Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN TRIMESTER I


DI UPTD PUSKESMAS TODANAN KABUPATEN BLORA

Disusun oleh :
RIMA DESI TRI KUSADARITA
(P1337424420111)

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN SEMARANG
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester I telah disetujui dan


disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Blora, Agustus 2021


Pembimbing Klinik Praktikan

Pitrin Eko Wahyuni,S.ST.Keb Rima Desi Tri Kusadarita


NIP. 197411242000012 2 002 NIM. P1337424420111

Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Intan Nugraheni, S.SiT.,M.Kes


NIP. 19840424 201012 2 003
BAB 2
TINJAUAN TEORI

A. KEHAMILAN NORMAL
1. Pengertian Kehamilan Normal
Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepi sampai dari
mulainya persalinan atau lahirnya janin. Lamanya kehamilan yaitu 280 hari
atau 40 minggu. Dihitung dari hari pertama haid terakhir (Kusmiyati &
Wahyuningsih, 2015).
Kehamilan normal merupakan kehamilan yang tidak mengalami gejala-
gejala atau kelainan maupun komplikasi dari usia kehamilan 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari), dihitung dari hari pertama haid terakhir / HPHT
(Kusmiyati & Wahyuningsih, 2015).
2. Usia Kehamilan
Tuanya usia dalam kehamilan disebut dalam satuan minggu dan terbagi
dalam tiga trimester, yaitu :
 Trimester I antara 0 – 12 minggu
 Trimester II antara 12 – 28 minggu
 Trimester III antara 28 – 40 minggu (Kusmiyati & Wahyuningsih,
2015).
3. Gejala dan Tanda Kehamilan
a. Tanda dan Gejala Perkiraan Kehamilan
Tanda perkiraan kehamilan atau dugaan hamil berdasarkan pada data
subjektif yang dirasakan oleh klien tetapi tidak dapat dideteksi tanpa
didukung dengan adanya data objektif (Kusmiyati & Wahyuningsih,
2015).
Tanda dan gejala meliputi :
 Amenorea ( tidak dapat haid )
Gejala awal yang biasa terjadi antara lain tidak mendapat haid. Hal
ini merupakan gejala awal yang penting agar dapat menentukan tuanya
dan tafsiran persalinan dengan cara mengingat hari pertama haid
terakhir.
 Mual dan muntah (nausea dan vomiting)
Wanita hamil biasanya akan mengeluh merasa mual atau enek dan
terkadang diikuti dengan adanya muntah. Gejala ini terjadi karena
adanya peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron yang
mempengaruhi peningkatan asam lambung, sehingga menimbulkan
mual muntah.
 Mengidam
Tidak seluruh wanita mengalami gejala ini, namun pada umumnya
wanita hamil sering menginginkan makanan atau minuman terentu, hal
ini disebut dengan ngidam.
 Payudara / mamae terasa membesar dan tegang
Payudara membasar, tegang dan sedikit nyeri yang disebabkan
pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktus
alveoli payudaya. Kelenjar montgomery terlihat lebih membesar.
 Anoreksia ( tidak adanya nafsu makan )
Terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan akan hilang
dengan tuanya kehamilan.
 Sinkope ( pingsan )
Gejala ini sering dijumpai apabila wanita tersebut berada di tempat-
tempat yang ramai, dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat
yang ramai. Hal ini terjadi karena gangguan sirkulasi ke daerah
(sentral) menyebabkan iskemia susunan syaraf pusat dan menimbulkan
sinkope atau pingsan, keadaan ini akan menghilang setelah umur
kehamilan 16 minggu.
 Sering berkemih
Ketika hamil kadung kemih akan tertekan oleh pembesaran rahim,
hal ini yang menyebabkan seringnya buang air kecil. Gejala ini akan
hilang pada trimester kedua dan pada akhir kehamilan akan timbul
kembali, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin yang sudah
mulai turun ke rongga panggul
 Obstipasi ( susah buang air besar )
Gejala ini terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
terhambatnya peristaltic usus yang terjadi karena peningkatan
progesterone.
 Pigmentasi pada kulit terdapat pada:
1. Muka ( pipi, hidung dan dahi ) serta leher
2. Dinding perut akan timbul striae nigra, linea alba yang makin
menghitam.
 Epulis
Merupakan hipertropi papilla ginggivae dan sering terjadi pada
trimester pertama kehamilan.
 Varises
Terjadi karena pengaruh estrogen dan progesteron dan sering
didapat pada daerah genetalia eksterna, betis, dan kaki.
b. Tanda – Tanda Kemungkinan Hamil
Tanda-tanda kemungkinan hamil berdasarkan pada data objektif yang
dapat didokumentasikanoleh pemeriksa. Tanda ini lebih nyata dari tanda
dan gejala perkiraan kehamilan, namun meskipun demikian tanda ini tetap
bukan merupakan temuan diagnostik yang pasti (Kusmiyati &
Wahyuningsih, 2015).
Tanda-tandanya antara lain (Kusmiyati & Wahyuningsih, 2015) :
1) Perut membesar sesuai dengan tuanya kehamilan. Perubahan terjadi
dalam bentuk besar dan konsistensi perut juga mengalami perubahan.
2) Tanda hegar ( segmen bawah rahim melunak ), terjadi pada daerah
istmus uteri, bagian ini menjadi sangat lunak sehingga bila dilakukan
pemeriksaan dalam pada fornix posterior seperti saling bersentuhan.
3) Tanda Chadwicks merupakan warna kebiruan pada vagina yang
terjadi karena pelebaran pembuluh darah.
4) Tanda Piskacek ( uterus besar dan lunak ), merupakan pembesaran
fundus uteri yang tidak rata karena daerah implantasi janin akan
tumbuh lebih cepat.
5) Kontraksi Braxton-hicks, keadaan dimana corpus uteri menjadi
lebih keras.
6) Teraba ballotemen.
7) Pemeriksaan tes kehamilan positif .
c. Tanda Pasti Hamil (Kusmiyati & Wahyuningsih, 2015)
1) Adanya gerakan janin dalam rahim.
2) Terdengar bunyi jantung janin.
3) Rangka janin terlihat melalui sinar rongent ketika dilakukan
pemeriksaan dengan ultrasonografi
4. Perubahan Fisiologi pada Ibu Hamil
Menurut (Kusmiyati & Wahyuningsih, 2015) perubahan fisiologis pada
ibu hamil yaitu:
a. Uterus
 Ukuran:untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar
akibathipertropi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut
kolagennya menjadi hidroskopik. Endometrium menjadi desidua.
 Berat:berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi
1000 gram pada akhir kehamilan.
 Bentuknya pada bulan pertama kehamilan seperti buah alpukat,
pada kehamilan 4 bualn berbentuk bulat, dan akhir kehamilan
seperti bujur telur. Rahim yang tidak hamil kira – kira sebesar
telura ayam, pada kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek dan
kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama
istmus rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang,
sehingga bila diraba terasa lebih lunak ( tanda hegar ). Pada
kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti berisi cairan ketuban,
dinding rahim terasa tipis, karena itu bagian – bagian janin dapat
diraba melalui dinding perut dan dinding rahim.
b. Ovarium
Ovulasi terhenti, masih terdapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
c. Vagina dan vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan
vulva. Akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah
atau kebiruan. Warna livid pada vagina dan portio serviks disebut
atnda chadwick.
d. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
robeknya serabut elastik dibawah kulit, sehingga timbul striae
gravidarum. Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada
hidramnion dan kehamialn ganda dapat terjadi diastasis rekti bahkan
hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan
disebut linea nigra .
5. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (Kusmiyati & Wahyuningsih,
2015)
a. Perdarahan pervaginam
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang
merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri.
Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan
ektopik. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah
merah, banyak, dan kadang-kadang tidak selalu disertai dengan rasa
nyeri. Perdarahan semacam ini berarti plasenta previa atau abrupsio
plasenta
b. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang
mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak
hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan
ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan pre term, gastritis,
penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsio plasenta, infeksi
saluran kemih atau infeksi lainnya.
c. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada
kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini
biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10
minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah yang sampai
mengganggu aktifitas sehari-hari dan keadaan umum menjadi lebih
buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum.
d. Selaput kelopak mata pucat
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan
hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester I dan III, <10,5 gr % pada
trimester II. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi
dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi
(Kusmiyati & Wahyuningsih, 2015).

