Anda di halaman 1dari 13

Paper Praktikum 5 Jumat, 16 Oktober 2020

Mata Kuliah: Ekologi dan Estetika Hutan

IDENTIFIKASI KOMPONEN HABITAT DAN FUNGSI


MAKHLUK HIDUP
(Studi Kasus : Sawah dan Pekarangan Dekat Rumah)

Disusun Oleh:
Kelas A/Praktikum 1
Nadya Fitri Agli J0302201011

Dosen:
Helianthi Dewi, S.Hut., M.Si.
Dr. Melewanto Patabang, S. Hut, M.Si.
Wulandari Dwi Utari, S.Hut., M.Si.

Asisten Dosen:
Esti Menur Sukanti, A.Md.
Danang Windrapurna, A.Md.

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
I. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Tempat dilaksanakannya penelitian dan pengamatan dalam praktikum
mengidentifikasi interaksi komponen habitat dan fungsi makhluk hidup dalam
ekosistem ialah persawahan di belakang rumah dan pekarangan di sekitar rumah, yang
beralamat di Jl. Kp.Dalam No.41, Kec.Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat.
Praktikum dilaksanakan pada Kamis, 8 Oktober 2020. Kegiatan pengamatan dimulai
pukul 10.00-15.00 WIB.

Gambar 1. Lokasi Pengamatan


Sumber: dokumentasi Agli F,2020

B. Alat dan Bahan


Kegiatan praktikum ini memerlukan alat dan bahan yang digunakan untuk
mempermudah dalam memperoleh data di lokasi praktikum selama kegiatan
berlangsung. Berikut merupakan alat dan bahan yang digunakan.

Tabel. 1 Daftar Alat dan Bahan


No
Alat dan Bahan Kegunaan
.

1. Alat tulis Menulis hasil pengamatan

2. Buku catatan Mencatat hasil pengamatan

3. Ebook Literatur Mengetahui jenis satwa dan tumbuhan

Mengetahui jenis satwa dan tumbuhan dan alat


4. Smartphone
dokumentasi objek

5. Microsoft Word Mengerjakan laporan dan mengolah data

6. Laptop Mengolah hasil pengamatan


C. Tahapan Kerja

Pada proses pengamatan ini menggunakan metode observasi, yaitu dengan


mengobservasi objek secara langsung.
1. Hal pertama yang dilakukan adalah menentukan lokasi serta
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2. Langkah selanjutnya, mencari objek yang akan diteliti, kemudian
mulai melakukan pengamatan dan identifikasi habitat komponen biotik
dalam ekosistem
3. Setelah itu foto objek yang diamati sebagai dokumentasi bukti fisik
dalam melakukan pengamatan
4. Catatlah hasil pengamatan ke dalam buku catatan dan identifikasi jenis
interaksinya.
5. Kemudian hasil pengamatan diolah dan disusun menjadi sebuah paper
II. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dalam bertahan hidup, peran habitat sangat penting demi kelangsungan hidup suatu
komponen biotik dalam ekosistem. Habitat adalah tempat dimana mereka bias hidup,
beristirahat, berkembang biak, mencari makanan, dan berlindung. Berikut merupakan tabel
hasil pengamatan komponen habitat dalam ekosistem sawah dan perkarangan sekitar rumah.

Tabel 2. Tallysheet Pengamatan Komponen Habitat


Uraian Jenis 1 Jenis 2 Jenis 3 Jenis 4 Jenis 5
Karakteristik
Habitat
Burung pipit Semut Keong Lumut Kangkung air
(Lonchura (Formicidae) sawah (Bryophyte) (Ipomoea
Punctulata) (Pila aquatic)
ampullacea)
Komponen Daratan Komponen Sungai kecil Menempel Habitat utama
habitat yaitu lahan habitat utama atau parit pada kayu dari kangkung
utama terbuka dari semut disekitar dinding dan air adalah tepi
seperti di adalah tanah persawahan bebatuan air/kali, rawa,
persawahan, yang lembab perairan di
perladangan, sekitar sawah
ataupun
pemukiman
Komponen Lingkungan Semut juga Aliran air Lumut hidup Di tanah yang
habitat yang biasa hidup di persawahan di tempat lembab dan
pendukung didominasi daun dan atau kolam yang lembab basah yang
tanaman dan ranting di sekitar dan tidak mengandung
pepohonan pepohonan sawah terkena banyak bahan
yang tinggi matahari organic yang
langsung.

