Anda di halaman 1dari 99

PANDUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

MODUL 2

Menyusun Laporan Tugas Akhir

PENYUSUN:

SRI WAHYUNI, M.Mid

PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN

PUSDIKLATNAKES, BADAN PPSDM KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2013
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga Modul Penulisan Proposal
Laporan Tugas Akhir (LTA) Bagi Mahasiswa D III Kebidanan dapat selesai dan
diterbitkan.

Modul Penulisan Proposal Laporan Tugas Akhir (LTA) ini disusun untuk
dijadikan petunjuk bagi mahasiswa D III Kebidanan dalam menyusun Proposal
Laporan Tugas Akhir (LTA) dan dapat dijadikan acuan bagi Dosen pembimbing
dalam mengarahkan mahasiswa pada saat penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA).
Pedoman ini merupakan acuan umum yang mungkin dapat dimodifikasi dengan
acuan – acuan lain yang relevan berdasar perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
jenis penelitian khususnya penelitian kualitatif.

Ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada


seluruh staff pengajar Jurusan Kebidanan yang sudah memberikan kontribusi
pada penyusunan dan penerbitan modul ini, yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.

Kami menyadari bahwa Buku pedoman ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran selalu kami harapkan, semoga buku pedoman ini dapat
bermanfaat untuk pihak-pihak yang membutuhkan.

Juli 2013

Penyusun

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 1


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Daftar Isi

Halaman

Daftar Isi 2

Pendahuluan: 4

Rasional dan Deskripsi 4

Relevansi 5

Petunjuk Belajar 5

Kegiatan Belajar 1: Bagian Awal Proposal Laporan Tugas Akhir. 6

Tujuan pembelajaran umum 6

Tujuan pembelajaran khusus 6

Pokok – pokok materi 6

Uraian materi 8

Rangkuman 12

Tugas 13

Contoh 14

Kegiatan Belajar 2: Bagian Utama Proposal Laporan Tugas Akhir 28

Tujuan pembelajaran umum 28

Tujuan pembelajaran khusus 28

Pokok – pokok materi 28

Uraian materi 30

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 2


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Rangkuman 40

Tugas 41

Contoh 42

Kegiatan Belajar 3: Bagian Akhir Proposal Laporan Tugas Akhir 93

Tujuan pembelajaran umum 93

Tujuan pembelajaran khusus 93

Pokok – pokok materi 93

Uraian materi 94

Rangkuman 95

Tugas 96

Acuan Pustaka 97

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 3


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Pendahuluan

A. Deskripsi dan Rasional

Selamat...Anda telah sampai pada modul 2...


Baiklah....silahkan untuk berdoa dulu sebelum
memulai mempelajari Modul 2 ini...

Laporan Tugas Akhir (LTA) adalah karya ilmiah hasil laporan kegiatan
mahasiswa D III Kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan
dibawah bimbingan dosen yang ditunjuk. LTA selain laporan kegiatan berisi
sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang
pelayanan kesehatan ibu dan anak. LTA ini merefleksikan kompetensi mahasiswa
dalam metodologi penelitian dan substansi keilmuan yang diaplikasikan dalam
memecahkan masalah – masalah pelayanan kesehatan Ibu dan Anak yang riil
terjadi di masyarakat berdasarkan manajemen kebidanan.

LTA disusun dengan didahului penyusunan proposal yang berisikan rencana


lengkap dan rinci tentang kegiatan asuhan kebidanan, dimana pada hakekatnya
proposal LTA adalah LTA dikurangi tinjauan kasus, pembahasan dan simpulan
saran.

Anda sebagai mahasiswa Prodi D III Kebidanan diwajibkan menyusun


proposal LTA untuk diseminarkan yang selanjutnya mendapatkan rekomendasi
pengambilan data. Sesudah selesai pengambilan data maka disusun Laporan
Tugas Akhir yang akan diujikan sebagai nilai ujian akhir program

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 4


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

B. Relevansi

Mata kuliah Laporan Tugas Akhir memberikan kemampuan mengaplikasikan


teori Metode Penelitian pada Pokok Bahasan Proposal melalui penyusunan
proposal laporan kasus yang diambil dari kasus yang telah didapat pada semester
V dengan bimbingan dosen. Bobot LTA sebesar 3 SKS dengan kegiatan akademik
setiap minggunya 16 – 20 jam.

Modul ini merupakan rangkaian dari modul 1, 3, 4 dan 5 pada mata kuliah
Laporan Tugas Akhir, sehingga dalam mempelajarinya harus satu kesatuan untuk
dapat memahami dan menerapkannya secara keseluruhan.

C. Petunjuk Belajar

Proses pembelajaran untuk penyusunan proposal laporan tugas akhir ini,


dapat berjalan dengan lebih lancar bila disertai dengan langkah – langkah belajar
sebagai berikut:

1. Memahami dulu mengenai Laporan tugas akhir

2. Melakukan kajian terhadap penyusunan karya ilmiah yang telah dipelajari di


MK Metode Penelitian

3. Keberhasilan proses Pembelajaran dalam Modul ini sangat tergantung


kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan tugas. Untuk itu diperlukan
latihan secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat

Hal – hal yang belum jelas bisa dikonsultasikan ditanyakan pada Dosen
Pembimbing Laporan Tugas Akhir.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 5


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Kegiatan Belajar I

Bagian Awal Proposal


Laporan Tugas Akhir

TUJUAN Pada akhir Kegiatan Belajar 1 ini, Anda memahami


bagian awal Proposal Laporan Tugas Akhir
Pembelajaran Umum

1. Memahami tentang Bagian Awal Proposal


Laporan Tugas Akhir

TUJUAN 2. Memahami tentang pentingnya Bagian Awal


Pembelajaran Khusus Proposal Lapoan Tugas Akhir

3. Memahami dan dapat membuat Bagian Awal


Proposal Lapoan Tugas Akhir

A. Halaman Judul

B. Halaman Persetujuan

POKOK C. Daftar Isi

Materi D. Daftar Tabel

E. Daftar Gambar

F. Daftar Lampiran

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 6


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Pendahuluan

Baiklah....untuk modul 2 diawali dengan kegiatan belajar 1


yaitus tentang Bagian Awal Proposal. Mari kita mulai...

Proposal Laporan Tugas Akhir (LTA) adalah langkah awal dalam penyusunan
karya ilmiah hasil laporan kegiatan mahasiswa Prodi D III Kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan dibawah bimbingan dosen yang
ditunjuk. Proposal LTA adalah rencana kegiatan dan merefleksikan kompetensi
mahasiswa dalam metodologi penelitian dan substansi keilmuan yang diaplikasikan
dalam memecahkan masalah – masalah pelayanan kesehatan Ibu dan Anak yang
riil terjadi di masyarakat berdasarkan manajemen kebidanan.

Proporsal berisikan rencana lengkap dan rinci tentang kegiatan asuhan


kebidanan, pada hakekatnya proporsal LTA adalah LTA dikurangi tinjauan kasus,
pembahasan dan simpulan saran. Mahasiswa Prodi D III kebidanan diwajibkan
menyusun proporsal LTA untuk diseminarkan yang selanjutnya mendapatkan
rekomendasi pengambilan data. Proposal terdiri atas 3 bagian, yaitu bagian aal,
bagian utama dan bagian akhir proposal. Pada Kegiatan Belajar 1 ini akan dibahas
tentang Bagian Awal Proposal Laporan Tugas Akhir.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 7


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Uraian Materi
Bagian awal proposal LTA

Bagian awal mencakup beberapa halaman, yaitu:

A. Halaman Judul

Halaman sampul dibagi atas 2 bagian, yaitu halaman sampul luar dibuat
diatas kertas yang tebal (hard cover) berwarna hijau tua dan halaman sampul
dalam dibuat diatas kertas yang biasa digunakan untuk pengetikan karya
ilmiah dan berwarna putih

Halaman judul memuat; judul, maksud proposal LTA, logo Institusi, nama
dan NIM, Nama Institusi.

• Menggambarkan maksud dan tujuan LTA singkat. Judul informative


tidak melebihi 3 baris atau 20 kata, secara piramida terbalik ( baris
kebawah makin menyempit )

• Maksud proposal LTA adalah menyusun Karya Tulis Ilmiah pada


Program Studi Kebidanan Poltekkes………………………..

• Nama mahasiswa ditulis lengkap, tidak boleh disingkat dan tanpa


derajat kesarjanaan. Di bawah nama dicantumkan NIM.

• Institusi dengan menunjukkan tahun pembuatan LTA.

B. Halaman pernyataan tidak plagiarism

Halaman pernyataan plagiarisme bertujuan untuk menghindari tindakan


plagiarisme dan pertanggungjawaban penulis terhadap Laporan Tugas Akhir
yang dibuat

C. Halaman Persetujuan.

Berisi persetujuan pembimbing LTA lengkap dengan tanda tangan tanggal

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 8


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

persetujuan. Pernyataan persetujuan ini berisi kalimat yang menyatakan


bahwa pembimbing telah menyetujui Proposal Laporan Tugas Akhir ini
untuk dipertahankan. Secara rinci komponen pada halaman pernyataan
persetujuan adalah :

1. Tempat, bulan dan tahun disetujui

2. Nama pembimbing dan tanda tangan

D. Halaman Pengesahan

Pernyataan pengesahan Proposal Laporan Tugas Akhir dilampirkan setelah


Proposal diujikan / diseminarkan. Pengesahan terdiri dari 3 (tiga) orang,
yaitu 1 (satu) orang pembimbing dan 2 (dua) orang anggota penguji. Secara
rinci komponen pada halaman pengesahan adalah adalah :

1) Nama Program Studi

2) Tempat, tanggal, bulan dan tahun dilaksanakan sidang Laporan Tugas


Akhir

3) Nama pembimbing dan tanda tangan sebagai Ketua

4) Nama 2 (dua) orang penguji lain dan tanda tangan sebagai Anggota

E. Kata Pengantar

Kata pengantar berisi ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
uraian yang mengantarkan para pembaca Laporan Tugas Akhir kepada
permsalahan / Topik yang diteliti. Isi kata pengantar pada dasarnya ucapan
terima kasih atau penghargaan kepada berbagai pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir (Contoh pada Lampiran ),
yaitu:

1) Pimpinan Institusi

2) Ketua Jurusan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 9


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

3) Ketua Program Studi

4) Pembimbing I dan II

5) Dosen dan staft di institusi

6) Pemegang otoritas subyek / obyek yang diteliti

7) Orang tua dan keluarga peneliti

8) Pihak – pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung

F. Daftar isi.

Berisi urutan LTA dalam urutan BAB, sub BAB, anak sub BAB dengan nomor
halaman. Bila ada daftar tabel, daftar gambar/ grafik dapat dimasukkan
setelah urutan isi.

G. Daftar tabel ( jika ada)

Berisi nomor urut, judul tabel serta nomor halamannya, daftar gambar,
daftar lampiran (bila ada). Lembaran daftar tabel berisi urutan tabel yang
terdapat pada Laporan Tugas Akhir. Nomor tabel menggambarkan nomor
Bab dan nomor urut tabel, contoh: Tabel 1.1. artinya tabel 1 pada Bab I

H. Daftar Gambar / grafik. ( jika ada)

Memuat nomor urut, judul grafik serta nomor halamannya. Lembar daftar
gambar berisi urutan gambar yang terdapat pada Laporan Tugas Akhir,
nomor gambar mengikuti ketentuan yang sama seperti penomoran tabel

I. Daftar Lampiran.

Berisi nomor lampiran dan judul. Lembar daftar lampiran berisi urutan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 10


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

lampiran yang terdapat pada Laporan Tugas Akhir. Daftar lampiran ini tidak
meneruskan urutan halaman Laporan Tugas Akhir. Masing-masing lampiran
mempunyai urutan halaman tersendiri. Nomor lampiran digunakan angka
Arab: 1, 2, 3, ...dst.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 11


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Rangkuman
Bagian awal Proposal Laporan Tugas Akhir mencakup beberapa bagian,
yaitu:

• Halaman Judul

• Halaman pernyataan tidak plagiarism

• Halaman Persetujuan

• Halaman Pengesahan

• Kata Pengantar

• Daftar Isi

• Daftar Tabel ( jika ada)

• Daftar Gambar (Jika ada)

• Daftar Lampiran

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 12


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Tugas Terstruktur
Buatlah bagian awal dari Proposal Laporan Tugas Akhir sesuai dengan kasus
yang sudah Anda dapatkan pada semester V.

================================================

Bagaiamana....? Apakah Anda mendapatkan kesulitan dalam


menyelesaikan Kegiatan Belajar 1 ini ?

Baiklah, di bawah ini ada contoh, mudah – mudahan bisa


memperjelas keterangan diatas

Selamat menyimak.....

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 13


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

CONTOH

STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DI BIDAN PRAKTIK


MANDIRI “RAHAYU” DI..........................

Usulan Karya Tulis Ilmiah

Untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir dalam menyelesaikan

Pendidikan DIII Kebidanan pada Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan ...............................