B. KEHAMILAN TRIMESTER I
1. Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimister I
Menurut (Kusmiyati & Wahyuningsih, 2015) dalam buku Asuhan Ibu
Hamil menyatakan bahwa perubahan fisiologis dibagi menjadi perubahan
yang dapat dilihat dan perubahan yang tidak dapat dilihat.Perubahan yang
dapat dilihat meliputi:
a. Perubahan pada kulit
Terjadi hiperpigmentasi, yaitu kelebihan pigmen di tempat tertentu.
Pada wajah, pipi dan hidung mengalami hiperpigmentasi sehingga
menyeluruh topeng (topeng kehamilan atau kloasma gravidarum). Pada
areola mamae dan putting susu, daerah yang berwarna hitam disekitar
putting susu akan menghitam. Sekitar areola yang biasanya tidak
berwarna akan berwarna hitam. Hal ini disebut areola mamae sekunder.
Puting susu menghitam dan membesar shingga lebih menonjol. Pada
area suprapubis, terdapat garis hitam yang memenajang dari atas
siimfisis sampai pusat.
b. Perubahan kelenjar. Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu
brbentuk seperi leher pria. Perubahan ini tidak selalu terjadi pada wanita
hamil.
c. Perubahan payudara. Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil
karena dengan semakin dekatnya persalinan, payudara menyiapkan diri
untuk memproduksi makanan poko untuk bayi setelah lahir. Perubahan
yang terlihat pada payudara adalah:
1. Payudara membesar, tegang dan sedikit sakit.
2. Vena di bawah kulit payudara membesar dan terlihat jelas.
3. Hiperpigmentasi pada areola mamae dan putting susu serta muncul
areola mamae sekunder.
4. Kelenjar montgomery yang terletak di dalam areola mamae membesar
dan kelihatan dari luar. Kelenjar montgomery mengeluarkan lebih
banyak cairan agar putting susu selalu lembab dan lemas sehingga tidak
menjadi tempat berkembang biak bakteri.
5. Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat, mulau kehamilan
16 minggu, cairan yang dikeluarkan jernih. Pada kehamilan 16 minggu
sam pai 32 minggu, warna cairan agak putih seperti susu yang sangat
encer. Dari kehamilan 32 minggu samapi anak lahir cairan yang keluar
lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan
ini disebut kolostrum.
d. Perubahan perut. Semakin mendekati masa persalianan, peut semakin
besar. Biasanya, hingga kehamilan emapat bulan, pembesaran perut
belum kelihatan. Setelah kehamilan lima bulan, perut mulai kelihatan
membesar. Saat hamil tua, perut menjadi tegang dan pusat menonjol ke
luar. Timbul strie gravidarum dan hiperpigmentasi pada linea alba serta
linea nigra.
e. Perubahan alat kelamin luar. Alat kelamin luar ini tampak hitam
kebiruan karena adanya kongesti pada peredaran darah. Kongesti terjadi
karena pembuluh darah membesar, darah yang menuju uterus sangat
banyak, sesuai dengan kebutuhan uterus untuk membesarkan dan
memberi makan janin. Gambaran mukosa vagina yang mengalami
kongesti berwarna hitam kebiruan tersebut disebut tanda Chadwick.
f. Perubahan pada tungkai. Timbul varises pada sebelah atau kedua belah
tungkai. Pada hamil tua, sering terjadi edema pada salah satu tungkai.
Edema terjadi karena tekanan uterus yang membesar pada vena
femoralis sebelah kanan atau kiri
g. Perubahan pada sikap tubuh. Sikap tubuh ibu menjasi lordosis karena
perut yang membesar.
Perubahan yang tidak dapat dilihat:
1. Perubahan pada alat pencernaan. Alat pencernaan lebih kendur, peristaltik
kurang baik, terjadi hiperseksresi kelenjar dalam alat pencernaan sehingga
menimbulkan rasa mual, muntah, hipersalivasi dan lain0lain. Peristaltk
yang kurang baik dapat menimbulkan konstipasi atau obstipasi.
2. Perubahan pada peredaran dan pembuluh darah
a. Perubahan pada darah. Volume darah semakin meningkat karena
jumlah serum lebih besar daripada pertumbuhan sel darah sehingga
terjadi pengenceran darah (hemodilusi). Masa puncak terjadi pada umur
kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah 20%.
Curah jantung akan bertambah 30%. Bertambahnya hemodilusi darah
mulai tampak pada umur kehamilan 16 minggu. Oleh karena itu, ibu
hamil yang mengidap penyakit jantung bharus berhati-hati. Jumlah sel
darah merah semakin meningkat, hal ini untuk mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim. Namun, pertambahan sel darah
sehingga terjadi hemodilusi yang disertai dengan anemia fisiologis.
b. Perubahan pada jantung. Selama hamil, jantung mempompa untuk dua
orang, yaitu ibu dan janin. Bertambahnya cairan darah menambah
volume darah, tetapi kepekatan darah berkurang dan pembuluh darah
membesar. Oleh karena itu, kerja jantung bertambah berat.
c. Perubahan tekanan darah. Biasanya, tekanan darah tidak tinggi
meskipun volume darah bertambah, bahkan sedikit turun. Turunnta
tekanan darah ini disebabkan oleh kepekatan darah berkurang.
3. Perubahan pada paru. Paru juga bekerja lebih berat karena menghisap zat
asam untuk kebutuhan ibu dan janin. Pada kehamilan tua, posisi paru
terdesak ke atas akibat uterus membesar
4. Perubahan pada kehamilan
a. Ginjal bekerja lebih berat karena harus menyaring ampas dua orang,
yaitu ibu dan janin
b. Ureter tertekan oleh uterus apabila uterus keluar dari rongga panggul.
Ureter juga semakin berkelok-kelok dan kendur sehingga menyebabkan
perjalanan urine ke kandung kemih melambat. Kuman dapat
berkembang di kelokan itu dan menimbulkan penyakit.
c. Pada bulan kedua kehamilan, ibu lebih sering berkemih karena ureter