Komponen Habitat yang Semut adalah Mengambil Sumber Kangkung air


habitat untuk didominasi hewan makanan makanan mengambil
memenuhi oleh berkoloni yang dari bahan lumut dari makanan dari
kebutuhan tumbuhan mencari organik di bahan bahan organic
makanan biji-bijian makan sekitar organik yang yang terdapat di
(termasuk seperti berrsama di tempat terdapat di habitatnya
air) persawahan tanah dan tumbuhnya. tempat
dan padang Kawasan tumbuhnya.
rumput terbuka
lainnya.
Tabel 3. Lanjutan Tallysheet Pengamatan Komponen Habitat
Uraian Jenis 1 Jenis 2 Jenis 3 Jenis 4 Jenis 5
Karakteristik
Habitat
Komponen Burung pipit Semut tumbuh Dapat Lumut dapat Kangkung
habitat untuk akan tumbuh optimal di tumbuh dan hidup dan tumbuh subur
tempat di tempat tanah dengan bereproduksi tumbuh di ditempat yang
tumbuh sumber suhu 25°C – tempat yang basah dengan
dengan baik
makanannya 32°C di daerah lembab banyaknya unsur
dan tropis dan di segala bersuhu 10- hara di dalamnya
berkembang dengan pH kondisi 30 derajat
biak di tanah netral dengan celcius dan
sarang hingga sedikit urnsur tidak terkena
mereka yang asam. organic yang matahari
berada di banyak di langsung
atas pohon di
tempat
sekitar
habitat tumbuhnya
mereka
Komponen Burung pipit Semut Keong Dinding dan Kangkung hidup
habitat untuk akan bersarang di sawah pepohonan merambat di
bersarang membuat dalam tanah bersarang di yang lembab tempat yang
sarang di dalam parit basah
atas pohon atau air
tinggi seperti dengan
pohon kelapa berlindung
atau pinang dibalik
cangkangnya
Komponen Burung pipit Dimana saja, Di sungai, Dinding dan Di tepi sungai
habitat untuk beristirahat baik di tanah, parit, atau pepohonan kecil, rawa, dan
beristirahat di sarang ataupun di aliran air di atau kayu tanah yang basah
mereka atau balik dedaunan sekitar lapuk yang
bertengger di dan pohon persawahan lembab
dahan pohon
Komponen Burung pipit Tempat Keong Menempel Di habitat
habitat untuk membuat perlindungan sawah hidup pada dinding alaminya seperti
perlindungan sarang di utama dari di wilayah atau pohon di tepi sungai
pohon yang semut adalah perairan dan kayu kecil, kolam,
tinggi untuk tanah sawah, parit, yang lembab atau tepi rawa
melindungi atau sungai dan tidak berair
dirinya kecil dan terkena
berlindung cahaya
dibalik matahari
cangkangnya langsung.

B. Pembahasan
Dalam pengamatan komponen habitat pada ekosistem sawah dan pekarangan
rumah ini terdapat tiga ekor satwa dan dua tumbuhan yang teridentifikasi. Berikut merupakan
pembahasan dari masing-masing komponen.

1. Burung pipit (Lonchura Punctulata)

Burung pipit merupakan salah satu komponen biotik yang hidup dan berkembang di
daerah persawahan dan padang rumput sebagai habitat asli dari burung tersebut. Burung pipit
tinggal di area terbuka dan dekat dengan sumber makanan mereka dimana terdapat banyak
tanaman biji-bijian.. Burung pipit merupakan musuh terbesar bagi petani karena dianggap
hama bagi tanaman mereka.
Musuh utama dari burung pipit adalah burung pemangsa, ular, kadal, dan hewan
pemangsa lainnya. Maka dari itu burung pipit membuat sarang sebagai tempat berlindung,
bereproduksi, dan beristirahat diatas pohon yang tinggi namun masih dekat dengan sumber
makanan mereka, seperti di atas pohon pinang dan kelapa. Sarang tersebut juga menjadi
tempat tumbuh dan berkembang dari telur-telur burung pipit. Burung pipit akan terbang di
dan mencari makan di siang hari dan bertengger di atas pohon untuk beristirahat
Persebaran habitat burung ini cukup luas dimana banyak tanaman hijau terutama
adalah tanaman biji-bijian serta pohon yang tinggi, habitat tersebut meliputi lapangan hijau,
padang rumput, dan persawahan.

Gambar 1. Burung Pipit(Lonchura Punctulata)


Sumber : dokumentasi Agli. F,2020

2. Semut (Formicidae)

Semut merupakan hewan berkoloni yang habitatnya sangat dekat dengan manusia.
Semut memilih tanah sebagai habitat utama mereka dikarenakan tempat yang hangat dan
tertutup. Semut juga bias hidup di pepohonan. Semut memiliki kemampuan beradaptasi yang
tinggi sehingga keberadaannya luas, ia dapat hidup di hutan, persawahan, maupun dataran
terbuka lainnya. Semut membuat sarang sebagai tempat perlindungan, bereproduksi, dan
menyimpan makanan mereka. Selain mencari makan di sekitar tanah, semut juga mencari
makanan di pepohonan dan sering berlindung di balik dedaunan dan di sekitar ranting
pepohonan.
Semut memiliki persebaran habitat yang luas, meliputi padang rumput hingga daerah
pertanian terbuka dengan ketinggian sekitar 600. Habitat yang terganggu karena kehadiran
manusia akan memiliki diversitas semut yang lebih rendah jika dibandingkan dengan habitat
yang tidak mengalami gangguant Spesies semut memiliki tingkat toleransi yang sempit dan
respon yang cepat terhadap perubahan lingkungan.
Ukuran semut yang kecil dan relatif bergantung pada kondisi temperatur, membuat
mereka sangat sensitif terhadap perubahan iklim dan iklim mikro dalam suatu habitat.
Menurut Andersen (2000) keberadaan semut sangat terkait dengan kondisi habitat dan
beberapa faktor pembatas utama yang mempengaruhi keberadaan semut yaitu suhu rendah,
habitat yang tidak mendukung untuk pembuatan sarang, sumber makanan yang terbatas serta
daerah jelajah yang kurang mendukung.
Selain itu, strata vegetasi meliputi komposisi penyusun suatu ekosistem misalnya
pohon, perdu dan semak, serta tumbuhan bawah, spesies pohon, ketebalan serasah, suhu
tanah, kerapatan tajuk, pH tanah, kelembaban udara. meliputi komposisi penyusun suatu
ekosistem misalnya pohon, perdu dan semak, serta tumbuhan bawah tentu saja akan
berpengaruh terhadap ketersediaan makanan bagi semut dan keberlangsungan hidupnya.