LOGO POLTEKKES

(3 x 3 cm)

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 14


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Disusun Oleh :

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

NIM........................

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 15


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN ...........................

JURUSAN KEBIDANAN

(.............tahun)

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DI BIDAN PRAKTIK


MANDIRI “RAHAYU” DI..................

Oleh:

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

NIM.....................

Telah disetujui untuk diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Laporan Tugas Akhir Prodi D III Kebidanan Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan ..............

Tanggal,.........................

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 16


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Pembimbing I Pembimbing II

(Nama) (Nama)

NIP. ....................... NIP. .......................

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 17


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah

STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DI BIDAN PRAKTIK


MANDIRI “RAHAYU” DI...................

Oleh:

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

NIM............................

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Pada tanggal :........ .................

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 18


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Penguji I Penguji II Penguji III

(Nama) (Nama) (Nama)

NIP. ....................... NIP. ....................... NIP. .......................

Mengetahui

Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kemenkes ................

(......................................)

NIP. .................................

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 19


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini, saya :

Nama : .....................................

NIM : ......................................

Program Studi : Kebidanan

Angkatan : ..............................

Jenjang : DIII

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas
Akhir saya yang berjudul :

“STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DI BIDAN PRAKTIK


MANDIRI “RAHAYU” DI....................”

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Tanggal,.............................

Penulis

...........................

NIM. ........................

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 20


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

RIWAYAT HIDUP

Nama :

Tempat, Tanggal Lahir :

Agama :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Riwayat Pendidikan :

1.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 21


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Studi Kasus Asuhan
Kebidanan Komprehensif di Bidan Praktik Mandiri “Rahayu” di.................” dengan
baik dan tepat waktu.

Laporan Tugas Akhi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan .................. .

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhi ini penulis telah mendapatkan


banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. ....................(nama Direktur), selaku Direktur Politeknik Kesehatan Surakarta.

2. ....................(nama Ketua Jurusan Kebidanan), selaku Ketua Jurusan Kebidanan


Politeknik Kesehatan .........................

3. ....................(nama), selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,


arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat
terwujud.

4. ....................(nama) selaku Pembimbing II yang juga telah memberikan bimbingan,


arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

5. Pimpinan Bidan Praktik Mandiri “ Rahayu” beserta pegawai yang telah memberi
ijin dan membantu penelitian ini.

6. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materiil, serta kasih sayang yang tiada terkira dalam setiap langkah kaki penulis.

7. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan


................ yang telah memberikan dukungan baik berupa motivasi maupun
kompetisi yang sehat dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 22


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

dalam terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan
penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.

Tanggal.................

Penulis

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 23


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. iii

HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………….. iv

RIWAYAT HIDUP …………………………………………………….. v

KATA PENGANTAR ………………………………………………….. vi

DAFTAR ISI …………………………………………………………… viii

DAFTAR BAGAN ……………………………………………………... x

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… xi

ABSTRAK …………………………………………………………… xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………… 1

B. Perumusan Masalah ……………………………………… 3

C. Tujuan Penelitian ………………………………………… 3

D. Manfaat Penelitian ……………………………………….. 4

E. Keaslian Penelitian ………………………………………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kasus ………………………………..…. 5

B. Standar Asuhan Kebidanan…………………………… 11

C. Kewenangan bidan………………………………………. 21

D. Kerangka Pikir/ Kerangka Pemecahan Masalah....................31

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 24


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

E. Kerangka Konsep………………………………………. 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Laporan Kasus ……...........…………………….... 33

B. Lokasi dan Waktu ……………………………............... 33

C. Subyek Laporan Kasus …………………………………. 34

D. Instrumen Laporan Kasus ……………………………… 34

E. Teknik Pengumpulan Data …………………………….. 34

F. Trianggulasi Data …………………………………….... 35

G. Alat dan Bahan ……………………………………....... 36

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian ....................................... 39

B. Tinjauan Kasus ......................................................... 40

C. Pembahasan ............................................................. 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................. 53

B. Saran ....................................................................... 55

Daftar Pustaka

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 25


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 3 Surat Jawaban Ijin Penelitian

Lampiran 4 Permohonan Menjadi Informan

Lampiran 5 Persetujuan Menjadi Informan

Lampiran 6 Format Pedoman Wawancara

Lampiran 7 Format Pedoman Observasi

Lampiran 8 Format Pedoman Studi Dokumentasi

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 26


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Kerangka Teori ……………………………………………. 32

===================================================
=

Jika Anda masih mengalami kesulitan,


jangan ragu untuk menghubungi
Pembimbing LTA.

TETAP SEMANGAT YA......

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 27


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Kegiatan Belajar II
Bagian Utama Proposal
Laporan Tugas Akhir

TUJUAN Pada akhir Kegiatan Belajar 2 ini, Anda memahami


bagian Utama Proposal Laporan Tugas Akhir
Pembelajaran Umum

1. Memahami tentang Bagian Utama Proposal


Lapoan Tugas Akhir

TUJUAN 2. Memahami tentang pentingnya Bagian utama


Pembelajaran Khusus Proposal Lapoan Tugas Akhir

3. Memahami dan dapat membuat Bagian Utama


Proposal Lapoan Tugas Akhir

POKOK
A. Pendahuluan

B. Tinjauan Pustaka
Materi C. Metode Laporan Tugas Akhir

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 28


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Pendahuluan
Selamat....Anda sudah mempelajari Bagian Awal dari Proposal, sekarang Anda
akan mempelajari Bagian utama proposal Laporan Tugas Akhir. Mudah – mudahan
Anda berhasil dengan baik...Amin !

Bagian utama proposal merupakan bagian yang sangat penting dalan sebuah
Proposal, namun demikian bagian utama ini tidak bisa terlepas dari bagian awal
dan bagian akhir sebuah Proposal. Sebelum menyusun bagian Utama Proposal
Laporan Tugas Akhir, maka perlu menyiapkan beberapa data yang relevan dengan
Kesehatan Ibu dan Anak, seperti Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi,
angka – angka kejadian lain sesuai kasus yang diambil untuk Laporan Tugas Akhir.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 29


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Uraian Materi
Baiklah....mari kita mulai uraian materi ini. Bagian Utama Proposal terdiri atas
pendahuluan, Tinjauan Pustaka dan Metode Laporan Kasus.Semoga Anda bisa
mempelajari Kegiatan Belajar ini dengan baik.

1. Pendahuluan

a. Latar Belakang

Latar belakang adalah untuk memberikan alasan mengapa asuhan


kebidanan pada kasus terpilih dilakukan, yang bertujuan untuk menunjukkan
bahwa masalah pada kasus tersebut masalah yang menarik, penting dan
harus segera diselesaikan.

Latar belakang menggambarkan alasan (motivasi) mengapa penulis


memilih kasus tersebut, dilengkapi dengan data yang relevan dan motivasi
tersebut diuraikan dari hal yang bersifat umum ke hal yang bersifat lebih
spesifik (bentuk piramida terbalik).

Komponen latar belakang menguraikan tentang (1) besarnya masalah


dan dampak yang ditimbulkan baik secara regional maupun nasional dengan
menyebutkan bukti ilmiah berupa angka-angka kejadian. (2) Menuliskan
pentingnya asuhan kebidanan sebagai salah satu cara memecahkan
masalah kasus terpilih. (3) mengulas atau membahas hasil – hasil Karya
Ilmiah atau Laporan ilmiah sejenis yang berkaitan dengan kasus terpilih
(4) menuliskan fiosofi bidan dimana bidan harus memberikan asuhan yang
berkesinambungan kepada pasien / klien.

b. Rumusan Masalah

Merupakan inti permasalahan, berisi penjelasan masalah yang ada dan


akan dibahas dalam LTA. Masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk
kalimat tanya, singkat dan jelas, serta memberikan petunjuk jenis data
untuk menjawab permasalahan tersebut.

Contoh :

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 30


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Bagaimana asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ibu primigravida


dengan presentasi bokong di Poliklinik RSUD Karanganyar?

c. Tujuan

Tujuan LTA hendaknya disebutkan secara spesifik untuk menjawab


masalah yang ada. Tujuan LTA meliputi Tujuan umum dan khusus. Tujuan
umum terdiri atas beberapa tujuan khusus.

1) Tujuan Umum

Untuk menerapkan asuhan kebidanan……..( sesuai kasus ).

2) Tujuan Khusus ( uraian dari tujuan umum )

a) Melakukan pengumpulan data subyektif

b) Melakukan pengumpulan data obyektif.

c) Melakukan analisis data.

d) Melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan

e) Menyampaikan kesenjangan teori dan praktik.

d. Manfaat

Manfaat LTA diarahkan untuk kepentingan dan pengembangan ilmu


pengetahuan dan kepentingannya bagi lembaga terkait.

1) Teoritis; antara lain:

Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk


menambah wawasan tentang kasus yang diambil

2) Aplikatif; antara lain:

a) Institusi: “Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan


penanganan kasus persalinan primigravida dengan presentasi

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 31


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

bokong di RS.....”

b) Profesi: “Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi


bidan dalam asuhan kebidanan pada kasus persalinan dengan letak
bokong:.

c) Klien dan masyarakat: :Agar klien maupun masyarakat bias


melakukan deteksi dari kasus………, sehingga memungkinkan segera
mendapatkan penanganan”.

e. Keaslian Laporan Kasus

Keaslian laporan berisi tentang penelitian – penlitian terdahulu yang


mempunyai kesamaan judul atau topik/tema. Hal tersebut dimaksudkan
untuk menghindari plagiarisme atau untuk menegaskan bahwa judul yang
diambil sudah pernah diteliti sebelumnya. Pada Keaslian Penelitian ini
dicantumkan nama peneliti sebelumnya, tahun penelitian, judu penelitian,
tujuan, metode dan hasil atau kesimpulannya. Selain itu perlu dicantumkan
perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang
dilakukan.

2. Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka terdiri atas Teori Medis, Standar Asuhan Kebidanan


dan Kewenangan Bidan. Teori dan fakta dikemukakan secara sistematis,
logis, dengan menyebutkan kutipan sumbernya ( Nama akhir penulis,
tahun ). Referensi minimal yang digunakan yaitu dari 10 buku sumber.

a. Teori Medis meliputi: etimologi, predsiposisi, faktor resiko, keluhan


subyektif, tanda klinis/ laboratoris, prognosis dari kasus yang dipilih,
pemeriksaan penunjang serta penatalaksanaan medis.

b. Standar Asuhan Kebidanan: berisi tentang standar asuhan kebidanan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 32


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Standar Asuhan Kebidanan dalam Panduan ini berdasarkan Keputusan


Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 938/Menkes/SK/VIII/2007
tentang Standar Asuhan Kebidanan.

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan


keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan
wewenang dan ruang lingkup praktik berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah
kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan
kebidanan

STANDAR I : Pengkajian.

a. Pernyataan Standar.

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan


lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

b. Kriteria Pengkajian.

1) Data tepat, akurat dan lengkap.

2) Terdiri dari Data subyektif (hasil Anamnesa; biodata, keluhan utama,


riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya).

3) Data obyektif (hasil Pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan


penunjang).

STANDAR II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.

a. Pernyataan Standar.

Bidan menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian,


menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan
diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

b. Kriteria Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 33


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

1) Diagnoa sesuai dengan nomenklatur kebidanan.

2) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien.

3) Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri,


kolaborasi dan rujukan.

STANDAR III : Perencanaan.

a. Pernyataan Standar.

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan


masalah yang ditegakkan.

b. Kriteria Perencanaan.

1) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan


kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara
komprehensif.

2) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.

3) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien/keluarga.

4) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien


berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang
diberikan bermanfaat untuk klien.

5) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber


daya serta fasilitas yang ada.

STANDAR IV : Implementasi.

a. Pernyataan Standar.

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara


komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based
kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 34


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

b. Kriteria Implementasi.

1) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-


spiritual-kultural.

2) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien


dan atau keluarganya (inform consent).

3) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based.

4) Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.

5) Menjaga privacy klien/pasien.

6) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.

7) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan.

8) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan


sesuai.

9) Melakukan tindakan sesuai standar.

10) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.

STANDAR V : Evaluasi.

a. Pernyataan Standar.

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan


untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai
dengan perubahan perkembangan kondisi klien.

b. Kriteria Evaluasi.

1) Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan sesuai


kondisi klien.

2) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan


atau keluarga.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 35


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

4) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.

STANDAR VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan.

a. Pernyataan Standar.

melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas


mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan.

b. Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan.

1) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada


formulir yang tersedia (Rekam Medis/KMS/Status Pasien/Buku KIA).

2) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.

3) S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa.

4) O adalah data obyektif, mencatat hasil pemeriksaan.

5) A adalah hasil analisis, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.

6) P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan


penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.

