Kelompok D
● Yudha Rahadian
● Satria Bagus Wijayana
● Regita
● Myla Galuh Saumi
PSAK 13: PROPERTI INVESTASI
Definisi
● Properti Investasi adalah:
○ properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh
pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai,
atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
■ Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif;
atau
■ Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari
Pengakuan
● Properti Investasi diakui sebagai aset jika dan hanya jika
○ Manfaat ekonomik terkait Properti Investasi kemungkinan besar akan mengalir ke entitas di masa
depan, dan
○ Biaya Perolehan Properti dapat diukur dengan andal
Pengukuran
Pengukuran Saat Pengakuan
Biaya Persediaan
Biaya Konversi
● Biaya yang secara langsung terkait
Persediaan
Biaya Lain-lain
● Biaya yang termasuk dalam biaya
persediaan hanya agar persediaan
berada dalam kondisi dan lokasi kini
Nilai Realisasi Neto
Pengungkapan
Yang diungkapkan adalah
● Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran, termasuk rumus biaya yang
digunakan
● Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi
entitas
● Jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
● Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan
● Jumlah setiap penurunan nilai
● Jumlah dari setiap pemulihan nilai
● Keadaan atau peristiwa yang menyebabkan terjadinya pemulihan
● Jumlah tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan liabilitas
PSAK 16: ASET TETAP
Definisi
● Penentuan perlakuan akuntansi skema hak atas tanah yang bersifat sekunder sebagai
pembelian aset tetap atau sebagai sewa (sejak berlakunya PSAK 73 pada 1 Januari
2020).
Interpretasi
● Jika suatu ketentuan kontraktual memberikan hak yang secara substansi menyerupai
pembelian aset tetap, maka hak tersebut dicatat sesuai dengan PSAK 16.
● Jika suatu hak atas tanah memberikan hak yang secara secara substansi
merepresentasikan pembelian aset tetap, maka entitas akan menerapkan ketentuan
dalam PSAK 16, termasuk aturan tentang nilai tanah yang pada umumnya tidak
mengalami depresiasi atau penyusutan.
PSAK 26: BIAYA PINJAMAN
Definisi
Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lain yang ditanggung entitas sehubungan
dengan peminjaman dana.
Biaya pinjaman dapat mencakup:
● Beban bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif;
● Beban keuangan dalam sewa pembiayaan;
● Selisih kurs yang berasal dari pinjaman dalam mata uang asing sepanjang
selisih kurs tersebut diperlakukan sebagai penyesuaian atas biaya bunga.
Bergantung pada keadaan, aset berikut dapat menjadi aset kualifikasian:
❏ Persediaan;
❏ Pabrik;
❏ Fasilitas pembangkit listrik;
❏ Aset takberwujud;
❏ Properti investasi.
Pengakuan
❏ Entitas mengkapitalisasi biaya pinjaman yang dapat
diatribusikan secara langsung dengan perolehan,
konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian sebagai
bagian dari biaya perolehan aset tersebut.
Entitas mengungkapkan:
● Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama periode;
Syarat:
o Aset harus berada dalam keadaan segera dapat dijual (kurang dari 1 tahun); dan
2. Telah memulai program aktif untuk mencari pembeli dan menyelesaikan rencana tersebut
3. Aset harus dipasarkan secara aktif pada harga wajar sesuai dengan harga kininya
4. Diperkirakan memenuhi ketentuan pengakuan sebagai penjualan dalam waktu satu tahun dari tanggal klasifikasi
5. Tidak mungkin terjadi perubahan signifikan atau pembatalan atas rencana tersebut
*Kelompok lepasan = disposal group
Pengukuran Aset Tidak Lancar (Kelompok Lepasan)
● Aset tidak lancar (kelompok lepasan) yang dimiliki untuk dijual atau yang
didistribusikan kepada pemilik diukur pada:
○ nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat; atau
○ nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual
● Mengakui rugi penurunan nilai dan keuntungan peningkatan nilai wajar
● Tidak boleh menyusutkan (amortisasi) aset tidak lancar yang dimiliki untuk
dijual
● Pada saat aset tidak lancar tersebut dijual, selisih nilai pengukuran dan nilai
perolehan diakui sebagai keuntungan/kerugian pelepasan aset
Pengukuran dan Penyajian serta Pengungkapan
Diukur nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat Penyajian Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual
● Disajikan pada Statement of Financial Position
atau nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk ● Kelompok terpisah sebagai Aset Dimiliki untuk Dijual
menjual. Tidak ada penyusutan lagi ● Disposal group disajikan terpisah dan tidak boleh
di-net off
● Pengungkapan tentang rencana penjualan
● Latar Belakang: terkadang perusahaan mendistribusikan aset selain kas kepada pemilik
dalam bentuk dividen. Tidak ada panduan khusus dalam SAK mengenai cara mengukur
distribusi kepada pemilik dalam laporan keuangan
● Ruang Lingkup: ISAK 11 diterapkan untuk:
○ Distribusi aset non-kas (aset tetap,bisnis (PSAK 22), bagian kepemilikan pada entitas
lain atau kelompok lepasan sesuai PSAK 58)
○ Distribusi yg memberikan pilihan kepada pemilik untuk menerima alternatif aset
non-kas atau kas
Interpretasi ini hanya diterapkan atas distribusi yang semua pemilik pada kelas instrumen
ekuitas yang sama diperlakukan sama
Interpretasi Utang Dividen
Diakui pada saat dividen disetujui dan tidak lagi ●Tanggal pada saat dividen diumumkan Ketika entitas menyelesaikan utang dividen, maka
merupakan diskresi entitas ●Distribusi aset non-kas sebagai dividen diukur entitas harus mengakui perbedaan, jika ada, antara
pada “Nilai Wajar” aset yg didistribusikan nilai tercatat aset yang didistribusikan dan nilai
tercatat utang dividen dalam laba rugi.
