Anda di halaman 1dari 2

Fatwa

Hukum Shalat Sunnah Setelah Asar

Amal seorang hamba yang pertama kali dihisab adalah shalat. Jika shalatnya bagus
maka dia beruntung dan selamat. Namun jika shalatnya buruk maka dia merugi.
Adapun shalat rowatib dan shalat sunnah lainnya melengkapi kekurangan dalam
shalat fardhlu

Shalat rowatib yang biasa kita kenal sebagai shalat ba’dliyah dan qabliyah memiliki
keutamaan yang sangat besar, yaitu dibuatkannya sebuah rumah di surga [HR.
Muslim]

Saat tiba waktu Asar, Islam tetap mensyariatkan shalat sunnah rawatib sebelum shalat
ashar. Saking cintanya Rasulullah SAW dengan shalat sunnah rawatib Asar, Rasullullah
SAW sama sekali tidak pernah meninnggalkannya.

Seperti dilansir dari laman resmi Masrawy, Syekh Ramadlan Abdul Razak, anggota
Dewan Tertinggi Dakwah Islamiyah Masyikhah Al-Azhar, menjawab pertanyaan
terkait, apakah ada shalat sunnah rowatib setelah shalat Asar?

Syekh menjawab, ada shalat sunnah yang dilakukan sebelum kita melaksanakan shalat
ashar, berjumlah 4 rakaat. Kita diperbolehkan langsung menunaikan 4 rokaat dalam
sekali shalat, boleh juga dalam 2 kali shalat.

Hal ini selaras dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra., bahwa Rasulullah
SAW pernah bersabda,

َ ‫َر ِح َم هَّللا ُ ا ْم َرًأ‬


‫صلَّى َق ْب َل ْال َعصْ ِر َأرْ َبعً ا‬

“Allah SWT. merahmati orang yang mendirikan shalat 4 rakaat sebelum shalat ashar”

Begitu juga dalam hadits dari Ummu Salamah ra.,

ُّ ‫ْن َبعْ َد‬


‫الظه ِْر‬ ِ ‫ْس َع ِن الرَّ ْك َع َتي‬ ِ ‫صلَّى ال َّن ِبيُّ ﷺ َبعْ َد ال َعصْ ِر َر ْك َع َتي‬
ِ ‫ َش َغلَنِي َناسٌ مِنْ عبد ال َقي‬:‫ َو َقا َل‬،‫ْن‬ َ

Hadits di atas menjelaskan bahwa pernah suatu kali Rasulullah SAW sedang sibuk oleh
suatu hal sehingga tidak sempat mengerjakan shalat dua raka’at sebelum ‘Asar. Beliau
lantas mengerjakannya setelah ‘Ashar [HR. An-Nasa’I, dalam Al-Mujtabaa’, no. 580;
hasan shahih].
Dalam hadits lain juga sama,

َ ‫ َوالَّذِي َذ َه‬:‫ت‬
‫ب ِب ِه َما َت َر َك ُه َما َح َّتى لَق َِي‬ ْ َ‫ َقال‬،‫ َح َّد َثنِي َأ ِبي َأ َّن ُه َسم َِع َعاِئ َش َة‬:‫ َقا َل‬،‫عبدالوا ِح ِد بْنُ َأ ْي َم َن‬
َ ‫ َح َّد َث َنا‬:‫ َقا َل‬،‫َح َّد َث َنا َأبُو ُن َعي ٍْم‬
َّ َ ‫ َو َك‬-‫ْن َبعْ َد ال َعصْ ِر‬
ُّ‫ان الن ِبي‬ ْ
ِ ‫ َتعْ نِي الرَّ ك َع َتي‬- ‫صالَ ِت ِه َقاعِ ًدا‬َ ْ‫صلي َكثِيرً ا مِن‬ ِّ َ ‫ان ُي‬ َ ‫ َو َك‬،ِ‫صالَة‬ َّ ‫ َو َما لَق َِي هَّللا َ َت َعالَى َح َّتى ثق َل َع ِن ال‬،َ ‫هَّللا‬
ُ َ
‫ُأ‬
َ ‫ َو َك‬،ِ‫ َم َخا َف َة َأنْ ُي َث ِّق َل َعلَى َّم ِته‬،ِ‫يه َما فِي ال َمسْ ِجد‬
‫ان ُيحِبُّ َما ي َُخ ِّففُ َع ْن ُه ْم‬ ِ ِّ‫صل‬ َ ‫ َوالَ ُي‬،‫يه َما‬ِ ِّ‫صل‬
َ ‫ﷺ ُي‬

“Abu Nu’aim mendengar Abdul Wahid bin Ayman berkata bahwa dia mendengar ayahnya
mengutip Sayyidah A’isyah ra., “Demi Allah, Rasulullah tidak pernah meninggalkan shalat dua
raka’at sehingga beliau SAW bertemu dengan Allah.

Dan Nabi SAW tidak bertemu dengan Allah ta’ala hingga beliau merasa berat melakukan shalat
dan beliau sering melakukan shalatnya dengan duduk, yaitu shalat (sunnah) dua raka’at
setelah ‘Ashar.

Nabi SAW biasa mengerjakan shalat (sunnah) dua raka’at setelah ‘Ashar tidak di dalam masjid
karena takut akan memberatkan umatnya, dan beliau senang terhadap sesuatu yang membuat
ringan bagi umatnya.” (HR. Al-Bukhari, 565)

Syekh juga menjelaskan dalam siaran langsung di laman resmi akun pribadinya, shalat
setelah shalat Ashar hukumnya boleh selagi shalatnya mempunyai alasan, seperti:
shalat tahiyatul masjid, shalat sunnah setelah wudlu, shalat jenazah dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai