Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN TM II FISIOLOGIS


PADA NY. S USIA 20 TAHUN G1P0A0 HAMIL 25+6 MINGGU
PADA ERA PANDEMIC COVID 19 DI PUSKESMAS TODANAN
KABUPATEN BLORA

Untuk memenuhi persyaratan Stage Kehamilan

Oleh :
RIMA DESI TRI KUSADARITA

(P1337424420111)

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TA. 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil TM II Fisiologis pada Ny. S
Usia 20 Tahun G2P1A0 Hamil 26 Minggu di Era Pandemic COVID 19 di UPTD
Puskesmas Todanan Kabupaten Blora” telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Blora, Agustus 2021


Pembimbing Klinik Praktikan

Pitrin Eko Wahyuni,S.ST.Keb Rima Desi Tri Kusadarita


NIP. 197411242000012 2 002 NIM. P1337424420111

Mengetahui,

Pembimbing Institusi

Intan Nugraheni, S.SiT.,M.Kes

NIP. 19840424 201012 2 003


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap
wanita yang memiliki organ reproduksi yang sehat, yang telah mengalami
menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seseorang pria yang sehat
maka besar kemungkinan akan mengalami kehamilan. Masa kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya bayi dengan lama 280 hari atau 40 minggu yang
dihitung mulai hari pertama haid terakhir. Kehamilan terbagi dalam 3 triwulan
yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan, triwulan kedua
dari bulan keempat sampai enam bulan dan trimester ketiga bulan ketujuh hingga
sembilan bulan (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2017).
Selama kehamilan, beberapa wanita dihadapkan dengan beberapa
masalah yang menyumbang Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu
(AKI) merupakan tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu di suatu wilayah.
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah sebagian besar disebabkan
oleh perdarahan 40-60% dan infeksi 20-30 % (Depkes RI, 2013). AKI di
Indonesia tahun 2015 sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami
penurunan dari 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 (Kementerian
Kesehatan RI, 2018). Meskipun mengalami penurunan, akan tetapi jumlah AKI
masih jauh dari tujuan ke 3 SDG’s yaitu mengurangi AKI hingga dibawah 70 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (SDG 2030 Indonesia, 2017).
Di Indonesia, kematian ibu dan kematian neonatal masih menjadi
tantangan besar dan perlu mendapatkan perhatian dalam situasi bencana
COVID-19. Berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 per tanggal 14 September 2020, jumlah pasien terkonfirmasi
COVID-19 sebanyak 221.523 orang, pasien sembuh sebanyak 158.405 (71,5%
dari pasien yang terkonfirmasi), dan pasien meninggal sebanyak 8.841 orang
(3,9% dari pasien yang terkonfirmasi). Dari total pasien terkontamisasi positif
COVID-19, sebanyak 5.316 orang (2,4%) adalah anak berusia 0- 5 tahun dan
terdapat 1,3% di antaranya meninggal dunia. Untuk kelompok ibu hamil,
terdapat 4,9% ibu hamil terkonfirmasi positif COVID-19 dari 1.483 kasus
terkonfirmasi yang memiliki data kondisi penyerta. Data ini menunjukkan bahwa
ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir juga merupakan sasaran yang rentan
terhadap infeksi COVID-19 dan kondisi ini dikhawatirkan akan meningkatkan
morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir (Kemenkes RI, 2020).
Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2018
sebanyak 421 kasus, mengalami penurunan dibandingkan jumlah kasus kematian
ibu tahun 2017 yaitu sebanyak 475 kasus. Dengan demikian angka kematian ibu
Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 88,05 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2017 menjadi 78,60 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2018 (Jateng, 2019).
Sampai saat ini juga masih belum jelas apakah infeksi COVID-19 dapat
melewati rute transplasenta menuju bayi. Meskipun ada beberapa laporan
dimana bayi pada pemeriksaan didapatkan pemeriksaan positif dengan adanya
virus beberapa saat setelah lahir, tetapi penelitian ini perlu validasi lebih lanjut
tentang transmisi ini apakah terjadi di dalam kandungan atau di postnatal. Saat
ini tidak ada data yang mengarahkan untuk peningkatan risiko keguguran yang
berhubungan dengan COVID-19. Laporan kasus dari studi sebelumnya dengan
SARS dan MERS tidak menunjukkan hubungan yang meyakinkan antara infeksi
dengan risiko keguguran atau kematian janin di trimester dua (Aziz, 2020).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka
kematian ibu dan risiko komplikasi selama kehamilan adalah dengan pelayanan
antenatal care (ANC) yang terstandar. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah
kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal (Saifuddin, 2014).
Pemeriksaan ANC dalam periode kehamilan dilakukan sebanyak minimal 4x,
yaitu 1x pada trimester 1 dan 2 serta 2x dilakukan pada trimester 3.
Sedangkan pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) pada kehamilan
normal dimasa Pandemik COVID 19 minimal 6x dengan rincian 2x di Trimester
1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester 3. Minimal 2x diperiksa oleh dokter
saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3.
Dilakukan tindak lanjut sesuai hasil skrining. Tatap muka didahului dengan janji
temu/teleregistrasi dengan skrining anamnesa melalui media komunikasi
(telepon)/secara daring untuk mencari faktor risiko dan gejala COVID-19. Jika
ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS untuk dilakukan swab atau jika sulit
mengakses RS Rujukan maka dilakukan Rapid Test. Jika tidak ada gejala
COVID-19, maka dilakukan pelayanan antenatal di FKTP (Kemenkes RI, 2020).
Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap
berjalan normal selama kehamilan. Kehamilan dapat berkembang menjadi
masalah atau komplikasi setiap saat. Sekarang ini secara umum sudah diterima
bahwa setiap kehamilan membawa risiko bagi ibu. Pelayanan/ Asuhan Antenatal
merupakan cara penting untuk memonitor serta mendeteksi dini adanya kelainan
dalam kehamilan. Selain itu, Antenatal Care juga bertujuan untuk
mempersiapkan ibu dan keluarganya akan kehamilannya ini (Prawirohardjo,
2014). Asuhan antenatal juga untuk menyiapkan persalinan menuju well born
babydan well health mother, mempersiapkan perawatan bayi dan laktasi, serta
memulihkan kesehatan yang optimal saat akhir kala nifas (Manuaba, 2012)
Ibu hamil memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan terjadinya kematian maternal merupakan suatu tanggung jawab
besar bagi tenaga kesehatan Indonesia. Peran bidan sebagai salah satu ujung
tombak pelayanan kesehatan ibu dan bayi adalah memberikan pelayanan ANC
yang sesuai dengan standar, sehingga akan berdampak positif terhadap
peningkatan taraf kesehatan ibu dan bayi yang berbanding lurus dengan
menurunya angka kematian ibu.
Pemeriksaan kehamilan mempunyai dampak positif terhadap penurunan
angka kematian ibu dan bayi. Adapun pemeriksaan kehamilan mencakup jumlah
pemeriksaan dan mutu pemeriksaan. Dengan adanya pemeriksaan kehamilan
diharapkan wanita hamil mengungkapkan keluhan yang dialami sehingga
petugas kesehatan memberi informasi yang akurat.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan adalah dengan
cara melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan pendekatan holistik.
Dalam asuhan kebidanan dengan pendekatan holistik, bidan memberikan
dukungan emosional dalam bentuk dorongan, pujian, kepastian, mendengarkan
keluhan ibu dan menyertai ibu sebagai kunci asuhan. Bidan dalam melakukan
pendekatan ini memberikan pelayanan yang sama terhadap perempuan di semua
kategori dan berdasarkan evidence based. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ibu yang menerima pelayanan secara holistik merasa dianggap sebagai “teman”
sehingga ada kepuasan tersendiri bagi ibu serta berkontribusi terhadap
kelanjutan pelayanan kebidanan dan bermanfaat untuk ibu dan bayi baru lahir
(Ningsih et al., 2017).
Menurut (Ningsih et al., 2017) dalam jurnalnya menunjukkan bahwa
sebagian besar bidan memberikan asuhan secara terpisah. Bidan yang
melakukan kunjungan rumah hanya melakukan satu atau dua kali kunjungan.
Kondisi ini sering kali menjadi penyebab kurang terbinanya hubungan yang
berkualitas antara bidan dan ibu dan keterlambatan deteksi komplikasi
kegawatdaruratan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka seorang bidan harus memberikan
asuhan secara holistik kepada ibu selama masa hamil untuk mencegah terjadinya
komplikasi-komplikasi atau penyulit sehingga mampu berkontribusi dalam
upaya penurunan AKI dan AKB. Dengan asuhan kebidanan ini diharapkan ibu
dapat selalu terpantau keadaannya sehingga dapat dilakukan pencegahan dan
penanganan apabila ada keluhan atau masalah. Melihat pentingnya asuhan
kebidanan pada kehamilan, maka Saya tertarik untuk melakukan “Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Pada Ny. S Usia 20 Tahun G1 P0 A0 Usia
Hamil 26 Minggu di Puskesmas Todanan Kabupaten Blora ”

B. Rumusan masalah
Bagaimana Asuhan kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Pada Ny. S Usia
20 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 26 Minggu di Puskesmas Todanan Kabupaten
Blora?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Pada
Ny. S Usia 20 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 26 Minggu di Puskesmas Todanan
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian berupa data subyektif.
b. Mampu melakukan pengkajian berupa data obyektif
c. Mampu menegakkan diagnosis berdasarkan data subjektif dan data
objektif dalam assesment
d. Menyusun perencanaan, implementasi, dan mengevaluasi respon ibu
terhadap tindakan dan asuhan yang telah diberikan
e. Mendokumentasikan hasil tindakan asuhan dalam bentuk catatan SOAP.

C. Ruang Lingkup
Dalam laporan ini kelompok membahas tentang Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
Pada Ny. S Usia 20 Tahun G1 P0 A0 Usia Hamil 26 Minggu.
D. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Menambah pengalaman nyata dalam mengaplikasikan teori dan evidence based
practice pemberian asuhan kebidanan pada Ibu Hamil.
2. Bagi Lahan Praktik
Mamfaat asuhan ini bagi lahan praktik sebagai bahan untuk memberikan
gambaran dan masukan bagi tenaga kesehatan yang ada di lahan praktik dalam
memberikan asuhan kebidanan.
3. Bagi Masyarakat/Klien
Ny. S mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan yang bermutu sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dan evidence based practice
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Medis


