Disusun Oleh:
Rima Desi Tri Kusadarita
P1337424420111
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil TM III Fisiologis pada Ny. P
Usia 20 Tahun G1P0A0 Hamil 36 Minggu di Era Pandemik COVID 19 di UPTD
Puskesmas Todanan Kabupaten Blora” telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
TINJAUN TEORI
kulit berubah dari merah menjadi warna kulit manusia pada umumnya,
pada minggu ke 28 testis bayi laki-laki yang mulanya di perut mulai turun
ke bawah dan mencapai skrotum pada minggu ke 32, testis pada bayi
prematur biasanya belum turun tetapi akan turun dengan sendirinya 3
bulan kemudian (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2017).
b. Minggu ke-29 sampai minggu ke-32
Denyut jantung telah teratur dan terdengar dengan jelas antara 120
sampai 160 denyut per menit, kadang terdengar suara dengan lembut yang
disebut funoc souffle, endapan lemak subkutan meningkat sehingga
bentuk Janet membulat atau menggemuk, vernix caseosa yang tebal
menutupi seluruh tubuh janin, rambut kepala terus tumbuh dan laluku
banyak sekali kecuali pada area wajah. kuku jari tangan sudah mencapai
ujungnya kuku kaki sudah mulai tumbuh tetapi belum mencapai ujungnya,
janin telah memiliki kendali terhadap gerak pernapasan yang berirama dan
temperatur tubuh (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2017).
c. Minggu ke-33 sampai minggu ke-36
Pertumbuhan kepala maksimal, lingkaran kepala menjadi lingkar
terbesar dari seluruh badan bayi. Pertumbuhan dan perkembangan janin
telah dicapai, janin kini bulat sempurna dengan dada dan kelenjar
payudara menonjol. kedua testi setelah turun ke dalam skrotum pada akhir
bulan ini, lanugo telah menghilang pada hampir seluruh tubuh. Kuku
mulai mengeras melebihi kedua ujung jari dan jari kaki (Bidan dan Dosen
Kebidanan Indonesia, 2017).
d. Minggu ke-37 sampai minggu ke-40.
Pertumbuhan dan perkembangan janin telah dicapai. Janin kini bulat
sempurna dengan dada dan kelenjar payudara menonjol. Kedua testis telah
turun kedalam skrotum pada akhir bulan ini.Lanugo telah menghilang
pada hampir seluruh tubuh.Kuku mulai mengeras melebihi kedua ujung
jari tangan dan jari kaki (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2017).
4. Perubahan fisiologis
Kehamilan merupakan periode ketika ibu akan mengalami perubahan
secara struktur dan fungsi dalam tubuhnya. Beberapa wanita mengetahui
bahwa dirinya hamil berdasarkan perubahan siklus menstruasi, serta adanya
tanda dan gejala kehamilan. seorang wanita akan membuktikan bahwa dirinya
benar mengalami kehamilan dengan memeriksakan diri ke bidan atau dokter.
6
pula vasodilatasi pada saluran kemih, peningkatan volume darah serta plasma
dan vasodilatasi pembuluh darah menyebabkan peningkatan aliran darah ke
seluruh organ termasuk ginjal meningkat sebesar 60 sampai 70%. Perubahan
paru, selama kehamilan kegiatan paru bertambah untuk mencukupi kebutuhan
ibu dan janin perubahan ini meliputi pengaruh hormonal, efek progesteron
menyebabkan alkalosis respiratorik ringan yang dikonsumsi oleh peningkatan
ekskresi bikarbonat ginjal serta merelaksasi otot polos bronkial dan relaksasi
otot serta kartilago pada regio thorax, dan perubahan mekanis terjadi pada
diafragma yang terdorong akibat udah harus membesar sehingga menekan isi
abdomen ke atas. Perubahan pencernaan, saluran cerna terbentuk dari banyak
otot polos, selama kehamilan seluruh otot polos mengalami relaksasi di bawah
pengaruh hormon progesteron dampaknya seluruh saluran cerna mengalami
perubahan, perubahan ini untuk menyesuaikan pengangkutan zat nutrisi ke ibu
dan janin (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2017).