lebih antefleksi dan membesar.
5. Perubahan pada tulang. Keadaan tulang pada kehailan juga mengalami
perubahan, bentuk tulang belakang menyesuaikan diri dengan
keseimbangan badan karena uterus membesar. Oleh karena itu, pada
kehamilan lebih dari eman bulan, sikap tubuh ibu tampak menjadi lordosis.
6. Perubahan pada jaringan pembentuk organ. Jaringan menjadi lebih longgar
dan mengikat garam.
7. Perubahan pada lata kelamin dalam, perubahan pada alat kelamin dalam
sudah pasti terjadi karena alat kelamin dalam merupakan alat reproduksi.
2. Perubahan Psikologi Ibu Hamil Trimester I
Segera setelah konsepsi, kadar hormon progesteron dan estrogen dalam
kehamilan akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan timbulnya mual dan
muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan memnesarnya paudara. Ibu merasa
tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang
merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Sering kali
pada awal kehamilannya ibu berharap untuk tidak hamil (Kusmiyati &
Wahyuningsih, 2015).
Pada trimester pertama, seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda
untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan
yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Oleh
karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu
yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain atau dirahasiakannya
(Kusmiyati & Wahyuningsih, 2015).
Hasrat untuk melakukan hubungan seksual pada wanita trimester
pertama ini berbeda. Walaupun beberapa wanita mengalami gairah seksual
yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama
periode ini. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi
secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk
dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai, namun tanpa melakuakn
hubungan seksual. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual,
pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran. Semua ini
merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada trimester pertama
(Kusmiyati & Wahyuningsih, 2015).
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan
menjadi ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya
mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk
menjadi seorang ayah dan mencari nafkah untuk keluarganya. Seorang
calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang
mulai hamil dan menghindari hubungan seksual karena takut akan
mencederai bayinya. Adapula pria yang hasrat seksualnya terhadap wanita
hamil relatif lebih besar. Disamping respon yang diperlihatkannya seorang
ayah perlu dapat memehami keadaan ini dan menerimanya (Kusmiyati &
Wahyuningsih, 2015).
3. Keluhan Masalah Pada Kehamilan Trimester I
a. Pembesaran payudara
Karena pada awal pembuahan terjadi perubahan hormon kehamilan
yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan memberi nutrisi pada
jaringan payudara, untuk mengatasinya ibu dianjurkan memakai BH yang
menyokong payudara (Rukiyah & Yulianti, 2014).
b. Sering miksi
Karena adanya pertumbuhan rahim yang menekan kandung kemih dan
karena adanya perubahan hormonal. Untuk mengurangi frekuensi miksi
dan supaya tidak mengganggu tidur ibu dianjurkan untuk tidak minum
banyak sebelum tidur (Rukiyah & Yulianti, 2014).
c. Konstipasi
Hal ini akibat peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan
relaksasi otot-otot sehingga usus kurang efisien (Rukiyah & Yulianti,
2014).
d. Morning sickness
Mual terhadap makanan tertentu, bahkan hanya karena mencium bau
makanan tertentu saja. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan
hormonal (Rukiyah & Yulianti, 2014).
4. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I
Menurut (Rukiyah & Yulianti, 2014) macam-macam tanda bahaya
kehamilan Trimester 1 adalah:
a. Perdarahan pervaginam
 Abortus
 Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
 Mola Hidatidosa
 Hipertensi Gravidarum
 Nyeri perut, merupakan gejala dari:
1. Kehamilan ektopik
2. Abortus
3. Kista ovarium
4. Apendisitis
5. Sistitis
5. Penanganan untuk Masalah Kehamilan Trimester I
Menurut (Rukiyah & Yulianti, 2014) Penangan masalah kehamilan
trimester 1 adalah:
a. Ngidam dan tak suka makan
1) Bila tidak bisa minum susu, ganti dengan keju rendah lemak. Bisa
juga menyelipkan susu dalam saus, sup atau pancake.
2) Jika tidak dapat menelan sayuran, kunyahlah buah-buahan yang kaya
beta-karoten, seperti mangga atau semangka.
3) Kalau tidak bisa makan daging,
b. Morning sickness
1) Makan sedikit-sedikit, makan dalam porsi kecil bisa meredakan
mual dan membuat perut kenyang.
2) Menhindari makanan yang berbau menyengat
3) Mengonsumsi jahe dapat meredakan rasa mual
4) Mengonsumi pisang ambon dapat meredakan rasa mual
5) Menekan bagian tangan dengan jarak tiga jari dibawah pergelangan
tangan
6) Vitamin B6 bisa membuat perut lebih cepat kosong
c. Sering buang air kecil
Jangan mengurangi porsi minum dan jangan menahan buang air
kecil. Untuk mengurangi frekuensi buang air kecil di malam hari
berhenti minum beberapa jam sebelum tidur, jangan minum kafein.
d. Sesak nafas
Wanita hamil sebenarnya menarik nafas lebih dalam, dan ini baik
karena menyuplai banyak darah yang mengandung oksigen. Sekalipun
cukup udara, jangan kaget bila tiba-tiba sesak nafas. Sebagian