1. Pengertian Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, 2014).
Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan
peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah
mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi (Hani, 2011).
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan
yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua
dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9
bulan (Saifuddin, 2014).
2. Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester II
Menurut (Prawirohardjo, 2020) Perubahan fisiologis kehamilan trimester II
adalah:
a. Sistem Reproduksi
Bentuk rahim ibu berubah menjadi bulat, kemudian secara berangsur
menjadi lonjong seperti telur. Rahim keluar dari rongga panggul karena
mengalami pembesaran akibat perkembangan janin. Jika diraba dari luar,
terasa seperti memegang balon yang berisi air. Pada kehamilan trimester
kedua ini terjadi quickening, yaitu pergerakan pertama janin.
Sebelumnya, indung telur (ovarium) bertugas memproduksi hormon-
hormon kehamilan. Namun, pada trimester kedua ini fungsi tersebut
digantikan oleh plasenta yang telah matang. Ovarium juga menghentikan
proses  pematangan sel telur selama masa kehamilan hingga beberapa saat
setelah persalinan.
Pada kehamilan trimester kedua ini terjadi hipervaskularisasi pada
vulva dan vagina sehingga meningkatkan keinginan seksual. Stimulasi
estrogen dan progesteron menyebabkan ibu keputihan hingga memenuhi
saluran jalan lahir. Terkadang ibu mengeluh gatal-gatal di area kemaluan
akibat peningkatan cairan tersebut.
Jalan lahir menjadi lebih lunak dan warnanya lebih gelap. Perlunakan
jalan lahir dipengaruhi oleh peningkatan estrogen, sedangkan warna gelap
pada serviks merupakan akibat dari hipervaskularisasi pembuluh
darah serviks. Keadaan ini normal dan tidak memerlukan penanganan
khusus.
b. Pernafasan
Memasuki kehamilan trimester kedua ini terjadi penurunan tekanan
karbondioksida sehingga ibu mengeluh sesak nafas. Kejadian tersebut
dipengaruhi oleh peningkatan hormon progesteron. Ibu hamil bernafas
lambat dan dalam untuk mencukupi kebutuhan oksigen. Kira-kira ia
bernafas dua kali dalam satu menit. Cara pernafasan seperti ini
menyebabkan penurunan konsentrasi karbondioksida  paru-paru.
c. Kardiovaskular 
Volume darah meningkat pesat karena proses hemodilusi. Plasma
darah dan sel darah merah diperbanyak. Namun, jumlah plasma jauh lebih
besar dibandingkan sel darah merah sehingga ibu mengalami anemia
fisiologis. Pelebaran pembuluh darah tepi menyebabkan penurunan
tekanan darah, baik sistol maupun diastol hingga 10% pada
pertengahan kehamilan.
d. Pencernaan
Pada kehamilan trimester kedua ini terjadi peningkatan produksi
hormon progesteron. Akibatnya otot pencernaan melemah dan
menurunkan kecepatan gerak peristaltik.  Kejadian tersebut menyebabkan
makanan berada lama di saluran pencernaan. Dampak positif dari proses
tersebut adalah optimalisasi penyerapan nutrisi, namun juga menyebabkan
ibu sulit BAB dan sering kembung
e. Sistem Urinaria, Integumen, dan Endokrin
Keluarnya rahim dari rongga panggul menyebabkan tekanan kandung
kemih menurun sehingga ibu tidak lagi mengeluh sering BAK.
Hiperpigmentasi pada daerah perut dan wajah terus berlangsung dan
semakin parah seiring bertambahnya usia kehamilan. Pada sistem endokrin
(hormonal) terjadi penurunan FSH dan LH yang disertai peningkatan
estrogen dan progesteron. Perubahan sistem hormonal ini menyebabkan
perubahan payudara.
3. Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni
periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan
yang normal dialami saat hamil.Namun, trimester kedua juga merupakan fase
ketika wanita menelusur ke dalam dan paling banyak mengalami kemunduran
(Prawirohardjo, 2014).
Trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase: pra-quickening dan
pasca-quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang
terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas
psikologis utamannya pada trimester kedua, yakni mengembangkan identitas
sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari ibunya (Prawirohardjo,
2020).
Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh. Sebagian besar
wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua, kurang labih 80% wanita
mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibanding
pada trimester pertama dan sebelum hamil. Trimester kedua relatif terbebas
dari segala ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut wanita belum menjadi
masalah besar, lubrikasi vagina semakin banyak pada masa ini, kecemasan,
kekhawatiran dan masalah – masalah yang sebelumnya menimbulkan
ambivalensi pada wanita tersebut mereda (Manuaba, 2015).

Selain itu menurut (Prawirohardjo, 2020) tanda – tanda lain adalah :


a. Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima kehamilannya.
b. Mulai merasakan gerakan bayi dan merasakan kehadiran bayi sebagai
seseorang di luar dirinya.
c. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.
d. Libido dan gairah seks meningkat.
e. Ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin
membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak
memperhatikan lagi
f. Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena nafsu
makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu
lebih bersemangat
g. Biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan selama
trisemester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali.

4. Perkembangan Janin Trimester II


Menurut (Manuaba, 2015) perkembangan janin trimester II adalah
a. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 14 minggu.
Tulang janin sudah semakin kuat dari hari ke hari. Kulit masih
sangat transparan. Lanugo (rambut sangat halus) sudah tumbuh
menyeluruh pada tubuh bayi dan akan terus tumbuh sampai 26 minggu
usia kehamilan – Tujuannya adalah untuk membantu melindungi kulit bayi
saat berada dalam cairan ketuban.
Sementara janin tumbuh, rahim dan plasenta juga berkembang.
Enam minggu lalu, rahim beratnya masih 5 ons (140 g). Sekarang,
beratnya sudah menjadi sekitar 8,75 ons (250g). Jumlah cairan ketuban
juga meningkat. Saat ini sudah ada sekitar 7,5 ons (250 ml) cairan ketuban.
Saat dilakukan palpasi teraba rahim sekitar 3 inci (7.6cm) di bawah pusar.
Selain itu terdapat perubahan-perubahan lain yaitu:
1) Panjang Janin 3 dan setengah inci (9cm) panjang.
2) Berat badan sekitar satu setengah ons (45 gram).
3) Mata secara perlahan bergerak menuju pusat wajah.
4) Hidung akan lebih menonjol dan Telinga sudah sepenuhnya terbentuk.
5) Tulang pipi telah terlihat, dan Rambut pertama tumbuh.
6) Ginjal sudah memproduksi urine.
7) Pada anak perempuan, ovarium bergerak ke bawah menuju panggul.
8) Pada anak laki-laki, kelenjar prostat mulai dibentuk.
b. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 15 minggu.
1) Bayi sekarang panjangnya lebih dari 4 inci (10cm), dan berat sekitar
2,5 ons (75 gram).
2) Ia dapat menggerakkan lengan dan mengepal.
3) Kuku-kukunya mulai tumbuh.
4) Kulit bayi masih sangat tipis.
Kaki janin telah tumbuh lebih panjang dari lengan dan tubuhnya
kini sudah lebih panjang dari kepala. Tulang dan sumsum yang
membentuk sistem kerangka bayi terus berkembang pada minggu ini.
Tulang dan otot terus tumbuh. Telinga sudah hampir mencapai posisi, dan
tiga tulang kecil di telinga bagian tengah mulai mengeras. Pada akhir
minggu, langit-langit mulut bayi sudah akan benar-benar terbentuk. Janin
sudah dapat ikut menikmati makanan ibu. Kulit tipis bayi sudah tertutup
dengan baik rambu/bulu halus yang biasanya hilang sebelum kelahiran.
Panjang janin dari kepala hingga pantat pada kehamilan minggu
ini adalah sekitar 4 sampai 4,5 inci (100 sampai 115mm). Beratnya sekitar
2,5 ons (75g).
c. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 16 minggu.
1) Ukuran janin hampir 5 inci (12cm) dari kepala sampai bokong.
2) Berat Janin  sekitar 3,5 ons (100 gram).
3) Janin ditutupi dengan pelindung lembut bawah untuk mengatur suhu.
4) Lemak mulai terbentuk di bawah kulit.
5) Bayi sudah bisa mendengar suara-suara dari luar, tidur dan mimpi.
Usia 16 minggu kandungan Bayi sudah belajar bernapas. Hal ini
terlihat dari gerakan intens di dadanya, menghirup dan membuang
sejumlah kecil cairan ketuban. Tindakan ini membantu paru-paru untuk
tumbuh dan berkembang. Otot-otot wajah lebih berkembang dan sudah
dapat menunjukkan berbagai ekspresi, seperti menyipitkan mata dan
mengerutkan kening.  Sekarang berat bayi anda lebih besar dari plasenta.
Bayi sudah dapat menangkap dengan tangan, menendang, atau bahkan
jungkir balik.
Sebanyak  2,25-4,5 kg peningkatan berat badan pada masa ini dalam
kehamilan normal.
Panjang janin dari ujung kepala hingga pantat bayi adalah 4,4-4,8 inci (11
sampai 12 cm). Berat janin telah dua kali lipat dalam 2 minggu ini, sekitar 3,5
ons (100g).
d. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 17 minggu.
1) Tali pusar telah  tumbuh lebih tebal dan lebih kuat.
2) Berat badan janin lebih dari 5 ons (150g).
3) Panjang Bayi adalah sekitar 5 inci (14cm) dari ujung kepala  hingga
bokong, dan akan menjadi sekitar 9 inci (23cm) kepala hingga kaki, jika
bayi berbaring.
4) Retina mata sudah sensitif terhadap cahaya.
5) Tinja pertama (meconium) kini mulai menumpuk.
Bayi mendaur ulang cairan ketuban dengan cara menelan hingga 1
liter sehari. Mekonium (terdiri dari produk hilangnya sel, sekresi pencernaan
dan menelan cairan ketuban), terakumulasi di usus. Lemak mulai berkembang
di bawah kulit bayi pada minggu ini. Lemak akan memberikan energi dan
membantu menjaga bayi agar hangat hingga lahir.
Mata bayi sudah terlihat, tapi mereka masih tertutup rapat. Kerangka
berkembang dari tulang rawan ke tulang keras. Tulang masih tetap fleksibel
agar saat melalui jalan lahir lebih mudah.
Panjang janin dari ujung kepala hingga bokong bayi adalah 5 sampai 5,6 inci
(12,5 sampai 14cm) pada minggu ini. Berat janin sekitar 5,25 ons (150g).
e. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 18 minggu.
1) Janin sekarang panjangnya 6 inci  dan berat 7 ons.
2) Ukuran janin sekitar 15cm dan beratnua sudah hampir 200 gram.
3) Janin sudah bisa mendengar suara dan bisa terkejut(kaget) oleh suara
keras.
4) Aktif dan sudah mengenali waktu istirahat.
5) Kulit membangun lapisan lilin pelindung (vernix).
Vernix (keju putih seperti bahan pelindung) terbentuk pada kulit bayi
dengan lanugo, rambut berpigmen ringan lembut yang menutupi tubuh dan
seluruh anggota badan, berguna untuk membantu melindungi kulit bayi 
selama di dalam air ketuban. Kantung udara kecil yang disebut alveoli mulai
terbentuk di paru-paru,  dan pita suara juga terbentuk. Bayi sudah terlihat
dengan gerakan  menangis, tapi karena tanpa udara maka suara tangisan tidak
terdengar.
Bayi mungkin sudah memiliki pola waktu bangun dan tidur, sama
seperti bayi yang baru lahir. Bayi juga akan memiliki posisi favorit untuk
tidur dan periode aktif lainnya yang dikenali. Bayi sudah berukuran sekitar 6
inci (15cm) puncak kepala sampai bokong dan beratnya sekitar 7 ons
(200gm).
f. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 19 minggu.
1) Janin adalah sekitar 6,5 inci (17cm) dan 9 ons (250gm).
2) Plasenta Anda terus tumbuh dan memelihara bayi.
3) Fitur jantung bayi anda, harus terlihat selama USG.
4) Alat kelamin bayi Anda jelas dan dikenali.
5) Rambut kepala telah tumbuh dan terus berkembang.
Jika bayi perempuan  vagina, rahim sudah mulai berkembang dan
saluran tuba sudah berada di tempat. Perempuan memiliki persediaan telur
yang terbatas dalam hidup mereka. Pada titik ini janin putri  akan memiliki 6
juta telur. Jumlah ini menurun menjadi sekitar 1 juta saat kelahiran. Jika anak
laki-laki, alat kelamin sudah bisa dikenali. Bahkan kelamin terlihat jelas
dengan USG.
Kaki bayi akan mencapai ukuran relatif  dan juga terjadi peningkatan
pembangunan otot,. Sang Ibu akan segera mulai merasakan tendangan kecil
bayi . Bayi  akan meningkatkan beratnya hingga lebih dari 15 kali hingga
sekarang. Ukuran bay adalah sekitar 6,5 inci (17cm) dan 9 ons (250gm
g. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 20 minggu.
1) Bayi sekarang beratnya sudah sekitar 11 ons dan kira-kira panjangnya 7
inci .
2) Panjang janin dari atas kepala hingga pantat adalah 17cm, dan beratnya
sekitar 310 gram.
3) Bayi sudah dapat mendengar dan mengenali suara ibunya.
4) Sang ibu mungkin sudah akan mulai merasakan gerakan janin pertama.
5) Kuku kaki dan kuku sudah tumbuh.
6) Pertumbuhan rambut di seluruh tubuh telah dimulai.
7) Kulit semakin tebal.
8) Jantung sekarang sudah dapat didengar dengan stetoskop.
Bayi sudah akan bereaksi terhadap suara keras. Bayi kini sudah benar-
benar dapat mendengar suara-suara di luar rahim. Suara-suara yang akrab
seperti suara musik akan menjadikan bayi akan  terbiasa selama tahap-tahap
perkembangan mereka dan setelah lahir. Ini adalah waktu yang penting untuk
perkembangan sensorik,  karena sel-sel saraf yang melayani fungsi masing-
masing indera, rasa, bau, pendengaran, penglihatan, dan sentuhan kini sudah
berkembang khusus diotak bayi.
Bayi sekarang beratnya sudah sekitar 11 ons dan panjangnya kira-kira
7 inci akan lebih mengisi rahim. Meskipun janin masih kecil dan rapuh,
namun bayi sudah mencapai perkembangan yang pesat, dan bahkan mungkin
bayi sudah bisa bertahan hidup jika lahir pada masa  ini.

h. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 21 minggu.