3. Kewenangan Bidan:

Kewenangan bidan merupakan aspek hukum dan perundangan yang


mengatur tugas pokok dan kompetensi bidan yang berkaitan dengan kasus
yang dipilih

4. Kerangka Pemikiran/ Pendekatan Masalah

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 36


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Kerangka pemikiran merupakan uraian tentang bagaimana peneliti


mengalirkan jalan pikiran secara logis dalam rangka memecahkan masalah
yang telah dirumuskan. Dalam kerangka pemikiran diuraikan polapikir
peneliti, dalil hukum – hukum, kaidah-kaidah dan ketentuan – ketentuan serta
standar operating procedure (SOP) pemecahan masalah, kemudian ditarik
benang merahnya sehingga membentuk model alur berpikir. Sebaiknya
dalam kerangka pemeikiran ini ada suatu grand theory yang membantu
menjawab permasalahan. Kerangka pemikiran dibuat suatu model/bagan
konsep penelitian yang menguhubungkan antara konsep yang ada dalam
teori, sehingga membentuk alur hubungan antar konsep yang merupakan
benang merah antar teori – teori.

5. Pertanyaan Penelitian

Berupa pertanyaan – pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah.

6. Metode Laporan Kasus

a. Jenis Karangan Ilmiah : laporan Kasus

b. Lokasi dan Waktu

Menuliskan lokasi pengambilan kasus dan waktu yang di jelaskan mulai


perencanaan sampai dengan penyusunan laporan. dalam bentuk tabel
rencana pengambilan kasus.

c. Subyek Kasus

d. Tekhnik Pengumpulan Data:

1) Data Primer

a) Observasi: Metode pengumpulan data melalui suatu


pengamatan dengan menggunakan panca indra maupun alat
sesuai format asuhan kebidanan

b) Wawancara: Wawancara dilakukan untuk mendapatkan


informasi yang lengkap dan akurat melalui jawaban tentang

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 37


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

masalah-masalah yang terjadi pada ibu. Wawancara dilakukan


dengan menggunakan pedoman wawancara terstruktur

2) Data Sekunder: Dokumentasi atau catatan medik.

e. Keabsahan Data

Keabsahan Data dengan menggunakan triangulasi data, dimana


triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
data yang telah ada. Triangulasi data ada dua, yaitu raingulasi sumber
dan teknik

f. Instrumen

Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara


dan studi dokumentasi dalam bentuk format asuhan kebidanan pada
ibu hamil sesuai dengan KEPMENKES Nomer 938/Menkes/SK/VIII/2007

g. Etika Penelitian

Dalam menjelaskan etika penelitian calon peneliti harus menjelaskan


masalah etik yang mungkin terjadi. Masalah etik tersebut dijelaskan oleh
calon peneliti secara jelas termasuk cara mengatasi masalah etik tersebut.
Beberapa masalah etik yang biasa terjadi dalam penelitian adalah: hak
untuk self determination; hak terhadap privacy dan martabat; hak terhadap
anonymity dan confidentiality; hak untuk mendapatkan penanganan
yang adil; dan hak terhadap perlindungan dari ketidaknyamanan atau
kerugian. Hak self determination memberikan otonomi kepada subjek
penelitian untuk membuat keputusan secara sadar, bebas dari paksaan
untuk berpartisipasi atau tidak berpartisipasi dalam penelitian ini atau
untuk menarik diri dari penelitian ini. Sedangkan hak terhadap privacy
dan dignity memberikan kesempatan kepada subjek penelitian untuk
menentukan waktu, dan situasi dimana dia terlibat. Dengan hak ini pula
informasi yang didapatkan di subjek penelitian tidak boleh dikemukakan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 38


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

kepada umum tanpa persetujuan dari yang bersangkutan. Sementara


itu hak anonymity dan confidentiality didasari atas hak kerahasiaan,
subjek penelitian memiliki hak untuk tidak ditulis namanya atau anonim
dan memiliki hak untuk berasumsi bahwa data yang dikumpulkan akan
dijaga kerahasiaanya

AUMN

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 39


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Rangkuman
Bagian utama mencakup beberapa Bab, yaitu: Bab I, Bab II dan Bab III, dengan
rincian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kasus


B. Standar Asuhan Kebidanan
C. Kewenangan bidan
D. Kerangka Pikir/ Kerangka Pemecahan Masalah
E. Kerangka Konsep

BAB III METODE LAPORAN KASUS

A. Jenis Laporan Kasus


B. Lokasi dan Waktu
C. Subyek Laporan Kasus
D. Instrumen Laporan Kasus
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Trianggulasi Data
G. Alat dan Bahan
TGAS TERSTRUKTUR

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 40


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Tugas Terstruktur
Buatlah bagian utama dari Proposal Laporan Tugas Akhir sesuai dengan kasus
yang sudah Anda dapatkan pada semester V

================================================

Ingat....Bagian Utama Proposal merupakan bagian yang penting, jadi


Anda harus rajin konsultasi dengan pembimbing Anda....

Dibawah ini ada contoh, namun itu hanya sekedar contoh, Anda
jangan mencontoh sama persis.

Selamat bekerja.....

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 41


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Ingat....Ini Hanya Contoh,. Silahkan Anda Kembangkan Berdasarkan


Kasus Yang Anda Peroleh

CONTOH BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN

1. Konsep Dasar

a. Kehamilan

Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.


Lama kehamilan normal adalah 280 hari atau 9 bulan 7 hari,dihitung dari
hari pertama haid terakhir (Sarifuddin, 2006).

Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu


(280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang
berlangsung antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature,
sedangkan bila lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur
(Mansjoer, Arif dkk, 2007).

Menurut Wiknjosastro (2007) usia kehamilan dibagi menjadi :

1) Kehamilan trimester pertama : 0-14 minggu

2) Kehamilan trimester kedua : 14-28 minggu

3) Kehamilan trimester ketiga : 28-42 minggu

Tanda-Tanda Kehamilan

1) Amenorroea

Gejala pertama kehamilan ialah haid tidak datang pada tanggal

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 42


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

yang diharapkan. Bila seorang wanita memiliki siklus haid teratur


dan mendadak berhenti, ada kemungkinan hamil. Tetapi meskipun
demikian sebaiknya ditunggu selama 10 hari sebelum memeriksakan
diri ke dokter. Karena sebelum masa itu sulit untuk memastikan
adanya kehamilan.

Haid yang terlambat pada wanita berusia 16-40 tahun, pada


umumnya memang akibat adanya kehamilan. Tetapi kehamilan
bukanlah satu-satunya penyebab keterlambatan haid. Haid dapat
tertunda oleh tekanan emosi, beberapa penyakit tertentu, dan juga
akibat makan obat-obat tertentu.

2) Perubahan pada payudara

Banyak wanita merasakan payudara memadat ketika menjelang


haid. Bila terjadi kehamilan, gejala pemadatan bersifat menetap dan
semakin bertambah. Payudara menjadi lebih padat, kencang dan
lebih lembut, juga dapat disertai rasa berdenyut dan kesemutan
pada putting susu.

Perubahan diatas disebabkan oleh tekanan kelamin wanita, estrogen


dan progesterone yang dihasilkan oleh uri (plasenta) dan pengaruh
somatomamotropin yang menimbulkan deposit lemak, air, dan
garam pada payudara. Hormon-hormon ini menyebabkan saluran
dan kantong kelenjar susu membesar, dan tertimbun lemak di
daerah payudara. Rasa kesemutan dan berdenyut disebabkan oleh
bertambahnya aliran darah yang mengaliri payudara.

3) Mual dan muntah

Kira-kira separuh dari wanita yang mengandung mengalami mual


dan muntah, dengan tingkat yang berbeda-beda, biasanya cukup
ringan dan terjadi dipagi hari. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi
juga disebabkan oleh peningkatan kadar hormon estrogen dan
progesterone terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan
dan hal ini dapat mempengarui nafsu makan.

4) Perubahan Fisik Dan Psikologis Yang Terjadi Pada Wanita Hamil

a) Perubahan fisik

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 43


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

(1) Mudah mengantuk

(2) Sering buang air kencing

(3) Mual dengan atau tanpa muntah atau air secara berlebih

(4) Rasa panas dalam perut dan mengganggu pencernaan, gas


dalam perut dan rasa kembung

(5) Enggan makan dan mengidam

(6) Pembesaran payudara

b) Perubahan psikologis

(1) Emosional, mudah marah, suasana hati yang beragam, cengeng

(2) Perasaan was-was, takut, elasi (rasa senang yang berlebihan


yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas fisik dan mental).

5) Ngidam

Wanita hamil sering mengiginkan makanan tertentu hal ini


merupakan hal yang fisiologos dan penyebabnya belum diketahui.

6) Sinkope atau Pingsan

Sebagian kecil wanita hamil muda mengalami pingsan karena


terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat.

7) Sering Miksi

Kebanyakan ibu hamil mengalami miksi ini karena desakan rahim


kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering miksi biasanya pada trimester kedua sudah hilang.

8) Konstipasi atau obstipasi

Hal ini terjadi karena pengaruh hormone progesterone dapat


menghambat peristaltic usus menyebabkan kesulitan untuk buang
air besar.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 44


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

9) Varises atau penampakan pembuluh darah vena

Terjadi karena pengaruh hormone estrogen dan progesterone


terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi
mereka yang menpunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu
terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara.
Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah
persalinan.

B. PERSALINAN

1. Definisi Persalinan

a. Persalinan adalah proses fisiologik dimana uterus mengeluarkan atau


berupaya mengeluarkan janin dan plasenta setelah masa kehamilan 40
minggu atau lebih dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan. (Manuaba 2007)

b. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban


keluar dari uterus ibu, persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
pada usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
(Asuhan Persalinan Normal 2008)

2. Bentuk Persalinan

Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut :

a. Persalinan spontan

Bila persalinan sepenuhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.

b. Persalinan buatan

Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.

c. Persalinan anjuran

Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar


dengan jalan rangsangan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 45


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

(Manuaba 2007)

3. Faktor-Faktor Dalam Persalinan

Ada beberapa faktor yang berperan dalam persalinan yaitu :

a. Tenaga atau Kekuatan (power)

1) His (kontraksi uterus)

2) Kontraksi otot dinding perut

3) Kontraksi diafragma pelvis

4) Ketegangan, kontraksi ligamentum rotundum

5) Efektivitas kekuatan mendorong dan lama persalinan.

b. Janin (passanger) ;

1) letak janin

2) posisi janin

3) presentasi janin dan letak plasenta

c. Jalan Lintas (passage)

1) ukuran dan tipe panggul

2) kemampuan serviks untuk membuka

3) kemampuan kanalis vaginalis dan introitus vagina untuk

4) memanjang.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 46


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

4. Proses Persalinan

Tabel 1: Teori kemungkinan terjadinya proses persalinan

Teori Uraian

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam


batas tertentu.

Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga


Teori keregangan persalinan dapat dimulai

Contohnya:Pada hamil ganda sering terjadi kontraksi


setelah keregangan tertentu, sehingga menimbulkan
proses persalinan

Proses penuaan plasenta terjadi saat usia kehamilan


28 minggu, karena terjadi penimbunan jaringan ikat,
pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
Teori penurunan
Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga
progesteron
otot rahim lebih sensitif terhadap oksitoksin

Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai


tingkat penurunan progesteron tertentu.

Oksitoksin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise pars


posterior

Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron


Teori oksitoksin dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga terjadi
internal kontraksi braxton hicks.

Dengan menurunnya konsentrasi progesteron akibat


tuanya kehamilan maka oksitoksin dapat meningkatkan
aktivtas sehingga, sehingga persalinan dapat mulai

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 47


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejal usia kehamilan


15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua

Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan


Teori Prostaglandin
kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan

Prostaglandin dianggap merupakan pemicu terjadinya


persalinan

Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturitas


janin, induksi (mulainya) persalinan
Teori hipotalamus-
hipofisis dan Dari percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan
glandula antara hipotalamus-hipofisis dengan mulainya persalinan
suprarenalis
Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya
persalinan.

5. Permulaan Terjadinya Persalinan

Dengan penurunan hormone progesteron menjelang persalinan dapat terjadi


kontraksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan:

a. Turunnya kepala masuk pintu atas panggul, terutama pada primigravida


minggu ke 36 dapat menimbulkan sesak dibagian bawah diatas simpisis
pubis dan sering ingin kencing atau susah kencing karena kandung kemih
tertekan kepala.

b. Bidang-bidang hodge ini dipelajari untuk menentukan sampai dimanakah


bagian terendah janin turun dalam panggul, dalam persalinan. (Manuaba
2009)

1) Bidang hodge 1 : ialah bidang datar yang melalui bagian atau sympisis
dan promontorium bidang ini dibentuk pada lingkaran pintu atas
panggul.

2) Bidang hodge 2 : ialah bidang sejajar dengan Bidang hodge 1 terletak


dibagian bawah sympisis

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 48


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

3) Bidang hodge 3 : ialah bidang yang sejajar dengan Bidang hodge 1


dan Bidang hodge 2 terletak setinggi spina isciadika kanan dan kiri.

