PANDUAN
MODUL 4
Hasil Dan Pembahasan Laporan Tugas Akhir
PENYUSUN :
2013
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Daftar Isi
Daftar Isi 1
Pendahuluan: 3
RelevansI 3
Petunjuk Belajar. 4
Uraian materi 6
Rangkuman 7
Tugas 8
Contoh 9
Uraian materi 18
Rangkuman 20
Tugas 21
Contoh 22
Uraian materi 26
Rangkuman 27
Tugas 28
Contoh 29
Acuan Pustaka 31
Pendahuluan
Selamat belajar....
B. Relevansi
Modul 4 ini tentang hasil dan pembahasan tidak bisa terlepas dari modul
– modul sebelumnya, karena dalam modul ini mahasiswa yang bersangkutan
tinggal memaparkan hasil berdasarkan data yang sudah didapatkan
sebelumnya. Namun demikian, penulisan hasil dan pembahasan memerlukan
pemikiran dan menghubungkan dengan bab tinjauan teori / tinjauan pustaka.
C. Petunjuk Belajar
1. Memahami dulu isi dari pengumpulan data pada Laporan tugas akhir
Hal – hal yang belum jelas bisa dikonsultasikan ditanyakan pada Dosen
Pembimbing Laporan Tugs Akhi
Kegiatan Belajar I
TUJUAN
1. Memahami tentang Gambaran Lokasi
pengambilan kasus
2. Tinjauan Kasus
Materi
Uraian Materi
1. Gambaran Lokasi
2. Tinjauan Kasus
Tinjauan kasus berisi ringkasan asuhan Kebidanan pada kasus tertentu yang
dikelola oleh mahasiswa. Penulisan dalam bentuk narasi yang terdiri dari
hasil pengkajian data subyektif dan data obyektif, hasil analisis data dan
penatalaksanaan. Tinjauan kasus disertai dengan catatan perkembangan
disesuaikan dengan kondisi.
RANGKUMAN
Rangkuman
Bab Hasil terdiri atas gambaran lokasi pengambilan kasus dan tinjauan kasus.
Tugas Terstruktur
T U G A S T E R S T R U K T U R
B. TINJAUAN KASUS
Pada tinjauan kasus akan membahas asuhan kebidanan pada Ny.S dan
Ny.E yang penulis ambil dengan pendokumentasian menggunakan SOAP
(Subyektif, Obyektif, Analisis data, Penatalaksanaan).
1. Kasus I
Pengkajian yang dilakukan di rumah sakit pada kasus I dimulai sejak klien
datang pada tanggal 15 April 2011 sampai klien pulang pada tanggal 17
April 2011, pengkajian ini tidak hanya dilakukan di rumah sakit saja namun
juga dilakukan kunjungan rumah 2 minggu setelah klien pulang dari
rumah sakit yaitu pada tanggal 1 Mei 2011. Pada kasus I ini yang diambil
adalah Ny.S, hamil ketiga, pernah melahirkan dua kali dan belum pernah
keguguran, umur ibu sekarang 35 tahun.
d. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu : ibu mengatakan ini
hamil ketiga, pernah melahirkan dua kali secara spontan di bidan
dan tidak ada komplikasi pada masa nifas.
Suhu 36,50C
Analisis data : Seorang ibu hamil G3P2A0, umur 35th, UK 9+5 minggu dengan
abortus inkomplit.
Penatalaksanaan :
b. Memasang infus
g. Mempersiapkan kuretase
Suhu 36,40C
Analisis data : Seorang ibu P2A1 post kuretase atas indikasi abortus
inkomplit hari I
Penatalaksanaan :
Evaluasi Tanggal 17 April 2011 Jam 10.00 WIB : perdarahan ± 5cc, Infus
di off diganti terapi oral yaitu cefadroxyl 2x500 mg, Metilergometrin
2x0,25 mg, SF 1x1. Ibu pulang tanggal pada tanggal 17 april 2011 Jam
12.00 WIB.
2. Kasus II
Pengkajian yang dilakukan di rumah sakit pada kasus II dimulai sejak klien
datang pada tanggal 29 April 2011 sampai klien pulang pada tanggal 1
Mei 2011, pengkajian ini tidak hanya dilakukan di rumah sakit saja namun
juga dilakukan kunjungan rumah 2 minggu setelah klien pulang dari rumah
sakit yaitu pada tanggal 15 Mei 2011. Pada kasus II yang diambil adalah
Ny.E, hamil kedua pernah melahirkan satu kali tapi bayinya meninggal di
dalam kandungan dan belum pernah keguguran, umur ibu sekarang 25
tahun.
d. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu : ibu mengatakan ini
f. Riwayat psikososial :
Pasien merupakan pribadi yang tertutup,
namun hubungan ibu dengan keluarga dan masyarakat sekitarnya
baik, keluarga mendukung kehamilannya.