diantaranya karena bayi mengeluarkan karbondioksiada pada ibu hamil.
e. Sakit kepala
Kadar gula darah yang rendah, meningkatnya kerja hormon dan
berkurangnya aliran darah ke otak bisa memicu sakiit kepala yang
hebat. Bila sakit kepala gunakan kompres yang dingin atau panas, pijat
pelipis dan cari udara segar.
f. Kelelahan
Beban tubuh semakin berat untuk menanggung laju pertumbuhan
janin. Penyebab lain kelelahan ini adalah anemia. Tambahan zat besi
dibutuhkan untuk menghasilkan sel darah merah pada bayi. Cara untuk
mengatasi kelelahan diantaranya bergerak terus, konsumsi vitamin
kehamilan, tidur selagi bisa.
g. Payudara membengkak
Perubahan hormon dan membesarnya saluran ASI akan membuat
payudara terasa membengkak. Cara mengatasinya dengan
menggunakan BH yang lebih besar dan menyangga payudara.
h. Perubahan libido
Perubahan hormon dan peredaran darah bisa membuat vagina dan
klitoris menjadi lembut dan sensitif. Pada sebagian wanita ini berarti
meningkatkan libido tapi pada sebagian lagi menurunkan gairah. Seks
tidak sekedar bersenggama saja. Pelukan, sentuhan dan belaian
punggung adalah cara lain untuk menjaga kemesraan.
i. Emosi naik-turun
Hormon, kurang tidur di malam hari dan gangguan kehamilan bisa
menjadi penyebab tidak stabilnya emosi. Cara mengendalikan emosi
yaitu cukup istirahat dan rajin berolahraga.
6. Asuhan Kebidanan pada Trimester 1
Menurut (Kusmiyati & Wahyuningsih, 2015) Asuhan Kebidanan Pada
Trimester 1 yaitu:
a. Pengkajian Data
Sebelum menganamnesa klien, bidan terlebih dahulu harus melakukan
hal-hal berikut :
1) Menyambut klien dengan seorang yang menemani klien
2) Memperkenalkan diri kepada klien
b. Menanyakan identitas, yang meliputi :
1) Nama isteri/suami
2) Umur
3) Suku Bangsa/Etnis/Keturunan
4) Agama
5) Pendidikan
6) Pekerjaan
7) Alamat
c. Menanyakan keluhan utama pasien
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan.
Keluhan ditulis dengan jelas sejak kapan keluhan tersebut dikeluhkan
oleh klien
d. Menanyakan Riwayat Kehamilan Sekarang, yang meliputi :
1) Riwayat Haid (Menarche, Siklus, Lamanya, Banyaknya dan Dismen
orhoe)
2) Riwayat Hamil Sekarang (HPHT, HPL, Masalah)
3) ANC
4) Tempat ANC
5) Pengunaan obat-obatan
6) Imunisasi TT
e. Menanyakan Riwayat Kehamilan yang Lalu, yang meliputi :
1) Jumlah Kehamilan
2) Jumlah Anak yang Hidup
3) Jumlah Kelahiran Prematur
4) Jumlah Keguguran
5) Persalinan dengan tindakan
6) Riwayat Perdarahan pada Persalinan atau Pascapersalinan
7) Kehamilan dengan Tekanan Darah Tinggi
8) Berat Bayi < 2,5 atau 4 kg
9) Masalah lain
f. Menanyakan Riwayat Kesehatan, yang meliputi:
1) Riwayat Kesehatan Ibu (Sekarang dan Lalu)
2) Riwayat Kesehatan Keluarga
g. Menanyakan Riwayat Sosial Ekonomi, yang meliputi:
1) Status Pernikahan (Menikah, Usia saat menikah, Lama Menikah, De
ngan Suami Sekarang, Isteri dengan Suami sekarang)
2) Riwayat KB (Metode KB, Lama, Masalah)
h. Kebiasaan Hidup Sehat
1) Pola Nutrisi
2) Pola Hygiene
3) Pola Aktifitas
4) Pola Eliminasi
5) Pola istirahat
6) Pola Seksual
7) Merokok/Minuman Keras/Obat Terlarang
i. Menanyakan Data Psikologis, yang meliputi :
1) Respon Ibu Hamil Terhadap Kehamilan
2) Respon Suami Terhadap Kehamilan
3) Dukungan Keluarga Lain Terhadap Kehamilan
4) Pengambilan Keputusan
j. Menanyakan Data Spiritual
k. Menanyakan Data Sosial Budaya, yang meliputi:
1) Tradisi yang mempengaruhi kehamilan
2) Kebiasaan yang merugikan Kehamilan
l. Pemrikasaan Umum
m. Pemerksaan Fisik
n. Pemeriksan Laboratorium
o. Analisa/Diagnosa Masalah
p. Penatalaksanaan
7. Evidance Based pada Trimester 1
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Tombokan et al., 2016) yang
berjudul “Pengaruh Promosi Kesehatan tentang Tanda Bahaya Kehamilan
terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil” dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh promosi kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan terhadap
peningkatan pengetahuan ibu hamil di Puskesmas Kawangkoan Kabupaten
Minahasa (Tombokan et al., 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh (Kholidiyah, 2016) yang berjudul
“Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Motivasi dengan Kebiasaan
Mengkonsumsi Makanan yang Mengandung Asam Folat pada Ibu
Primigravida di Desa Papungan Kanigoro Kabupaten Blitar”. Dukungan
tenaga kesehatan dalam mengonsumsi asam folat sangat diperlukan karena
pentingnya asan folat sendiri untuk menghindari efisiensi zat besi serta
menghindari berat bayi lahir rendah.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Indrayani et al., 2018)
yang berjudul “Efektifitas Pemberian Wedang Jahe Terhadap Frekuensi
Mual dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I di Kabupaten Bengkulu
Utara Tahun 2017” dijelaskan bahwa jahe dapat mencegah mual karena
didalam jahe mengandung gingerol, oleoresin, dan minyak atsiri yang
dapat memblokir refleks muntah (Indrayani et al., 2018).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Yunica, 2020) yang
berjudul “Perbandingan Efektifitas Pisang Ambon Dan Minuman Jahe
Dalam Mengatasi Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I Di Pmb
Nurhayati Jatimulyo Lampung Selatan Tahun 2020” pada penelitian ini
dijelaskan bahwa ada perbedaan efektifitas yang signifikan antara
pemberian pisang ambon dan minuman jahe terhadap penurunan mual
muntah pada ibu hamil (Yunica, 2020).

