Anda di halaman 1dari 6

Nama : Andi Rismayanti

Stambuk/kelas : 15020180125 / C2

TUGAS MP5 FITOTERAPI

1. 5 Tanaman yang berefek sebagai SSP

2. Tuliskan klasifikasi tumbuhannya

3. Senyawa aktif dan mekanisme aksinya

Jawab :

1. - Biji selasih / Ocimum basilicum (OBA untuk hipnotik dan sedatif)

- Valerian / Valeriana javanica (OBA untuk sedative dan anti-anxietas)

- Pinang / Areca catechu Linn. (OBA untuk antidepresan)

- Kunyit / Curcuma longa Linn. (OBA untuk antidepresan)

- Cabe jawa / Piper Longum BI (OBA untuk antidepresan)

2. a. Klasifikasi Biji Selasih


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Amaranthaceae
Suku : Lamiaciae (Labiatae)
Marga : Ocimum
Spesies : Ocimum basilicum
b. Klasifikasi Valerian
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Rubiales
Suku : Valerianaceae
Marga : Valeriana
Spesies : Valeriana javanica (BI.) DC.
c. Klasifikasi Pinang
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Orde : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Areca
Spesies : Areca catechu L.

d. Klasifikasi Kunyit
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Zingiberales Suku
: Zingiberaceae

Marga : Curcuma

Spesies : Curcuma longa Linn.

e. Klasifikasi cabe jawa

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper Longum BI.

3. Mekanisme aksi dan senyawa aktif


a. Biji selasih

Kandungan zat aktif biji selasih merupakan essential oil seperti linalool, citra/
yang mempunyai komponen kimia terpenoid dan methyl chavico/ (estragol)
dengan komponen kimia senyawa aromatik. Terpenoid berikatan pada reseptor
GABA sehingga berkhasiat hipnotik sedatif. Kandungan zat aktif dari biji selasih
berikatan pada reseptor GABA, keadaan ini menyebabkan pembukaan kanal cr dan
memungkinkan masuknya ion cr sehingga tetjadi peningkatan potensial elektrik
sepanjang membran sel serta sel sukar tereksitasi. Hal ini diduga mendepresi
susunan saraf pusat dan merangsang pusat inhibisi di formatioreticularis sehingga
menimbulkan rasa kantuk dan menumnnya kesadaran.
b. Valerian

Kandungan Valerian adalah Seskuiterpen (Asam valerenat dan derivatnya,


valeranon, valeranal, kessyl ester) dan valepotriat (valtrat, didrovaltrat, asevaltrat,
isovaleroksi hidroksi valtrat). Akar dan rimpang valerian mengandung minyak
atsiri berupa seskuiterpen (asam valerenat
dan derivatnya, valeranon, valeranal, kessyl ester) dan valepotriat (valtrat,
didrovaltrat, asevaltrat, isovaleroksihidroksivaltrat).
Asam valerenat secara in vitro dapat berefek agonis parsial terhadap reseptor 5-
HT5a yang berperan penting dalam susunan sistem syaraf pusat untuk menurunkan
formasi cAMP sehingga dapat berperan dalam mekanisme antidepresan. Secara in
vivo, inhalasi minyak atsiri dari akar valerian dapat memperpanjang waktu tidur
tikus yang diinduksi pentobarbital. Asam valerenat mampu menghambat enzim
pemecah GABA yang menghasilkan efek sedasi. Bahkan, dua senyawa flavonoid
yang berasal dari akar valerian (Valeriana wallichii), 6-metilapigenin dan
hesperidin, terbukti mampu berikatan dengan sisi ikatan benzodiazepine.
Untuk dosisnya dipakai ± 10 gram akar segar valeriana javanica, dipotong
kecil-kecil, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, didinginkan dan disaring.
Hasil saringan ditambah 2 sendok makan madu, diaduk sampai rata, diminum
sekaligus.
c. Pinang