4) Bidang hodge 4 : ialah bidang yang sejajar dengan Bidang hodge 1,2
dan 3 terletak setinggi os koksigis.(Ilmu Kebidanan 2008:105)

c. Perut lebih melebar karena fundus uteri turun.

d. Terjadi perasaan sakit didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot


rahim dan tertekannya pleksun frankenhouser yang terletak sekitar serviks
(tanda persalinan palsu- false labour)

e. Terjadi perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim

f. Terjadi pengeluaran lendir dimana lendir penutup seviks dilepaskan

(Manuaba 2009)

6. Tanda Persalinan

1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek.

His paling tinggi di fundus uteri yang lapisan ototnya paling tebal dan
puncak kontraksi terjadi simultan diseluruh bagian uterus. Sesudah tiap
his. Otot-otot korpus uteri menjadi lebih pendek dari pada sebelumnya
yang disebut sebagai refraksi. Oleh karena serviks kurang mengandung
otot, serviks tertarik dan terbuka (penipisan dan pembukaan), lebih-lebih
jika ada tekanan oleh bagian janin yang keras. Umpamanya kepala.

(Ilmu Kebidanan 2008)

2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu pengeluaran lendir


dan darah.Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang
menimbulkan pendataran dan pembukaan.Pembukaan menyebabkan
lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas.Terjadi perdarahan karena
kapiler pembuluh darah pecah

3. Dapat disertai ketuban pecah, Sebagian besar ketuban pecah menjelang


pembukaan lengkap.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 49


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

4. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks.

• Pelunakan serviks

• pendataran serviks

• terjadi pembukaan serviks

(Manuaba 2009)

7. Mekanisme Persalinan

Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :

a. Kala I

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuatan) hingga serviks membuka lengkap (10
cm) kala satu persalinan terdiri atau dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif

1) Fase laten

a) Dimulai sejak awal berkontrasksi yang menyebabkan penipisan dan


pembukaan serviks secara bertahap.

b) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.

c) Pada umumnya, fase laten berlangsung hamper atau hingga 8 jam.

d) Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik.

2) Fase aktif

a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara


bertahap (kontraksi di anggap adekuat / memadai jika terjadi tiga
kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40
detik atau lebih).

b) Dan pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau


10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nuli
para atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 50


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin

(Asuhan Persalinan Normal, 2008)

 Penurunan kepala janin menurut system persalinan

(Maternal Neonatal, 2007)

b. Kala II

Kala II atau kala pengeluaran,gejala utama kala II adalah:

a. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50-
100 detik.

b. Menjelang akhir kala 1, ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran


cairan secara mendadak.

c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan


mengejan, karena tertekannya pleksus frankenhauser.

d. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi


sehingga terjadi kepala membuka pintu, suboksiput bertindak sebagai
hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidungdan
muka, dan kepala seluruhnya.

e. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian
kepala terhadap punggung.

f. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong


dengan jalan:Kepala dipegang pada os oksiput dan dibawah dagu,
ditarik curam kebawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam keatas
untuk melahirkan bahu belakang, setelah kedua bahu lahir, ketika dikait
untuk melahirkan sisa air ketuban.

g. Lamanya kala 2 untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit.

(Manuaba,2009)

c. Kala III (kala pelepasan uri)

Setelah kala II kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit dengan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 51


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

lahirnnya bayi, mulai berlangsung pelepasan plasenta pada lapisan


nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim.

Lepasnya plasenta sudah diperkirakan dengan memperhatikan tanda-


tanda dibawah ini:

a) uterus menjadi bundar

b) uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah


rahim

c) tali pusat bertambah panjang

d) terjadi perdarahan

Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara creede


pada fundus uteri.

(Manuaba,2009)

d. Kala IV

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post


partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.

Observasi yang dilakukan:

1) Tingkat kesadaran penderita

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernafasan

3) Kontraksi uterus

4) Terjadinya perdarahan

Perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.

(Manuaba 2009)

C. NIFAS

1. Pengertian Post Partum

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 52


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

a. Masa post partum adalah masa setelah persalinan selesai, dan berakhir
setelah kira – kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetal baru pulih
kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan

( Sarwono, 2007 ).

b. Masa post partum adalah proses pulihnya alat kandungan menuju


keadaan normal sejak saat persalinan berakhir yang berlangsung selama
42 hari

( Manuaba, 2008 ).

c. Post partum adalah masa pulihnya berlangsung selama 6 minggu atau 42


hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan
pada keadaan yang normal ( Sinopsis Obstetri, 1998 ).

d. Post partum adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk


pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu

( Obstetri Fisiologi, 1983 ).

Menurut Sarwono ( 2007) masa post partum ini dibagi dalam 3 periode
antara lain :

a. Post partum dini

Pemulihan di mana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan

b. Post partum intermedial

Pemulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu

c. Remote post partum

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
ibu hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi

2. Perubahan fisiologis masa post partum

a. Involusio Uterus

Involusi uterus adalah perubahan – perubahan alat genetal ini dalam


keseluruhannya. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 53


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

kontraksi otot – otot polos uterus.

Tabel 2: Proses involusio uteri

Involutio TFU Berat Uterus


Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gr

7 hari ( 1 minggu ) Pertengahan pusat-Simpisis 500 gr


14 hari ( 2 minggu ) Tidak teraba 350 gr
42 hari ( 6 minggu ) Sebesar hamil 2 minggu 50 gr

50 hari ( 8 minggu ) Normal 30 gr

b. Lokhea

Lokhea adalah sekret luka yang berasal dari luka dalam rahim
terutama luka plasenta dan keluar melalui vagina. Lokhea dibedakan
sesuai tingkat penyembuhan luka, yaitu:

1) Lokhea rubra

Lokhea ini berwarna merah segar seperti darah haid karena


banyak mengandung darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel decidua, vernix caseosa, lanugo meconium. Pengeluarannya
segera setelah persalinan sampai 2 hari postpartum jumlah makin
sedikit.

2) Lokhea sanguilenta

Lokhea ini berwarna merah kuning berisi darah dan lendir


karena pengaruh plasma darah, penggeluarannya pada hari ke 3-7
hari postpartum.

3) Lokhea serosa

Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan atau serum,


pengeluarannya pada hari 7-14 postpartum.

4) Lokhea alba

Lokhea ini berupa cairan putih kekuningan pengeluran setelah

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 54


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

2 minggu post partum.

Bila lokhea tetap berwarna merah setelah 2 minggu postpartum


kemungkinan tertinggal sisa plasenta atau selaput amnion

( Sarwono , 2007 ).

c. Tempat Plasenta

Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, konstriksi


vaskular dan trombosis menurunkan tempat plasenta ke suatu
area yang meninggi dan bernodul tidak teratur. Pertumbuhan
endometrium ke atas menyebabkan pelepasan jaringan nekrotik
dan mencegah pembentukan jaringan parut yang menjadi
karakteristik penyembuhan luka. Proses penyembuhan yang unik,
ini memampukan endometrium menjalankan siklusnya seperti biasa
dan memungkinkan implantasi dan plasentasi untuk kehamilan di
masa yang akan datang. Regenerasi endometrium selesai pada akhir
minggu ketiga post partum, kecuali pada bekas tempat plasenta.
Regenerasi pada tempat ini biasanya tidak selesai sampai 6 minggu
setelah melahirkan ( Bobak, 2005 ).

d. Servik

Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam post


partum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat
dan kembali kebentuk semula. Serviks setinggi segmen bawah uterus
tetap edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu
melahirkan. Ektoserviks ( bagian serviks yang menonjol ke vagina )
terlihat memar dan ada sedikit laserasi kecil kondisi yang optimal untuk
perkembangan infeksi. Muara serviks, yang berdilatasi 10 cm sewaktu
melahirkan, menutup secara bertahap. Dua jari mungkin masih dapat
dimasukkan ke dalam muara serviks pada hari ke-4 sampai ke-6 post
partum, tetapi hanya tangkai kuret terkecil yang dapat dimasukkan
pada akhir minggu ke-2. Muara serviks eksterna tidak akan berbentuk
lingkaran seperti sebelum melahirkan, tetapi terlihat memanjang
seperti suatu celah, sering disebut seperti mulut ikan ( Bobak, dkk,
2005 ).

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 55


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

e. Vagina dan Perineum

Estrogen post partum yang menurun berperan dalam penipisan


mukosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat
teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil, 6 –
8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat pada sekitar
minggu ke-4, walaupun tidak akan semenonjol pada wanita nulipara.
Pada umumnya rugae akan memipih secara permanen. Mukosa tetap
atrofik pada wanita yang menyusui sekurang – kurangnya sampai
menstruasi dimulai kembali.

Pada awalnya, intoitus mengalami eritematosa dan edematosa,


terutama pada daerah episiotomi atau jahitan laserasi. Perbaikan yang
cermat, pencegahan, atau pengobatan dini hematoma dan hiegine
yang baik selama 2 minggu pertama setelah melahirkan biasanya
membuat introitus dengan mudah dibedakan dari introitus pada
wanita nulipara.

Proses penyembuhan luka episiotomi sama dengan luka


operasi lain. Tanda – tanda infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak ) atau
tepian insisi tidak saling mendekat bisa terjadi. Penyembuhan harus
berlangsung dalam 2 sampai 3 minggu ( Bobak, dkk, 2005 ).

f. Sistem Endokrin

1) Hormon Plasenta

Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan signifikan


hormon – hormon yang diproduksi oleh organ tersebut.
Penurunan hormon Human Placental Lactogen ( HPL ), estrogen
dan progesteron serta plasental enzyme insulinase membalik efek
diabetogenik kehamilan, sehingga kadar gula darah menurun secara
bermakna pada post partum. Ibu diabetik biasanya membutuhkan
insulin dalam jumlah yang jauh lebih kecil selama beberapa hari.
Karena perubahan hormon normal ini membuat masa post partum
menjadi suatu periode transisi untuk metabolisme karbohidrat,
interpretasi tes toleransi glukosa lebih sulit pada saat ini.

Kadar estrogen dan progesteron menurun secara mencolok


setelah plasenta keluar, kadar terendahnya dicapai kira – kira 1

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 56


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

minggu post partum.

2) Hormon Hipofisis dan Fungsi Ovarium

Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui


tampak berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar follicle
stimulating hormone ( FSH ) terbukti sama pada wanita menyusui
dan tidak menyusui, disimpulkan ovarium tidak berespons terhadap
stimulasi FSH ketika prolaktin meningkat ( Bowes, 1991 ).

Ibu menyusui bukanlah KB ( Keluarga Berencana ) yang efektif.


Pada wanita menyusui kadar prolaktin tetap meningkat sampai
minggu ke-6. Sedangkan wanita melahirkan, tidak menyusui
mengalami penurunan kadar prolaktin, mencapai rentang sebelum
hamil dalam 2 minggu.

Pada wanita tidak menyusui, ovulasi terjadi dini, yakni dalam


27 hari setelah melahirkan, dengan waktu rata – rata 70 – 75 hari.
Pada wanita menyusui, waktu rata- rata terjadi ovulasi sekitar 190
hari

( Bowes, 1991 ).

Diantara wanita menyusui, 15% mengalami menstruasi dalam


6 minggu dan 45% dalam 12 minggu. Diantara wanita yang tidak
menyusui, 40% mengalami menstruasi dalam 6 minggu, 65% dalam
12 minggu, dan 90% dalam 24 minggu. Pada wanita menyusui, 80%
siklus menstruasi pertama tidak mengandung ovum ( anovulatory ).
Pada wanita tidak menyusui, 50% siklus pertama tidak mengandung
ovum ( Scott, dkk , 1990 ).

g. Sistem Pencernaan

1) Nafsu makan

Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan, sehingga ia boleh


mengkonsumsi makanan ringan. Setelah benar – benar pulih dari
efek analgesia, anestesia , dan keletihan, kebanyakan ibu merasa
sangat lapar. Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali
dari jumlah yang biasa dikonsumsi disertai konsumsi camilan yang

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 57


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

sering ditemukan.

2) Motilitas

Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna


menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan
analgesia dan anestesia bisa memperlambat pengembalian tonus
dan motilitas ke keadaan normal.

3) Defekasi

Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai
tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan
karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan
pada awal masa post partum, diare sebelum persalinan, enema
sebelum melahirkan, kurang makan, atau dehidrasi. Ibu sering kali
sudah menduga nyeri saat defekasi karena nyeri yang dirasakannya
di perineum akibat episiotomi, laserasi, atau hemoroid. Kebiasaan
buang air yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus usus
kembali ke normal

( Bobak, dkk, 2005 ).

h. Laktasi

Konsentrasi hormon yang menstimulasi perkembangan payudara


selama wanita hamil ( estrogen, progesteron, human chorionic
gonadotropin, prolaktin, krotisol, dan insulin ) menurun dengan cepat
setelah bayi lahir. Waktu yang dibutuhkan hormon – hormon ini untuk
kembali ke kadar sebelum hamil sebagian ditentukan oleh apakah ibu
menyusui anak atau tidak ( Bobak, dkk, 2005 ).