C. Penyulit dan Komplikasi Kehamilan


1. Perdarahan Per Vaginam
Perdarahan pervaginam adalah perdarahan yang terjadi pada masa keh
amilan <22 minggu. Perdarahan melalui jalan lahir sebelum 3 bulan diseba
bkan keguguran. Janin mungkin masih bisa diselamatkan bila tidak ibu per
lu mendapat pertolongan agar kesehatannya terjaga (Rukiyah & Yulianti,
2014).
Nyeri perut bagian bawah yang hebat pada kehamilan 1-2 bulan ini mer
upakan hal yang berbahaya segera minta pertolongan. Perdarahan 7-9 bula
n meskipun hanya sedikit merupakan ancaman bagi ibu dan janin minta pe
rtolongan ke rumah sakit. Masalah perdarahan yang berhubungan dengan
kehamilan dapat berupa : abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik (Ru
kiyah & Yulianti, 2014).
2. Hipemesis Gravidarum
Ibu hamil dengan usia kehamilan 1-3 bulan sering merasakan mual dan
kadang-kadang muntah. Keadaan ini normal dan akan menghilang dengan
sendirinya pada kehamilan lebih dari 3 bulan. Namun, jika keadaan ibu tet
ap tidak mau makan dan mual - muntah terus menerus maka keadaan ini a
kan menjadi berbahaya bagi keadaan janin dan ibunya (Rukiyah &
Yulianti, 2014).
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 & primigravida dan 40-60 % multi
gravida. Perasaan mual disebabkan oleh karena meningkatnya kadar horm
on estrogen dan HCG dalam serum. Gejala mual muntah yang berat dapat
berlangsung sampai 4 bulan. Keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum
(Rukiyah & Yulianti, 2014).
Berikut ini adalah tingkatan dan gejala hiperemesis gravidarum (Rukiy
ah & Yulianti, 2014):
a. Hiperemesis Gravidarum tingkat I
Hiperemesis pada tingkat ini mempunyai gejala seperti lemah,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, nyeri epigastrium,
tekanan darah menurun, lidah kering, tugor kulit kurang dan mata
cekung.
b. Hiperemesis Gravidarum tingkat II
Gejala pada hiperemesis tingkat II adalah mual muntah hebat, kead
aan umum lemah, apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, su
hu badan meningkat, mata cekung dan ikterik ringan, nafas bau aseton d
an aseton dalam urine.
c. Hiperemesis Gravidarum tingkat III
Hiperemesis gravidarum tingkat III memiliki gejala seperti keadaa
n umum jelek, mual muntah berhenti, kesadaran menurun (somnolen hi
ngga koma), nadi kecil, cepat dan halus, tekanan darah turun sekali, ikte
rus dan terjadi komplikasi fatal ensefalopati wernicke.
Ada beberapa cara pengobatan yang bisa dilakukan, yakni :
1) Pemberian obat-obatan untuk meredakan gejalanya, seperti obat anti
mual (anti emetik) dan obat anti histamin
2) Pemberian obat-obatan steroid
3) Pemberian vitamin untuk peningkat sistem imun
4) Pemberian asupan kalium
5) Pemberian infus
6) Perbanyak istirahat
7) Mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat
8) Meningkatkan asupan buah-buahan dan sayuran
9) Mengurangi asupan berlemak
10) Hindari memakai pakaian yang ketat
11) Mengurangi makanan yang beraroma kuat yang merangsang mual
12) Hindari stress berlebihan
13) Memberikan dukungan dan motivasi untuk ibu hamil tersebut
14) Pada tahap parah (Hiperemesis Gravidarum tingkat II dan III) laku
kan rawat inap di rumah sakit (Rukiyah & Yulianti, 2014).
3. Sakit Kepala yang Hebat
Sakit kepala yang terjadi pada kehamilan merupakan ketidaknyamanan
yang normal. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam k
ehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat.sakit kepala yang hebat ini kadang disertai dengan penglihatan
yang kabur. Hal ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diat
asi bisa menyebabkan kejang maternal, stroke dan kematian (Rukiyah &
Yulianti, 2014).
4. Penglihatan Kabur
Penglihatan kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala ya
ng hebat, sehingga terjadi odema pada otak dan meningkatkan resistensi ota
k yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelaina
n serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan. Komplikasi ya
ng ditimbulkan antara lain kejang dan eklampsia (Rukiyah & Yulianti,
2014).
5. Bengkak di Wajah dan Jari-Jari Tangan
Bengkak pada tangan dan wajah yang disertai tekanan darah tinggi dan s
akit kepala sangat berbahaya. Hal ini sangat berbahaya apabila diabaikan bi
sa terjadi kejang-kejang dan disebut keracunan kehamilan atau eklampsia.
Keadaan ini bisa menyebabkan kematian ibu hamil dan bayi.
Odema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh dan
dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari ta
ngan dan muka. Odema yang mengkhawatirkan ialah odema yang muncul
mendadak dan cenderung meluas. Odema bisa menjadi masalah serius jika
ditandai dengan adanya tanda tanda antara lain: muncul pada muka dan tan
gan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan kelu
han fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat, pandangan kabur
(Rukiyah & Yulianti, 2014).

B. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEHAMILAN


1. Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada Kehamilan
Antenatal care (ANC) adalah pengawasan selama masa kehamilan untuk
mengetahui kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang
menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan, dan
menetapkan risiko kehamilan yang terjadi (Manuaba, 2015).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Syarif et al., 2019) dengan judul
“Faktor Yang Berhubungan Dengan Keteraturan Kunjungan ANC Di
Puskesmas Pertiwi Kota Makassar Tahun 2019 “. Keteraturan kunjungan
antenatal care selama kehamilan dari empat variable yang dilakukan
penelitian terdapat bahwa pendidikan ibu, pengetahuan ibu, dukungan suami
dan pekerjaan ibu menunjukan bahwa ada tiga variable yang memiliki
hubungan dengan keteratuan ANC di Puskesmas Pertiwi Kota Makasar
yaitu variabel pendidikan ibu, pengetahuan ibu dan dukungan suami,
sementara untuk variabel pekerjaan ibu tidak memiliki hubungan dengan
keteraturan kunjungan di Puskesmas Pertiwi Kota Makasar tahun 2019.
Dalam melaksanakan pelayanan antenatal care (ANC), menurut
(Handayani, 2017) asuhan standar minimal “10 T” yang meliputi :
a. Timbang berat badan dan Tinggi badan
Penambahan berat badan normal pada ibu hamil adalah 11,5-16 kg
dan apabila kurang dari 9 kilogram selama kehamilan menunjukkan
adanya gangguan pertumbuhan janin.
b. Periksa Tekanan darah
c. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
Pengukuran LILA dilakukan pada saat kunjungan ANC pertama
dengan standar minimal ukuran LiLA bagi wanita dewasa yaitu minimal
23,5 cm.
d. Pengukuran Tinggi fundus uteri
Pengukuran TFU pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi pertumbuhan janin.Jika TFU tidak sesuai dengan
umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pada pertumbuhan janin.
e. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Dalam menentukan presentasi janin dilakukan dengan caraLeopold
yang terdiri dari 4 leopold. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester
I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.DJJ lambat kurang dari
120x/menit atau DJJ cepat lebih dari 160x/menit menunjukkan adanya
gawat janin.
f. Skrining imunisasi tetanus dan beri imunisasi Tetanus Toxoid
g. Beri Tablet Fe minimal 90 tablet selama kemamilan
h. Temu wicara
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal meliputi
kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami dalam
kehamilan, tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas, asupan gizi
seimbang, penyakit menular dan tidak menular, inisiasi menyusu dini
dan pemberian ASI eksklusif, KB paska persalinan, imunisasi.
i. Pelayanan tes laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pertama adalah pemeriksaan golongan
darah. Pemeriksaan laboratorium rutin yaitu pemeriksaan
kadarhemoglobin darah (Hb). Pemeriksaan laboratorium khusus
dilakukan bila ibu hamil memiliki indikasi tanda bahaya kehamilan.
Pemeriksaan laboratorium khusus meliputi: golongan darah, protein
urin, kadar gula darah, darah malaria, tes sifilis, HIV (Human Immuno
Deficiency Virus), Bakteri Tahan Asam (BTA).
j. Tatalaksana kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan harus ditangani sesuai
dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus yang tidak
dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
2. Penataksanaan pemeriksaan ANC Trimester I pada masa pandemic
COVID 19
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diawali
dengan munculnya kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di
Wuhan, China pada akhir Desember 2019 (Aziz, 2020).
WHO sendiri mengeluarkan rekomendasi terbaru ibu hamil risiko
rendah minimal mendapatkan asuhan antenatal 8x. Perubahan layanan
diperlukan untuk mengurangi frekuensi ibu hamil keluar dari rumah untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal ini bisa dilakukan melalui
konsultasi dan pemeriksaan penunjang lain seperti USG dan laboratorium
dilakukan pada waktu dan tempat yang sama, atau melalui konsultasi
virtual. Minimal konsultasi antenatal langsung secara fisik dilakukan 6x
pada ibu hamil risiko rendah, namun pada kasus risiko tinggi frekuensi
konsultasi langsung perlu disesuaikan. Jika diperlukan dapat melakukan
konsultasi antenatal melalui telemedicine (telpon/video call) di luar jadwal
yang telah ditentukan (Aziz, 2020).
Ibu hamil sebagai populasi yang berisiko dipercaya akan menjadi
kelompok yang lebih rentan terinfeksi dengan tingkat morbiditas dan
mortalitas yang lebih tinggi. Meskipun sampai saat ini belum ada bukti
laporan transmisi vertikal dari ibu ke janin, tetapi kesimpulan ini dibuat
hanya dari beberapa laporan kasus yang sangat minimal. Kita akan tetap
memantau perkembangan keilmuan dampak infeksi COVID-19 pada ibu
hamil, risiko transmisi vertikal kepada janin, dan penanganan yang
berbasis bukti pada saat kehamilan, persalinan, masa nifas, dan menyusui
(Aziz, 2020).
Di Indonesia, kematian ibu dan kematian neonatal masih menjadi
tantangan besar dan perlu mendapatkan perhatian dalam situasi bencana
COVID-19. Berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 per tanggal 14 September 2020, jumlah pasien terkonfirmasi
COVID-19 sebanyak 221.523 orang, pasien sembuh sebanyak 158.405
(71,5% dari pasien yang terkonfirmasi), dan pasien meninggal sebanyak
8.841 orang (3,9% dari pasien yang terkonfirmasi). Dari total pasien
terkontamisasi positif COVID-19, sebanyak 5.316 orang (2,4%) adalah
anak berusia 0- 5 tahun dan terdapat 1,3% di antaranya meninggal dunia.
Untuk kelompok ibu hamil, terdapat 4,9% ibu hamil terkonfirmasi positif
COVID-19 dari 1.483 kasus terkonfirmasi yang memiliki data kondisi
penyerta. Data ini menunjukkan bahwa ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi
baru lahir juga merupakan sasaran yang rentan terhadap infeksi COVID-
19 dan kondisi ini dikhawatirkan akan meningkatkan morbiditas dan
mortalitas ibu dan bayi baru lahir (Kemenkes RI, 2020).
Pemeriksaan antenatal pertama kali pada trimester 1: skrining
faktor risiko dilakukan oleh dokter dengan menerapkan protokol
kesehatan. Dilakukan Janji temu / Teleregistrasi 25 terlebih dahulu dengan
skrining anamnesa melalui telepon/online untuk mencari faktor risiko dan
gejala Covid. Jika ada gejala atau faktor risiko Covid dirujuk ke RS untuk
dilakukan Swab/ jika sulit mengakses RS Rujukan maka dilakukan metode
skrining lainnya. Pemeriksaan skrining faktor risiko kehamilan akan
dilakukan di RS rujukan, sedangkan jika tidak ada gejala Covid maka
dilakukan skrining oleh Dokter di FKTP. Jika ibu datang pertama kali ke
bidan, bidan tetap melakukan ANC seperti biasa, kemudian dirujuk ke
dokter untuk dilakukan skrining. Serta Konfirmasi usia kehamilan dan
taksiran persalinan, skrining aneuplodi (NT) bila ada indikasi serta
Laboratorium rutin (Aziz, 2020).
Menurut (Kemenkes RI, 2020) pencegahan yang dilakukan ibu hamil
dalam pencegahan penularan virus COVID 19 adalah:
1) Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan memakai
sabun selama 40 - 60 detik atau menggunakan cairan antiseptik berbasis