Pinang memiliki kandungan alkaloid (arecaidine dan arecoline), pilocarpine,


muscarine, katekin dan epikatekin. Ekstrak etanolik Pinang dapat mengurangi
durasi imobilitastikus secara signifikantanpa berefek terhadap aktivitas motorik
spontan (dosis 4-80 mg/kg). Fraksi diklormetan Pinang dapat menghambat
monoamina oksidase A (MAO-A) dengan nilai IC50 sebesar 66,5± 65,1 µg/ml.
Pinang dapat mengurangi durasi imobilitas secara signifikan bahkan sama
dengan moclobemide (sebuah selektif MAO-A Inhibitor) tanpa menyebabkan
perubahan yang signifikan terhadap aktivitas motorik. Pinang mengandung
alkaloid seperti arecaidine, arecoline, dan senyawa lainnya yang tidak ditemukan
dapat menghambat MAO namun ekstrak diklormetan Pinang mampu berefek
sebagai antidepresan. Dengan kata lain, ada senyawa selain alkaloid yang dimiliki
Pinang yang dapat berefek sebagai antidepresan.
d. Kunyit

Kandungan utama dalam kunyit adalah kurkumin. Kurkumin merupakan


Monoamine Oxidase Inhibitor (MAOI), baik MAO-A maupun MAO-B. Selain itu
kurkumin juga mengatur tingkat norepinefrin, dopamin, dan serotonin. Peran
lainnya, kurkumin berfungsi sebagai antiinflamasi yang berperan penting dalam
patofisiologi penyakit depresi. Sayangnya penggunaan
kurkumin secara klinis tidak menjanjikan karena kurkumin sulit diabsorbsi di
sistem pencernaan.
Kurkumin dengan dosis 10-80 mg/kgBB menghambat imobilitas dan
meningkatkan level serotonin (5-HT) dan dopamin dengan efek bergantung dosis.
Pemberian kurkumin dengan dosis 20 dan 40 mg/kgBB bersama dengan
piperin (2,5mg/kgBB) menghasilkan potensiasi aktivitas
farmakologis, biokimia, dan neurokimia. Kurkumin juga menghambat
pelepasan glutamat yang diduga berperan dalam mekanisme antidepresan.
Kemungkinan mekanisme antidepresan lainnya yaitu dengan
berinteraksi dengan reseptor 5-HT1A, 5-HT1B, dan 5- HT2C. Penelitian lain
menyebutkan ekstrak air kunyit dengan dosis 140-560 mg/kgBB mampu
mengurangi waktu imobilitas mencit. Dengan demikian, kurkumin
menjanjikan sebagai agen antidepresan.
Secara singkat, mekanisme kerja kurkumin dalam kunyit dengan cara
menghambat MAO-A dan MAO-B, Mengatur tingkat norepinefrin, dopamin, dan
serotonin Meningkatkan serotonin dan dopamine, dan menghambat pelepasan
glutamate.
e. Kandungan Alkaloid piperidine (piperine) yang merupakan kandungan utama cabe
jawa, ditemukan dapat menghambat aktivitas MAO-A dan MAO-B pada otak tikus
secara kompetitif. Selain itu, piperin juga menunjukkan aktivitas antidepressant-
like dengan uji tail suspension. Tiga senyawa lainnya yang dapat diisolasi dari
fraksi metilen klorida Piper longum yaitu metilpiperat, guinensin, dan
piperlonguminin juga menunjukkan efek antidepresan.
Metilpiperat dan guinensin menghambat aktivitas MAO dengan nilai IC50
berturut-turut sebesar 3,6 dan 139,2 µM. Sedangkan metilpiperat lebih mengambat
MAO-B secara selektif (IC50 =1,6 µM) dibandingkan dengan MAO-A (IC50=27,1
µM). Piperin yang berasal dari isolasi ekstrak etanol Piper longum menghasilkan
aktivitas penghambatan MAO-A (IC50 =20,9 µM) dan MAO-B (IC50 =7,0 µM).
Kemampuan piperin sebagai antidepresan serupa dengan obat antidepresan sintetik
fluoxetin tanpa perubahan ambulasi. Dengan demikian piperin dapat menjadi
kandidat senyawa alami sebagai agen antidepresan.

Anda mungkin juga menyukai