Setelah persalinan, pengaruh menekan dari estrogen dan


progesterone terhadap hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormone –
hormone hipofisis kembali, antara lain lactogenic hormone ( prolactine
) yang akan dihasilkan pula. Mammae yang telah dipersiapkan pada
masa hamil terpengaruhi, dengan akibat kelenjar – kelenjar berisi
air susu. Pengaruh oksitosin mengakibatkan mioepitelium kelenjar –
kelenjar susu berkontraksi, sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 58


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Umumnya produksi air susu berlangsung betul pada hari


2 – 3 post partum. Pada hari – hari pertama air susu mengandung
kolostrum, yang merupakan cairan kuning lebih kental daripada air
susu, mengandung banyak protein albumin dan globulin. Kandungan
kolostrum dengan diameter 0,001 – 0,025 mm. Dengan menetekkan
bayi pada ibunya akan mengakibatkan peningkatan produksi prolaktin
dan hal ini meningkatkan produksi Air Susu Ibu ( ASI ). Lebih sering
ibu menetekkan lebih meningkatkan pula produksi air susu ibu.
Kadar estrogen dan gonadotropin menurun pada laktasi, akan tetapi
akan meningkatkan lagi pada waktu frekuensi menetekkan dikurangi
umpamanya bila bayi mulai dapat makanan tambahan.

Rangsangan psikis merupakan reflek dari mata ibu ke otak,


mengakibatkan oksitosin yang dihasilkan, sehingga air susu dapat
dikeluarkan dan pula, sebagai efek sampingan, memperbaiki involusi
uterus. Keuntungan lain menyusui bayi sendiri ialah akan menjelmanya
rasa kasih saying sehingga bertumbuh suatu pertalian yang intim
antara ibu dan anak. Air Susu Ibu ( ASI ) mempunyai sifat melindungi
bayi terhadap infeksi seperti gastro enteritis, radang jalan pernapasan
dan paru - paru, otitis media, sehubungan air susu ibu mengandung
lactoferin, lysozyme dan immunoglobulin A ( Sarwono, 2007 ).

Pemberian ASI dengan call feeding memberikan keuntungan


tumbuh kembang jiwa maupun fisik bayi sebagai berikut :

1) Kolostrum dan ASI dapat memberikan perlindungan terhadap


infeksi terutama diare, karena mengandung antibody

2) Dalam tenggang waktu tiga bulan sampai empat bulan ASI sudah
cukup untuk tumbuh kembang bayi dengan baik

3) ASI merupakan makanan utama bagi bayi dan telah siap setiap saat
dalam keadaan steril dan mudah dicerna

4) Pemberian ASI dapat mempercepat terjadi involusio uteri

5) Pemberian ASI dapat bersifat sebagai alat kontrasepsi sampai waktu


tiga bulan dan memperkecil kejadian keganasan payudara

6) Memberikan ASI meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 59


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

jiwa bayi, sebagai titik awal kwalitas sumber daya manusia

( Manuaba, 1998 ).

i. Sistem Urinarius

Setelah melahirkan ibu harus berkemih dengan spontan dalam


6 sampai 8 jam. Urine yang dikeluarkan dari beberapa perkemihan
pertama harus diukur untuk mengetahui apakah pengosongan
kandung kemih adekuat. Diharapkan setiap berkemih, urine yang
keluar adalah 150 ml. Beberapa wanita mengalami kesulitan untuk
mengosongkan kandung kemihnya. Hal ini kemungkinan merupakan
akibat menurunnya tonus kandung kemih, adanya edema akibat
trauma, atau rasa takut akan timbulnya rasa nyeri.

Perubahan hormonal pada masa hamil pada masa hamil ( kadar


steroid yang tinggi ) turut menyebabkan peningkatan fungsi ginjal,
sedangkan penurunan kadar steroid setelah wanita melahirkan
sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal selama masa
post partum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan
setelah wanita melahirkan. Diperlukan kira – kira 2 sampai 8 minggu
supaya hipotonia dalam kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis
ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil ( Cunningham,dkk;1993 ).

1) Komponen urine

Glikosuria ginjal yang diinduksi oleh kehamilan menghilang.


Laktosuria positif pada ibu menyusui merupakan hal yang normal.
BUN ( blood urea nitrogen ), yang meningkat selama masa post
partum, merupakan akibat otolisis uterus yang berinvolusi.
Pemecahan kelebihan protein di dalam sel otot uterus juga
menyebabkan proteinuria ringan (+1) selama 1 sampai 2 hari setelah
wanita melahirkan. Hal ini jadi pada wanita yang tidak mengalami
komplikasi persalinan atau setelah suatu persalinan yang lamadan
disertai dehidrasi.

2) Diuresis post partum

Dalam 12 jam setelah melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan


cairan tertimbun di jaringan selama ia hamil. Salah satu mekanisme

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 60


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

untuk mengurangi cairan yang teretensi selama masa hamil ialah


diaforesis luas, terutama pada malam hari, selama 2 sampai 3 hari
pertama setelah melahirkan. Diuresis post partum, yang disebabkan
oleh penurunan kadar estrogen, hilangnya peningkatan tekanan
vena pada tungkai bawah, dan hilangnya peningkatan volume
darah akibat kehamilan, merupakan mekanisme lain tubuh untuk
mengatasi kelebihan cairan.

Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urine


menyebabkan penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama post
partum. Pengeluaran kelebihan cairan yang tertimbun selama hamil
kadang – kadang disebut kebalikan metabolisme air pada masa
hamil

( reversal of the water metabolism of pregnancy ).

3) Uretra dan kandung kemih

Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama


proses melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding
kandung kemih dapat mengalami hiperemesis dan edema, sering
kali disertai daerah – daerah kecil hemoragi. Pengambilan urine
dengan cara bersih atau melalui kateter sering menunjukkan adanya
trauma pada kandung kemih. Uretra dan meatus urinarius bisa juga
mengalami edema.

Rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat


melahirkan, laserasi vagina, atau episiotomi menurunkan atau
mengubah indeks berkemih. Penurunan berkemih, sering diuresis
post partum, bisa menyebabkan distensi kandung kemih yang
muncul segera setelah wanita melahirkan dapat menyebabkan
perdarahan berlebih karena keadaan ini bisa menghambat uterus
berkontraksi dengan baik. Pada masa post partum tahap lanjut,
distensi yang berlebihan ini dapat menyebabkan kandung kemih
lebih peka terhadap infeksi sehingga mengganggu proses berkemih
normal

( Cunningham, dkk, 1993 ).

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 61


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

j. Sistem Musculoskeletal

Adaptasi sistem muskuloskeletal ibu yang terjadi selama masa


hamil berlangsung secara terbalik pada masa post partum. Adaptasi
ini mencangkup hal – hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas
sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran rahim.
Stabilisasi sendi lengkap pada minggu keenam sampai ke-8 setelah
wanita melahirkan. Akan tetapi, walaupun semua sendi lain kembali
ke keadaan normal sebelum hamil, kaki wanita tidak mengalami
perubahan setelah melahirkan. Wanita yang baru menjadi ibu akan
memerlukan sepatu yang ukurannya lebih besar ( Bobak, dkk, 2005 ).

k. Sistem Kardiovaskuler

1) Volume Darah

Pada minggu ke-3 dan ke-4 setelah bayi lahir, volume darah
biasanya menurun sampai mencapai volume sebelum hamil.

Hipervolemia yang diakibatkan kehamilan ( peningkatan


sekurang – kurangnya 40% lebih dari volume tidak hamil )
menyebabkan kebanyakan ibu bisa mentoleransi kehilangan darah
saat melahirkan. Banyak ibu kehilangan 300 sampai 400 ml darah
sewaktu melahirkan bayi tunggal pervaginam atau sekitar 2 kali
lipat jumlah ini pada saat operasi caesaria.

Penyesuaian pembuluh darah maternal setelah melahirkan


berlangsung dramatis dan cepat. Respons wanita dalam menghadapi
kehilangan darah selama masa post partum dini berbeda dari
respons wanita tidak hamil. Tiga perubahan fisiologis post partum
yang melindungi wanita:

a) Hilangnya sirkulasi uteroplasenta yang mengurangi ukuran


pembuluh darah maternal 10% sampai 15%

b) Hilangnya fungsi endokrin plasenta yang menghilangkan stimulus


vasodilatasi

c) Terjadinya mobilisasi air ekstravaskular yang disimpan selama


wanita hamil. Oleh karena itu syok hipovolemik biasanya tidak

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 62


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

terjadi pada kehilangan darah normal ( Bobak, dkk, 2005 ).

2) Curah Jantung

Denyut jantung,volume sekuncup, dan curah jantung


meningkat sepanjang masa hamil. Segera setelah wanita melahirkan,
keadaan ini akan meningkat bahkan lebih tinggi selama 30 sampai
60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkuit uteroplasenta
tiba – tiba kembali ke sirkulasi umum.

Data mengenai kembalinya hemodinamika jantung secara


pasti ke kadar normal tidak tersedia, tetapi nilai curah jantung
normal ditemukan, bila pemeriksaan dilakukan 8 sampai 10 minggu
setelah wanita melahirkan ( Bowes, 1991 ).

3) Tanda – tanda vital

a) Temperatur

Selama 24 jam pertama dapat meningkat sampai 38⁰C sebagai


akibat efek dehidrasi persalinan. Setelah 24 jam wanita harus
tidak demam ( Bobak, dkk, 2005).

Suhu badan wanita post partum tidak lebih dari 372⁰ C. Sesudah
melahirkan dapat naik + 0,5⁰ C dari keadaan normal, tetapi tidak
melebihi 38⁰ C. Sesudah 12 jam pertama melahirkan, umumnya
suhu badan akan kembali normal. Bila suhu badan lebih dari 38⁰
C mungkin ada infeksi ( Sarwono, 2007 ).

b) Denyut Nadi

Denyut jantung dan volume sekuncup serta curah jantung


tetap tinggi selama jam pertama setelah bayi lahir. Kemudian
mulai menurun dengan frekuensi yang tidak diketahui. Pada
minggu ke-8 sampai ke-10 setelah melahirkan, denyut nadi
kembali ke frekuensi sebelum hamil ( Bobak, dkk, 2005 ).

Nadi berkisar umumnya antara 60 – 80 denyutan/ menit.


Segera setelah persalinan dapat terjadi bradikardia. Bila terdapat
takikardia sedangkan badan tidak panas, mungkin ada perdarahan
berlebihan atau ada vitium kordis pada penderita. ( Sarwono,

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 63


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

2007 ).

Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi post


partum. Tetapi ini akan menghilang dengan sendirinya apabila
tidak terdapat penyakit – penyakit lain yang menyertainya dalam
± 2 bulan tanpa pengobatan. Abdomen, terutama uterus harus
diawasi secara teliti dalam masa post partum. Pada hari pertama
post partum, tinggi fundus uteri kira – kira 1 jari di bawah pusat.
Setelah 5 hari post partum menjadi ⅓ jarak antara simpisis
ke pusat. Dan setelah 10 hari fundus uteri sukar diraba di atas
simfisis. Syarat pemeriksaan tinggi fundus uteri adalah kandung
kemih harus kosong ( Sarwono, 2007 ).

c) Pernapasan

Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-


24 kali per menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan
lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan
pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan pernafasan
selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila
suhu dan nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya,
kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas.
Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih cepat,
kemungkinan ada tanda-tanda syok.

d) Tekanan darah

Tekanan darah sedikit berubah atau menetap. Hipotensi


ortostatik, yang diindikasikan oleh rasa pusing dan seakan
ingin pingsan segera setelah berdiri, dapat timbul dalam 48 jam
pertama. Hal ini merupakan akibat pembengkakan limpa yang
terjadi setelah wanita melahirkan ( Bobak, dkk, 2005 ).

l. Komponen Darah

1) Hematrokit dan Hemoglobin

Selama 72 jam pertama setelah bayi lahir, volumen plasma


yang hilang lebih besar daripada sel darah yang hilang. Penurunan
volumen plasma dan peningkatan sel darah merah dikaitkan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 64


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

dengan peningkatan hematokrit pada hari ke-3 sampai hari ke-7


post partum. Tidak ada SDM (Sumber Daya Manusia) yang rusak
selama masa post partum, tetapi semua kelebihan SDM akan
menurun secara bertahap sesuai dengan usia SDM tersebut. Waktu
yang pasti kapan volume SDM kembali ke nilai sebelum hamil tidak
diketahui, tetapi volumen ini berada dalam batas normal saat dikaji
8 minggu setelah melahirkan ( Bowes, 1991 ).

2) Hitung Sel Darah Putih

Leukositosis normal pada kehamilan rata – rata sekitar 12.000/


mm³. Selama 10 sampai 12 hari pertama setelah bayi lahir, nilai
leukosit antara 20.000 dan 25.000/mm³ merupakan sel darah putih
yang paling banyak. Keberadaan leukositosis disertai peningkatan
normal laju endap darah merah dapat membingungkan dalam
menegakkan diagnosis infeksi akut selama waktu ini ( Bobak, dkk,
2005).