PSAK 68: PENGUKURAN NILAI WAJAR
Definisi
Nilai Wajar:
melalui penggunaan aset secara terpisah, nilai wajar adalah harga diterima dalam transaksi
menjual aset kepada pelaku pasar yang akan menggunakan secara terpisah.
Pengukuran Liabilitas dan Instrumen Ekuitas milik Entitas Sendiri
Mengasumsikan:
● Liabilitas akan tetap terutang dan pelaku pasar yang menerima pengalihan (transferee)
disyaratkan untuk memenuhi kewajiban tersebut. Liabilitas tidak akan diselesaikan dengan
pihak lawan atau diakhiri pada tanggal pengukuran.
● Instrumen ekuitas milik entitas sendiri akan tetap beredar dan penerima pengalihan akan
mengambil alih hak dan tanggung jawab yang terkait. Instrumen tersebut tidak akan dibatalkan
atau diakhiri pada tanggal pengukuran.
● Jika Quoted Price tidak ada & ada item yang identik dimiliki oleh entitas lain, entitas mengukur
nilai wajar liabilitas atau instrumen ekuitas dari perspektif pelaku pasar yang memiliki item yang
identik sebagai aset pada tanggal pengukuran
Pengakuan
Entitas mengungkapkan informasi yang membantu Yang diungkapkan
pengguna laporan keuangannya untuk menilai kedua hal
sebagai berikut: ● Alasan pengukuran nilai wajar berulang dan tidak
berulang
● untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai ● Level hirarki nilai wajar
wajar secara berulang (recurring) atau tidak ● Jumlah perpindahan antar hirarki nilai wajar 1 dan
berulang (non-recurring) dalam laporan posisi 2, alasan dan kebijakan akuntansinya.
keuangan setelah pengakuan awal, teknik ● Untuk level 2 dan 3, deskripsi teknik penilaian dan
penilaian dan input yang digunakan untuk input dalam pengukuran.
mengembangkan pengukuran tersebut. ● Level 3, rekonsiliasi saldo awal dan akhir,
● untuk pengukuran nilai wajar yang berulang yang perubahan selama periode, keuntungan kerugian
menggunakan input yang tidak dapat diobservasi yagn direalisasi dan belum direalisasi.
yang signifikan (Level 3), dampak dari pengukuran ● Jika penggunaan teringgi dan terbaik aset non
terhadap laba rugi atau penghasilan komprehensif keuangan berbeda dari penggunaannya, fakta
lain untuk periode tersebut. tersebut harus diungkapkan.
CASE STUDY 1
ISSUE 1: REVALUATION OF LAND
1. PSAK 16: Pada tahun 20X3, perusahaan sudah mengakui aset tetap dalam kelompok
tanah sebesar biaya perolehan awalnya yang diketahui sebesar Rp 15 M.
Pada tahun 20X4, nilai tanah perusahaan direvaluasi menjadi Rp 80 M yang berarti
perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 65 M atas revaluasi tersebut. Jika
satu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama juga
direvaluasi. Kenaikan sebesar Rp 65 M diakui dalam penghasilan komprehensif lain (OCI)
dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi. (Par. 39)
Pada tahun 20X5, nilai tanah perusahaan kembali direvaluasi menjadi Rp 30 M atau
mengalami kerugian sebesar Rp 50 M dari nilai tercatat sebelum dilakukan revaluasi.
Kerugian tersebut mengurangi saldo revaluasi sebesar Rp 50 M. (Par. 40)
ISSUE 1: REVALUATION OF LAND
2. Jurnal
31 Dec 20x3 Land Rp 15 M
Cash Rp 15 M
Revaluation Surplus Rp 65 M
Land Rp 50 M
ISSUE 2: INVENTORY
1. kami menyarankan PT vendi untuk mencatat nilai inventory wool sebesar nilai realisasi bersihnya Rp 20 mio, karena dalam
standar akuntansi mengharuskan untuk mencatat inventorynya sesuai dengan nilai terendah dari perbandingan biaya
perolehan (cost) dengan net realisasi bersih. (Par. 9)
Inventory Rp 15 mio
berdasarkan dengan nilai inventory yang disajikan pada laporan keuangan sebesar Rp 45 mio.
Jika merujuk pada Paragraf 9 PSAK 14, perusahaan harus menilai inventorynya pada angka yg lebih rendah dari Biaya
Perolehan dan NRV, maka perusahaan harus melakukan penyesuaian nilai inventorynya menjadi sebesar NRV atau Rp 20 mio
dengan mencatat:
Inventory Rp 25 mio
ISSUE 2: INVENTORY
Inventory Rp 60 mio
Cash Rp 60 mio
Inventory Rp 15 mio
Inventory Rp 25 mio