Gambar 2. Semut (Formicidae)


Sumber : dokumentasi Agli F,2020

3. Keong Sawah (Pila ampullacea

Keong sawah merupakan Mollusca yang dapat hidup dan beradaptasi di segala
kondisi lingkungan. Hewan kecil berlendir dengan cangkang yang menutupi tubuhnya
tumbuh baik di perairan seperti parit, sungai kecil, kolam, atau aliran air persawahan. Ekologi
keong adalah keseluruhan pola hubungan timbal balik dengan lingkungannya yang
merupakan faktor biotik dan abiotik. Dalam habitatnya keong dapat berperan sebagai
pemakan tumbuhan dan sebagai parasit bagi komponen lain di habitat yang sama. Seperti
halnya keong sawah yang lebih dikenal sebagai hama bagi para petani karena sumber
makanannya adalah padi, pucuk tanaman, atau bahan organik di sekitar habitatnya
Keong sawah juga dapat hidup di musim penghujan ataupun musim panas. Keong
sawah dapat bertahan hidup sampai 3 tahun pada semua kondisi baik musim hujan maupun
musim kemarau yang tidak ada tanaman dan dapat berkembang biak dengan cepat. Keong
terkenal sebagai organisme yang memiliki kemampuan hidup tingkat tinggi dan mampu
bertahan di segalakondisi lingkungan ekstrem seperti kekeringan, musim dingin, musim
hujan, panas, dan lainnya.

Gambar 3. Keong Sawah (Pila ampullacea


Sumber : dokumentasi Agli F,2020

4. Lumut (Bryophyta)

Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan yang penting sebagai perintis yang berperan
sebagai pengisi vegetasi yang ada pada lahan gundul dan membantu dalam memantapkan
permukaan tanah yang mengalami erosi Lumut hidup di tempat yang lembab dan tidak
terkena matahari langsung. Secara ekologis, keberadaan lumut dipengaruhi oleh lingkungan
berupa faktor biotik dan abiotik. Salah satu bentuk adaptasi lumut terhadap faktor abiotik
berupa ketersediaan air karena semua bagian tubuhnya mampu mengisap dan menyimpan air
dari udara. Tumbuhan ini memiliki strategi kehidupan berupa cepat hilang, hidup berkoloni,
tumbuh setahun, spesies hidup pendek, spesies menahun, dan tinggal menahun untuk
mempertahankan eksistensinya
Lumut dapat hidup di tanah yang lembab, bebatuan, dinding, atau batang kayu yang
sudah lapuk. Suhu dan kelembapan mempengaruhi kehidupan lumut. Lumut optimal tumbuh
pada suhu 15-25 0C tetapi toleran pada suhu 40-50 0C Selain itu, pertumbuhan lumut dapat
dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik seperti intensias cahaya yang rendah, ketinggian
tempat, iklim dan ketersediaan unsur hara yang mempengaruhi tingkat dominansi
pertumbuhan lumut. Lumut mengambil sumber makanan dari bahan organic yang ada di
sekitar habitatnya. Lumut sangat mudah tumbuh dan berkembang di habitat yang memiliki
unsur organik dan tempat yang lembab
Kayu lapuk merupakan substrat yang mendukung untuk pertumbuhan dan
perkembangan lumut di bandingkan batu, pohon dan tanah karena kayu lapuk memiliki
kelembaban yang tinggi serta memiliki kemampuan menyerap air yang baik, dibandingkan
batu, tanah dan pohon.
Gambar 4. Lumut (Bryophyta)
Sumber : dokumentasi Agli F,2020

