Anda di halaman 1dari 3

Dari Apakah Allah Menciptakan 

Bidadari?
Surga Kenikmatan Yang Kekal; Berita Akhirat; Mahir Ahmad Ash-Shufiy

Allah menciptakan manusia dari tanah, jin dari api dan malaikat dari cahaya, lalu dari apakah
bidadari diciptakan?

Firman Allah: “Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) secara langsung, lalu Kami
jadikan mereka perawan-perawan, yang penuh cinta (dan) sebaya umurnya, untuk golongan
kanan.” (al-Waqi’ah: 35-38)

Mereka tidak beranak (melahirkan) tidak pula bertambah banyak. Bagaimana semua itu bisa
terjadi? Allah telah memberi isyarat dalam al-Qur’an: “Mereka sebelumnya tidak pernah
disentuh oleh manusia maupun oleh jin.” (ar-Rahmaan: 74)
Kehamilan dan kelahiran (pada umumnya) tidak akan terjadi, kecuali melalui proses hubungan
seksual. Allah menyucikan para bidadari dari semua itu (dari sunnatullah yang berlaku pada
manusia). Penciptaan yang secara langsung merupakan derajat dan kedudukan yang agung
baginya. Bidadari itu diciptakan sebagaimana adanya. Artinya, ia langsung tercipta dengan
kecantikan, pakaian, dan perhiasan yang menghiasi pakaiannya. Pakaian itu sangat kuat dan
halus, terbuat dari tenunan sutra hijau yang mengilat. Allah menghimpun para bidadari dengan
penciptaan yang baik, akhlak yang mulia, dan pakaian yang bagus. Mereka menghirup harumnya
surga yang semerbak, makan buah-buahan surga yang dekat, dan minum air surga yang tawar.
Wajahnya tampak berseri-seri, itulah kenikmatan yang diciptakan Allah.

Firman Allah: “Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh
kenikmatan.” (al-Muthaffifiin: 24)

Dengan susunan tubuh kita yang bersifat duniawi seperti sekarang ini, kita tidak mungkin bisa
melihat mereka sebab mata manusia di dunia memiliki keterbatasan-keterbatasan. Pandangan
mata manusia di dunia tidak mungkin dapat melewati batas-batas dunia dengan segala isinya.
Sedangkan segala sesuatu yang ada dalam pengetahuan dan kegaiban Allah, kita tidak mungkin
mampu melihatnya, kecuali ketika Allah telah menciptakan kita kembali pada hari kiamat nanti
dengan ciptaan yang lain.

firman Allah: “Dan membangkitkan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu
ketahui. Dan sungguh, kamu telah tahu penciptaan yang pertama, mengapa kamu tidak
mengambil pelajaran?” (al-Waqi’ah: 61-62)

kelak penglihatan kita memiliki kemampuan untuk melihat apa yang selam ini disembunyikan
oleh Allah swt. firman Allah: “Sungguh, kamu dahulu lalai tentang (peristiwa) ini maka Kami
singkapkan tutup (yang menutupi) matamu sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam.”
(Qaaf: 22)
dari ayat ini kita dapat memahami bahwa sesungguhnya tabir penutup sengaja diciptakan Allah
pada mata kita di dunia sehingga penglihatan kita memiliki keterbatasan. Allah tidak
memberikan kekuatan untuk penggunaan yang bersifat dunia, sementara di akhirat Allah
menyingkirkan tabir tersebut dan menyusun kembali mata kita dengan desain yang lain.

Di akhirat, terdapat mata dengan susunan atau desain yang berbeda dengan desain mata kita di
dunia, tetapi dengan keseimbangan indera dan perasaan duniawi agar setiap jiwa dapat
merasakan imbalan dari apa yang telah ia lakukan. Adapun dalil bahwa kita bisa melihat bidadari
dengan desain mata kita yang bersifat duniawi adalah hadits Rasulullah saw.:

Diceritakan dari Anas ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Kalau saja wanita ahli syurga
muncul ke dunia, niscaya menjadi terang bercahaya ruang antara langit dan bumi, penuh dengan
angin, dan mahkota yang ada di kepalanya lebih baik daripada dunia dengan segala isinya.” (HR
Bukhari dan Muslim)

Hadits ini adalah dalil akan keindahan, cahaya, dan kecantikan bidadari yang melampaui batas
khayalan dan bayangan kita.
Ketika satu saja bidadari hadir di langit dunia, niscaya semuanya akan bercahaya. Lalu apakah
nama kecantikan yang perngaruhnya luar biasa, keindahan yang menggiurkan, dan cahaya yang
menyilaukan ini, yang telah Allah ciptakan menjadi karakteristik dari para bidadari?
Lalu bagaimana jika yang hadir di langit dunia ratusan bidadari? Apa yang akan terjadi?

Rasulullah saw. bersabda: “Allah menciptakan bidadari dari tiga macam, paling bawah adalah
misik (jenis parfum), tengahnya adalah anbar (jenis parfum), dan yang paling atas dari kafur,
hijab mereka hitam bergaris cahaya.” (HR Turmudzi)

Diceritakan dari Anas ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Bidadari diciptakan dari
za’faran.” (HR Baihaqi)

Diceritakan dari Abdillah bin Abbas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Allah menciptakan
bidadari dari jari-jari kakinya hingga kedua lututnya dari za’faran (jenis parfum), sedangkan dari
kedua lututnya hingga dada diciptakan dari misik (jenis parfum), sedangkan dari dada hingga
lehernya diciptakan dari anbar (jenis parfum) yang berwarna abu-abu, dan dari leher hingga
kepalanya diciptakan dari kafur putih.” (HR Turmudzi dan Thabrani dalam al-Kabir wa al-
Ausath)

Bidadari termasuk salah satu makhluk di antara makhluk Allah. Sebagaimana Allah menciptakan
manusia dari tanah, jin dari api dan malaikat dari cahaya, Allah menciptakan bidadari dari materi
dengan berfirman: “Kun fa yakun (adalah kalian, maka mereka pun ada).” Tentu saja untuk
penciptaan sebaik bidadari, Allah menciptakannya dari materi yang murni, jernih, halus, sesuai
dengan keindahan dan kecantikan mereka yang luar biasa.

Diceritakan dari Abdullah bin Mas’ud ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya wanita ahli surga putih betisnya dan sumsumnya dapat dilihat dari balik tujuh
lapis sutera. Hal tersebut karena Allah berfirman: ‘Seakan-akan mereka itu permata yakut dan
marjan.’(ar-Rahmaan: 58).”
Kebeningan ada pada yakut dan keindahan ada pada sutra yang dikenakan, sedangkan kehalusan
atau kelembutan ada pada setiap sesuatu dalam penciptaan pakaian dan akhlak.

Firman Allah: “…di sana mereka diberi perhiasan gelang-gelang emas dan mutiara, dan pakaian
mereka dari sutera.” (al-Hajj: 23)

Anda mungkin juga menyukai