Suhu 360C
Analisis data : Seorang ibu hamil G2P1A0, umur 25th, UK 10+2 minggu
dengan abortus inkomplit.
Penatalaksanaan :
b. Memasang infus
h. Mempersiapkan kuretase
Evaluasi : ibu sudah bisa menerima dan lebih tenang dengan kondisi
yang dialaminya, kuretase dilakukan pada tanggal 30 April 2011
dilakukan mulai Jam 09.00 sampai Jam 10.00 WIB, hasil kuretase
terdapat jaringan ±2cc, perdarahan selama kuret 5cc.
Suhu 36,40C
Analisis data : Seorang ibu P1A1 post kuretase atas indikasi abortus inkomplit
hari I Penatalaksanaan :
Evaluasi Tanggal 1 Mei 2011 Jam 10.00 WIB: perdarahan 5cc, Infus
dilepas diganti terapi oral yaitu cefadroxyl 2x500 mg, Metilergometrin 2x0,25
mg, SF 1x1. Ibu pulang tanggal pada tanggal 1 Mei 2011 jam 13.00 WIB.
Dilakukan kunjungan ke rumah ibu 2 minggu setelah ibu pulang dari rumah
sakit, ibu mengatakan keadaannya sekarang lebih baik dan sudah menerima
keguguran yang dialaminya, perdarahan berhenti sejak 5 hari setelah ibu
pulang dari rumah sakit. Ibu mengatakan akan menggunakan KB suntik 3
bulan
Kegiatan Belajar II
Pembahasan
Uraian Materi
1. Pembahasan pada data subyektif
RANGKUMAN
Rangkuman
Pembahasan merupakan inti dari laporan kasus. Pada bagian ini penulis membahas
kesenjangan antara teori dan kenyataan pada kasus dengan berdasarkan 5W +
H (what, who, where, when why dan how) yang dikelola mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi. Pembahasan dikaitkan dengan berbagai konsep dan
teori yang terkait dengan hasil yang didapatkan selama mengelola klien.
TUGAS TERSTRUKTUR
Tugas Terstruktur
Berdasarkan Laporan kasus yang sudah Anda susun :
Data subyektif yang ditemukan pada Ny. S dan Ny.E yaitu rasa mulas, hal
tersebut sesuai dengan Saifuddin (2002) yang menyatakan bahwa rasa mulas
atau kram perut di daerah simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi
uterus. Selain itu perdarahan yang dialami Ny. S adalah selama 12 hari sedangkan
Ny. E mengalami perdarahan selama 3 hari warnanya seperti darah menstruasi
banyaknya 1hari ganti pembalut 2x. Hal tersebut sesuai dengan Wiknjosastro
(2007) yaitu pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi koriales menembus
desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan secara
sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada pengkajian data
subyektif Ny. S dan Ny. E didapatkan data sama – sama mengeluarkan sebagian
jaringan hasil konsepsi, hal tersebut sesuai dengan Saifuddin (2002) yaitu pada
abortus inkomplit hanya sebagian hasil konsepsi yang keluar sedangkan menurut
Cuningham, F.Gary dkk (2005) menyatakan bahwa abortus biasanya disertai
dengan pendarahan didalam desidua basalis dan nekrosis di jaringan dekat
tempat perdarahan. Ovum menjadi terlepas , hal ini memicu kontraksi uterus
yang menyebabkan ekspulsi. Pada Ny. S mengatakan hari pertama haid terakhir
11 februari 2011 usia kehamilannya 9+5 minggu sedangkan Ny. E hari pertama
haid terakhir 16 februari 2011 usia kehamilannya 10+2 minggu. Hal tersebut
sesuai dengan Wiknjosastro (2007) yaitu abortus inkomplit ialah pengeluaran
sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada
sisa tertinggal dalam uterus.
Data obyektif yang ditemukan pada Ny.S dan Ny.E adalah tinggi fundus
uteri Ny.S dan Ny.E adalah 2 jari diatas sympisis, UK Ny.S 9+5minggu sedangkan
Pada saat pemeriksaan vaginal toucher yang dilakukan pada Ny.S dan
Ny.E teraba servik terbuka, hal tersebut sesuai dengan Cuningham, F.Gary dkk
(2005). yaitu penyebab inkompetensi serviks masih meragukan, namun trauma
sebelumnya pada serviks, khususnya pada tindakan dilatasi dan kuretase,
konisasi, kauterisasi atau pun amputansi. Dilatasi serviks yang menjadi ciri khas
keadaan ini jarang terlihat menonjol sebelum minggu ke-16 kehamilan, karena
hasil konsepsi sebelum waktu tersebut belum cukup besar untuk menimbulkan
pendataran dan dilatsi serviks kecuali kalau terjadi kontraksi uterus yang nyeri.
Menurut pengkajian data obyetif pada Ny.S dan Ny.E ditemukan pengeluaran
sebagian jaringan hasil konsepsi tetapi dalam waktu yang berbeda. Pada Ny.S
mengeluarkan sebagian jaringan sejak 12 hari yang lalu diikuti perdarahan
pervaginam selama 12 hari, sedangkan pada Ny.E mengalami perdarahan selama
3 hari kemudian di ikuti pengeluaran sebagian jaringan hasil konsepsi. Hal ini
sesuai dengan Saifuddin (2002) yaitu pada abortus inkomplit hanya sebagian
hasil konsepsi yang keluar sedangkan menurut Cuningham, F.Gary dkk (2005)
menyatakan bahwa abortus biasanya disertai dengan pendarahan didalam
desidua basalis dan nekrosis di jaringan dekat tempat perdarahan. Ovum menjadi
terlepas , hal ini memicu kontraksi uterus yang menyebabkan ekspulsi. Kemudian
setelah dilakukan tes kehamilan pada Ny.S dan Ny.E ternyata hasilnya sama-
sama positif, hal tersebut sesuai dengan teori yaitu sebagian besar ibu hamil
mengalami penambahan kadar hormon hCG sebanyak dua kali lipat setiap 3
hari. Setelah itu kadarnya menurun terus secara perlahan, dan hampir mencapai
kadar normal beberapa saat setelah persalinan. Tetapi ada kalanya kadar hormon
ini masih di atas normal sampai 4 minggu setelah keguguran. Pada pemeriksaan
USG terdapat perbedaan karena Ny.E tidak dilakukan pemeriksaan USG karena
terjadi pengeluaran sebagian hasil konsepsi di ruang bersalin pada pukul 21.30
WIB tanggal 29 April 2011, sehingga Ny. E tidak dilakukan pemeriksaan USG
sebelum dilakukan kuretase pada tanggal 30 April 2011. Sedangkan hasil USG
Ny.S adalah tampak sebagian jaringan hasil konsepsi di dalam cavum uteri.
Analisis data pada Ny.S dan Ny.E telah disesuaikan dengan standar II adalah
Standar Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan menurut KEPMENKES
Nomer 938/Menkes/SK/VIII/2007), yaitu Seorang ibu hamil G3P2A0, umur 35th,
UK 9+5 minggu dengan abortus inkomplit untuk kasus I, sedangkan kasus II
Seorang ibu hamil G2P1A0 AH0, umur 25th, UK 10+2 minggu dengan abortus
inkomplit. Pada kedua kasus tersebut ditemukan masalah cemas, penyebab
pada Ny. S mengatakan cemas dengan keadaan dirinya karena mengalami
perdarahan lebih dari 12 hari sedangkan pada Ny. E ibu takut dan cemas bila
kehamilannya harus diakhiri, karena ibu belum mempunyai anak.
Penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny.S dan Ny.E sebelum dan sesudah
dilakukan kuretase adalah sama dan mengacu pada teori asuhan kebidanan
sedangkan Ny.E lebih menekankan pada riwayat psikologis,
karena Ny.E merupakan pribadi tertutup dan pernah melahirkan satu kali
namun bayinya meninggal dalam kandungan. Penatalaksanaan pada abortus
inkomplit diantaranya mengobservasi perdarahan dan dilakukan kolaborasi
dengan dokter obsgyn dengan hasil kolaborasi dilakukan kuretase dan bidan
mempersiapkan kuretase pada Ny. E dan Ny. S. Setelah dilakukan kuretase bidan
menganjurkan kepada klien supaya tidak hamil dalam waktu 3 bulan dan memakai
alat kontrasepsi seperti kondom atau pil. Evaluasi dari penatalaksanaan yang
dilakukan pada Ny.S dan Ny.E memiliki hasil berbeda yaitu pada hasil kuretase,
perdarahan saat kuretase dan pemilihan alat kontrasepsi yang disampaikan
klien pada kunjungan rumah. Hasil kuretase pada Ny. S terdapat jaringan ±3cc
dan Ny. E adalah ±2 cc, perdarahan saat kuretase pada Ny. S adalah ±3cc dan
Ny.E adalah ±5 cc. Terapi yang diberikan pada Ny. S dan Ny. E adalah antibiotik,
uterotonika, suplemen zat besi. Pada saat kunjungan rumah Ny. S mengatakan
bahwa dirinya berhenti mengeluarkan darah setelah 5 hari pulang dari rumah
sakit dan sekarang Ny.S beserta suaminya menggunakan KB alamiah, begitu
pula dengan Ny.E berhenti mengeluarkan darah setelah 5 hari pulang dari rumah
sakit, sekarang Ny.E menggunakan KB suntik yang 3 bulan.
Sekali lagi ingat, jangan mencontoh 100% ya...diatas hanya sekesar contoh....
TUJUAN
1. Memahami tentang Kesimpulan
POKOK 1. Kesimpulan
2. Saran
Materi
Uraian Materi
1. Kesimpulan
Bab simpulan menjawab tujuan studi kasus. Simpulan ditulis dengan penomoran
berdasarkan tujuan studi kasus. Simpulan berisi jawaban dari masalah yang
diajukan penulis, yang diperoleh dari studi kasus.
2. Saran
Rangkuman RANGKUMAN
Bab simpulan menjawab tujuan umum pada studi kasus ini; yang terdiri
atas data subyektf, data obyektif, analisis data dan perumusan masalah serta
penatalaksanaan.
Tugas Terstruktur
TUGAS TERSTRUKTUR
1. Buatlah kesimpulan
2. Buatlah saran
A. KESIMPULAN
Asuhan kebidanan pada ibu hamil di RSUD Pandan Arang Boyolali dilaksanakan
menggunakan pendekatan dengan pendokumentasian menggunakan SOAP
(Subyektif, Obyektif, Analisis data, Penatalaksanaan), dapat dibuat kesimpulan
yaitu :
1. Data subyektif yang didapatkan dari Ny.S dan Ny.E sesuai dengan teori
yang ada, yaitu ibu merasakan mules, mengeluarkan darah dari jalan
lahir, dan mengeluarkan sebagian jaringan hasil konsepsi. Pada Ny. S
mengatakan hari pertama haid terakhir 11 februari 2011 usia kehamilannya
9+5 minggu sedangkan Ny. E hari pertama haid terakhir 16 februari 2011
usia kehamilannya 10+2 minggu.
2. Data obyektif pada Ny.S dan Ny. E sesuai dengan teori yang ada. Pada
pemeriksaan palpasi di dapatkan Tinggi fundus uteri 2 jari diatas sympisis,
pada pemeriksaan vaginal toucher didapati servik membuka dan terlihat
perdarahan dari cavum uteri. Pada pemeriksaan tes kehamilan pada Ny.S dan
Ny.E hasilnya sama-sama positif. Pemeriksaan penunjang lainnya terdapat
perbedaan karena Ny.E tidak dilakukan pemeriksaan USG sedangkan Ny.S
dilakukan pemeriksaan USG dengan hasil masih terlihat sebagian jaringan
hasil konsepsi di cavum uteri.
3. Dalam analisis data dapat dirumuskan Seorang ibu hamil G3P2A0, umur
35th, UK 9+5 minggu dengan abortus inkomplit untuk kasus I, sedangkan
kasus II Seorang ibu hamil G2P1A0 umur 25th, UK 10+2 minggu dengan
abortus inkomplit. Pada kedua kasus tersebut ditemukan masalah cemas,
penyebab pada Ny. S mengatakan cemas dengan keadaan dirinya karena
mengalami perdarahan lebih dari 12 hari sedangkan pada Ny. E ibu takut
dan cemas bila kehamilannya harus diakhiri, karena ibu belum mempunyai
anak.
B. SARAN
2. Bagi ibu hamil yang mengalami abortus inkomplit hendaknya lebih berhati-
hati untuk kehamilan selanjutnya.
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Aziz. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan tehnia Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.