5. Kangkung Air (Ipomoea aquatic)

Kangkung merupakan salah satu tanaman merambat yang tumbuh dan berkembang
dengan mudah. Habitat alami kangkung air adalah di perairan yang tergenang.  Kangkung
biasanya tumbuh secara alami di sawah, parit tepi sungai atau bahkan di parit. Tumbuhan ini
kebanyakan tumbuh di daerah tropis dan subtropis, beberapa tumbuh di daerah sedang.
Kangkung termasuk tumbuhan hidrofit yang sebagian tubuhnya di atas permukaan air
dan akarnya tertanam di dasar air, mempunyai rongga udara dalam batang atau tangkai daun
sehingga tidak tenggelam dalam air dan daun muncul ke permukaan air.
Kangkung air merupakan tumbuhan air yang bisa tumbuh sangat subur di area
persawahan.Hal ini dikarenakan kangkung termasuk kedalam jenis tanaman yang mudah
hidup dan tahan di segala kondisi sehingga tidak mudah mati.
Kangkung air membutuhkan intensitas cahaya yang sedang untuk dapat tumbuh
dengan baik agar hormon auksin yang memicu pertumbuhannya tidak mati karena kelebihan
cahaya matahari. Untuk itu, kehidupan kangkung di parit yang terlindung pepohonan akan
berkembang dengan optimal dibandingkan dengan habitat yang terbuka. Sumber makanan
kangkung berasal dari bahan organic yang terdapat di sekita habitatnya. Tanaman ini tidak
terganggu pertumbuhannya meskipun hidup berdampingan dengan tumbuhan lain di habitat
yang sama.
Gambar 5. Kangkung Air (Ipomoea aquatic)
Sumber : dokumentasi Agli F,2020
KESIMPULAN

Habitat merupakan tempat hidup, tumbuh, dan berlindung bagi makhluk hidup.
Setiap komponen biotik memiliki habitat yang berbeda-beda tergantung kondisi fisik dan
kebutuhan mereka. Komponen biotik ekosistem, satwa maupun tumbuhan membutuhkan
habitat sebagai penopang hidup. Komponen dari habitat sendiri terdiri atas daratan dan
perairan. Dalam habitat juga terdapat komponen yang mempengaruhi seperti sinar matahari,
udara, kelembapan, aliran, dan kondisi lingkungan.
Pada umumnya komponen biotik dalam satu ekosistem memiliki cukup banyak
kesamaan komponen habitat, seperti yang paling signifikan adalah air dan cahaya matahari.
Setiap makhluk hidup membutuhkan komponen tersebut untuk bertahan hidup. Setiap
tumbuhan yang hidup di daratan membutuhkan tanah sebagaimedia tumbuh, dan zat hara
serta air didalamnya sebagai makanan. Tumbuhan juga butuh cahaya matahari untuk
berfotosintesis walaupun dengan kapasitas yang berbeda sesuai dengan kelembapan yang
dibutuhkan masing-masing tumbuhan. Hewan yang hidup di daratan juga membutuhkan
cahaya matahari dan udara untuk bertahan hidup. Setiap hewan juga membutuhkan air dan
makanan untuk keberlangsungan hidupnya.
Masing-masing komponen habitat memiliki peran penting dan berbeda-beda berdasar
kepada kondisi lingkungan dan komponen biotik yang hidup di dalamnya. Hewan dan
tumbuan juga memanfaatkan komponen habitat pendukung lain jika komponen habitat utama
mereka terganggu. Seperti contohnya keong sawah yang hidup di perairan sekitar sungai
dapat hidup juga di parit atau di kolam ketika kehidupan mereka terancam di aliran sawah
tersebut.

Peran Habitat dalam ekosistem sangat penting, mulai dari tempat hidup, mencari
sumber makanan, bereproduksi, hingga sebagai tempat perlindungan dari para mangsanya.
Pada ekosistem sawah dan pekarangan rumah ini terdapat dua jenis habitat yaitu daratan dan
perairan. Komponen biotik dengan habitatnya yang berhasil teridentifikasi diantaranya adalah
burung pipit, keong sawah, semut, lumut, dan kangkung air.
DAFTAR PUSTAKA

FAJRIAH, R. (2018). KEANEKARAGAMAN LUMUT (BRYOPHYTES) PADA BERBAGAI


SUBSTRAT . BANDA ACEH.

LESTARI, M. (2018). PENGEMBANGAN BUKU SAKU FOTOGRAFI ANATOMI KANGKUNG AIR.


SEMARANG.

Novarino, W. (2014). Karakteristik Sarang Bondol Peking.

Wijaya, D. R. (2018). Identifikasi Mollusca Keong di Persawahan. Jambi.

Anda mungkin juga menyukai