1) Janin telah berkembang menjadi 10,5 inci (27 cm) – 12,7 ons (360 gram).
2) Sekarang berat badan bertambah dengan lemak yang sudah membentuk di
tubuh.
3) Sumsum tulang sudah mulai memproduksi sel-sel darah.
4) Usus kecil mereka sudah mulai menyerap gula.
Sumsum tulang bayi kini telah mulai memprosuksi sel-sel darah,
sementara pekerjaan yang dilakukan oleh hati dan limpa hanya sampai tahap
ini. Plasenta sudah memberikan hampir semua makanan bayi, dan sekarang
bayi mulai akan menyerap sejumlah kecil gula dari cairan ketuban yang
tertelan.
Berdasarkan ukuran kepala bayi, yaitu sekitar 2 inci (5cm), tanggal lahir bisa
ditentukan dalam waktu satu minggu. Janin terus mendapatkan lemak dan
telah tumbuh lapisan keputihan yang bagus, substansi lemak untuk
melindungi kulit selama dalam cairan ketuban dan untuk memudahkan proses
kelahiran.
Pada anak perempuan, vagina sudah terbentuk dan ovarium sudah
berisi lebih dari enam juta telur yang akan dikurangi menjadi sekitar 400 pada
saat pubertas. Untuk anak laki-laki, testis mulai turun dari perut pada minggu
ini. (Anak laki-laki belum bisa  menghasilkan sperma hingga mereka
pubertas).
i. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 22 minggu.
1) Janin bereaksi terhadap suara keras.
2) Bayi mulai memiliki ritme tidur dan bangun yang teratur .
3) Gerakan ibu sudah bisa membangunkan bayinya.
4) Selera sudah terbentuk di lidah bayi.
5) Panjang janin 28cm dan berat lebih dari 450 gram.
6) Berat badan mingguan telah meningkat menjadi sekitar 70 gram.
Panjang Bayi   sekitar 11 inci panjang dan berat sekitar 1 pon. Alis
dan kelopak mata telah sepenuhnya berkembang, dan kuku sudah menutupi
ujung jari. Suara dari percakapan yang cukup keras bisa  didengar oleh janin
dalam rahim. Panjang Bayi sekitar 11 inci (28cm dan berat sekitar 1 pon
(450g).
j. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 23 minggu.
1) Panjang bayi lebih dari 28cm dan beratnya sampai dengan 550 gram.
2) Alis telah terlihat.
3) Anak sudah dapat menyedot.
4) Tulang yang terletak di tengah telinga sudah mengeras.
Pigmen kulit kini telam terbentuk. Bentuk Janin sekarang ini sudah
proporsional seperti bayi yang baru lahir, namun masih kurus dari bayi yang
baru lahir,  karena lemak bayi yang belum berkembang sepenuhnya.
Pankreas, yang penting untuk memproduksi hormon, kini masih
berkembang terus. Bayi sudah mulai dapat memproduksi insulin, yaitu yang
penting untuk pemecahan gula.
Jika lahir sekarang maka bayi memiliki kesempatan 20% untuk
bertahan hidup, kemungkinan akan naik dalam setiap harinya. Pada minggu
ini, berat bayi sedikit di atas 1 pon (500 g). Panjang bayi kini 11 inci (28cm).
k. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 24 minggu.
1) Bayi kini bobotnya telah bertambah sekitar 3 ons (90 gram) selama
seminggu.
2) Berat bayi sekitar 1,3 kilogram dan panjang12  inci.
3) Kelopak mata sudah terlihat sangat jelas.
4) Jika lahir pada tahap ini secara resmi dianggap layak, mereka mungkin
sudah dapat bertahan hidup.
Paru-paru sedang mengembangkan cabang-cabang pernapasan dan sel-sel
yang memproduksi surfaktan. Yaitu zat yang membantu kantung udara
mengembang dengan mudah dan juga menjaga kantung udara kecil di paru-
paru kita turun. Bayi bernapas dengan menghirup cairan ketuban dalam
mengembangkan paru-paru. Bayi yang belum lahir ditutupi dengan denda,
rambut berbulu halus dan kulit dilindungi oleh zat lilin. Beberapa zat ini
mungkin masih ada di kulit anak saat lahir, dan  pada waktu itu akan cepat
diserap.
Berat bayi sekitar 3 ons pada minggu ini. Beratnya terdiri dari otot, massa
tulang dan organ. Tubuh mulai berpenampilan semakin seperti itu dari bayi
yang baru lahir. Selera makan  bayi sudah mulai terbentuk. Jika ibu minum
sesuatu yang aneh atau pahit, maka bayipun akan terlihat menunjukkan
ekspresi karena rasa.
Sedikit lipatan telah muncul di telapak tangannya.Koordinasi otot pada
tangan telah meningkat karena mereka mengisap makanan dari ibu. Selama
minggu depan atau lebih, kelenjar keringat akan terbentuk di kulit.
Bayi sekarang beratnya sekitar 600gm dan panjang sekitar 12 inci (30cm) .
Kelahiran bayi prematur pada 24 minggu ini memiliki kemungkinan bertahan
hidup 36% – Namun, komplikasi serius masih mungkin bisa terjadi.
l. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 25 minggu.
1) Ukuran panjang Bayi sekitar 13,5 inci,  dan beratnya 1  setengah
kilogram.
2) Tulang sudah menjadi padat, dan tangan sekarang sudah sepenuhnya
dibentuk.
3) Otak telah berkembang pesat, dan sel-sel otak mulai matang.
4) Organ seksual sepenuhnya sudah dibentuk.
Bayi sekarang sudah terbentuk cukup baik , meskipun masih memiliki
sedikit lemak tubuh dan juga kulitnya masih tipis. Struktur tulang belakang
mulai terbentuk –  33 cincin, 150 sendi dan 1000 ligamen. Otak kecil
berkembang pesat, dan bayi sudah mulai mengisi ruang di dalam rahim.
Rahim Ibu sekarang  berukuran sekitar bola sepak, dan ibu sudah tampak jika
sedang  hamil.
Pembuluh darah paru-paru sudah berkembang. Hidung bayi sudah mulai
membuka. Saraf di sekitar daerah mulut dan bibir sudah menunjukkan
sensitivitas lebih sekarang. Refleks menelan mereka juga berkembang. Bayi
bisa mendengar suara dari luar rahim,  dan sel-sel otak juga sudah mulai
matang. Bayi Sudah dapat belajar dan mengingat dan dapat mengenali suara
ibu dan suara ayahnya. Tulang telinga bagian dalam telah mengeras sehingga
pendengarannya menjadi lebih baik.
Bayi yang lahir pada usia kandungan 25 minggu beresiko 50% untuk
bertahan hidup.
m. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 26 minggu.
1) Bayi berukuran panjang  35.5cm panjang dan berat lebih dari 760 gram.
2) Panjang Kaki  2 inci (5cm), dan Tangan sangat aktif.
3) Mata bayi sudah mulai membuka sekitar masa ini.
Bayi sudah membuat gerakan pernapasan, tetapi tidak ada udara di paru-
paru. Tangan aktif dan koordinasi otot sedemikian rupa sehingga mereka bisa
menaruh jempol ke dalam mulut. Mengisap jempol akan menenangkan bayi
dan juga akan memperkuat pipi dan otot rahang.
Scan otak pada janin akan menunjukkan respon terhadap sentuhan. Bermain
dan menyentuh dengan bayi  sekarang sudah mungkin, karena bayi sudah
dapat merespon sentuhan Anda melalui dinding perut. Pertumbuhan otak
berlanjut dengan aktivitas gelombang otak untuk sistem penglihatan, dan
pendengaran bayi mulai berkembang. Bayi mungkin sangat aktif di dalam
rahim,  minggu-minggu paling aktif janin biasanya antara minggu ke 24 dan
28.
5. Ketidaknyamanan pada Trimester II
Ketidaknyamanan trimester II menurut (Prawirohardjo, 2020) adalah:
a. Gatal-gatal
Gatal-gatal terjadi pada perut paha payudara maupun pada bagian lain
terutama pada
lipatan-lipatan. Penyebab yaitu Perenggang kulit, peningkatan pengeluaran
keringat
Cara mengatasi
1) Potong dan bersihkan kuku agar jika tergaruk tidak menimbulkan bekas

2) Jaga kebersihkan kulit

3) Mandi guyur minimal 2x sehari

4) Kurangi pemakaian sabun

b. Pusing, dapat pingsan, mual, keringat dingin, pucat dalam posisi terlentang
Penyebab: Rahim menekan pembuluh darah
Cara mengatasi: Ambil posisi miring ke kiri atau setengah duduk dengan lutut
agak ditekuk hingga gejala hilang.
c. Ulu hati terasa panas
Penyebab: Kelambatan pengosongan lambung, lambung terdesak oleh rahim
Cara mengatasi
1) jangan mengkonsumsi makanan yang memproduksi gas seperti kubis,
nangka, sawi dan durian

2) Hindari mengkonsumsi makanan yang berleak dan posrdi besar misalnya


daging

3) Minum sedikit susu atau teh hangat

4) Jika gejalan semakin perah, hubungi tenaga kesehatan

d. Sembelit atau susah buang air besar (BAB)


Penyebab: Peningkatan penyerapan air oleh usus, konsumsi tablet zat besi,
kurang minum, kurang mengkonsumsi makanan berserat seperti sayur dan
buah-buahan, kurang gerak badan, penekanan usus oleh pembesaran rahim
Cara mengatasi : Mengonsumsi makanan tinggi serat untuk mengurangi
konstipasi (Kusumaningrum, 2015), mengonsumsi pisang raja untuk
mengurangi sembelit (Sri Indah, 2017)
e. Perut Kembung
Penyebab: Pengaruh hormonal, banyak menelan udara
Cara mengatasi
1) Kunyak makanan perlahan sampai halus

2) Hindari makanan yang memproduksi gas, makanan berlemak dan porsi


besar misalnya daging

3) Buang air besar secara teratur

f. Keputihan
Penyebab munculnya keputihan selama masa kehamilan adalah pengaruh
hormonal dan peningkatan produksi lendir. Namun, dalam kasus ini vagina
akan mengeluarkan cairan berwarna putih , encer dan tidak berbau. Cairan
tersebut akan bertambah seiring bertambahnya usia kehamilan. Apabila
keputihan disertai gatal dan bau kemungkinan terjadi infeksi yang dapat
menyebabkan perlunakan rahim dan akan timbul kontraksi sebelum waktunya
(Usman, 2013).
Cara mengatasi
1) Jangan membilas bagian dalam liang senggama

2) Kenakan celana dalam yang tidak ketat dan segera ganti jika sudah basah

3) Jaga kebersihan alat kelamin (bersihkan dari arah depan ke belakang)

4) Jika gatal, bau menusuk, ada perubahan sifat dan warna segera laporkan
dan konsultasikan pada tenaga kesehatan

g. Varises
Pada kaki dan daerah kemaluan
Penyebab: keturunan, pengaruh hormon kehamilan.pembesaran rahim yang
menghambat aliran darah, mengejang saat buang air besar.
Cara mengatasi
1) jangan terlalu lama berdiri atau duduk