Pada kehamilan trimester ketiga ada beberapa perubahan tubuh pada ibu
hamil sebagai bentuk adaptasi fisiologis antara laian :
a. Uterus
Menurut (Cunningham 2006) dalam (Bidan dan Dosen
Kebidanan Indonesia, 2017) Perubahan anatomis saat kehamilan
pada sistem reproduksi, yaitu terjadi pembesaran uterus karena
hipertrofi otot-otot polos dan peningkatan panang serabut-serabut
otot yang mencapai lima belas kali lipat, pembulih darah arteri pada
uterus juga mengalami hipertrofi. Perubahan tersebut teradi karena
peningkatan hormon proesteron dan esterogen, sehingga selama
masa kehamilan uterus berubah bentuk menjadi organ muskular
berdinding tipis dengan kapasitas yang cukup untuk menampung
janin, plasenta dan cairan amnion.
Pada akhir kehamilan (40minggu) berat uterus menjadi 1000
gram (berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20/m dan
dinding 2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus
seperti buah alpukat agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu,uterus
berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti
bentuk semula, lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya
uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui antara
lain untuk membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil
8
h. Sistem respirasi
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah ± 6 cm, tetapi
tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan dan volume
residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik ±4 cm selama
kehamilan. Frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit perubahan
selama kehamilan, tetapi volume tidal, volume ventilasi per menit dan
pengambilan oksigen permenit akan bertambah secara signifikan pada
kehamilan lanjut. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu
ke-37 dan akan kembali hampir seperti sedia kala dalam 24 minggu
setelah persalinan (Prawirohardjo, 2010).
i. Traktus Digestivus
Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan usus akan
bergeser. Apendiks juga akan bergeser ke arah atas dan lateral. Perubahan
yang nyata akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada tranktus
digestivus dan penurunan sekresi asam hidrokloroid dan peptin dilambung
sehingga akan menimbulkan gejala berupa pyrosis (heartburn) yang
disebabkan oleh refluks asam lambung ke esofagus bawah sebagai akibat
perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus sfringter esofagus
bagian bawah. Mual terjadi akibat penurunan asam hidroklorid dan
penurunan motilitas, serta konstipasi sebagai akibat penurunan motilitas
usus besar (Prawirohardjo, 2010).
Gusi akan menjadi lebih hiperemesis dan lunak sehingga dengan
trauma sedang saja bisa menyebabkan perdarahan. Epulis selama hamil
akan muncul, tetapi setelah persalinan akan berkurang secara spontan.
Hemmoroid juga merupakan suatu hal yang sering terjadi sebagai akibat
konstipasi dan peningkatan tekan vena pada bagian bawahkarena
pembesaran uterus. Sedangkan pada fungsi hati kadar alkalin fostafase
akan meningkat hampir dua kali lipat, sedangkan serum aspartat
transamin, alani transamin, y-glutamin transferase, albumin, dan bilirubin
akan menurun (Prawirohardjo, 2010).
j. Ginjal
Peningkatan progesteron selama kehamilan yang menyebabkan
vasodilatasi perifer pembuluh darah terjadi pula vasodilatasi pada saluran
kemih. Peningkatan volume darah serat plasma dan vasodilatasi
pembuluhdarah menyebabakan peningkatan aliran darah keseluruh organ
12
k. Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menadi bentuk yang umum pada
kehamilan. Akibat komensasi ari pembesaran uterus ke posisi anterior,
lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai.
Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya,
yang diperkirakan karena pengaruh pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut
dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya
menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung trutama
pada akhir kehamilan (Prawirohardjo, 2014).
l. Usus besar dan usus kecil
13
masalah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki ibu (Bidan dan Dosen
Kebidanan Indonesia, 2017).
selain itu keluarga ikut berpartipasi dengan masalah keshetan mental ibu hamil
(Kemenkes RI, 2020).
1. Penalataksanaan pemeriksaan kehamilan pada trimester III:
a. 28 minggu Tatap muka, bila diperlukan Evaluasi hasil pemeriksaan
laboratorium Pertumbuhan janin
b. 32 minggu Tatap muka yang di pantau Pertumbuhan janin, jumlah cairan
ketuban, lokasi plasenta
c. 36-40 minggu dengan tatap muka dan ANC rutin
2. Upaya Pencegahan Umum yang Dapat Dilakukan oleh Ibu Hamil
Menurut (Kemenkes RI, 2020) pencegahan yang dilakukan ibu hamil
dalam pencegahan penularan virus COVID 19 adalah:
1) Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan memakai sabun
selama 40 - 60 detik atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol
(hand sanitizer) selama 20 – 30 detik. Hindari menyentuh mata, hidung dan
mulut dengan tangan yang tidak bersih. Gunakan hand sanitizer berbasis
alkohol yang setidaknya mengandung alkohol 70%, jika air dan sabun tidak
tersedia. Cuci tangan terutama setelah Buang Air Besar (BAB) dan Buang
Air Kecil (BAK), dan sebelum makan (baca Buku KIA).
2) Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit
3) Saat sakit tetap gunakan masker, tetap tinggal di rumah atau segera ke
fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktivitas di luar.
4) Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu. Buang tisu
pada tempat yang telah ditentukan. Bila tidak ada tisu, lakukan sesuai etika
batuk-bersin.
5) Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang
sering disentuh.
6) Menggunakan masker adalah salah satu cara pencegahan penularan
penyakit saluran napas, termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi
penggunaan masker saja masih kurang cukup untuk melindungi seseorang
dari infeksi ini, karenanya harus disertai dengan usaha pencegahan lain.
Pengunaan masker harus dikombinasikan dengan hand hygiene dan usaha-
usaha pencegahan lainnya, misalnya tetap menjaga jarak.
7) Penggunaan masker yang salah dapat mengurangi keefektivitasannya dan
dapat membuat orang awam mengabaikan pentingnya usaha pencegahan
lain yang sama pentingnya seperti hand hygiene dan perilaku hidup sehat
24
8) Masker medis digunakan untuk ibu yang sakit dan ibu saat persalinan.
Sedangkan masker kain dapat digunakan bagi ibu yang sehat dan
keluarganya
9) Cara penggunaan masker yang efektif :
Pakai masker secara seksama untuk menutupi mulut dan hidung,
kemudian eratkan dengan baik untuk meminimalisasi celah antara
masker dan wajah.
Saat digunakan, hindari menyentuh masker.
Lepas masker dengan teknik yang benar (misalnya: jangan menyentuh
bagian depan masker, tapi lepas dari belakang dan bagian dalam).
Setelah dilepas jika tidak sengaja menyentuh masker yang telah
digunakan, segera cuci tangan.
Gunakan masker baru yang bersih dan kering, segera ganti masker jika
masker yang digunakan terasa mulai lembab.
Jangan pakai ulang masker yang telah dipakai.
Buang segera masker sekali pakai dan lakukan pengolahan sampah medis
sesuai SOP.
10) Gunakan masker kain apabila dalam kondisi sehat. Masker kain yang
direkomendasikan oleh Gugus Tugas COVID-19 adalah masker kain 3
lapis. Menurut hasil penelitian, masker kain dapat menangkal virus hingga
70%. Disarankan penggunaan masker kain tidak lebih dari 4 jam.
Setelahnya, masker harus dicuci menggunakan sabun dan air, dan
dipastikan bersih sebelum dipakai kembali.
11) Keluarga yang menemani ibu hamil, bersalin, dan nifas harus
menggunakan masker dan menjaga jarak
12) Menghindari kontak dengan hewan seperti kelelawar, tikus, musang atau
hewan lain pembawa COVID-19 serta tidak pergi ke pasar hewan
13) Hindari pergi ke negara/daerah terjangkit COVID-19, bila sangat
mendesak untuk pergi diharapkan konsultasi dahulu dengan spesialis
obstetri atau praktisi kesehatan terkait.
14) Bila terdapat gejala COVID-19, diharapkan untuk menghubungi telepon
layanan darurat yang tersedia (Hotline COVID-19 : 119 ext 9) untuk
dilakukan penjemputan di tempat sesuai SOP, atau langsung ke RS
rujukan untuk mengatasi penyakit ini.
25
15) Rajin mencari informasi yang tepat dan benar mengenai COVID-19 dari
sumber yang dapat dipercaya.
(4) Abdomen
Menilai ada tidaknya massa abnormal dan ada tidaknya
nyeri, tekan, tidak ada bekas luka atau bekas operasi, striae
(Marmi, 2012).
(5) Genitalia
Tidak terdapat tanda-tanda IMS seperti bintil-bintil
berisi cairan, lecet, kutil seperti jengger ayam pada daerah
vulva dan vagina. Tidakterdapattanda-tanda keputihan
patologis (Marmi, 2012).
d) Pemeriksan Obstetri
(1) Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold I dilakukan untuk menentukan tinggi
fundus uteri dan bagian teratas janin. Leopold II digunakan
untuk menentukan bagian punggung janin dan bagian
ekstremitas janin. Leopold III untuk menentukan bagian
terbawah janin atau presentasi janin. Leopold IV untuk
menentukan apakah bagian terbawah janin sudah masuk
panggul atau belum (Manuaba, 2015).
(2) Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan untuk memantau
pertumbuhan janin dibanding dengan usia kehamilan.
Pengukuran dilakukan pada ibu hamil dengan posisi telentang
dan pastikan bahwa kandung kemih kosong. Hasil pengukuran
tinggi fundus uteri dikatakan normal apabila sesuai dengan usia
kehamilan (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2017).
(3) Denyut Jantung Janin.
Pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ) dilakukan untuk
menilai kesejahteraan janin. Penilaian DJJ dilakukan ada akhir
trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJ
lambat kurang dari 10 x/menit atau DJ lebih cepat dari 160
x/menit menunjukkan adanya gawat janin (Bidan dan Dosen
Kebidanan Indonesia, 2017).
e) Pemeriksaan Penunjang
(1) Pemeriksaan golongan darah
37
TINJAUAN KASUS
B. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin periksa hamil
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan kaki bengkak
3. Uraian keluhan utama
Kaki bengkak sejak 3 hari yang lalu dan tidak ada nyeri.
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat / kondisi yang pernah atau sedang diderita:
Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit menurun
seperti asma, Diabetes Melitus (DM), Hipertensi. Ibu tidak sedang menderita
penyakit menular seperti HIV/AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome), TBC (Tuberculosis), dan Hepatitis. Ibu tidak pernah atau tidak
sedang menderita penyakit menahun dan sistemik seperti jantung, ginjal, dan
paru-paru.
40
8) ANC
ANC Tanggal Tempat Suplemen & Fe (Jenis masalah Tindakan/penkes
ke dan Jumlah)
1 28-12-2020 Bidan B6. Vitamin C, Fe Mual Penkes nutrisi (sedikitsedikit tapi sering), penkes
ketidaknyamanan trimester 1
2 26-01-2021 Puskesmas B6,Vitamin C, Fe Mual Penkes nutrisi (sedikitsedikit tapi sering), penkes
(Hb: 12,9 gr%, tanda bahaya trimester I
HIV (-),
Sifilis (-)
HbsAg (-)
3 20-02-2021 Puskesmas B6, Vitamin C, Fe Mual Penkes nutrisi (sedikit sedikit tapi sering)
4 22-03-2021 Bidan LC, Fe T.a.k Penkes tablet tambah darah, penkes nutrisi
6 17-05-2021 Bidan LC, Fe T.a.k Penkes tablet tambah darah dan nutrsi serta
senam hamil atau olahraga ringan
7 05-06-2021 Puskesmas LC, Fe T.a.k Penkes gizi ibu hamil, senam hamil
9 21-07-2021 Puskesmas LC, Fe T.a.k Penkes ketidaknyamanan trimester III dan tanda
bahaya trimester III
6. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB apapun. Rencana setelah
melahirkan ibu ingin menggunakan KB suntik 3 bulan.
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Sebelum hamil
a. Nutrisi
1) Makan
a) Frekuensi makanan pokok : 3 x perhari
b) Komposisi
Nasi : 3 x piring sedang
Lauk : 3 x piring sedang, jenisnya tahu, tempe,
telur, ikan, ayam.
Sayuran : 2-3 x mangkuk kecil, jenisnya bayam,
kangkung dan sayuran hijau lainnya.
Buah : 1 x sehari, jenisnya pisang, jeruk, melon
dll.
Camilan : 1-2 x sehari, jenis biskuit, snack ringan.
c) Pantangan : tidak ada
2) Minum
a) Jumlah total 7-8 gelas perhari
Jenis : air putih, susu dan terkadang teh
b) Susu 1 gelas per dua hari
Jenis susu prenagen
3) Perubahan selama hamil ini
Pada awal kehamilan porsi makan agak berkurang, memasuki 15
minggu nafsu makan mulai kembali normal.
b. Eiminasi
1) Sebelum hamil
a) Buang air kecil
Frekuensi perhari : 3-4 kali warna jernih kekuningan.
Keluhan/masalah : tidak ada
b) Buang air besar
Frekuensi perhari : 1 x perhari
Konsistensi : lembek
Keluhan / masalah : tidak ada.