3) Faktor Koagulasi

Faktor – faktor pembekuan dan fibrinogen biasanya


meningkat selama masa hamil dan tetap meningkat pada awal
post partum. Keadaan hiperkoagulasi, yang bisa diiringi kerusakan
pembuluh darah dan imobilitas, mengakibatkan peningkatan resiko
tromboembolisme, terutama setelah wanita melahirkan secara
caesaria. Aktivitas fibrinolitik juga meningkat selama beberapa hari
pertama setelah bayi lahir ( Bowes, 1991 ).

4) Varises

Varises di tungkai dan di sekitar anus (hemoroid) sering


dijumpai pada wanita hamil. Varises vulva yang jarang dijumapai,
akan mengecil dengan cepat setelah bayi lahir. Operasi varises tidak
dipertimbangkan selama masa hamil. Regresi total atau mendekati
total diharapkan terjadi setelah melahirkan ( Bobak, dkk, 2005 ).

m. Sistem Neurologi

Perubahan neurologis selama post partum merupakan kembalikan


adaptasi neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 65


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

trauma yang dialami wanita saat bersalin

Eliminasi edema fisiologis melalui diuresis setelah bayi lahir


menghilangkan sindom carpal tunnel dengan mengurangi kompresi
saraf median. Rasa baal dan kesemutan ( tingling ) periodik pada
jari yang dialami 5% wanita hamil biasanya hilang setelah anak lahir,
kecuali jika mengangkat dan memindahkan bayi memperburuk
keadaan. Nyeri kepala post partum bisa disebabkan berbagai keadaan,
termasuk hipertensi akibat kehamilan ( PIH ), stres,dan kebocoran cairan
serebrospinalis ke dalam ruang ekstradural selama jarum epidural
diletakkan di tulang punggung untuk anestesia ( Bobak, dkk, 2005 ).

n. Sistem Integumen

Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang


saat kehamilan berakhir. Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra
tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir. Pada beberapa wanita,
pigmentasi pada daerah tersebut menetap. Kulit yang meregang pada
payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar, tetapi
tidak hilang seluruhnya.

Kelainan pembuluh darah seperti spider angioma ( nevi ), eritema


palmar, dan epulis biasanya berkurang sebagai respons terhadap
penurunan kadar estrogen setelah kehamilan berakhir. Pada beberapa
wanita spider angioma ( nevi ) menetap.

Rambut halus yang tumbuh dengan lebat pada waktu hamil


biasanya akan menghilang setelah wanita melahirkan, tetapi rambut
kasar yang timbul sewaktu hamil biasanya akan menetap. Konsistensi
dan kekuatan kuku akan kembali pada keadaan sebelum hamil ( Bobak,
dkk, 2005 ).

o. Pemenuhan Nutrisi

Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk
keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa post partum
terutama bila menyusui akan meningkat 25%,karena berguna
untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk
memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. Semua itu
akan meningkat 3 kali dari kebutuhan biasa.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 66


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi


cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak
mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet atau pewarna.

Disamping itu harus mengandung :

1) Sumber tenaga ( energi )

Untuk pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru,


penghematan protein ( jika sumber tenaga kurang, protein dapat
digunakan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan energi
).

2) Sumber pembangun ( protein )

Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel


– sel yang rusak atau mati. Protein dari makananharus diubah
menjadi asam amino sebelum diserap oleh sel mukosa usus dan
dibawa ke hati melalui pembuluh darah vena portae. Sumber
protein dapat diperoleh dari protein hewani ( ikan, udang, kerang,
kepiting, daging ayam, hati, telur, susu dan keju ) dan protein nabati
( kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kedelai, tahu, tempe )

3) Sumber pengatur dan pelindung ( mineral, vitamin dan air )

Unsur – unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari


serangan penyakit dan pengatur kelancaran metabolisme dalam
tubuh. Ibu menyusui minum air sedikitnya 3 liter setiap hari

( anjurkan ibu untuk minum setiap kali habis menyusui). Sumber


pengatur dan pelindung biasa diperoleh dari semua jenis sayuran
dan buah – buahan segar.

Kebutuhan energi ibu post partum atau menyusui pada enam


bulan pertama kira – kira 700 kkal/hari dan enam bulan kedua 500
kkal/hari sedangkan ibu menyusui bayi yang berumur 2 tahun rata
– rata sebesar 400 kkal/hari ( Ambarwati, 2010 ).

4) Ambulansi dini

Disebut juga early ambulation. Early ambulation adalah

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 67


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

kebijakan untuk selekas mungkin membimbing klien keluar dari


tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan.
Klien sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24 –
48 jam post partum. Keuntungan early ambulation adalah :

a) Memperlancar pengeluaran lochea

b) Mempercepat involusi alat kandungan

c) Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan

d) Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga


mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme

( Manuaba, 1998 ).

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur


terlentang selama 8 jam post partum. Kemudian boleh miring-
miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis
dan tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke
3 jalan-jalan, dan hari ke 4 atau 5 sudah diperbolehkan pulang.
Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi
persalinan, post partum dan sembuhnya luka – luka ( Ratihrochmat,
2008 ).

p. Kebersihan diri

1) Perawatan perineum

Apabila setelah buang air besar atau buang air kecil perineum
dibersihkan secara rutin. Caranya dibersihkan dengan sabun
yang lembut minimal sekali sehari. Biasanya ibu merasa takut
pada kemungkinan jahitannya akan lepas, juga merasa sakit
sehingga perineum tidak dibersihkan atau dicuci. Cairan sabun
atau sejenisnya sebaiknya dipakai setelah buang air kecil atau
buang air besar.

Membersihkan dari mulai simpisis sampai anal sehingga tidak


terjadi infeksi. Ibu diberitahu caranya mengganti pembalut
yaitu bagian dalam jangan sampai terkontaminasi oleh tangan.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 68


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Pembalut yang sudah kotor harus diganti paling sedikit 4


kali sehari. Ibu diberitahu tentang jumlah, warna dan bau
lokhea sehingga apabila ada kelainan dapat diketahui secara
dini. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan
air sebelum dan sesudah membersihkan alat kelaminnya
(Ambarwati, 2010)

2) Perawatan payudara

Kedua payudara harus sudah dirawat selama kehamilan, areola


dan puting susu dicuci teratur dengan sabun dan minyak atau
cream, agar tetap lemas, jangan sampai kelak mudah lecet atau
pecah – pecah. Sebelum menyusui, payudara harus dibikin
lemas dengan melakukan massage secara menyeluruh. Setelah
areola dan puting dibersihkan, barulah bayi disusui.

q. Istirahat

Kebahagiaan setelah melahirkan membuat sulit istirahat.


Seorang ibu baru akan cemas apakah ia akan mampu merawat
anaknya atau tidak. Hal ini mengakibatkan sulit tidur. Juga akan
terjadi gangguan pola tidur karena beban kerja bertambah, ibu
harus bangun malam untuk meneteki atau mengganti popok yang
sebelumnya tidak pernah dilakukan. Anjurkan ibu supaya istirahat
cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ibu
untuk kembali pada kegiatan rumah tangga secara perlahan – lahan
serta untuk tidur siang atau beristirahat selama bayi tidur. Kurang
istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal antara lain
mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses
involusio uteri dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan
depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri ( Ambarwati, 2010 ).

r. Seksual

Apabila perdarahan telah berhenti dan episiotomi sudah


sembuh maka coitus bisa dilakukan pada 3 – 4 minggu post
partum. Hasrat seksual pada bulan pertama akan berkurang baik
kecepatannya maupun lamanya, juga orgasme pun akan menurun.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 69


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Ada juga yang berpendapat bahwa coitus dapat dilakukan setelah


masa nifas berdasarkan teori bahwa pada saat itu bekas luka plasenta
baru sembuh (proses penyembuhan luka post partum sampai
dengan 6 minggu). Secara fisik aman untuk memulai melakukan
hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat
memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri,
aman untuk melakukan hubungan suami istri ( Ambarwati, 2010 ).

s. Senam Post Partum

Banyak diantara senam post partum sebenarnya sama dengan


senam antenatal. Hal paling penting bagi ibu adalah agar senam –
senam tersebut hendaknya dilakukan secara perlahan – lahan dahulu
lalu semakin lama semakin sering atau kuat. Senam pertama paling
baik paling aman untuk memperkuat dasar panggul adalah senam
kegel. Segera lakukan senam kegel pada hari pertama post partum
bila memang memungkinkan

Senam kegel mempunyai beberapa manfaat antara lain membuat


jahitan – jahitan lebih merapat, mempercepat penyembuhan,
meredakan haemoroid, meningkatkan pengendalian atas urin. Caranya
dengan berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot – otot
pantat dan pinggul tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi
lagi latihan sebanyak 5 kali ( Ambarwati, 2010 ).

t. Keluarga berencana

Cara kontrasepsi juga harus dibicarakan dengan pasangan yang


hendak pulang dari BPS, sehingga mereka dapat mengambil keputusan
dengan mengambil keputusan dengan pengetahuan yang cukup
tentang penatalaksanaan kesuburan sebelum memulai lagi hubungan
seksual. Seorang ibu yang melakukan seks tanpa memakai alat
pelindung memiliki resiko hamil lebih cepat dari yang direncanakan.
Kontrasepsi merupakan pencegahan kehamilan secara sukarela dengan
mempertimbangkan, baik implikasi individual maupun sosial. Dewasa
ini, pasangan yang memilih kontrasepsi yang harus diberi informasi
tentang pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan juga tentang
perlindungan terhadap penyakit menular seksual (PMS) ( Bobak, dkk,
2005 ).

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 70


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

u. Psikologis ibu masa post partum

a) Fase Taking In atau tahap ketergantungan

Fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung


dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu,
fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama
proses persalinan sering berulang diceritakannya. Kelelahan membuat
ibu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti mudah
tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap
lingkungannya. Oleh karena itu kondisi ibu perlu dipahami dengan
menjaga komunikasi yang baik. Pada fase ini perlu diperhatikan
pemberian ekstra makanan untuk proses pemulihannya. Disamping
nafsu makan ibu memang meningkat.

b) Fase Taking Hold

Fase ini berlangsung antara 3 sampai 10 hari setelah melahirkan.


Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung
jawabnya dalam merawat bayi. Selain itu perasaannya sangat
sensitive sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya tidak
hati – hati. Oleh karena itu ibu memerlukan dukungan karena saat
ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai
penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa
percaya diri.

c) Fase Letting Go atau saling ketergantungan

Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawabnya peran


barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah
mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Keinginan
untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini ( Sarwono,
2007 ).

v. Kunjungan ulang masa post partum

Kunjungan post partum dilakukan paling sedikit 4 kali. Hal ini


dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir serta untuk
mencegah terjadinya masalah.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 71


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Tabel. 3 : Frekuensi Kunjungan Masa Post Partum

Kunjungan Waktu Tujuan

a. Mencegah perdarahan masa post partum


karena atonia uteri.

b. Mendeteksi dan merawat penyebab


lain perdarahan, rujuk bila perdarahan
berlanjut.

c. Memberikan konseling pada ibu atau


salah satu anggota keluarga bagaimana
6-8 jam setelah
1 mencegah perdarahan masa post partum
persalinan
karena atonia uteri.

d. Pemberian ASI awal.

e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi


baru lahir.

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara


mencegah hipotermia.

a. Memastikan involusi uterus normal, uterus


berkontraksi, fundus di bawah umbilikus,
tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada
bau.

b. Menilai adanya tanda-tanda demam,


infeksi atau perdarahan abnormal.

6 hari setelah c. Memastikan ibu mendapatkan cukup


2
persalinan makanan, cairan dan istirahat.

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik


dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.

e. Memberikan konseling pada ibu mengenai


asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
2 minggu setelah
3 Sama seperti diatas ( 6 hari setelah persalinan )
persalinan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 72


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-


penyulit yang ibu atau bayinya alami.
6 minggu setelah
4
persalinan
b. Memberikan konseling pada ibu untuk KB
secara dini.

Sumber : Sarwono, 2002.

Pelayanan dan penanganan pada waktu kehamilan dan persalinan


sangat mempengaruhi masa post partum. Normal dan tidaknya masa
post partum berhubungan erat dengan cara pemberian asuhan dan
perawatan dari tenaga kesehatan. Selain itu pengetahuan dari ibu post
partum sangat penting untuk dapat mendeteksi secara dini adanya
gangguan pada masa post partum, saat masa post partum ibu harus
memeriksakan diri ke tenaga kesehatan untuk mengetahui keadaan
ibu selama masa post partum. Selama masa post partum ibu harus
melakukan kunjungan ulang minimal sebanyak empat kali, yaitu : 6-8
jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu setelah
persalinan dan 6 minggu setelah persalinan ( Sarwono,2007 ).

Kunjungan ulang masa post partum ini sangat banyak


keuntungannya untuk ibu, karena dengan pemeriksaan fisik disetiap
kunjungan akan membantu ibu dan tenaga kesehatan dalam memantau
keadaan ibu selama masa post partum serta dapat menilai masa post
partum ibu berjalan normal atau tidak normal ( Sarwono,2007 ).

Tujuan asuhan masa post partum menurut ( Ambarwati, 2010 ), antara


lain :

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.

2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,


mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan


diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi
kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.

4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 73


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

3. Wewenang Bidan

Wewenang bidan dalam menangani post partum menurut kepmenkes nomor


369/Menkes/SK/III/2007 tentang standar profesi bidan yaitu:

Pengetahuan Dasar :

1) Anatomi dan fisiologi tubuh manusia.

2) Siklus menstruasi dan proses konsepsi.

3) Tumbuh kembang janin dan faktor - faktor yang mempengaruhinya.

4) Tanda-tanda dan gejala kehamilan.

5) Mendiagnosa kehamilan.

6) Perkembangan normal kehamilan

7) Komponen riwayat kesehatan.

8) Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal.

9) Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran dan/


atau tinggi fundus uteri.

10) Mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hyperemesis
gravidarum, kehamilan ektopik terganggu, abortus imminen,
molahydatidosa dan komplikasinya, dan kehamilan ganda, kelainan letak
serta pre eklamsia.

11) Nilai Normal dari pemeriksaan laboratorium seperti Haemoglobin dalam


darah, test gula, protein, acetone dan bakteri dalam urine.

12) Perkembangan normal dari kehamilan: perubahan bentuk fisik,


ketidaknyamanan yang lazim, pertumbuhan fundus uteri yang diharapkan.

13) Perubahan psikologis yang normal dalam kehamilan dan dampak


kehamilan terhadap keluarga.

14) Penyuluhan dalam kehamilan, perubahan fisik, perawatan buah dada


ketidaknyamanan, kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan dan aktifitas

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 74


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

( senam hamil ).

15) Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin.

16) Penata laksanaan immunisasi pada wanita hamil.

17) Pertumbuhan dan perkembangan janin.

18) Persiapan persalinan, kelahiran, dan menjadi orang tua.

19) Persiapan keadaan dan rumah atau keluarga untuk menyambut kelahiran
bayi.

20) Tanda-tanda dimulainya persalinan.

21) Promosi dan dukungan pada ibu menyusukan.

22) Teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan persalinan
dan kelahiran.

23) Mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan.

24) Mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan.

25) Penggunaan obat-obat tradisional ramuan yang aman untuk mengurangi


ketidaknyamanan selama kehamilan.

26) Akibat yang ditimbulkan dari merokok, penggunaan alkohol, dan obat
terlarang bagi wanita hamil dan janin.

27) Akibat yang ditimbulkan atau ditularkan oleh binatang tertentu terhadap
kehamilan, misalnya toxoplasmasmosis.

28) Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa seperti
pre-eklampsia, perdarahan pervaginam, kelahiran premature, anemia
berat.

29) Kesejahteraan janin termasuk DJJ dan pola aktivitas janin.

30) Resusitasi kardiopulmonary.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 75


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Pengetahuan Tambahan

1. Tanda, gejala dan indikasi rujukan pada komplikasi tertentu dalam


kehamilan, seperti asma, infeksi HIV, infeksi menular seksual ( IMS ),
diabetes, kelainan jantung, post matur atau serotinus.

2. Akibat dari penyakit akut dan kronis yang disebut diatas bagi kehamilan
dan janinnya.

Keterampilan Dasar

1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta


menganalisanya pada setiap kunjungan atau pemeriksaan ibu hamil.

2. Melaksanakan pemeriksaan fisik umum secara sistematis dan lengkap.

3. Melaksanakan pemeriksaan abdomen secara lengkap termasuk


pengukuran tinggi fundus uteri atau posisi atau presentasi dan penurunan
janin.

4. Melakukan penilaian pelvic, termasuk ukuran dan struktur tulang panggul.

5. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk detak jantung janin


dengan menggunakan fetoscope ( Pinrad ) dan gerakan janin dengan
palpasi uterus.

6. Menghitung usia kehamilan dan menentukan perkiraan persalinan.

7. Mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungannya dengan pertumbuhan


janin.

8. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi


kehamilan.

9. Memberikan penyuluhan pada klien atau keluarga mengenai tanda-tanda


berbahaya serta bagaimana menghubungi bidan.

10. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan,


hyperemesis gravidarum tingkat I, abortus imminen dan pre eklamsia
ringan.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 76


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

11. Menjelaskan dan mendemontrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan


yang lazim terjadi dalam kehamilan.

12. Memberikan immunisasi pada ibu hamil.

13. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan melakukan


penanganan yang tepat termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan tepat
dari:

(a) Kekurangan gizi.

(b) Pertumbuhan janin yang tidak adekuat: SGA & LGA.

(c) Pre eklamsia berat dan hipertensi.

(d) Perdarahan per-vaginam.

(e) Kehamilan ganda pada janin kehamilan aterm.

(f) Kelainan letak pada janin kehamilan aterm.

(g) Kematian janin.

(h) Adanya adema yang signifikan, sakit kepala yang hebat, gangguan
pandangan, nyeri epigastrium yang disebabkan tekanan darah
tinggi.

(i) Ketuban pecah sebelum waktu Ketuban Pecah Dini ( KPD ).

( j) Persangkaan polyhydramnion.

(k) Diabetes melitus.

(l) Kelainan congenital pada janin.

(m) Hasil laboratorium yang tidak normal.

(n) Persangkaan polyhydramnion, kelainan janin.

(o) Infeksi pada ibu hamil seperti : IMS, vaginitis, infeksi saluran
perkemihan dan saluran nafas.

14. Memberikan bimbingan dan persiapan untuk persalinan, kelahiran dan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 77


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

menjadi orang tua.

15. Memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai perilaku kesehatan


selama hamil seperti nutrisi, latihan ( senam ), keamanan dan berhenti
merokok.

16. Penggunaan secara aman jamu/obat-obatan tradisional yang tersedia


Keterampilan Tambahan

1. Menggunakan Doppler untuk memantau DJJ.

2. Memberikan pengobatan dan kolaborasi terhadap penyimpangan


dari keadaan normal dengan menggunakan standar lokal dan sumber
daya yang tersedia.

3. Melaksanakan kemampuan Asuhan Pasca Keguguran.

Berdasarkan KEPMENKES No. 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang registrasi


dan praktik bidan Bab V pasal 16

1) Pelayanan kepada ibu meliputi :

a. Penyuluhan dan konseling

b. Pemeriksaan fisik

c. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

d. Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil


dengan abortus imminens, hiperemesis gravidarum, pre eklamsi
ringan dan anemia ringan

e. Pertolongan persalinan normal

f. Pertolongan persalinan abnormal, yang mencakup letak sungsang,


partus macet kepala didasar panggul, ketuban pecah dini (KPD)
tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia
karena inersia uteri primer, posterm dan preterm

g. Pelayanan ibu nifas normal

h. Pelayanan ibu nifas abnormal yang mencakup retensio plasenta,

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 78


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

renjatan dan infeksi ringan

Pelayanan dan pengobatan pada ginekologi yang meliputi perdarahan


tidak teratur dan penundaan haid.

D. Teori Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Asuhan Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah suatu proses pemecahan masalah yang


digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam
rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan
yang berfokus pada klien dengan pendekatan pendokumentasian SOAP (
Subyektif, Obyektif, Analisis, Penatalaksanaan ).

Menurut Kepmenkes Nomer 369/Menkes SK/III/2007 tentang Standar


Profesi Bidan, Manajemen Asuhan Kebidanan adalah pendekatan dan
kerangka pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode
pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data,
analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan
yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup
praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Asuhan kebidanan
adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab
dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/
masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas,
bayi setelah lahir serta keluarga berencana.

2. Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan

Langkah Pertama: Menurut KEPMENKES Nomer 938/Menkes/SK/VIII/2007,


Standart I adalah Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan seharusnya memiliki syarat :

a) Data akurat

b) Data yang dikaji tepat

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 79


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

c) Data yang dikaji lengkap

d) Pengelompokan data meliputi:

(1) Data subyektif: biodata, riwayat kehamilan, riwayat kesehatan, riwaayat


sosial budaya

(2) Data obyektif : pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Dibawah ini adalah contoh pengkajian pada Ibu Post Partum

A. Pengkajian Data Subyektif Pada Ibu Post Partum

Data subyektif adalah Suatu data yang menggambarkan hanya


pengumpulan data klien dengan cara mencatat hasil anamnesa. Tanda
gejala subyektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari pasien atau
keluarga.

Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari


pasien, suami atau keluarga ( identitas umum, keluhan, riwayat menarche,
riiwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB,
penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat
psikososial, pola hidup ).

Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien.


Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai
kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.
Pada orang yang bisu, dibagian data dibelakang” S” diberi tanda” 0” atau”
X” ini menandakan orang itu bisu. Data subjektif menguatkan diagnosa
yang akan dibuat.O : Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil analaisa dan fisik klien,


hasil lab, dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung analisa ( Kepmenkes 938, 2007 ).

Pada asuhan post partum, secara teoritis aspek-aspek yang perlu


dilakukan pengkajian antara lain :

a. Mulas

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 80


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

After pains atau mulas sesudah partus akibat kontraksi uterus


kadang – kadang sangat mengganggu selama 2 – 3 hari postpartum.
Perasaan mulas ini lebih terasa bila wanita tersebut sedang menyusui.

Perasaan sakit itu pun timbul bila masih terdapat sisa – sisa
selaput ketuban, sisa – sisa plasenta, atau gumpalan darah di dalam
kavum uteri

( Sarwono, 2007 ).

Pada primípara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada


umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodik
sering dialami multípara dan bisa menimbulkan nyeri yang bertahan
sepanjang masa awal post partum. Rasa mulas setelah melahirkan ini
lebih nyata setelah ibu melahirkan, di tempat uterus terlalu teregang
(misalnya, pada bayi besar, kembar). Menyusui dan oksitosin tambahan
biasanya meningkatkan mulas ini karena keduanya merangsang
kontraksi uterus

( Bobak, dkk, 2005 ).

Pada primípara, uterus cenderung tetap berkontraksi secara tonis.


Uterus sering berkontraksi hebat dalam interval – interval tertentu,
terutama pada multípara, sehingga menyebabkan nyeri post partum.
Kadang – kadang nyeri ini cukup parah sehingga memerlukan analgesik.
Nyeri post partum terutama terasa ketika bayi menyusu, tampaknya
akibat pelepasan oksitosin. Biasanya, nyeri ini berkurang intensitasnya
dan melemah pada hari ketiga post partum ( Cunningham, dkk, 2006 ).

b. Nyeri Jahitan Perineum

Luka – luka jalan lahir, seperti bekas episiotomi yang telah dijahit,
luka pada vagina dan serviks, umumnya bila tidak seberapa luas akan
sembuh, kecuali bila terdapat infeksi. Infeksi mungkin mengakibatkan
sellulitis yang dapat menjalar sampai terjadi keadaan sepsis (
Sarwono, 2007 ).

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 81


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

B. Pengkajian Data Obyektif Pada Ibu Post Partum

Data obyektif adalah Tanda gejala objektif yang diperolah dari


hasil pemeriksaan ( tanda keadaan umum, vital sign, fisik, khusus
kebidanan, pemeriksaan dalam, laboratorium dan pemeriksaan
penunjang ). Pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi .

Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang
jujur, informasi kajian teknologi ( hasil Laboratorium, sinar X, rekaman
CTG, dan lain-lain ) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat
dapat dimasukkan dalam kategori ini. Apa yang diobservasi oleh
bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan
ditegakkan.A : Analisa ( Kepmenkes 938, 2007 ).

Yang termasuk data obyektif pada asuhan post partum adalah sebagai
berikut:

1) Tinggi Fundus Uteri

2) Lokhea

3) Eliminasi

4) Defekasi

5) Laktasi

6) Tanda – tanda vital

C. Analisis

Analisa adalah untuk mencatat diagnosa dan masalah


kebidanan. Masalah atau diagnosa ditegakkan berdasarkan data
atau informasi subyektif maupun obyektif yang dikumpulkan atau
disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu
ada informasi baru baik subyektif maupun obyektif, dan sering
diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 82


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

suatu proses yang dinamik. Sering menganalisa adalah sesuatu yang


penting dalam mengikuti perkembangan pasien dan menjamin
suatu perubahan baru cepat diketahui dan tidak diikuti sehingga
dapat diambil tindakan yang tepat.

Masalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga kebutuhan


klien terganggu, kemungkinan mengganggu kehamilan atau
kesehatan tetapi tidak masuk dalam diagnosa.

Menurut KEPMENKES Nomer 938/Menkes/SK/VIII/2007),


Standar II adalah Standar Perumusan Diagnosa Dan Atau Masalah
Kebidanan.

1) Diagnosa Kebidanan.

Menurut Prawirohardjo ( 2001 ), yang termasuk dalam assasment


data adalah sebagai berikut :

Diagnosa ditetapkan berdasarkan data-data yang tekumpul


dari pengkajian data subyektif dan data obyektif yaitu ;

Seorang Ibu P…A…, umur…th dengan post patum hari ke….

a) Data Subyektif : - Ibu mengatakan perutnya mulas

1. Ibu mengatakan nyeri jahitan jalan


lahir

b) Data Obyektif : - TFU…….di bawah pusat

2. Lokhea berwarna……

3. Eliminasi…..Jam post partum,


banyaknya…..ml

4. Ambulansi Dini….Jam post


partum

5. Laktasi….Jam post patum

c) Masalah

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 83


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Ibu mengatakan merasa lelah

D. Penatalaksanaan Ibu Post Partum

Penataksanaan adalah rencana tindakan untuk menghilangkan


dan mengurangi masalah klien. Tindakan ini harus disetujui
oleh klien kecuali bila tidak dilaksanakan akan membahayakan
keselamatan klien. Oleh karena itu klien harus sebanyak mungkin
menjadi bagian dari proses ini. Bila kondisi klien berubah, intervensi
mungkin juga harus berubah atau disesuaikan. Pada penatalaksaan
meliputi perencanaan, implemetasi, evaluasi dan pencatatan asuhan
kebidanan.

Standart penatalaksanaan menurut KEPMENKES Nomer 938/


Menkes/SK/VIII/2007) adalah :

Standar III: Perencanaan

a) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas ancaman


kondisi klien

b) Tindakan antisipasi sesuai kebutuhan

c) Tindakan segera sesusai kebutuhan

d) Melibatkan klien atau keluarga

e) Mempertimbangakan kondisi psikologi, sosial budaya klien/


keluarga

f) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi avidence based

g) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,


sumberdaya dan fasilitas yang ada

Standar IV: Implementasi

a) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk biopsiko,

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 84


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

social, spiritual dan kultural

b) Melibatkan klien dalam setiap tindakan

c) Memperhatikan privasi klien

d) Memperhatikan prinsip pencegahan infeksi

e) Bertanggung jawab penuh terhadap perkembangan kondisi


klien, dan kesinambungan asuhan kebidanan

f) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada

g) Melakukan tindakan sesuai standar

h) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

Standar V: Evaluasi

a) Penilaian dilakukan pada setiap tindakan

b) Hasil evaluasi segera dicatat dan didokomentasikan pada


klien atau keluarga

c) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar

Standar VI: Pencatatan Asuhan Kebidanaan

a) Dilakukan segera setelah melakukan pelaksanaan

b) Catatan dibuat pada formulir yang tersedia (Rekam Medis/


KMS/ Status Pasien)

c) Ditulis dalam bentuk SOAP

d) Hasil anamnesis ditulis pada S (data subyektif)

e) Hasil pemeriksaan ditulis pada O (data obyektif)

f) Diagnosa dan masalah ditulis pada A(hasil analisis)

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 85


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

g) Seluruh penatalaksanaan yang sudah dilakukan ditulis


pada P ( tindakan antisipasi, tindakan segera, dan tindakan
komperhensif, penyuluhan, dukungan, kolabrasi, evaluasi/
follow up )

Penatalaksanaan pada Ibu post partum menurut Sarwono


( 2002 ) sesuai wewenang bidan adalah :

1. Kunjungan pertama

a) Melakukan observasi perdarahan post partum

b) Melakukan bonding attachment

c) Mengajari ibu teknik menyusui yang benar

d) Memberikan konseling mengenai menyusu dini

e) Memberikan cara merawat kehangatan bayi dan merawat


tali pusat

2. Kunjungan kedua

a) Memastikan involusio uterus berjalan normal, uterus


berkontraksi, fundus dibawah umbilikus dan tidak ada
tanda – tanda perdarahan abnormal

b) Menilai ada atau tidak adanya demam dan tanda infeksi

c) Memastikan ibu istirahat yang cukup

d) Memastikan ibu mendapatkan gizi yang cukup

e) Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada


tanda penyulit

3. Kunjungan ketiga

a) Memastikan involusio uterus berjalan normal, uterus


berkontraksi, fundus dibawah umbilikus dan tidak ada
tanda – tanda perdarahan abnormal

b) Menilai ad atau tidak adanya demam dan tanda infeksi

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 86


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

c) Memastikan ibu istirahat yang cukup

d) Memastikan ibu mendapatkan gizi yang cukup

e) Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada


tanda penyulit

4. Kunjungan keempat

a) Menanyakan pada ibu mengenai penyulit yang ibu alami

b) Memberikan konseling KB secara dini, imunisasi

c) Senam nifas dan tanda bahaya apabila dialami ibu dan bayi

E. KERANGKA TEORI

Berdasarkan tinjauan teori tentang pengetahuan, masa post partum, dan


kunjungan ulang masa post partum maka peneliti dapat menyusun kerangka
teori sebagai berikut :

Ibu Hamil
Ibu Bersalin Ibu Nifas dan
28 Minggu
menyusui

1. Kesehatan Ibu
2. Kesehatan Bayi

Bagan 1. Kerangka Teori Modifikasi dari Penelitian Sarwono ( 2007 )

Ingat, Tinjauan Teori Kehamilan, Persalinan, Nifas, Teori Manajemen


Kebidanan, Kerangka Pikir diatas hanya sekedar Contoh, pastikan Anda
MELENGKAPINYA DENGAN TEORI TERBARU.

Selamat bekerja, semoga Sukses !

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 87


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Berikut adalah contoh untuk Bab III

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Jenis Studi Kasus

Penelitian tentang “ studi kasus asuhan kebidanan ibu hamil


dengan abortus inkomplit di RSUD Pandan Arang ” dilakukan dengan
menggunakan jenis metode penelitian studi penelaahan kasus dengan
cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari
unit tunggal. Unit tunggal disini dapat berarti satu orang, sekelompok
penduduk yang terkena suatu masalah, atau sekelompok masyarakat di
suatu daerah. Unit yang menjadi kasus tersebut terlalu mendalam dianalisis
baik dari segi yang berhubungan dengan kasus itu sendiri, fakto-faktor
yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan
dengan kasus,maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan
atau pemaparan tertentu. Meskipun didalam studi kasus ini yang diteliti
hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam, meliputi
berbagai aspek yang cukup luas, serta penggunaan berbagai teknik secara
integratif (Notoatmodjo, 2010).

B. Lokasi dan Waktu

1. Waktu

Penelitian telah dilakukan pada bulan Februari - Juli 2011.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di RSUD Pandan Arang Boyolali.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 88


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

C. Subyek Studi Kasus

1. Populasi

Populasi adalah menjelaskan secara spesifik tentang siapa atau


golongan mana yang menjadi sasaran penelitian tersebut (
Notoatmodjo, 2010 ). Dalam penelitian ini populasinya adalah ibu hamil
dengan abortus inkomplit di RSUD Pandan Arang Boyolali pada bulan
April hingga Mei.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek


yang diteliti dan dianggap mewakili populasi. Dalam penelitian ini
mengambil dua sampel.

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan adalah Accidental


sampling. Accidental sampling adalah suatu penelitian yang dilakukan
dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau
tersedia disuatu tempat sesuai dengan korteks (Notoatmodjo,
2010).

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.


Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut
secara utuh. Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau
organisasi ke dalam variable atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya
sebagai bagian dari suatu keutuhan. Adapun sifat dari penelitian ini
adalah deskriptif. Metode diskriptif dapat diartikan sebagai prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau
melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-
angka. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, foto, video tipe, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan
dokumen resmi lainnya ( Moleong, 1998 ).

D. Instrumen Studi Kasus

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 89


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara dan


studi dokumentasi dalam bentuk format asuhan kebidanan pada ibu hamil sesuai
dengan KEPMENKES Nomer 938/Menkes/SK/VIII/2007.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan :

1. Data Primer

a. Observasi

Metode pengumpulan data melalui suatu pengamatan dengan


menggunakan panca indra maupun alat sesuai format asuhan
kebidanan pada ibu hamil patologi.

Dengan kriteria format sebagai berikut :

1) Pemeriksaan fisik (Data Obyektif) meliputi : KU, tanda-tanda


vital, pemeriksaan seluruh tubuh (muka, mulut dan gigi, leher,
dada, abdomen, genetalia, ekstremitas atas dan bawah).

2) Pemeriksaan penunjang yaitu USG, tes kehamilan.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lengkap


dan akurat melalui jawaban tentang masalah-masalah yang terjadi
pada ibu hamil yang mengalami abortus inkomplit. Wawancara
dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara terstruktur.

Dengan kriteria format sebagai berikut :

Pengkajian meliputi : anamnesa identitas, anamnesa data subyektif


(Keluhan umum, riwayat menstruasi, riwayat penyakit dahulu,
riwayat psikososial).

2. Data Sekunder

Untuk melengkapi data yang ada hubungannya dengan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 90


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

masalah yang ditemukan maka peneliti mengambil data dengan studi


dokumentasi yaitu mendapatkan data dari dokumen atau catatan
medik

F. Triangulasi Data

Triangulasi Data adalah sebagai teknik pengumpulan data yang


bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada. Untuk mendapatkan data yang valid penulis
menggunakan Triangulasi sumber dan teknik. Triangulasi sumber berarti
untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan
teknik yang sama. Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber yang sama (Sugiyono,2009).

Trianggulasi sumber data dengan kriteria:

a. Observasi

Uji validitas data dengan pemeriksaan fisik inspeksi (melihat), palpasi


(meraba), auskultasi (mendengar), pemeriksaan dalam dan pemeriksaan
penunjang.

b. Wawancara

Uji validitas data dengan wawancara pasien , keluarga, dan tenaga


kesehatan.

c. Studi Dokumentasi

Uji validitas data dengan menggunakan catatan medik dan arsip yang
ada.

G. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah :

1. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi dan

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 91


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

pemeriksaan fisik : tensimeter, stetoskop, timbangan berat badan,


thermometer, jam, handscoon.

2. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan wawancara :


Format Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil.

3. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan studi dokumentasi


: catatan medik atau status pasien, buku KIA

Ingat, ini hanya sekedar contoh, pastikan


Anda menyesuaikan dengan Kasus yang
Anda buat...
Selamat belajar....

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 92


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Kegiatan Belajar III


Bagian Akhir Proposal
Laporan Tugas Akhir

TUJUAN Pada akhir Kegiatan Belajar 3 ini, Anda mampu


memahami bagian Akhir Proposal Laporan Tugas
Pembelajaran Umum Akhir

1. Memahami tentang Bagian Akhir Proposal


Lapoan Tugas Akhir

TUJUAN 2. Memahami tentang pentingnya Bagian Akhir


Pembelajaran Khusus Proposal Lapoan Tugas Akhir

3. Memahami dan dapat membuat Bagian Akhir


Proposal Lapoan Tugas Akhir

POKOK A. Daftar Pustaka

B. Lampiran
Materi

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 93


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Uraian Materi
Setelah Anda selesai dan berhasil mempelajari kegiatan belajar sebelumnya,
mari kita lanjutkan uraian materi ini yang membahasa tentang Bagian Akhir
Laporan Tugas Akhir.

Bagian ini tidak menggunakan judul BAB, akan tetapi penomoran


halamannya melanjutkan nomor halaman sebelumnya . Bagian akhir ini terdiri
dari daftar pustaka, lampiran.

a. Daftar Pustaka

Pembahasan tentang cara penulisan daftar pustaka dapat dibaca pada BAB
IV buku panduan ini. Halaman daftar pustaka mengikuti penomoran halaman
sebelumnya. Di anjurkan agar 70% daftar pustaka yang digunakan merupakan
terbitan terbaru (minimal 10 tahun terakhir). Jumlah Pustaka yang digunakan
minimal 20 pustaka.

b. Lampiran

Bagian diawali dengan halaman yang ditulis kata lampiran ditengah bidang
pengetikan dan diletakan sesudah daftar pustaka. Halaman lampiran ini
tidak diberi nomor (lihat contoh lampiran 13). Halaman berikutnya adalah
lampiran dengan nomor lampiran dinyatakan dengan angka arab dan
diketik dibagian kanan atas bidang pengetikan (lihat contoh lampiran 14).
Isi lampiran mencakup hal-hal penting yang diperlukan untuk melengkapi
studi kasus.

Anda harus memastikan semua nama dalam kutipan dalam Bagian Utama
Proposal LTA tercantum dalam Daftar Pustaka. Untuk contoh penulisan daftar
pustaka bisa Anda lihat di Modul 5.

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 94


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Rangkuman
NGKN

Bagian ini tidak menggunakan judul BAB, akan tetapi penomoran halamannya
melanjutkan nomor halaman sebelumnya . Bagian akhir ini terdiri dari daftar
pustaka, lampiran

TUGAS TERSTRUKTUR

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 95


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Tugas Terstruktur
Buatlah Bagian akhir dari proposal Laporan Tusan Akhir sesuai dengan
kasus yang sudah anda peroleh pada semester V

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 96


Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

Daftar Pustaka
AR PUSTAKA

Alimul Aziz. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan tehnia Analisis


Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hariwijaya. M. (2004). Tehnis Menulis Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Zenith

Hariwijaya. M. (2006). Pedoman Tehnis Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta:


Citra Pustaka.

Kementerian Kesehatan RI. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia no 938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar
Asuhan Kebidanan

Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 97

Anda mungkin juga menyukai