2) hindari pakaian ketat

3) Cukup bergerak
4) Berbaring dengan kedua kaki ditinggikan misalnya dengan di ganjal
bantal

5) Jangan mengejan terlalu kuat saat buang air besar

h. Sakit Kepala
Penyebab: Ketegangan emosional, ketegangan pada mata (gangguan atau
masalah pada mata)
Cara mengatasi
1) santai dan istirahat

2) Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika berlangssung terus menerus

i. Nyeri pada lipatan paha


Penyebab : Penarikan otot paha akibat pembesaran rahim
Cara mengatasi
1) Istirahat

2) Posisi jongkok dengan kedua  paha membuka atau tekuk lutut ke arah
dada

3) Pakai penahan perut tetapi jangan yang menekan perut

4) Kompres hangat pada daerah yang nyeri

j. Nyeri Sendi, pada punggung dan tekanan pada panggul


Penyebab: Perubahan keseimbangan tubuh oleh pembesaran perut
Cara mengatasi
1) Santai dan istirahat

2) Pakai sepatu berhak rendah

3) Senam hamil (Rahmawati et al., 2016)

4) Kompres hangat untuk mengurangi nyeri punggung (Abyu & Prisusanti,


2015)

6. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II (13 – 28 Minggu)


a. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan
suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam
kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi
(11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum
banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Prawirohardjo, 2014).
Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya
mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian
menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat
dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi
selama kehamilan, persalinan dan masa nifas.

b. Bayi kurang bergerak seperti biasa


Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai
merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak
seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak
adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan. 22 Beberapa ibu
dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan
melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu
berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik
(Pusdiknakes, 2003).

c. Selaput kelopak mata pucat


Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi
ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 10.5gr% pada trimester II. Anemia
pada trimester II disebabkan oleh haemodilusi atau pengenceran darah.
Anemia dalam kehamilan juga bisa disebabkan karena defisiensi zat besi
dalam darah.

d. Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala
yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi
otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan
kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-
eklampsia.

Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa


adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau
berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunangkunang. 24 Selain itu
adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang
menujukkan adanya preeklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal
ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di
korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh
darah) (Manuaba, 2015).

e. Bengkak di muka atau tangan


Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki
yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat
atau meletakkannya lebih tinggi. Bengkak dapat menunjukkan adanya
masalah serius jika muncul pada permukaan muka dan tangan, tidak hilang
setelah beristirahat, dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa
merupakan pertanda pre-eklampsia.

f. Kejang
Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena eklampsi
(24%). Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan
dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga
muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun
26 kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari
eklampsia (Prawirohardjo, 2010).

B. Tinjauan Teori Keputihan


1. Pengertian Keputihan
Keputihan pada ibu hamil merupakan hal yang normal terjadi apabila
keputihan yang wajar seperti tidak berbau dan tidak gatal. Salah satu
ketidaknyamanan pada ibu hamil satu ini sering terjadi karena
peningkatan hormone (Usman, 2013).
2. Gejala dan Tanda-tanda
Menurut (Wiknjosastro, 2016) gejala dan tanda-tanda keputihan adalah
a) Cairan yang keluar encer
b) Berwarna bening atau krem
c) Tidak berbau
d) Tidak gatal
e) Jumlahnya sedikit
3. Penyebab Keputihan
Menurut (Wiknjosastro, 2016) Penyebab keputihan adalah
a) Infeksi vagina oleh jamur (Candida albicans) atau parasit
(Tricomonas)
Jenis infeksi yang terjadi pada vagina yakni, bacterial vaginosis,
trikomonas, dan candidiasis. Bakterial vaginosis merupakan gangguan
vagina yang sering terjadi ditandai dengan keputihan dan bau tak sdap.
Hal ini di sebabkan oleh lactobacillus menurun, bakteri patogen
(penyebab infeksi) meningkat, dan pH vagina meningkat.
b. Faktor Hygiene yang jelek
Kebersihan daerah vagina yang jelek dapat menyebabkan timbulnya
keputihan. Hal ini terjadi karena kelembaban vagina yang meningkat
sehingga bakteri patogen penyebab infeksi mudah menyebar.
c. Pemakaian obat-obatan (Antibiotik, Kortikosteroid, dan Pil KB) dalam
waktu lama.
Karena pemakaian obat- obatan khususnya anti biotik yang terlalu
lama dapat menimbulkan sistem imuitas dalam tubuh. Sedangkan
penggunaan KB mempengaruhi keseimbangan hormonal wanita.
Biasanya pada wanita yang mengkonsumsi antibiotik timbul
keputihan.
d. Stress
Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak
mengalami stress maka hormonal di dalam tubuh mengalami
perubahan keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya
keputihan.
4. Cara mengatasi Keputihan
Menurut (Usman, 2013) cara mengatasi keputihan adalah:
a) Menjaga agar daerah genetalia senantiasa bersih serta memperhatikan
sabun yang di gunakan sebaiknya sabun yang tidak berparfum
b) Hindari mandi dengan berendam
c) Menggunakan celana dalam dari bahan katun, tidak menggunakan
celana dalam yang ketat.
d) Menghindari beraktivitas yang terlalu lelah, panas dan keringat yang
berlebih.
e) Liburan untuk mengurangi stress karena stress merupakan suatu faktor
timbulnya keputihan.
f) Jangan membilas bagian dalam liang senggama
g) Kenakan pembalut wanita dan segera ganti jika sudah basah
h) Jaga kebersihan alat kelamin ( bersihkan dari arah depan ke belakang)
(Usman, 2013)
i) Jika gatal, bau menusuk, ada perubahan sifat dan warna segera laporkan
dan konsultasikan pada tenaga kesehatan

C. Tinjauan Teori Asuhan Kehamilan


1. Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada Kehamilan
Antenatal care (ANC) adalah pengawasan selama masa kehamilan
untuk mengetahui kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit
yang menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi
kehamilan, dan menetapkan risiko kehamilan yang terjadi
(Prawirohardjo, 2010).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Syarif et al., 2019) dalam
judul “Faktor Yang Berhubungan Dengan Keteraturan Kunjungan ANC
Di Puskesmas Pertiwi Kota Makassar Tahun 2019 “.Keteraturan
kunjungan antenatal care selama kehamilan dari empat variable yang
dilakukan penelitian terdapat bahwa pendidikan ibu, pengetahuan ibu,
dukungan suami dan pekerjaan ibu menunjukan bahwa ada tiga variable
yang memiliki hubungan dengan keteratuan ANC di Puskesmas Pertiwi
Kota Makasar yaitu variabel pendidikan ibu, pengetahuan ibu dan
dukungan suami, sementara untuk variabel pekerjaan ibu tidak memiliki
hubungan dengan keteraturan kunjungan di Puskesmas Pertiwi Kota
Makasar tahun 2019.
Dalam melaksanakan pelayanan antenatal care (ANC), menurut
Kemenkes RI (2012; h. 08-12) asuhan standar minimal “10 T” yang
meliputi :
a. Timbang berat badan dan Tinggi badan
Penambahan berat badan normal pada ibu hamil adalah 11,5-16 kg
dan apabila kurang dari 9 kilogram selama kehamilan menunjukkan
adanya gangguan pertumbuhan janin.
b. Periksa Tekanan darah
c. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
Pengukuran LILA dilakukan pada saat kunjungan ANC pertama
dengan standar minimal ukuran LiLA bagi wanita dewasa yaitu
minimal 23,5 cm.
d. Pengukuran Tinggi fundus uteri
Pengukuran TFU pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi pertumbuhan janin.Jika TFU tidak sesuai dengan
umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pada pertumbuhan
janin.
e. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Dalam menentukan presentasi janin dilakukan dengan caraLeopold
yang terdiri dari 4 leopold. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir
trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.DJJ
lambat kurang dari 120x/menit atau DJJ cepat lebih dari 160x/menit
menunjukkan adanya gawat janin.
f. Skrining imunisasi tetanus dan beri imunisasi Tetanus Toxoid
g. Beri Tablet Fe minimal 90 tablet selama kemamilan
h. Temu wicara
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal meliputi
kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami dalam
kehamilan, tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas, asupan
gizi seimbang, penyakit menular dan tidak menular, inisiasi menyusu
dini dan pemberian ASI eksklusif, KB paska persalinan, imunisasi.
i. Pelayanan tes laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pertama adalah pemeriksaan golongan
darah. Pemeriksaan laboratorium rutin yaitu pemeriksaan
kadarhemoglobin darah (Hb). Pemeriksaan laboratorium khusus
dilakukan bila ibu hamil memiliki indikasi tanda bahaya kehamilan.
Pemeriksaan laboratorium khusus meliputi: golongan darah, protein
urin, kadar gula darah, darah malaria, tes sifilis, HIV (Human
Immuno Deficiency Virus), Bakteri Tahan Asam (BTA).
j. Tatalaksana kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan harus ditangani sesuai
dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus yang tidak
dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
D. Penatalakasanaan Pelayanan Atenatal Care Pada TM I di Masa
Pandemi COVID 19
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini
diawali dengan munculnya kasus pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya di Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini
berasal dari famili yang sama dengan virus penyebab SARS dan MERS.
Meskipun berasal dari famili yang sama, namun SARS-CoV-2 lebih
menular dibandingkan dengan SARS-CoV dan MERS-CoV (CDC
China, 2020) (Aziz, 2020).
Penelitian (Doremalen et al, 2020) menunjukkan bahwa
SARSCoV-2 dapat bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik dan
stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari 24 jam
pada kardus. Seperti virus corona lain, SARSCOV-2 sensitif terhadap
sinar ultraviolet dan panas. Efektif dapat dinonaktifkan dengan pelarut
lemak (lipid solvents) seperti eter, etanol 75%, ethanol, disinfektan
yang mengandung klorin, asam peroksiasetat, dan khloroform (kecuali
khlorheksidin) (Aziz, 2020).
Coronavirus merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan
manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari
kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia.
Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih
belum diketahui. Masa inkubasi COVID-19 rata-rata 5-6 hari, dengan
range antara 1 dan 14 hari namun dapat mencapai 14 hari. Risiko
penularan tertinggi diperoleh di hari-hari pertama penyakit disebabkan
oleh konsentrasi virus pada sekret yang tinggi. Orang yang terinfeksi
dapat langsung dapat menularkan sampai dengan 48 jam sebelum onset
gejala (presimptomatik) dan sampai dengan 14 hari setelah onset gejala
(Aziz, 2020).
a. Penatalksaan ANC pada saat pandemik
Ibu hamil disarankan untuk melanjutkan asuhan antenatal rutin
meskipun terdapat beberapa modifikasi, kecuali ibu hamil yang
memerlukan isolasi mandiri karena dicurigai atau sudah terkonfirmasi
COVID-19. Modifikasi layanan diperlukan untuk membantu ibu hamil
melakukan social distancing, dengan tujuan mengurangi transmisi
antara ibu hamil, staf, dan pengunjung lain. Modifikasi layanan juga
diperuntukkan ibu hamil yang dicurigai atau sudah terkonfirmasi
COVID-19 dan sedang melakukan isolasi mandiri namun memerlukan
pelayanan di rumah sakit (Aziz, 2020).
WHO mengeluarkan rekomendasi terbaru ibu hamil risiko rendah
minimal mendapatkan asuhan antenatal 8x. Perubahan layanan
diperlukan untuk mengurangi frekuensi ibu hamil keluar dari rumah
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal ini bisa dilakukan melalui
konsultasi dan pemeriksaan penunjang lain seperti USG dan
laboratorium dilakukan pada waktu dan tempat yang sama, atau melalui
konsultasi virtual. Minimal konsultasi antenatal langsung secara fisik
dilakukan 6x pada ibu hamil risiko rendah, namun pada kasus risiko
tinggi frekuensi konsultasi langsung perlu disesuaikan. Jika diperlukan
dapat melakukan konsultasi antenatal melalui telemedicine
(telpon/video call) di luar jadwal yang telah ditentukan (Aziz, 2020).
Pemeriksaan antenatal pada trimester II: skrining faktor risiko
dilakukan oleh dokter dengan menerapkan protokol kesehatan.
Melakukan tatap muka untuk konfirmasi usia kehamilan dan taksiran
persalinan. Jika ada gejala atau faktor risiko Covid dirujuk ke RS untuk
dilakukan Swab/ jika sulit mengakses RS Rujukan maka dilakukan
metode skrining lainnya. Pemeriksaan skrining faktor risiko kehamilan
akan dilakukan di RS rujukan, sedangkan jika tidak ada gejala Covid
maka dilakukan skrining oleh Dokter di FKTP. Jika ibu datang pertama
kali ke bidan, bidan tetap melakukan ANC seperti biasa, kemudian
dirujuk ke dokter untuk dilakukan skrining. Ibu hamil dengan kontak
erat dan gejala ringan infeksi COVID 19 harus menunda pemeriksaan
antenatal 14 hari, jika tidak ada gangguan pada kehamilannya.
Suplementasi asam folat, kalsium, vitamin D dan besi tetap diberikan
sesuai dengan rekomendasi nasional. Suplementasi mikronutrien lain
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing ibu hamil. Pemberian
Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil dengan status suspek,
probable atau terkonfirmasi positif COVID-19 dilakukan dengan
pertimbangan dokter yang merawat dan kondisi pasien yang
bersangkutan (Aziz, 2020).
Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) pada kehamilan
normal minimal 6x dengan rincian 2x di Trimester 1, 1x di Trimester 2,
dan 3x di Trimester 3. Minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan
1 di Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3. Dilakukan
tindak lanjut sesuai hasil skrining. Tatap muka didahului dengan janji
temu/teleregistrasi dengan skrining anamnesa melalui media
komunikasi (telepon)/secara daring untuk mencari faktor risiko dan
gejala COVID-19. Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS untuk
dilakukan swab atau jika sulit mengakses RS Rujukan maka dilakukan
Rapid Test. Jika tidak ada gejala COVID-19, maka dilakukan pelayanan
antenatal di FKTP (Kemenkes RI, 2020).
Jenis Asuhan Pada Trimester II:
1. Pada usia 12 minggu yaitu dengan cara tatap muka dan melakukan
Konfirmasi usia kehamilan dan taksiran persalinan, skrining
aneuplodi (NT) bila ada indikasi. Serta melakukan test labolatorium
dan pemeriksaan awal jika usia < 12 minggu belum dilakukan.
2. Pada usia 20 – 24 minggu yaitu dengan cara tatap muka pemeriksaan
Anatomi janin, Pertumbuhan janin dan memberikan pemeriksaan
laboratorium: DPL, UL, TTGO untuk dibawa hasilnya pada
pemeriksaan berikutnya.
3. 28 minggu dengan tatap muka, bila diperlukan Evaluasi hasil
pemeriksaan laboratorium Pertumbuhan janin (Aziz, 2020).

