ungu. Pacar air biasa
dijadikan tanaman hias namun biasa juga tumbuh
berkelompok di tanah lapang.
Gambar 2.5 Pacar Air (Impatiens hortensis)
Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020

f. Mondokaki
Mondokaki dengan nama latin Tabernaemontana divaricata
merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari
oleh pecinta tanaman. Bunganya berwarna putih mirip
dengan bunga melati namun memiliki aroma yang berbeda

Gambar 2.6 Mondokaki (Tabernaemontana divaricata)


Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020

g. Pakis
Paku sejati atau yang sering disebut dengan pakis
merupakan salah satu jenis Pteridophyta yang telah
berbentuk talus. Batangnya berwarna hijau seperti daunnya
dapat tumbuh di bawah tanah seperti rizhoma. Daun
mudanya menggulung dan setelah dewasa akan melebar.
Biasanya tumbuh berkelompok di semak atau rawa.
Tanaman ini ada yang bisa dijadikan tanaman hias, namun
umumnya hanya tumbuh liar di semak belukar.
Gambar 2.7 Pakis (Pterophyta)
Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020

h. Pepaya
Tanaman pepaya dengan nama latin Carica papaya adalah
tanaman yang sering kita jumpai di sekitar lingkungan kita.
Tanaman jenis ini merupakan kingdom dari plantae dengan
kelas Magnolliopsida, ordo brassicales, family caricaceae,
genus carica dan yang terakhir berjenis Carica papaya.
Tanaman pepaya berciri-ciri mempuyai tulang daun yang
menjari bergerigi dengan jumlah kelopak genap, pohon
memiliki batang yang kokoh, mempunyai daun yang
berwarna hijau, pola penyebarannya yaitu individu dan
tanaman ini mempunyai bunga. Tanaman ini memiliki
permukaan batang yang memperlihatkan bekas-bekas daun
patahan tangkai daun.

Gambar 2.8 Pepaya (Carica papaya)


Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020
i. Rambutan
Tanaman yang bernama latin (Nephelium iappaceum)
adalah buah asli dari Asia Tenggara, khususnya Indonesia,
namun sekarang telah menyebar ke seluruh daerah tropis di
dunia. Tanaman ini memiliki daun yang berwarna hijau
melengkung yang lebat. Secara alami rambutan berumah
dua, tetapi bersifat androdioecious (hermaprodit), ada
tumbuhan berbunga jantan saja dan berbunga banci.
Tumbuhan jantan tidak pernah menghasilkan buah.

Gambar 2.9 Rambutan (Nephelium iappeceum)


Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020

j. Kelapa
Tanaman kelapa merupakan tanaman yang sangat banyak
tersebar di Indonesia, terutama di wilayah pesisir pantai.
Kelapa memiliki tinggi hingga mencapai 20m, namun adaj
juga yang hanya memiliki tinggi 2m. Tanaman yang
memiliki nama latin Cocos nusifera ini disebut juga
tanaman seribu guna, karena dari daun, batang, buah
hingga tempurung kelapa dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Kelapa termasuk penyebaran dalam
kelompok. Daun dan buahnya yang hijau sejajar dan
memiliki tulang dan pelepah daun yang cukup kuat, serta
memiliki batang yang besar dan kokoh. Kelapa juga
termasuk komiditi ekspor yang terbaik.
Gambar 2.10 Kelapa (Cocos nusifera)
Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020

k. Jambu Biji
Psidium guajava L. atau sering biasa kita sebut jambu biji
ini merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Serikat
Tengah, lalu penyebaran tanaman ini meluas ke kawasan
Asia Tenggara dan ke wilayah Indonesia melalui Thailand.
Tanaman ini memiliki buah berwarna hijau kekuningan
yang sangat baik untuk dikonsumsi dan dipercaya
berkhasiat untuk obat. Tanaman ini tidak terlalu tinggi,
dengan daun yang berwarna hijau melengkung, serta
memiliki batang licin yang berbeda dari tanaman lainnya

Gambar 2.11 Jambu biji (Psidium guajava)


Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020
l. Padi
Padi merupakan tanaman yang paling penting bagi
kehidupan manusia. Berbentuk seperti rumput berukuran
sedang dan memiliki bulir biji yang sering disebut beras.
Padi bernama latin Oryza Sativa ini tidak hanya merupakan
produsen bagi manusia, namun juga hewan yang
penyebarannya berkelompok. Padi yang masih belum siap
di panen berwarna hijau, terlihat seperti rumput dan belum
memiliki bulir dan ketika waktu panen telah tiba ia akan
berubah menguning.