alkohol (hand sanitizer) selama 20 – 30 detik. Hindari menyentuh mata,
hidung dan mulut dengan tangan yang tidak bersih. Gunakan hand
sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya mengandung alkohol 70%,
jika air dan sabun tidak tersedia. Cuci tangan terutama setelah Buang
Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK), dan sebelum makan
(baca Buku KIA).
2) Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit
3) Saat sakit tetap gunakan masker, tetap tinggal di rumah atau segera ke
fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktivitas di luar.
4) Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu. Buang tisu
pada tempat yang telah ditentukan. Bila tidak ada tisu, lakukan sesuai
etika batuk-bersin.
5) Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda
yang sering disentuh.
6) Menggunakan masker adalah salah satu cara pencegahan penularan
penyakit saluran napas, termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi
penggunaan masker saja masih kurang cukup untuk melindungi
seseorang dari infeksi ini, karenanya harus disertai dengan usaha
pencegahan lain. Pengunaan masker harus dikombinasikan dengan hand
hygiene dan usaha-usaha pencegahan lainnya, misalnya tetap menjaga
jarak.
7) Penggunaan masker yang salah dapat mengurangi keefektivitasannya
dan dapat membuat orang awam mengabaikan pentingnya usaha
pencegahan lain yang sama pentingnya seperti hand hygiene dan
perilaku hidup sehat.
8) Masker medis digunakan untuk ibu yang sakit dan ibu saat persalinan.
Sedangkan masker kain dapat digunakan bagi ibu yang sehat dan
keluarganya.
9) Cara penggunaan masker yang efektif :
 Pakai masker secara seksama untuk menutupi mulut dan hidung,
kemudian eratkan dengan baik untuk meminimalisasi celah antara
masker dan wajah.
 Saat digunakan, hindari menyentuh masker.
 Lepas masker dengan teknik yang benar (misalnya: jangan menyentuh
bagian depan masker, tapi lepas dari belakang dan bagian dalam).
 Setelah dilepas jika tidak sengaja menyentuh masker yang telah
digunakan, segera cuci tangan.
 Gunakan masker baru yang bersih dan kering, segera ganti masker
jika masker yang digunakan terasa mulai lembab.
 Jangan pakai ulang masker yang telah dipakai.
 Buang segera masker sekali pakai dan lakukan pengolahan sampah
medis sesuai SOP.
10) Gunakan masker kain apabila dalam kondisi sehat. Masker kain yang
direkomendasikan oleh Gugus Tugas COVID-19 adalah masker kain 3
lapis. Menurut hasil penelitian, masker kain dapat menangkal virus
hingga 70%. Disarankan penggunaan masker kain tidak lebih dari 4
jam. Setelahnya, masker harus dicuci menggunakan sabun dan air, dan
dipastikan bersih sebelum dipakai kembali.
11) Keluarga yang menemani ibu hamil, bersalin, dan nifas harus
menggunakan masker dan menjaga jarak.
12) Menghindari kontak dengan hewan seperti kelelawar, tikus, musang
atau hewan lain pembawa COVID-19 serta tidak pergi ke pasar
hewan.
13) Hindari pergi ke negara/daerah terjangkit COVID-19, bila sangat
mendesak untuk pergi diharapkan konsultasi dahulu dengan spesialis
obstetri atau praktisi kesehatan terkait.
14) Bila terdapat gejala COVID-19, diharapkan untuk menghubungi
telepon layanan darurat yang tersedia (Hotline COVID-19 : 119 ext 9)
untuk dilakukan penjemputan di tempat sesuai SOP, atau langsung ke
RS rujukan untuk mengatasi penyakit ini.
15) Rajin mencari informasi yang tepat dan benar mengenai COVID-19
dari sumber yang dapat dipercaya.
3. Manajemen Kebidanan
Kebidanan adalah bagian ilmu kedokteran yang khusus mempelajari
segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian
yang dimaksud objek ilmu ini adalah kehamilan, persalinan, nifas dan bayi
baru lahir (Prawirohardjo, 2010).
Asuhan kebidanan adalah pelaksanaan fungsi bidan dalam kegiatan
yang menjadi tanggungjawabnya dalam memberikan pelayanan kebidanan
kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang
kesehatan ibu masa hamil, persalinan, bayi baru lahir, nifas serta keluarga
berencana .
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis
sistematis. Oleh karena itu manajemen kebidanan merupakan alur fikir
bagi seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam menangani
kasus yang menjadi tanggung jawabnya (Varney, 2012).
Proses manajemen kebidanan menurut (Varney, 2012) terdiri dari
beberapa langkah yaitu :
a. Langkah I (Pengumpulan Data Dasar), pada langkah pertama
dilakukan pengkajian melalui pengumpulan semua data dasar yaitu
riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan, peninjauan
catatan terbaru atau catatan sebelumnya dan data laboratorium.
b. Langkah II (Interpretasi Data Dasar), pada langkah ini dilakukan
identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau masalah dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data yang
telah dikumpulkan.
c. Langkah III (Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial), pada
langkah ini dilakukan identifikasi masalah atau diagnosis potensial
lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah
diidentifikasi.
d. Langkah IV (Identifikasi Perlunya Penanganan Segera), bidan atau
dokter mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan konsultasi
atau penanganan bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien.
e. Langkah V (Perencanaan Asuhan Menyeluruh), pada langkah ini,
direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan oleh langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi.
f. Langkah VI (Pelaksanaan Rencana), perencanaan ini dapat
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh
bidan, dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya. Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter
untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, keterlibatan
bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah
bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama
yang menyeluruh tersebut.
g. Langkah VII (Evaluasi), dilakukan evaluasi keefektifan asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan bantuan yang
diidentifikasi dalam masalah dan diagnosis. Rencana dapat
dianggap efektif jika pelaksanaannya efektif.
Menurut Kepmenkes RI No. 938/Menkes/SK/VIII/2007 pencatatan
dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang
tersedia.Pencatatan tersebut ditulis dalam catatan perkembangan SOAP
dan partograf. Menurut (Rukiyah & Yulianti, 2014) pendokumentasian
atau catatan manajemen kebidanan diterapkan dengan metode SOAP.
S (Subjektif) : mancatat hasil anamnesa yang dilakukan
O (Objektif) : mencatat hasil pemeriksaan
A (Assessment) : kesimpulandari data-data subjektif/objektif dan
mencatat diagnosa
P (Plan) : apa yang akan dilakukan berdasarkan hasil
pengevaluasian.
Pendokumentasian SOAP ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi ditulis
sebagai berikut :
SOAP Hamil
1) Subjektif
Menurut (Saifuddin, 2014) data sujektif yang dikumpulkan yaitu
biodata ibu dan suami, keluhan utama yang dirasakan ibu, riwayat
haid, riwayat kehamilan sekarang, riwayat kehamilan lalu, riwayat
KB, pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, kebiasaan yang
merugikan kesehatan, riwayat psikososial