b. Upaya Pencegahan Umum yang Dapat Dilakukan oleh Ibu Hamil


Menurut (Kemenkes RI, 2020) pencegahan yang dilakukan ibu
hamil dalam pencegahan penularan virus COVID 19 adalah:
1) Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan memakai
sabun selama 40 - 60 detik atau menggunakan cairan antiseptik
berbasis alkohol (hand sanitizer) selama 20 – 30 detik. Hindari
menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang tidak bersih.
Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya
mengandung alkohol 70%, jika air dan sabun tidak tersedia. Cuci
tangan terutama setelah Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air
Kecil (BAK), dan sebelum makan (baca Buku KIA).
2) Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit
3) Saat sakit tetap gunakan masker, tetap tinggal di rumah atau segera
ke fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktivitas di luar.
4) Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu. Buang
tisu pada tempat yang telah ditentukan. Bila tidak ada tisu, lakukan
sesuai etika batuk-bersin.
5) Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda
yang sering disentuh.
6) Menggunakan masker adalah salah satu cara pencegahan penularan
penyakit saluran napas, termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi
penggunaan masker saja masih kurang cukup untuk melindungi
seseorang dari infeksi ini, karenanya harus disertai dengan usaha
pencegahan lain. Pengunaan masker harus dikombinasikan dengan
hand hygiene dan usaha-usaha pencegahan lainnya, misalnya tetap
menjaga jarak.
7) Penggunaan masker yang salah dapat mengurangi keefektivitasannya
dan dapat membuat orang awam mengabaikan pentingnya usaha
pencegahan lain yang sama pentingnya seperti hand hygiene dan
perilaku hidup sehat
8) Masker medis digunakan untuk ibu yang sakit dan ibu saat
persalinan. Sedangkan masker kain dapat digunakan bagi ibu yang
sehat dan keluarganya
9) Cara penggunaan masker yang efektif :
 Pakai masker secara seksama untuk menutupi mulut dan hidung,
kemudian eratkan dengan baik untuk meminimalisasi celah antara
masker dan wajah.
 Saat digunakan, hindari menyentuh masker.
 Lepas masker dengan teknik yang benar (misalnya: jangan
menyentuh bagian depan masker, tapi lepas dari belakang dan bagian
dalam).
 Setelah dilepas jika tidak sengaja menyentuh masker yang telah
digunakan, segera cuci tangan.
 Gunakan masker baru yang bersih dan kering, segera ganti masker
jika masker yang digunakan terasa mulai lembab.
 Jangan pakai ulang masker yang telah dipakai.
 Buang segera masker sekali pakai dan lakukan pengolahan sampah
medis sesuai SOP.
10) Gunakan masker kain apabila dalam kondisi sehat. Masker kain yang
direkomendasikan oleh Gugus Tugas COVID-19 adalah masker kain
3 lapis. Menurut hasil penelitian, masker kain dapat menangkal virus
hingga 70%. Disarankan penggunaan masker kain tidak lebih dari 4
jam. Setelahnya, masker harus dicuci menggunakan sabun dan air,
dan dipastikan bersih sebelum dipakai kembali.
11) Keluarga yang menemani ibu hamil, bersalin, dan nifas harus
menggunakan masker dan menjaga jarak
12) Menghindari kontak dengan hewan seperti kelelawar, tikus, musang
atau hewan lain pembawa COVID-19 serta tidak pergi ke pasar
hewan
13) Hindari pergi ke negara/daerah terjangkit COVID-19, bila sangat
mendesak untuk pergi diharapkan konsultasi dahulu dengan spesialis
obstetri atau praktisi kesehatan terkait.
14) Bila terdapat gejala COVID-19, diharapkan untuk menghubungi
telepon layanan darurat yang tersedia (Hotline COVID-19 : 119 ext
9) untuk dilakukan penjemputan di tempat sesuai SOP, atau langsung
ke RS rujukan untuk mengatasi penyakit ini.
15) Rajin mencari informasi yang tepat dan benar mengenai COVID-19
dari sumber yang dapat dipercaya.
2. Manajemen Kebidanan
Kebidanan adalah bagian ilmu kedokteran yang khusus mempelajari
segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian
yang dimaksud objek ilmu ini adalah kehamilan, persalinan, nifas dan bayi
baru lahir (Prawirohardjo, 2020).
Asuhan kebidanan adalah pelaksanaan fungsi bidan dalam kegiatan
yang menjadi tanggungjawabnya dalam memberikan pelayanan kebidanan
kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang
kesehatan ibu masa hamil, persalinan, bayi baru lahir, nifas serta keluarga
berencana (Puspitasari, 2014).
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis
sistematis. Oleh karena itu manajemen kebidanan merupakan alur fikir
bagi seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam menangani
kasus yang menjadi tanggung jawabnya (Hani, 2011). Proses manajemen
kebidanan menurut (Varney, 2012) terdiri dari beberapa langkah yaitu :
a. Langkah I (Pengumpulan Data Dasar), pada langkah pertama
dilakukan pengkajian melalui pengumpulan semua data dasar yaitu
riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan, peninjauan
catatan terbaru atau catatan sebelumnya dan data laboratorium.
b. Langkah II (Interpretasi Data Dasar), pada langkah ini dilakukan
identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau masalah dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data yang
telah dikumpulkan.
c. Langkah III (Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial), pada
langkah ini dilakukan identifikasi masalah atau diagnosis potensial
lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah
diidentifikasi.
d. Langkah IV (Identifikasi Perlunya Penanganan Segera), bidan atau
dokter mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan konsultasi atau
penanganan bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien.
e. Langkah V (Perencanaan Asuhan Menyeluruh), pada langkah ini,
direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan oleh langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.
f. Langkah VI (Pelaksanaan Rencana), perencanaan ini dapat dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan, dan
sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Dalam
situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani
klien yang mengalami komplikasi, keterlibatan bidan dalam
manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggungjawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.
g. Langkah VII (Evaluasi), dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan bantuan yang
diidentifikasi dalam masalah dan diagnosis. Rencana dapat dianggap
efektif jika pelaksanaannya efektif.
Menurut Kepmenkes RI No. 938/Menkes/SK/VIII/2007 pencatatan
dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang
tersedia.Pencatatan tersebut ditulis dalam catatan perkembangan SOAP
dan partograf. Menurut (Puspitasari, 2014) pendokumentasian atau
catatan manajemen kebidanan diterapkan dengan metode SOAP.
S (Subjektif) : mancatat hasil anamnesa yang dilakukan
O (Objektif) : mencatat hasil pemeriksaan
A (Assessment) : kesimpulandari data-data subjektif/objektif dan
mencatat diagnosa
P (Plan) : apa yang akan dilakukan berdasarkan hasil
pengevaluasian.
Pendokumentasian SOAP ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi ditulis
sebagai berikut :
SOAP Hamil
1) Subjektif
Menurut (Prawirohardjo, 2014)data sujektif yang dikumpulkan yaitu
biodata ibu dan suami, keluhan utama yang dirasakan ibu, riwayat
haid, riwayat kehamilan sekarang, riwayat kehamilan lalu, riwayat
KB, pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, kebiasaan yang
merugikan kesehatan, riwayat psikososial
2) Objektif
Menurut (Prawirohardjo, 2014) data objektif yang dikumpulkan yaitu
pemeriksaan keadaan umum, pemeriksaan abdomen, pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan USG.
3) Analisa
Diagnosa wanita hamil normal meliputi nama, umur, gestasi (G)
paritas (P) abortus (A), umur kehamilan, tunggal, hidup, intra-uteri,
letak kepala, keadaan umum baik. Masalah, berhubungan dengan
diagnosis.Kebutuhan pasien, ditentukan berdasarkan keadaan dan
masalahnya.
4) Penatalaksanaan
Menurut (Hani, 2011), pelaksanaan asuhan pada kunjungan
ulang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan kehamilan,
misalnya: menjelaskan pada klien mengenai ketidaknyamanan
normal yang dialami; mengajarkan ibu tentang materi pendidikan
kesehatan pada ibu hamil sesuai dengan usia kehamilan;
mendiskusikan mengenai rencana persiapan kelahiran dan jika
terjadi kegawatdaruratan; mengajari ibu mengenal tanda-tanda
bahaya dan memastikan ibu untuk memahami apa yang dilakukan
jika menemukan tanda bahaya; membuat kesepakatan untuk
kunjungan berikutnya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TM II FISIOLOGIS
PADA NY. S USIA 20 TAHUN G1P0A0 HAMIL 25+6 MINGGU
DI ERA PANDEMIC COVID 19 DI PUSKESMAS TODANAN
KABUPATEN BLORA

Tanggal : 20 Agustus 2021


Waktu : 09.30 WIB
Tempat : Puskesmas Todanan

A. IDENTITAS PASIEN:
1. Nama : Ny. S 1. Nama suami : Tn. S
2. Umur : 20 tahun 2. Umur : 25 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMP 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Suku bangsa : Jawa Indonesia 6. SukuBangsa : Jawa Indonesia
7. Alamat : Pelemsengir 3/3 7. Alamat : Pelemsengir 3/3

B. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang:
Ibu ingin memeriksakan kehamilannya dan ingin cek laboratorium
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluarkan keputihan dari jalan lahir berwarna putih-jernih,
tidak berbau dan sedikit gatal.
Uraian keluhan utama
Ibu mengatakan keputihan sudah 1 minggu ini. Berwarna putih jernih, tidak
berbau dan sedikit gatal.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang dan yang lalu
Ibu mengatakan saat ini tidak pernah/sedang menderita tanda dan gejala
penyakit seperti :
Jantung : Ibu mengatakan dada sebelah kirinya tidak mengalami nyeri dan
berdebar-debar saat melakukan aktivitas ringan seperti nonton tv,
berjalan santai, dan beristirahat. Tidak pernah mengalami sesak
napas/ terengah-engah saat melakukan aktifitas fisik ringan seperti
berjalan kaki beberapa meter saja.
Asma : Ibu mengatakan tidak pernah merasa sesak nafas setelah makan
sesuatu misalnya atau setelah terpapar debu.
TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk dalam waktu lama lebih dari 3
bulan.
Hepatitis B : Ibu mengatakan bagian mata, kulit dan kuku tidak berwana
kekuningan.
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami BAK dengan warna kuning
kecokelatan dan BAB pucat.
DM : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami mudah haus, mudah lapar,
dan sering BAK di malam hari; penurunan berat badan yang drastis;
dan luka yang sulit kering.
Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami keluhan misalnya pusing
yang tidak hilang saat dibawa istirahat, dan tengkuk terasa kaku serta
tegang.
HIV/AIDS : Ibu mengatkan tidak pernah mengalami penyakit sperti sariawan
yang tidak kunjung sembuh, diare lebih dari 1 bulan, dan berat badan
yang menurun drastis.
b. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada riwayat penyakit jantung, Asma,
TBC, DM, Hepatitis B, Hipertensi, dan HIV/AIDS.
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada
riwayat keturunan kembar.
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan bahwa belum pernah mengalami operasi apapun
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat haid
Menarche : Usia 14 tahun
Siklus : 28 hari
Nyeri Haid : tidak ada
Lama : 6-7 hari
Warna darah : Merah, kadang coklat
Banyaknya : Hari pertama dan kedua ganti pembalut 3-4 kali sehari, hari
ketiga sampai terakhir ganti pembalut 1 kali sehari.
Leukhorea : ada
Warna : bening-putih
Bau : tidak berbau
b. Riwayat kehamilan sekarang
1) Hamil ke 1 usia 26 mg
2) HPHT : 20-02-2021
3) HPL : 27-11-2021
4) Gerak janin : Ibu mengatakan sudah merasakan gerakan janin
 Pertama kali : 4 bulan
 Frekuensi dalam 12 jam : 10x
5) Tanda bahaya : tidak ada
6) Kekhawatiran khusus : tidak ada
7) Imunisasi TT : TT3
8) ANC : 3 x di bidan
ANC Tanggal Tempat Suplemen MASALAH TINDAKAN /
ke dan Fe PENDKES
1 12 April BPM Caviplex Mual Makan sedikit
2021 B6 muntah tapi sering
2 10 Mei BPM Hufabion Mual Nutrisi ibu
2021 B6 hamil
3 23 Juli BPM Hufabion T.A.K ANC terpadu
2021 Kalk di Puskesmas

c. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas


Ibu mengatakan ini merupakan anak pertamannya.
d. Riwayat KB : Ibu sebelumnya menggunakan KB Suntik 3 Bulan
Rencana setelah melahirkan KB suntik 3 bulan
5. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari:
a. Nutrisi :
Sebelum Hamil
Ibu makan 3x sehari, porsi sedang, menu nasi, dengan lauk nabati (tahu, tempe)
dan hewani (telur, ikan, ayam), dan sayur. Minum ± 10 gelas sehari dengan air
putih dan teh manis. Tidak ada keluhan pada kebutuhan nutrisinya.
Selama Hamil
Ibu mengatakan pada awal kehamilan merasakan perubahan pola makan karena
mengalami mual muntah. Namun saat ini mual muntah sudah tidak dirasakan.
Ibu makan 3 x sehari porsi sedang, menu nasi, dengan lauk nabati (tahu, tempe)
dan hewani (telur, ikan, ayam), dan sayur. Minum ± 10 gelas sehari dengan air
putih, teh manis, dan menambah susu ibu hamil
b. Eliminasi :
Sebelum Hamil
Ibu BAK ±> 5x sehari, warna jernih kekuningan, bau khas. BAB 1x sehari,
konsistensi lembek, bau khas, warna kuning kecokelatan. Tidak ada keluhan
pada pola eliminasi.
Selama Hamil :
Perubahan selama hamil ini :
Ibu tidak ada masalah dalam pola eliminasi, hanya saat awal kehamilan ibu
merasa agak lebih sering BAK
c. Personal Hygiene
Sebelum Hamil
Ibu mandi 2x sehari pagi dan sore hari, gosok gigi 2x sehari, keramas 2 hari
sekali, ganti baju sehari-hari dan pakaian dalam 2x sehari. Ibu biasa
menggunakan sandal/ alas kaki ketika diluar rumah. Saat cebok ibu mengarah
dari depan ke belakang dan tidak menggunakan sabun vagina. Tidak ada
keluhan.
Selama Hamil
Tidak ada perubahan
d. Hubungan seksual
Sebelum Hamil
Frekuensi hubungan seksual sebelum hamil 2-3x seminggu, tidak ada contact
bleeding, serta tidak ada keluhan.
Selama Hamil
Frekuensi hubungan seksual saat hamil 1x seminggu, tidak ada contact
bleeding, serta tidak ada keluhan.
e. Istirahat / tidur siang
Sebelum Hamil
Ibu tidur malam sekitar 7 jam sehari (21.00-04.00 WIB), selalu tidur siang ±
1jam sehari.
Selama Hamil
Tidak ada perubahan
f. Aktifitas fisik dan olahraga
Sebelum hamil
Ibu menjalankan aktivitas sebagai ibu rumah tangga menjalankan kegiatan
seperti memasak, menyapu, mengepel, mencuci piring, mengurus suami dan
keluarganya sendiri. Ibu juga bekerja di sawah.
Selama Hamil
Tidak ada perubahan
g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan
1) Merokok : Ibu dan suami tidak merokok
2) Minuman beralkohol : Ibu tidak mengkonsumsi alkohol
3) Obat-obatan : Ibu hanya minum obat dari Bidan / Dokter
4) Jamu : Ibu tidak minum jamu
6. Riwayat psikososial-spiritual
a. Riwayat perkawinan :
1) Menikah
2) Umur waktu menikah : 19 tahun
3) Pernikahan ini yang ke 1 sah
4) Lamanya 1 tahun
5) Hubungan dengan suami : baik
b. Respon dan dukungan keluarga terhadap kehamilan: baik
a. Mekanisme koping ( penyelesaian masalah) : dengan musyawarah
b. Ibu tinggal serumah dengan :suami dan mertua
c. Pengambilan keputusan utama dalam keluarga : suami
Dalam kondisi emergency, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
d. Orang terdekat ibu : suami
e. Yang menemani ibu untuk periksa : suami
f. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : tidak ada
g. Penghasilan perbulan : Rp1.800.000/bulan, cukup*
h. Keyakinan Ibu dengan Pelayanan kesehatan :
 Ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan
nakes wanita maupun pria
 Ibu boleh menerima transfusi darah
 boleh diperiksa daerah genetalia,
i. Tingkat pengetahuan ibu :
Hal yang sudah diketahui ibu : Ibu sudah tahu bahwa selama kehamilan tidak
boleh terlalu capek dan melakukan aktivitas
berat
Hal yang ingin diketahui ibu : Tanda bahaya kehamilan TM II

C. DATA OBYEKTIF:
1. Pemeriksaan Fisik:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik Tensi: 110/70mmHg
2) Kesadaran : Composmetis Nadi: 84x/menit
3) BB Sebelum/ Sekarang : 58/ 63kg Suhu : 36,5˚C
4) LILA : 28 cm TB : 155 cm
5) RR : 20x/menit IMT : 24,16 (Normal)
b. Status present
Kepala : Kulit kepala bersih, mesochepal, rambut tidak rontok
Muka : Simetris, kemerahan, tidak ada kelainan
Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
Hidung : Hidung tampak bersih, tidak ada polip dan sekret
Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, gigi bersih tidak ada caries
Telinga : Telinga tampak bersih, tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Ketiak : Tidak ada massa atau pembesaran
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada masa
Ekstremitas : Tidak ada varises, tidak ada oedem dan gangguan
pergerakan
Punggung : Normal, tidak ada kelainan bentuk
Anus : Tidak ada hemoroid, tidak ada kelainan

c. Pemeriksaan obstetri
1) Inspeksi
Muka : tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum
Mamae : tidak ada benjolan abnormal, colstrum belum
keluar, simetris, hyperpigmentasi areola.
Abdomen : ada linea nigra
Vulva : terdapat sedikit lendir jernih-putih
2) Palpasi
Abdomen :

Leopold I = Teraba bagian lunak, bulat tidak melenting (bokong)


Leopold II = Teraba bagian keras seperti papan dibagian kiri perut
ibu (punggung). Teraba bagian kecil-kecil dibagian
kanan perut ibu ( ekstremitas)

Leopold II = Teraba bagian keras, melenting dibagian bawah perut


ibu ( kepala)

Leopold IV = masih bisa di goyangkan (konvergen) belum masuk


panggul.
Tinggi Fundus Uteri = 22 cm
Taksiran Berat Janin (TBJ) = 1550 gram
3) Auskultasi
DJJ : 136x/menit
2. Pemeriksaan penunjang :
 Hb = 12,4 gr%
 Golongan darah =O
 HIV = Non Reaktif
 HbSag = Non Reaktif
 Syfilis = Negatif
D. ANALISA
Diagnosa Kebidanan : Ny. S, 20 tahun, G1P0A0, hamil 25+6 minggu
Masalah : Keputihan
Kebutuhan :
- KIE keputihan pada ibu hamil
E. PENATALAKSANAAN
Tanggal 21 Agustus 2021 Jam 10.45
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa secara keseluruhan hasil pemeriksaan dalam
kondisi baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, hasil pemeriksaan fisik
tidak ditemukan kelainan, pembesaran rahim sesuai masa kehamilan, dan
hasil pemeriksaan detak jantung janin dalam batas normal.
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dan ibu
bersedia mengikuti anjuran yang diberikan oleh bidan
2. Memberitahu ibu untuk menjaga nutrisi/ gizi ibu hamil. Menganjurkan ibu
untuk mengkonsumsi protein seperti ikan, ayam, telur, tahu dan tempe.
Mengkonsumsi sayur, buah, dan minum air putih yang cukup. Tidak
mengkonsumsi terlalu banyak karbohidrat/ makanan minuman yang manis-
manis.
Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan bersedia untuk
melaksanakan anjuran bidan
3. Menjelaskan kepada ibu hamil apabila keputihan yang dialaminya merupakan
keluhan yang normal terjadi pada ibu hamil trimester II
Hasil : Ibu mengerti dan merasa lega
4. Menjelaskan kepada ibu hamil untuk menjaga daerah kewanitaan degan
prinsip bersih kering yaitu setelah BAB/ BAK segera dikeringkan, menjaga
personal hygiene yaitu dengan mengganti celana dalam 2x sehari atau apabila
sudah basah atau kotor, memakai celana dalam dari katun, tidak membilas
bagian dalam liang senggama, jaga kebersihan alat kelamin seperti membilas
dari arah depan ke belakang, tidak menggunakan sabun pembersih
kewanitaan yang PH nya tidak normal serta selalu sedia tissue atau handuk
khusus di kamar mandi untuk mnegeringkan alat genetalianya setelah BAK
atau BAB.
Hasil : Ibu mengerti akan penjelasan bidan dan bersedia menerapkannya
5. Memberikan konseling tentang protokoler pencegahan covid 19 pada saat
hamil dan tata laksanaan pemeriksaan ANC pada saat Pandemic COVID 19
Hasil: ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan
6. Menganjurkan tetap menerpakan protokoler kesehatan pencegahan COVID
19 yaitu jaga jarak, pakai masker dan sering cuci tangan di rumah maupun di
luar rumah
Hasil: ibu bersedia menerapkan protokoler kesehatan.
7. Menganjari ibu tehnik mencuci tangan yang benar dan penggunaan masker
yang benar
Hasil: ibu mengikuti tehnik cara mencuci tangan yang benar yang diajarkan
8. Memberikan terapi fe sebanyak 30 tablet sehari 1x dan kalk 1x sehari,
menganjurkan pada Ibu untuk tidak mengkonsumsi tablet fe bersama dengan
teh, sebaiknya menggunakan air jeruk atau bisa menggunakan air putih,
menganjurkan ibu untuk membatasi/ menghindari konsumsi teh saat hamil ini
terlebih diminum bersama saat makan, karena kandungan fenol dalam teh
dapat mengganggu penyerapan zat besi maupun asam folat dari makanan
yang ibu konsumsi
Hasil : Ibu mengerti dan mau melaksanakan anjuran tersebut
9. Menganjurkan ibu untuk datang kembali untuk periksa 1 bulan lagi atau bila
ada keluhan.
Hasil : ibu bersedia melakukan kunjungan ulang 1 bulan kemudian
10. Melakukan dokumentasi
Hasil: semua kegiatan telah didokumentasikan
CATATAN PERKEMBANGAN 1

