Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS

GANGGUAN PANIK (F41.0)


IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 33 tahun
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Suku bangsa : Kaili
Warga Negara : Indonesia
Alamat : Jln. Dewi Sartika, Palu
Pekerjaan : PNS guru
Pendidikan Terakhir : Sarjana

ALLOANAMNESIS
Diperoleh dari:
Nama : Joko Susilo
Alamat : Jln. Dewi Sartika, Palu
Pendidikan Terakhir : S2
Hubungan Dengan Pasien : suami
Tanggal MRS : 30 Maret 2018

LAPORAN PSIKIATRI
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama dan alasan MRSJ/Terapi
Cemas
B. Riwayat gangguan sekarang
- Keluhan dan gejala
o dialami kurang lebih 7 bulan setelah mengalami Steven Johnson
Syndrome. Ketika cemas pasien merasakan jantungnya berdebar-
debar, sakit kepala, gemetaran, keringat dingin, bila keluhan datang
pasien merasa pusing, kepala terasa berat, dan biasanya lemas. Pemicu
keluhan biasanya karena pasien sendirian, lelah bekerja, dan
mendengar hal-hal buruk (kematian, berita pembunuhan). Pasien juga
sering sulit tidur dan bila tidur kadang terbangun-bangun. Pasien
masih dapat bekerja tetapi karena takut pusingnya akan datang lagi
pasien sudah tidak pernah ke pesta. Pasien juga merasa pusing jika
berada dalam keramaian.

- Hendaya/Disfungsi
o Hendaya pekerjaan (-)
o Hendaya sosial (-)
o Hendaya waktu senggang (+)
o Hendaya perawatan diri (-)

- Faktor stressor psikososial


Tidak jelas

- Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis


sebelumnya
Pasien tidak pernah mengalami riwayat gangguan jiwa sebelumnya. Riwayat
Steven Johnson Syndrome kurang lebih 2 tahun yang lalu pasca operasi SC
dan diopname di rumah sakit selama kurang lebih 1 bulan. Obat yang
dicurigai ciprofloxacin, asam mefenamat, paracetamol, amoxcicilin, dan
NSAID
C. Riwayat gangguan sebelumnya
Trauma (-)
Infeksi (-)
Kejang (-)
NAPZA (-)
Alkohol (-)
Merokok (-)
D. Riwayat kehidupan pribadi
- Lahir normal di rumah sakit
- Lahir cukup bulan, perkembangan dan pertumbuhan baik
- Pasien berprofesi sebagai PNS guru di Palu

E. Riwayat kehidupan keluarga


- Pasien anak ke 3 dari 4 bersaudara (♂,♂,♀,♂)
- Pasien memiliki suami dan 1 anak
- Hubungan dalam keluarga baik

F. Situasi sekarang
Pasien tinggal bersama suaminya dan 1 anak.

G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya


Pasien merasa dirinya sakit dan membutuhkan pertolongan

AUTO ANAMNESIS
D: Selamat siang bu. Saya Sari dokter Internsip yang bertugas di tempat ini.
P: Selamat siang dok
D: Siapa nama ibu?
P: Ny A dok
D: Apa keluhannya bu?
P: Saya sering merasa cemas dok
D: Sejak kapan keluhannya dialami bu?
P: Kurang lebih 2 tahun lalu dok. Dulu saya pernah terkena Steven Johnson
Syndrome setelah melahirkan dok, 7 bulan setelah kejadian itu saya mulai suka
merasa cemas
D: Apa yang kita rasakan ketika cemas bu?
P: Ketika cemas jantung saya berdebar-debar, sakit kepala, badan saya gemetaran,
kadang sampai lemas
D: Kenapa biasa sampai cemas bu?
P: Biasa dok cemasnya datang ketika saya sendirian, sudah lelah bekerja, dan
biasa kalau saya mendengar berita buruk
D: Berita buruk yang bagaimana bu?
P: Seperti berita orang meninggal, ada berita-berita pembunuhan dok. Kalau
dengar berita itu tiba-tiba langsung cemas dok.
D: Apa lagi keluhannya bu?
P: Saya juga susah tidur dok.
D: Hampir tiap hari susah tidurnya?
P: Iyah dok
D: Ibu sulit ketika memulai tidur atau bisa tidur tapi terbangun?
P: Biasa sulit memulai dok biasa juga tidur tapi terbangun tiba-tiba dan tidak bisa
tidur lagi
D: Bagaimana dengan waktu luangnya kita?
P: Sekarang saya sudah jarang keluar rumah dok, bahkan ke pesta saya sudah
sangat jarang pergi
D: Bagaimana hubungannya dengan teman-teman ibu?
P: Baik-baik saja dok
D: Ibu tidak pernah merasakan keluhan yang sama sebelumnya?
P: Tidak pernah dok
D: Bagaimana hubungan ibu dengan suami?
P: Baik-baik saja dok.
D: Bagaimana hubungan ibu dengan relasi dalam pekerjaan ibu?
P: Tidak ada masalah dok.
D: Apakah ibu mempunyai masalah-masalah yang membuat ibu merasa cemas?
P: Tidak ada dok. Saya hanya takut penyakit saya tiba-tiba kambuh dan
merepotkan orang lain.
D: Ibu tahu bagaimana cara membuat nasi?
P: Beras dicuci dok, lalu dimasak dengan air
D: ibu berapa 100-93
P: 7 dok
D: Terima kasih bu, semoga cepat membaik
P: Iya dok sama-sama

II. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan : tampak perempuan gemuk, wajah sesuai umur berpakaian kaos
warna coklat, sarung warna hitam, rambut pendek lurus, perawatan diri baik
2. Kesadaran : jernih
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : tenang
4. Pembicaraan : Spontan, intonasi suara biasa
5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif

B. Keadaan afektif (mood), perasaan, empati dan perhatian


1. Mood : biasa
2. Afek : apropriate
3. Empati : dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (kognitif)
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : sesuai taraf
pendidikan
2. Daya konsentrasi : baik
3. Orientasi : baik
4. Daya ingat : baik
5. Pikiran abstrak : baik
6. Bakat kreatif : baik
7. Kemampuan menolong diri sendiri : baik

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : tidak ada
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
E. Proses Berfikir
1. Arus pikiran
a. Produktivitas : baik
b. Kontiniutas : relevan koheren
c. Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi pikiran
a. Preokupasi : tidak ada
b. Gangguan isi pikiran : tidak ada
F. Pengendalian Impuls : tidak terganggu
G. Daya Nilai
1. Normo sosial : tidak terganggu
2. Uji Daya Nilai : tidak terganggu
3. Penilaian realitas : tidak terganggu
H. Tilikan (insight) : tilikan 1
I. Taraf yang dapat dipercaya : pasien dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


Pemeriksaan fisik:
o Status internus: T: 120/80 mmHg, N: 84x/menit, P: 22x/menit, S: 36,5oC
o Status neurologis : GCS 15 = E4M6V5. RM: KK: - KS: -/-
Pemeriksaan Nn Cranialis : Pupil isokor diameter ODS 2,5 mm/2,5 mm, RCL +/+,
RCTL +/+, pemeriksaan motorik dan sensorik dalam batas normal, pemeriksaan
neurologis lain dalam batas normal.

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang perempuan 33 tahun di konsul ke psikiatri dengan keluhan cemas.
Keluhan dialami kurang lebih 2 tahun yang lalu, 7 bulan setelah terkena Steven Johnson
Syndrome. Ketika cemas jantung pasien jantung berdebar-debar, badannya gemetaran,
dan merasa lemas. Pasien merasa cemas ketika mendengar berita buruk, ketika
sendirian, dan lelah bekerja. Pasien juga sulit tidur, kadang terbangun-bangun ketika
tidur. Pasien sudah jarang keluar ke pesta-pesta dan keluar rumah (hendaya waktu
senggang).

V. EVALUASI MULTIAKSIAL
 Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan KU: cemas, pasien ketika
cemas mengalami jantung berdebar-debar, badan gemetaran, kepala terasa pusing
dan berat sehingga menimbulkan penderitaan (distress). Adanya penderitaan dan
hendaya waktu luang pada pasien sehingga dikategorikan sebagai gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental tidak didapatkan hendaya berat dalam menilai
realita seperti halusinasi dan waham sehingga dikategorikan sebagai gangguan jiwa
non psikotik. Pada pasien tidak ditemukan kelainan organik sehingga digolongkan
gangguan non psikotik non organik (fungsional). Pada pasien keluhan cemas
dicetuskan pada kondisi yang secara objektif tidak membahayakan (sendirian,
mendengar berita buruk) dan ada periode bebas dari gejala cemas diantara serangan
panik sehingga digolongkan sebagai gangguan panik (anxietas paroksismal periodik)
(F 41.0).
 Aksis II : Ciri kepribadian tidak khas
 Aksis III : tidak ada diagnosis
 Aksis IV : stressor psikososial tidak jelas
 Aksis V : GAF Scale 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll

VI. DAFTAR PROBLEM


- Organobiologik : terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter di otak sehingga
membutuhkan farmakoterapi.
- Psikologik: ada hendaya berat dalam menilai realita sehingga memerlukan
psikoterapi
- Sosial: hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan waktu senggang sehingga pasien
membutuhkan sosioterapi.
VII. PROGNOSIS
Dubia

VIII. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA


Berdasarkan PPDGJ III, gangguan panic (anxietas paroksismal episodic)
memenuhi kriteria:
 Gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak
ditemukan adanya gangguan anxietas fobik (F 40.-)
 Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan
anxietas berat (severe attacks of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira satu
bulan
(a) Pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya
(b) Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga
sebelumnya (unpredictable situations)
(c) Dengan keadaan yang relative bebas dari gejala-gejala anxietas pada
periode di antara serangan-serangan panik (meskipun demikian, umumnya
dapat terjadi juga “anxietas antisipatorik,”yaitu anxietas yang terjadi
setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi).

IX. RENCANA TERAPI


a. Farmakoterapi
Fluoxetin 20 mg ½ - 0 – ½
Alprazolam 0,5 mg 3x1
b. Psikoterapi
 Ventilasi: memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan
keluhan dan isi hati serta perasaan pasien sehingga pasien lega
 Konseling: memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien
X. FOLLOW UP
 Menilai keadaan umum
 Efektifitas terapi
 Efek samping dari obat

Anda mungkin juga menyukai