43
b. Status Present
Kepala : Simetris, tidak ada luka, rambut hitam, tidak ada kutu,
kulit kepala bersih, tidak mudah dicabut, tidak ada
benjolan, tidak nyeri tekan.
Mata : Simetris, bersih, tidak ada luka, konjungtiva merah
muda, sklera putih, reflek pupil kanan kiri sama.
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada luka, tidak ada sekret, tidak
ada polip.
Mulut : Simetris, bersih, tidak ada luka, bibir tidak kering,
tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak ada caries gigi,
tidak ada ginggivitis.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada luka, tidak ada serumen,
tidak ada benjolan, fungsi normal.
Leher : Simetris, bersih, tidak ada luka, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena jugularis, tidak
nyeri tekan.
Ketiak : Bersih, bersih, tidak ada luka, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe, tidak nyeri tekan.
Dada : Simetris, bersih, tidak ada luka, tidak ada retraksi
46
c. Status Obstetri
1) Inspeksi
Muka : Tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat, tidak ada
oedema.
Mamae : Payudara membesar dan berisi, puting menonjol,
hiperpigmentasi aerola, kolostrum sudah keluar.
Abdomen: Pusat menonjol, terdapat linea nigra, terdapat strie
gravidarum.
Vulva : Tidak ada oedema, tidak ada varises.
2) Palpasi
Leopold I : Bagian fundus teraba bagian bulat, lunak, tidak
melenting yaitu bokong janin.
Tinggi fundus 3 jari dibawah prosesus xipoideus.
Leopold II : Pada perut kanan ibu teraba bagian keras
memanjang seperti papan yaitu punggung janin.
Pada perut kiri ibu teraba bagian kecil janin yaitu
ekskremitas janin.
47
E. PELAKSANAAN
Tanggal : 4 Agustus 2021
Jam : 09.30 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa
keadaannya dan kehamilannya dalam keadaan baik dan normal.
Keadaan Umum : Baik Tensi : 110/70 mmHg
Kesadaran : Composmentis Nadi : 82x/ menit
BB sebelum/ Selama : 50 kg/ 58 kg Suhu : 36,5oC
TB : 155 cm RR : 20x/menit
Protein urine : Negatif DJJ : 132 x/menit
CATATAN PERKEMBANGAN 1
O 1. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 82 x/ menit
RR : 23 x/menit
Suhu : 36,5oC
2. Status Present
Muka : tidak pucat, tidak odema, simetris
Mammae : simetris, tidak ada benjolan
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada massa
Punggung : simetris, tidak ada kelainan
Genetalia : tidak ada benjolan, tidak ada keputihan.
3. Pemeriksaan obstetri
Leopold I : Bagian fundus teraba bagian bulat, lunak, tidak
melenting yaitu bokong janin.
Tinggi fundus 3 jari dibawah prosesus xipoideus.
Leopold II : Pada perut kanan ibu teraba bagian keras
memanjang seperti papan yaitu punggung janin.
Pada perut kiri ibu teraba bagian kecil janin yaitu
ekskremitas janin.
Leopold III: Bagian terbawah janin teraba bagian bulat, keras,
melenting yaitu kepala janin.
Leopold IV : Kepala janin sudah masuk PAP/ divergen.
TFU : 31 cm
TBJ : (31-11) x 155 = 3.100 gram
DJJ : 137 x/menit
A Ny. P usia 20 tahun G1P0A0 hamil 36+3 minggu janin tunggal hidup
intrauterine letak membujur presentasi kepala divergen U.
51
CATATAN PERKEMBANGAN 2
52
O 1. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/ menit
RR : 23 x/menit
Suhu : 36,5oC
4. Status Present
Muka : tidak pucat, tidak odema, simetris
Mammae : simetris, tidak ada benjolan
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada massa
Punggung : simetris,
Genetalia : tidak ada benjolan, tidak ada keputihan.
5. Pemeriksaan obstetri
Leopold I : Bagian fundus teraba bagian bulat, lunak, tidak
melenting yaitu bokong janin.
Tinggi fundus 3 jari dibawah prosesus xipoideus.
Leopold II : Pada perut kanan ibu teraba bagian keras
memanjang seperti papan yaitu punggung janin.
Pada perut kiri ibu teraba bagian kecil janin yaitu
ekskremitas janin.
Leopold III: Bagian terbawah janin teraba bagian bulat, keras,
melenting yaitu kepala janin.
Leopold IV : Kepala janin sudah masuk PAP/ divergen.
TFU : 31 cm
TBJ : (31-11) x 155 = 3.100 gram
DJJ : 151 x/menit
A Ny. P usia 20 tahun G1P0A0 hamil 37+3 minggu janin tunggal hidup
intrauterine letak membujur presentasi kepala divergen U.
54
P 1. Mengingatkan ibu untuk mencuci tangan yang benar dan pakai masker
Hasil: Ibu melakukan cuci tangan 7 langkah dan memakai masker
2. Mengevaluasi ketersedian tempat cuci tangan
Hasil: Terdapat cempat cuci tangan di depan rumah
3. Mengingatkan kembali tetap menerapkan protocol kesehatan di rumah
maupun di luar rumah
Hasil: Ibu menerapkan protocol kesehtan pencegahan covid 19
4. Memberitahu Ny. P bahwa dirinya dalam keadaan baik dan sehat
Hasil : Ny. P mengerti dengan penjelasan yang diberikan penulis.
5. Mengingatkan pada ibu cara mengatasi bengkak pada kaki.
Menganjurkan ibu untuk menghindari mengenakan pakaian ketat yang
mengganggu aliran balik vena, ubah posisi sesering mungkin,
minimalkan berdiri dalam waktu lama, jangan dudukan barang diatas
pangkuan atau paha akan menghambat sirkulasi, istirahat berbaring
miring kiri untuk memaksimalkan pembuluh darah kedua tungkai,
lakukan olahraga atau senam hamil, duduk kaki selalu menempel pada
lantai dan angan terlalu lama digantung.
Hasil: Ibu paham dan bersedia melaksanakan anjuran bidan.
6. Memjelaskan kembali kepada ibu tentang tanda tanda persalinan
Hasil: Ibu sudah mengerti tentang tanda tanda persalinan
7. Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe dan
menganjurkan untuk tetap mengkonsumsi 1 x/perhari diminum pada
malam hari.
Hasil : Ibu bersedia mengonsumsi tablet Fe.
8. Memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi
Hasil : Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang
9. Mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan
Hasil : Asuhan telah terdokumentasi
55
PEMBAHASAN
lancar, mengurangi bengkak dan dapat memobilisasi serat otot, tendon dengan
kulit, dan menimbulkan efek relakasasi. Terapi rendam kaki atau hydrotherapy
foot mampu meningkatkan sirkulasi darah karena terapi tersebutmember ikan
efek mempelebar pembuluh darah (mekanisme vasodilatasi) sehingga oksigen
lebih banyak yang masuk dalam jaringan yang mengalami pembengkakan,
sehingga pembengkakan pada daerah kaki dapat berangsur berkurang dalam
(Widi Lestari et al., 2017). Pada pengggunaan rendam air hangat dapat
dipadukan untuk lebih efektif mengurangi edema kaki yaitu dengan kencur.
Kandungan yang dalam kencur memiliki senyawasenyawa kimia yang dapat
mengurangi edema atau inflamasi. Senyawa kimia dalam rimpang kencur
yang berpengaruh antiinflamasi yaitu polifenol, kuinon, triterpenoid, tanin,
flavonoid. Semakin besar dosis yang digunakan, akan semakin besar juga
efek untuk antiinflamasi. Rimpang Kencur sebagai antiinflamasi dapat
menghambat pelepasan serotonim dan dapat menghambat sintesis
prostaglandin dari asam arakhidonatdengan cara menghambat kerja
sikloksigenase.
Penatalaksanaan terakhir yaitu memberikan Ny. P pengetahuan mengenai
tanda-tanda persalinan dan menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan ulang
satu minggu kedepan sesuai dengan yang menyebutkan bahwa setelah kehamilan
memasuki aterm, kunjungan ANC dilakukan satu kali selama seminggu. Dari
asuhan yang telah diberikan, dapat diketahui bahwa tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktik yang telah diberikan.
59
DAFTAR PUSTAKA
Pradhan-Salike, I., Raj Pokharel, J., The Commissioner of Law, Freni, G., La
Loggia, G., Notaro, V., McGuire, T. J., Sjoquist, D. L., Longley, P., Batty,
M., Chin, N., McNulty, J., TVERSK, K. A. A., … Thesis, A. (2019). No 主
観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する
共分散構造分析 Title. Sustainability (Switzerland), 11(1), 1–14.