2) Objektif
Menurut (Saifuddin, 2014) data objektif yang dikumpulkan
yaitu pemeriksaan keadaan umum, pemeriksaan abdomen,
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan USG.

3) Analisa
Diagnosa wanita hamil normal meliputi nama, umur, gestasi (G)
paritas (P) abortus (A), umur kehamilan, tunggal, hidup, intra-uteri,
letak kepala, keadaan umum baik. Masalah, berhubungan dengan
diagnosis.Kebutuhan pasien, ditentukan berdasarkan keadaan dan
masalahnya (Saminem, 2012).
4) Penatalaksanaan
Menurut (Sulistyawati, 2011), pelaksanaan asuhan pada
kunjungan ulang disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan kehamilan, misalnya: menjelaskan pada klien
mengenai ketidaknyamanan normal yang dialami; mengajarkan
ibu tentang materi pendidikan kesehatan pada ibu hamil sesuai
dengan usia kehamilan; mendiskusikan mengenai rencana
persiapan kelahiran dan jika terjadi kegawatdaruratan; mengajari
ibu mengenal tanda-tanda bahaya dan memastikan ibu untuk
memahami apa yang dilakukan jika menemukan tanda bahaya;
membuat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, M. A. (2020). Rekomendasi Penanganan Infeksi Virus Corona (Covid-19)


Pada Maternal (Hamil, Bersalin Dan Nifas). Penanganan Infeksi Virus
Corona Pada Maternal, 1(3), 9–11.
Handayani, S. R. & T. S. M. (2017). Dokumentasi Kebidanan. BPPSDMK
Kemenkes RI.
Indrayani, I. M., Burhan, R., & Widiyanti, D. (2018). Efektifitas Pemberian
Wedang Jahe Terhadap Frekuensi Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil
Trimester I Di Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2017. Jurnal Ilmu Dan
Teknologi Kesehatan, 5(2), 201–211. https://doi.org/10.32668/jitek.v5i2.29
Kemenkes RI. (2020). Pedoman pelayanan antenatal, persalinan, nifas, dan bayi
baru lahir di Era Adaptasi Baru.
Kholidiyah, K. A. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Dengan
Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Yang Mengandung Asam Folat Pada
Ibu Primigravida Di Desa Papunga Kanigoro Kabupaten Blitar.
Kusmiyati, Y., & Wahyuningsih, H. P. (2015). Asuhan Ibu Hamil. Fitramaya.
Manuaba. (2015). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. EGC.
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kandungan. PT. Bina Pustaka.
Rukiyah, A. Y., & Yulianti, L. (2014). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Trans Info
Media.
Saifuddin, A. B. (2014). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saminem. (2012). Kehamilan Normal Seri Asuhan Kebidanan. EGC.
Sulistyawati, A. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba
Medika.
Syarif, D., Sardiana, S., & P, J. M. (2019). Faktor Yang Berhubungan Dengan
Keteraturan Kunjungan ANC Di Puskesmas Pertiwi Kota Makassar Tahun
2019. Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia, 3(1), 18–26.
https://doi.org/10.37337/jkdp.v3i1.114
Tombokan, S., Bokau, J. N., & Tuju, S. O. (2016). Pengaruh Promosi Kesehatan
Tentang Tanda Bahaya Kehamilan. 4(1), 38–43.
Varney, H. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC.
Yunica, M. (2020). PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PISANG AMBON DAN
MINUMAN JAHE DALAM MENGATASI MUAL MUNTAH PADA IBU
HAMIL TRIMESTER I DI PMB NURHAYATI JATIMULYO LAMPUNG
SELATAN TAHUN 2020. Kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai