NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.1 (2021.2)
Pendidikan Kewarganegaraan
MKDU4111
No Soal Sko
. r
1. Pada tanggal 20 Januari 2020, Kompas.com merilis berita dalam laman 25
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/20/160000769/dampak -globalisasi-di-
berbagaibidang?page=all yang menyebutkan bahwa terdapat banyak aspek kehidupan terdampak
oleh globalisasi, baik positif maupun negatif. Menyikapi dampak negatif yang dibawa oleh
globalisasi, pemerintah maupun warga negara harus memiliki sikap guna menangkal berbagai hal
yang dapat merugikan Indonesia dalam berbagai aspek.
Melalui ilustrasi tersebut, Anda sebagai mahasiswa diminta untuk menguraikan bagaimana cara
memperkuat ketahanan nasional Indonesia di era globalisasi!
2. Dalam berita yang dirilis Kompas.com pada tanggal 20 Februari 2020 melalui laman 25
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/20/193200269/praktik -perlindungan-danpenegakan-
hukum-di-indonesia?page=all disebutkan bahwa masih banyak penegakkan Hak Asasi Manusia
(HAM) di Indonesia kurang terlaksana dengan baik. Kasus-kasus yang terjadi di Indonesia seperti
penanganan pertistiwa Tanjung Priok, Semanggai,Talangsari, Trisakti, Tragedi Mei dianggap
sebagai pelaksanaan perlindungan Hak Asasi Manusia yang belum berjalan.
Menyikapi fenomena di atas, Anda diminta untuk menganalisis bagaimana upaya penegakan HAM
yang dilakukan oleh Indonesia dilihat dari aspek hukum!
3. Dalam berita yang dikeluarkan oleh Kompas.com edisi 13 Februari 2020 melalui lama 25
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/13/070000469/demokrasi -indonesia-periode-
ordebaru19651998?page=alldanlamanhttps://www.kompas.com/skola/read/
2020/02/13/130000269/ demokrasi-indonesia-periode-reformasi-1998-sekarang-?page=all dapat
diketahui bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar kedua di dunia selain Amerika
Serikat baik dilihat dari sudut pandang normtif maupun empirik.
Berdasarkan uraian di atas, Anda diminta untuk mengkritisi perkembangan demokrasi pada saat
orde baru dan era reformasi dari sudut pandangan empirik!
4. Dari berita yang ditulis pada kompas.com edisi 6 Februari 2020 melalui laman 25
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/06/134500469/sejarah -otonomi-daerah-diindonesia?
page=all diketahui bahwa pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia sudah terjadi dari masa ke
masa bahkan sejak era kolonial. Mengkaji berbagai era pelaksanaan otonomi daerah, salah satu
keberhasilannya sangat ditentukan oleh kapabilitas sumberdaya manusia sebagai penggerak dari
otonomi tersebut.
Berdasarkan ilustrasi di atas, Anda diminta untuk melakukan analisis hambatan pelaksanaan
otonomi daerah yang disebabkan oleh faktor manusia!
Indonesia menganut paham demokrasi Pancasila dimana segala nilai-nilai dan norma bersumber pada
kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar
dan Pancasila. ... Pemahaman dan pelaknsanaan HAM di Indonesia tidak sama dengan pelaksanaan HAM
di negara lain.
3. Penulis Arum Sutrisni Putri | Editor Arum Sutrisni Putri KOMPAS.com - Indonesia adalah negara
demokrasi yang dapat dibuktikan dari sudut pandang normatif dan empirik. Dikutip dari situs resmi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, bukti empirik bahwa Indonesia adalah negara demokrasi
bisa dilihat dari alur sejarah politik di Indonesia, yaitu: Pemerintahan masa revolusi kemerdekaan
Indonesia (1945-1949) Pemerintahan parlementer (1949-1959) Pemerintahan demokrasi terpimpin
(1959-1965) Pemerintahan orde baru (1965-1998) Pemerintahan orde reformasi (1998-sekarang) Berikut
ini pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada masa reformasi (1998-sekarang): Bukti Normatif dan
Empirik Demokrasi Indonesia periode reformasi (1998-sekarang) Soeharto terpilih kembali sebagai
Presiden pada Sidang Umum MPR pada Maret 1998. Tetapi penyimpangan-penyimpangan pada masa
pemerintahan Orde Baru membawa Indonesia pada krisis multidimensi, diawali krisis moneter yang
tidak kunjung reda. Krisis moneter membawa akibat terjadinya krisis politik, di mana tingkat
kepercayaan rakyat terhadap pemerintah begitu kecil. Kerusuhan-kerusuhan terjadi hampir di setiap
daerah di Indonesia. Akibatnya pemerintahan orde baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto
terperosok ke dalam kondisi yang diliputi berbagai tekanan politik baik dari luar maupun dalam negeri.
Dari dunia internasional, terutama Amerika Serikat, secara terbuka meminta Soeharto mundur dari
jabatannya sebagai Presiden. Dari dalam negeri, timbul gerakan massa yang dimotori oleh mahasiswa
turun ke jalan menuntut Soeharto lengser dari jabatannya.Lengsernya Soeharto Tekanan massa
mencapai puncaknya ketika sekitar 15.000 mahasiswa mengambil alih Gedung DPR/MPR. Akibatnya
proses politik nasional praktis lumpuh. Soeharto ingin menyelamatkan kursi kepresidenan dengan
menawarkan berbagai langkah. Seperti perombakan (reshuffle) kabinet dan membentuk Dewan
Reformasi. Tetapi pada akhirnya Presiden Soeharto tidak punya pilihan lain kecuali mundur dari
jabatannya. Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 di Istana Merdeka menyatakan berhenti sebagai
Presiden. Dengan menggunakan UUD 1945 pasal 8, Soeharto segera mengatur agar Wakil Presiden
Habibie disumpah sebagai penggantinya di hadapan Mahkamah Agung. Karena DPR tidak dapat
berfungsi akibat mahasiswa mengambil alih gedung DPR. Kepemimpinan Indonesia segera beralih dari
Soeharto ke BJ Habibie. Hal ini merupakan jalan baru demi terbukanya proses demokratisasi di
Indonesia. Kendati diliputi kontroversi tentang status hukumnya, pemerintahan Presiden BJ Habibie
mampu bertahan selama satu tahun kepeminpinan.
4. Otonomi daerah merupakan sebuah kewenangan yang dimiliki oleh sebuah daerah dalam melakukan
pengaturan terhadap kepentingan masyarakat maupun berbagai macam kepentingan lainnya dalam
melakukan pembuatan aturan dalam menangani wilayahnya sendiri. Otonomi daerah akan terbentuk
dari kata autos dan namos. Autos yang berarti sendiri dan namos yang memiliki artian undang-
undang.Secara umum, faktor-faktor yang akan menentukan dan mempengaruhi keberhasilan
pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia, antara lain yaitu (Kaho, 2002: 60): (i) faktor manusia sebagai
subjek penggerak (faktor dinamis) dalam penyelenggaraan otonomi daerah; (ii) faktor keuangan yang
merupakan tulang punggung.
Salah satu penyebab belum optimalnya kebijakan otonomi daerah adalah banyak kepala daerah yang
belum bisa memahami mekanisme pelaksanaan otonomi daerah. ... Kepentingan politik juga
menyebabkan tersedotnya dana daerah, banyak dana daerah yang dipakai untuk kepentingan penguasa.
Dan Adanya eksploitasi kekayaan alam yang cenderung menguntungkan pemerintah pusat dibandingkan
masyarakat lokal.Kebijakan pemerintah pusat yang cenderung ekspoitatif maupun system bagi hasil yang
timpang.Kecenderungan kebijakan pemerintah pusat yang tidak menguntungkan daerah, maka
muncullah dikotomi pusat dengan daerah.
Berikut adalah macam faktor untuk menjadi penghambat pelaksanaan otonomi daerah:
o Keahlian sumber daya aparatur yang masih rendah.
o Rendahnya mentalitas yang dimiliki oleh sumber daya aparatur.
o Terjadinya berbagai macam perubahan pada pelaksanaan aturan kepegawaian serta
pelaksanaan organisasi pemerintahan daerah.
o Pelaksanaan birokrasi maupun pemerintahan yang tergolong kaya akan struktur serta
miskin fungsinya.