Gambar 2.12 Padi (Oryza Sativa)


Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020

m. Kakao
Kakao bernama latin Theobroma cacao merupakan
spermatophyta angiospermae yang masuk ke dalam ordo
malvales, famili sterculiaceae. Tinggi tanaman ini antara 1-
7m. Tanaman ini memiliki 2 tunas, yaitu tunas ke atas
(tunas air/chupon) dan tunas ke bawah (plagiotrop/fam).
Daun kakau berwarna hijau dan kemerahan, batang yang
cukup kuat berwarna coklat, serta buahnya ketika masih
muda berwarna coklat keunguan dan hijau dan ketika
sudah matang akan berwana kekuningan.
Gambar 2.13 Kakao (Theobroma cacao)
Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020

n. Pisang
Tanaman pisang dengan nama ilmiah Musa paradisiac
merupakan tanaman yang berasal dari asia pasifik dan
tumuh subur di daerah tropik. Memiliki daun yang lebar
dan batang basah yang licin berwarna hijau juga. Tanaman
ini memiliki bunga yang berwarna merah yang biasa
disebut jantung pisang, dapat diolah menjadi sayuran. Buah
pisang sangat tinggi vitamin dan banyak disukai.

Gambar 2.14 Pisang (Musa Paradisiac)


Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020

o. Singkong
Tanaman singkong merupakan jenis umbi kayu yang
memiliki nama latin Manihot esculenta. Tanaman ini
memiliki daun yang menjari dan tidak memiliki buah.
Singkong juga banyak dibudidayakan karena daun dan
umbi akarnya dapat dikonsumsi dan diolah menjadi bahan
yang bermanfaat seperti tepung, sayuran, dan lainnya.
Gambar 2.15 Singkong (Cocos nusifera)
Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020

2. Satwa
a. Ayam
Hewan dengan nama latin Gallus gallus ini merupakan
hewan yang tergabung dalam kingdom animalia
subkingdom metoxa, phylum cordata, divisi carinathae,
ordo galiformes, family phasianidae, dan genus gallus.
Memilikiciri-ciri berukuran lebih kecil dibanding ayam
ras, berwarna hitam, merah kecoklatan, abu-abu,
hingga bercorak putih dan coklat. Ayam ini terbiasa
hidup dalam kelompok, dan banyak dijadikan hewan
ternak. Merupakan konsumen tingkat 1
yang terbiasa mencari makan sendiri dengan mengais-
ngais tanah. Ayam kampung juga memiliki kebiasaan
terbang ke dahan-dahan pohon yang tidak terlalu tinggi.
Beberapa ayam ini juga memiliki jambul diatas
kepalanya yang biasa disebut jengger.

Gambar 3.1 Ayam (Gallus gallus)


Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020
b. Kucing
Kucing merupakan hewan peliharaan yang telah
didomestikasi sejak 3000- 4000 tahun lalu pada zaman
mesir kuno. Kucing dengan nama latin (Felis
domesticus) adalah hewan domestikasi yang merupakan
keturunan dari kucing eropa (Felis sylvestris) dengan
kucing hutan afrika (Felis lybica), Felis domesticus
termasuk dalam kelas mamalia, ordo karnivora, sub
ordo feliformia, famili felidae. Memiliki panjang 50-
70cm dan berat 2-4 kg tergantung pada jenisnya.
Hewan ini memiliki corak warna yang beragam, mulai
dari putih, keabu-abuan, kuning, hitam, hingga belang-
belang. Kucing ini merupakan konsumen tingkat 2,
yang biasa dipelihara dan banyak juga yang hidup liar.
Memiliki aktivitas berlari kesana-kemari, dan memakan
ikan dan sejenisnya. Kucing ini juga hewan yang
penyayang dan cerdik.

Gambar 3.2 Kucing (Felis domesticus)


Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020

c. Kambing
Kambing dengan nama latin Caprinae aegagrus
termasuk dalam kingdom animalia, phylum chordata,
kelas mamalia, ordo artiodactyla, family bovidae, dan
jenis capra. Merupakan hewan jinak yang banyak
dijadikan ternak. Hewan yang termasuk konsumen
tingkat 1 ini memiliki tubuh sedang, dengan corak
warna antara hitam, kecoklatan, hingga belang-belang.
Sebagai kepala rombongan, untuk kambing betina ada
beberapa yang memiliki tanduk. Aktivitas yang
dilakukan kambing pada umunya ialah mencari makan
di padang rumput, atau wilayah hijau lainnya.

Gambar 3.3 Kambing (Gallus gallus)


Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020

d. Burung gereja
Burung dengan nama latin Passer montanus termasuk
dalam kingdom animalia, kelas aves,famili ploceidae,
merupakan salah satu jenis burung yang banyak kita
jumpai. Memiliki ciri-ciri berukuran kecil dengan
buluberwarna coklat dengan corak putih pada bagian
dadanya, memiliki paruh kecil yang menyesuaikan
dengan makanannya yaitu berupa biji-bijian kecil.
Burung ini hidup berkelompok dan berasosiasi dengan
manusia, biasa terbang mencari makanan di sekitar
kawasan hijau, atau hanya bertengger dari pohon ke
pohon.

Gambar 3.4 Burung gereja (Passer Montanus)


Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020

e. Belut sawah
Hewan air tidak bersirip dengan nama latin Monopterus
albus ini merupakan jenis ikan air tawar yang banyak
dikonsumsi. Hewan ini termasuk dalam flum chordata,
kelas pisces, ordo synbranchidae, dan genus
monopterus. Belut sawah berbentuk bulat memanjang
dan berlendir, memiliki mata kecil dan sipit, bermulut
kecil seperti lipatan kulit, serta memiiliki gigi halus dan
runcing. Belu bergerak dengan cara mengesotkan badan
seraya berlenggok dengan cepat, karena badan yang
licin dan gerakannya yang cepat, belut sukar
ditangkap.Belut merupakan konsumen tingkat 1 yang
makanannya berupa bibit padi ataupun tumbuhan kecil
disekitar lumpur sawah. Belut juga memiliki nilai gizi
yang tinggi dan baik untuk dikonsumsi.

Gambar 3.5 Belut sawah (Monopterus albus)


Sumber : steempeak.com

f. Keong sawah
Keong sawah bernama latin Pila ampullacea memiliki
bentuk bundar kecil dan bercangkang. Hewan ini
termasuk ke dalam ordo architaenioglossa, famili
apullariidae, dan jenis pila. Memiliki warna mulai dari
kuning kehijauan hingga kecoklatan. Terbiasa hidup
berkelompok dan berhabitat di perairan kecil yang
jernih, seperti di aliran air sawah yang jernih. Keong ini
termasuk konsumen tingkat 1 , masyarakat di beberapa
wilayah Indonesia juga banyak mengkonsumsinya
dengan dijadikan lauk karena keong ini memiliki nilai
gizi yang cukup tinggi
Gambar 3.6 Belut sawah (Monopterus albus)
Sumber : news.trubus.id

g. Angsa
Angsa memiliki nama latin Cygnus olor merupakan
salah satu aves dari famili anatidae. Berbeda dengan
itik, angsa memiliki warna bulu yang putih dan leher
serta paruh kuning yang lebih panjang. Angsa memiliki
suara yang lebih nyaring dibandingkan itik. Selain itu,
ketika merasa terancam, ia tak segan-segan akan
menyerang mangsanya dan mengepakkan sayap ke
arahnya. Hewan ini termasuk ke dalam konsumen
tingkat satu yang biasa diternak juga. Meski begitu,
setiap pagi atau sore biasanya angsa dan kelompoknya
mencari makanan. Bulu angsa banyak dimanfaatkan
untuk industri tekstil yang harganya tidak murah. Telur
angsa juga banyak dicari karena dipercaya bisa menjadi
obat

.
Gambar 3.7 Angsa (Cygnus Olra)
Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020

h. Burung pipit
Burung bondol atau pipit yang bernama latin Lonchura
puctulata termasuk aves dengan genus Lonchura
merupakan burung berukuran kecil, pemakan biji-
bijian, dan tersebar luas di wilayah tropis, termasuk
Indonesia. Burung ini sering terlihat mendatangi sawah
untuk mencari makanannya yang berupa biji-bijian,
terutama biji padi. Burung ini berwarna coklat dengan
kepala berwarna hitam, ada juga yang berwarna putih
pada bagian dada dan dan kepalanya. Burung ini
dianggap hama oleh petani karena sering mengganggu
pertumbuhan padi

Gambar 3.8 Burung pipit sawah (Lonchura punctulata)


Sumber : news.adearisandi.wordpress.com

i. Ular Kadut Sawah


Ular dengan nama latin Homalopsis buccata termasuk
ke dalam ordo squamata famili homalopsidae,
merupakan ular air yang biasa hidup di sekitar sawah
atau aliran air. Ular ini memiliki panjang tubuh dewasa
berkisar antara 70-100cm, namun kebanyakan yang
ditemui hanya berukuran 50-70cm. Bagian tubuh ular
ini berwarna kelabu,hijau, hingga corak kemerahan dan
belang coklat dengan bagian ventral berwarna putih dan
lateral terdapat bintik-bintik putih. Mulutnya berbentuk
v, dan termasuk hewan konsumen tingkat 2 dengan
makanannya berupa katak, ikan, atau reptil kecil
lainnya. Ular ini juga nortuknal dan berbisa.

Gambar 3.9 Ular Kadut sawah (Homolopsis buccata)


Sumber : news.adearisandi.wordpress.com
j. Biawak
Biawak yang memiliki nama ilmiah Varanus salvator
bivittatus ini merupakan salah satu reptil air tawar yang
masih cukup banyak spesiesnya. Hewan ini memiliki
tubuh yang relatif sedang ketika dewasa namun ada
juga yang ditemukan berbobot sebesar buaya. Hewan
ini memiliki kaki yang pendek, bersisik yang hampir
sama dengan ular namun lebih kasar, memiliki ekor
yang cukup panjang dan memiliki lidah seperti ular.
Hewan ini sangat aktif dan terutama ditempat yang
gelap dan dingin, serta memiliki pergerakan yang cepat.

Gambar 3.10 Biawak (Varanus salvator bivittatus)


Sumber: thebellebrigade.com

k. Kodok
Kodok yang memiliki nama ilmiah anura merupakan
salah satu amphibi yang sering di jumpai di sekitar
sawah, sungkai, ataupun berdiam di tempat yang
memiliki tanaman. Kodok berkuran sebesar kepalan
tangan orang dewasa dengan warna tubuh hijau dengan
bintik kehitaman. Kodok memiliki suara yang khas dan
mudah dikenali.

Gambar 3.11 Katak (Anura)


Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020
l. Capung
Capung dengan nama ilmiah Anisoptera merupakan
salah satu serangga yang sering dijumpai sehari-hari.
Capung memiliki warna yang beragam, mulai dari
vorak merah, biru, hingga hijau kehitaman. Capung
sendiri memiliki sayang yang lebardan memiliki kaki.
Capung bermata besar dan sering hinggap di antara
bunga, daun, atau bahkan di kayu dan kabel listrik.

Gambar 3.12 Capung (Anisoptera)


Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A, 2020

3. Jaring Makanan
Makhluk hidup membutuhkan makanan sebagai sumber energi untuk
mempertahankan kehidupannya, begitu juga pada tumbuhan dan hewan
yang saling berkaitan,membentuk urutan transfer energi dalam suatu
ekosistem dengan proses makan dan dimakan yang disebut rantai
makanan. Rantai makanan pada suatu ekosistem membentuk jaring
makanan, berikut jaring makanan pada ekosistem yang diamati :
Gambar 5. Jaringan Makanan Ekosistem
Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A,2020

Keterangan jaringan makanan :

1. Rimbang  Burung Gereja  Kucing


2. Padi  Burung gereja  Kucing
3. Padi  Keong sawah  Belut sawah  Biawak
4. Padi  Burung pipit  Kucing
5. Padi  Burung pipit  Ular Kadut  Biawak
6. Buah Tanaman Besar  Burung Pipit  Kucing
7. Buah Tanaman Besar  Burung pipit  Ular Kadut  Biawak
8. Daun Tanaman Besar  Kambing  Biawak
9. Daun Tanaman Hias  Kambing  Biawak
10. Daun Tanaman Hias  Capung  Kodok  Ular Kadut  Biawak
11. Daun Tanaman Hias  Capung  Kodok  Biawak
12. Singkong  Kambing  Kambing  Biawak
13. Eceng gondok  Angsa  Biawak
Tanaman besar terdiri dari : Mangga, pepaya, pisang, rambutan, kakao, kelapa
Tanaman hias terdiri dari : Kembang sepatu, pacar air, mondokaki, pakis

4. Piramida Makanan
Konsu
men 3 :
Varanu
s
salvato
r
bivittat
us,
Felis
catus
Konsumen 2 : Homalops
Buccata, Monopterus albus,
Anura

Konsumen 1 : Gallus gallus domesticus, Passer


montanus, Pila ampullacae, Lonchura Punctulata,
Caprinae aegagus, Anisoptera

Produsen : Mangifera Indica, Hibiscus rosa-sinensis, Solanum torvum,


Echhornia crassipes, Impatiens balsamania, Tabernaemontana
divaricata,Pterophyta, Carica papaya, Nephelium lappaceum,Cocos nusifera,
Psidium guajava, Oryza Sativa, Theobroma cacao, Musa paradisiaca, Manihot
esculenta

Gambar 4. Piramida Ekologi (Struktur Trofik)


Sumber : dokumentasi Nadya Fitri A,2020
Keterangan Piramida Ekologi

Gambaran susunan antar trofik disusun secara urut membentuk piramidas sesuai
dengan hubungan makan dan dimakan. Dimulai dari dasar piramida yang
ditempati produsen atau tanaman, pada praktikum ini terdapat 12 tanaman. Trofi
kedua ditempati konsumen tingkat 1 atau yang dikenal dengan konsumen primer
yaitu hewan yang memakan tumbuhan (Herbivora), pada praktikum ini terdapat 6
ekor hewan sebagai konsumen 1. Trofi 3 ditempati hewan pemakan daging
(Karnivora) yang merupakan konsumen tingkat 2 atau disebut juga konsumen
sekunder, pada praktikum ini terdapat 4 ekor hewan yang berperan sebagai
konsumen 2. Trofi terakhir atau trofi 4 ditempati hewan karnivora sebagai
konsumen predator, dimana pada praktikum ini berjumlah sebanyak 2 ekor
hewan.
III. KESIMPULAN

Ekosistem merupakan hubungan timbal balik makhluk hidup dengan


lingkungannya. Komponen ekosistem tersusun atas komponen abiotik atau
penyusunnya merupakan benda mati dan komponen biotik yang terdiri dari
makhluk hidup mulai dari mikroorganisme, hewan, dan tumbuhan.

Ekosistem yang diamati pada praktikum ini merupakan ekosistem sawah


dan pekarangan rumah, yang terdiri atas berbagai tumbuhan dan satwa
didalamnya. Terdapat 12 satwa dan 15 Tumbuhan yang berhasil diidentifikasi,
tumbuhan tersebut yaitu mangga, pepaya, rambutan, kakao, jambu biji,
kelapa, pisang, rimbang, kembang sepatu, eceng gondok, padi, pakis,
singkong, mondokaki, dan pacar air. Sedangkan satwa yang teridentifikasi
yaitu kucing, kambing, ayam, angsa, keong sawah, belut sawah, ular kadut,
capung, kodok, burung gereja, burung pipit, dan biawak. Seluruh tumbuhan
dan satwa yang teridentifikasi tersebut memiliki morfologi, jenis, penyebaran,
dan kebiasaan yang berbeda-beda tergantung kepada kondisi fisik dan
lingkungannya.

Ekosistem akan seimbang ketika satwa dan tumbuhan memiliki hubungan


yang saling timbal-balik. Dalam mempertahankan hidup, tentunya masing-
masing makhluk hidup harus mendapat energi. Hewan dan tumbuhan
membentuk hubungan saling keterkaitan melalui proses makan dan dimakan
dimana tumbuhan berperan sebagai produsen, atau yang menghasilkan energi,
satwa pemakan tumbuhan berperan sebagai konsumen 1, dan satwa pemakan
daging berperan sebagai konsumen 2 hingga membentuk susunan urutan
transfer energi yang disebut dengan Jaringan Makanan dan tingkatan trofi nya
disebut dengan Piramida Ekologi

DAFTAR PUSTAKA
Agustiyani, E. (2013). Pemberian kombinasi .

Darojat, M. (2014). Theobroma Cacao.

F.Wahyuningsih. (2014). standarisasi daun mondokaki.

idawati, y. (2015). Identifikasi pacar air.

NOVARINO, W. (2014). KARAKTERISTIK SARANG BONDOL PEKING.

R.Nuryana. (2016). Eceng Gondok.

Sirait, N., & Balittro. (2009). TERONG CEPOKA (Solanum torvum) HERBA
YANG.

Swastikaningrum, H., & Sucipto Hariyanto, B. I. (2012). KEANEKARAGAMAN


JENIS BURUNG PADA BERBAGAI TIPE.

wijaya, D. r. (2018). Identifikasi Mollusca Jenis Keong Persawahan.

Anda mungkin juga menyukai