Tanggal : 23 Agustus 2021

Pukul : 15.00 WIB

S : Ny. T mengatakan masih mengeluarkan keputihan berwarna putih


jernih dan gatal yang di alami sudah berkurang

O : a. Pemeriksaan umum
KU : Baik

Kesadaran : Composmetis

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 83 x/ menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 36,7oC

Status obstetric
1. Inspeksi:
a. Muka : tidak terdapat cloasma gravidarum, muka tidak
oedem
b. Mamae : areola menghitam, puting menonjol dan bersih,
tidak teraba massa
c. Abdomen : tidak terdapat line alba ,linea nigra dan striae
gravidarum
d. Vulva : tidak dilakukan pemeriksaan
2. Palpasi
a. Leoplod I : Teraba bagian lunak, bulat tidak melenting
(bokong)
b. Leoplod II : Teraba bagian keras seperti papan dibagian
kiri perut ibu (punggung). Teraba bagian
kecil-kecil dibagian kanan perut ibu
( ekstremitas)
c. Leoplod III : Teraba bagian keras, melenting dibagian
bawah perut ibu ( kepala)
d. Leoplod IV : masih bisa di goyangkan (konvergen) belum
masuk panggul.
 TFU : 22 cm
 TBJ : 1550 gram
 Auskultasi :
DJJ : 136 x/menit

A : Ny. S usia 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 26+2 minggu

P : 1. Mengevaluasi tehnik mencuci tangan dan menggunaan masker


yang benar
Hasil: ibu menerapkan 7 langkah cuci tangan dengan benar.
2. Memberitahu ibu bahwa kehamilannya normal ibu sehat dan
bayinya sehat
Hasil : ibu mengerti dan merasa senang mendengarnya.
3. Melakukan evaluasi pola makan/ nutrisi ibu hamil
Hasil : Ibu mengatakan sudah makan makanan bergizi seperti
telur, ikan, ayam, tahu, tempe, sayur dan buah. Ibu sudah tidak
mengkonsumsi teh dan minum susu ibu hamil
4. Melakukan evaluasi perawatan kebersihan genitalia
Hasil : ibu mengatakan sudah melaksanakan anjuran bidan untuk
menjaga area kemaluan supaya selalu bersih kering
5. Memberikan konseling tentang protocol kesehatan dan
menganjurkan memasang tempat cuci tangan di depan rumah
Hasil: ibu bersedia memasang tenpat cuci tangan di depan rumah
6. Menyarankan kepada ibu untuk periksa apabila ada keluhan
fasilitas kesehatan terdekat
Hasil : ibu bersedia

7. Melakukan dokumentasi
Hasil: sudah dilakukan
CATATAN PERKEMBANGAN II

Tanggal : 27 Agustus 2021

Pukul : 15.30 WIB

S : Ny. T mengatakan masih mengeluarkan keputihan dan sudah tidak


gatal
O : b. Pemeriksaan umum
KU : Baik

Kesadaran : Composmetis

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 84 x/ menit

RR : 22 x/menit

Suhu : 36,6oC

Status obstetric
3. Inspeksi:
e. Muka : tidak terdapat cloasma gravidarum, muka tidak
oedem
f. Mamae : areola menghitam, puting menonjol dan bersih,
tidak teraba massa
g. Abdomen : tidak terdapat line alba ,linea nigra dan striae
gravidarum
h. Vulva : dilakukan pemeriksaan dengan hasil celana
dalam kering tetapi terdapat lendir putih jernih seperti putih
telur di dekat vulva.
4. Palpasi
e. Leoplod I : Teraba bagian lunak, bulat tidak melenting
(bokong)
f. Leoplod II : Teraba bagian keras seperti papan dibagian
kiri perut ibu (punggung). Teraba bagian
kecil-kecil dibagian kanan perut ibu
( ekstremitas)
g. Leoplod III : Teraba bagian keras, melenting dibagian
bawah perut ibu ( kepala)
h. Leoplod IV : masih bisa di goyangkan (konvergen) belum
masuk panggul.
 TFU : 23 cm
 TBJ : 1705 gram
 Auskultasi :
DJJ : 150 x/menit

A : Ny. S usia 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 26+5 minggu

P : 1. Memberitahu ibu bahwa kehamilannya normal ibu sehat dan


bayinya sehat
Hasil : ibu mengerti dan merasa senang mendengarnya.
2. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga nutrisi/ gizi.
Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi protein seperti
ikan, ayam, telur, tahu dan tempe. Mengkonsumsi sayur, buah,
dan minum air putih yang cukup. Tidak mengkonsumsi terlalu
banyak karbohidrat/ makanan minuman yang manis-manis
Hasil : Ibu sudah melaksanakan anjuran bidan
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan genitalia
dengan prinsip bersih kering meski keputihan sudah berkurang
Hasil : ibu bersedia mengikuti anjuran bidan untuk menjaga area
kemaluan supaya selalu bersih kering
4. Memberi KIE tanda bahaya kehamilan berupa perdarahan, sakit
kepala yang hebat dan mual muntah berlebihan nyeri ulu hati.
Menyarankan kepada ibu untuk periksa apabila ada keluhan
fasilitas kesehatan terdekat dan melakukan kunjungan ulang
sesuai waktunya.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan
5. Melakukan evaluasi tentang protokoler kesehatan penecegahan
COVID 19
Hasil: ibu dan keluarga sudah menerapkan protokol kesehatan dan
memasang tempat cuci tangan di depan rumah
6. Mengingatkan kembali untuk melakukan ANC 1 bulan lagi
Hasil: ibu bersedia melakukan ANC 1 bulan lagi
7. Melakukan dokumentasi
Hasil: sudah dilakukan
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Data Subjektif
Pengkajian data subjektif pada Ny. S pada pemeriksaan kehamilan
dilakukan dengan metode auto anamnesa karena secara fisik maupun psikologis
mampu melakukan komunikasi dengan baik. Saat melakukan asuhan kebidanan
kehamilan pada Ny. S dicantumkan tanggal, jam dan tempat sebagai bukti atau
consent bahwa penulis sudah melakukan asuhan pada tanggal, jam dan tempat
seperti yang dituliskan dalam lembar tinjauan kasus. Pengkajian dilakukan pada
menyeluruh mulai dari identitas, alasan datang, keluhan utama, riwayat obstetrik,
riwayat kesehatan, riwayat persalinan dan nifas pada masa lalu, rencana KB,
pola pemenuhan kebutuhan sehati-hari, riwayat imunisasi, eliminasi, personal
hygine, pola istirahat, aktifitas fisik dan olahraga, kebiasaan yang merugikan
sampai riwayat psikososial-spiritual.
Pada pemeriksaan subjektif, Ny. S tidak memiliki riwayat penyakit
kronis maupun penyakit menular. Pada bagian pemenuhan nutrisi, pasien sudah
mengerti dan makan makanan bergizi, hal ini bersifat baik untuk pada
kehamilan. Pemenuhan nutrisi yang tidak seimbang dapat menyebabkan
kurangnya nutrisi yang diterima janin. Hal ini dikarenakan porsi makan ibu
hamil dan kandungannya harus sesuai dengan kebutuhan tubuh dan janin agar
janin dapat bertumbuh dan memiliki nutrisi yang cukup untuk
perkembangannya. Sehingga tubuh ibu hamil membutuhkan lebih banyak
hampir semua zat gizi dibanding saat wanita tidak hamil (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2013). Namun ibu memiliki kebiasaan mengkonsumsi teh.
Selain mengandung kafein, teh juga memiliki kandungan fenol di dalamnya.
Kandungan fenol dikenal sebagai salah satu zat yang dapat mengganggu
penyerapan zat besi maupun asam folat dari makanan yang ibu
konsumsi. sebaiknya ibu menghindari mengkonsumsi teh terutama saat makan
agar nutrisi dari makanan yang ibu konsumsi bisa terserap dengan baik.
2. Data Objektif
Pada pemeriksaan antropometri didapati BB pasien sebelum hamil 58 kg
dan BB pasien saat ini adalah 63 kg dan tinggi badan pasien yaitu 155 cm
dimana IMT pasien yang masuk ke dalam kategori dari normal. Pengukuran
tinggi fundus uteri dilakukan untuk memantau pertumbuhan janin dibandingkan
usia kehamilan. Pada kunjungan ini Ny. S didapatkan hasil pengukuran TFU
yaitu 22 cm. Pengukuran TFU Ny. S menggunakan pengukuran Mc. Donald,
karena usia kehamilan sudah mencapai 24 minggu (Bidan dan Dosen Kebidanan
Indonesia, 2017). Penentuan presentasi janin menggunakan pemeriksaan leopold
karena sudah dapat terdefinisikan. Denyut jantung janin sudah terdengar
menggunakan doppler. Menurut (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2017),
DJJ dapat didengar pertama kali mulai usia kehamilan 12 minggu dengan
menggunakan Doppler dan pada usia 16-20 minggu jika menggunakan
funduskop.
Ny. S datang ke puskesmas pertama kali untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium. Kadar Hb Ny. S adalah 12,4 gr%, golongan darah O, syfilis
negatif, HIV dan HbSag nonreaktif. Hasil laboratorium ibu baik.
3. Analisa
Analisa data dilakukan setelah melakukan pengumpulan data subjektif dan
objektif. Diagnosis pada Ny. S adalah Ny. S usia 20 tahun hamil G1P0A0 usia
kehamilan 25+6 minggu dengan masalah keputihan
4. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan kepada ibu bahwa secara keseluruhan hasil pemeriksaan dalam
kondisi baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, hasil pemeriksaan fisik
tidak ditemukan kelainan, pembesaran rahim sesuai masa kehamilan, dan
hasil pemeriksaan detak jantung janin dalam batas normal.
Memberitahu ibu status gizi ibu berdasarkan IMT sebelum hamil 24,16
adalah Normal. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kenaikan berat badan
antara 7-11,5 kg selama hamil ini
b. Memberitahu ibu untuk menjaga nutrisi/ gizi ibu hamil. Menganjurkan ibu
untuk mengkonsumsi protein seperti ikan, ayam, telur, tahu dan tempe.
Mengkonsumsi sayur, buah, dan minum air putih yang cukup. Tidak
mengkonsumsi terlalu banyak karbohidrat/ makanan minuman yang manis-
manis.
Menurut Purwanti, dkk, pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi dengan baik
dapat mempengaruhi perilaku ibu khususnya berkaitan dengan konsumsi
makanan. Dengan pengetahuan yang baik tentunya pola makan dan perilaku
ibu dalam mengonsumsi makanan lebih memperhatikan kualitan kandungan
gizi dibadingkan kuantitas atau banyaknya makanan yang dikonsumsi.
Dengan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung nutrisi tentunya
dapat meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan ibu dan balita. Dengan
demikian pengetahuan tentang nutrisi bagi ibu sangat penting (Purwanti et
al., 2014).
Matthias dalam Quedarusman et all (2013) menunjukkan bahwa pola diet
termasuk konsumsi berlebihan daging merah, gandum, dan makanan pencuci
mulut yang manis, dan kentang mungkin berkontribusi dalam terjadinya
peningkatan berat badan jangka panjang.
c. Menjelaskan kepada ibu hamil apabila keputihan yang dialaminya
merupakan keluhan yang normal terjadi pada ibu hamil trimester II.
Keputihan yang tergolong normal akan terlihat dari cairan yang keluar
dengan tanda sebagai berikut: tidak berwarna atau berwarna putih, tidak
berbau atau tidak mengeluarkan bau menyengat, meninggalkan bercak
kekuningan di celana dalam, tesktur cairan keputihan dapat berubah
tergantung siklus menstruasi (Willy, 2019). Keputihan terbagi menjadi dua
macam yaitu keputihan fisiologis terjadi karena saat terangsang, hamil,
kelelahan, stress. Cairan keputihan ini jernih, tidak berbau dan tidak
menyebabkan rasa gatal sedangkan keputihan patologis terjadi karena kuman
penyakit yang menginfeksi vagina seperti jamur Candida albicans,
Trichomoniasis, E.Coli, Staphylococcus, Treponema Pallidum, Condyloma
acuminata dan herpes serta luka di daerah vagina. Keputihan patologis pada
ibu hamil sering disebabkan karena jamur, karena pada masa kehamilan
vagina menjadi kaya dengan kandungan glukosa yang disebut glikogen, dan
ini merupakan makanan baik untuk tumbuhnya kuman Candida. Tingginya
jumlah kandungan glikogen ini dihubungkan dengan peningkatan hormon
estrogen dan mengurangnya keasaman vagina (Mahanani & Natalia, 2015) .
d. Menjelaskan kepada ibu hamil untuk menjaga daerah kewanitaan degan
prinsip bersih kering yaitu setelah BAB/ BAK segera dikeringkan, menjaga
personal hygiene yaitu dengan mengganti celana dalam 2x sehari atau
apabila sudah basah atau kotor, memakai celana dalam dari katun, tidak
membilas bagian dalam liang senggama, jaga kebersihan alat kelamin
seperti membilas dari arah depan ke belakang, tidak menggunakan sabun
pembersih kewanitaan yang PH nya tidak normal serta selalu sedia tissue
atau handuk khusus di kamar mandi untuk mnegeringkan alat genetalianya
setelah BAK atau BAB. Dengan menggunakan tisu untuk mengeringkan
genetalia setelah buang air dapat mengurangi tanda gejala keputihan
(Paryono & Nugraheni, 2016).
Hasil : Ibu mengerti akan penjelasan bidan dan bersedia menerapkannya
e. Memberikan konseling tentang protokoler pencegahan covid 19 pada saat
hamil dan tata laksanaan pemeriksaan ANC pada saat Pandemic COVID 19.
Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) pada kehamilan normal minimal
6x dengan rincian 2x di Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester
3. Minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan
saat kunjungan ke 5 di Trimester 3 (Kemenkes RI, 2020). .
Hasil: ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan
f. Menganjurkan tetap menerapakan protokoler kesehatan pencegahan COVID
19 yaitu jaga jarak, pakai masker dan sering cuci tangan di rumah maupun di
luar rumah.
Hasil: ibu bersedia menerapkan protokoler kesehatan.
g. Mengajari ibu tehnik mencuci tangan yang benar dan penggunaan masker
yang benar
Hasil: ibu mengikuti tehnik mencuci tangan yang benar sesuai dengan ajaran
bidan.
h. Memberikan terapi fe sebanyak 30 tablet sehari 1x dan kalk 1x sehari,
menganjurkan pada Ibu untuk tidak mengkonsumsi tablet fe bersama dengan
teh, sebaiknya menggunakan air jeruk atau bisa menggunakan air putih.
Pemberian suplementasi Fe dengan kombinasi vitamin C dapat
meningkatkan kadar hemoglobin lebih tinggi dibandingkan dengan
pemberian tablet Fe saja (Hastuty & Khodijah, 2018).
Menganjurkan ibu untuk membatasi/ menghindari konsumsi teh saat hamil
ini terlebih diminum bersama saat makan, karena kandungan fenol dalam teh
dapat mengganggu penyerapan zat besi maupun asam folat dari makanan
yang ibu konsumsi.
Penyerapan zat besi sangat dipengaruhi oleh kombinasi makanan yang
diserap pada waktu makan makanan tertentu, terutama teh kental yang akan
menimbulkan penghambatan nyata pada penyerapan zat besi Senyawa tanin
dari teh yang berlebihan dalam darah akan mengganggu penyerapan zat besi.
Tubuh kekurangan zat besi maka pembentukan butir darah merah
(hemoglobin) berkurang sehingga mengakibatkan anemia. Pengaruh
penghambatan tanin dapat dihindarkan dengan cara tidak minum satu jam
setelah makan karena dapat menurunkan absorbsi zat besi hingga 85%
(Royani et al., 2019).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam melaksanakan manajemen asuhan
kebidanan, dan bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan
yang diberikan. Berdasarkan data yang didapatkan setelah penulis melakukan
kunjungan ulang, Ny. S tidak lagi rutin mengkonsumsi teh, dan mengurangi
asupan yang manis-manis, sudah makan-makanan yang bergizi. Keputihan yang
dialami oleh Ny. S tidak berlanjut menjadi keputihan yang patologis dan
berangsur berkurang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil dari anamesa data sujektif pada Ny. S umur 20 tahun
ingin memeriksakan kehamilannya dan cek laboratorium
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan objektif bahwa Ny. S umur 20 tahun
dalam keadaan sehat, TD : 110/70 mmhg, Suhu: 36,5 oC, BB: 63 KG, TB:
155 cm, LILA : 28 cm, Hb : 12,4 gr/dL, Nadi: 84 x/menit, IMT: 24,16.
RR: 20 x/menit.
3. Berdasarkan hasil analisa bahwa Ny. S umur 20 tahun dengan Keputihan.
4. Penatalaksanaan yang tepat pada Ny. S umur 20 tahun yaitu memberikan:
a. Melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium kepada
ibu
b. Menganjurkan pada ibu untuk makan makan yang bergizi dan
mengkonsumsi tablet penambah darah 1 kali sehari secara rutin
c. Menjelaskan pada ibu bahwa keputihan itu normal dan cara
mengatasinya.
d. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatan diri dan menerapkan
protocol kesehatan di rumah maupun di luar rumah.
e. Menganjurkan ibu untuk control lagi 1 bulan kemudian

B. Saran
1. Pasien
Diharapkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik yang sehat dan
menjaga pola makan yang sehat dan bernutrisi.

2. Penulis
Diharapkan penulis dapat meningkatkan pengetahuan untuk memberikan
asuhan kebidanan pada kehamilan dan tetap menerapkan protocol
kesehtan pada saat pemeriksaan.

3. Bidan
Diharapkan akan berkoordinasi dengan rekan sejawat khususnya bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien agar pasien tau apa saja
yang harus diperhatikan, khususnya masalah keputihan pada kehamilan .
Dan mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan keluhan pasien
berdasarka evidence based

4. Institusi
Diharapka institusi Kebidanan dapat mefasilitasi perpustakaan dengan
memperbanyak buku terbitan dan jurnal terbaru dalam bidang kesehatan
khususnya seputar asuhan kebidanan kehamilan pada Trimester III
DAFTAR PUSTAKA

Abyu, D. R., & Prisusanti, R. D. (2015). Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat
Terhadap Intensitas Nyeri Punggung Ibu Hamil Trimester. 26, 11–18.
Aziz, M. A. (2020). Rekomendasi Penanganan Infeksi Virus Corona (Covid-19) Pada
Maternal (Hamil, Bersalin Dan Nifas). Penanganan Infeksi Virus Corona Pada
Maternal, 1(3), 9–11.
Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia. (2017). Kebidanan Teori dan Asuhan. EGC.
Hani, U. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Salemba Medika.
Hastuty, Y. D., & Khodijah, D. (2018). Analisis Pemberian Tablet Fe Dengan
Kombinasi Vitamin C Dan Vitamin a Terhadap Anemia Pada Siswi Smu Di
Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara. Jurnal Ilmiah PANNMED
(Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist),
12(2), 141–148. https://doi.org/10.36911/pannmed.v12i2.17
Jateng, D. K. P. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018.
Kemenkes RI. (2020). Pedoman pelayanan antenatal, persalinan, nifas, dan bayi
baru lahir di Era Adaptasi Baru.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun
2017.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Angka Kecukupan Gizi Energi,
Protein, Lemak, Mineral dan Vitamin yang di Anjurkan Bagi Bangsa Indonesia.
Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomot 75.
Kusumaningrum, A. T. (2015). Hubungan Pemenuhan Nutrisi Tinggi Serat Dengan
Kejadian Konstipasi Pada Ibu Nifas 3-6 Hari. 07(03), 86–92.
Mahanani, S., & Natalia, D. (2015). Perawatan Organ Reproduksi Dan Kejadian
Keputihan Pada Ibu Hamil. Jurnal STIKES RS Baptis Kediri, Vol. 8, No, 136–
145.
Manuaba. (2015). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. EGC.
Ningsih, R. A., Helina, S., & Laila, A. (2017). Hubungan Mobilisasi Dini Dengan
Kombinasi Senam Kegel Terhadap Penyembuhan Luka Perineum PAda Ibu
Postpartum Di Bidan Praktik MAndiri Dince Safrina Pekanbaru. JPK:Jurnal
Proteksi Kesehatan, 6(2), 10.
Paryono, P., & Nugraheni, I. (2016). Perilaku Penggunaan Tisu Toilet Terhadap
Kejadian Keputihan Pada Remaja. Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan
Tradisional, 1(1), 20–27. https://doi.org/10.37341/jkkt.v1i1.60
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kandungan. PT. Bina Pustaka.
Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan (Abdul Bari Saifuddin (ed.); 4th ed.). PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, S. (2020). Ilmu kebidanan (4th ed.). Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Purwanti, I., Macfoedz, I., & Wahyuningsih. (2014). Pengetahuan Tentang Nutrisi
Berhubungan dengan Status Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Sewon II
Bantul Yogyakarta.
Puspitasari, D. (2014). Asuhan Kebidanan Komprehensif. DIII Kebidanan UMP.
Rahmawati, N. A., Rosyidah, T., & Marharani, A. (2016). Hubungan Pelaksanaan
Senam Hamil Dengan Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester III Di Bidan
Praktek Mandiri Supadmi, Kunden Bulu, Sukoharjo. 004.
Royani, I., Irwan, A. A., & Arifin, A. (2019). Pengaruh Mengkonsumsi Teh Setelah
Makan terhadap Kejadian Anemia Defisiensi Besi pada Remaja Putri. UMI
Medical Journal, 2(2), 20–25. https://doi.org/10.33096/umj.v2i2.22
Saifuddin, Abdul Barri. (2014). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
SDG 2030 Indonesia. (2017). Tujuan SDG.
Sri Indah, A. Z. R. (2017). Pengaruh Konsumsi Buah Pisang Raja, Minum Air
Mineral Dan Jalanjalan Pagi Terhadap Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil
Trimester III Di BPS Sunarsih Yudhawati. 5, 13–17.
Syarif, D., Sardiana, S., & P, J. M. (2019). Faktor Yang Berhubungan Dengan
Keteraturan Kunjungan ANC Di Puskesmas Pertiwi Kota Makassar Tahun
2019. Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia, 3(1), 18–26.
https://doi.org/10.37337/jkdp.v3i1.114
Usman, B. P. R. (2013). HUBUNGAN PERILAKU HYGIENE ORGAN GENITALIA
EKSTERNA DENGAN JENIS KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL USIA GESTASI
11-24 MINGGU.
Varney, H. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC.
Wiknjosastro, H. (2016). Ilmu Bedah Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai