ALLOANAMNESIS
Diperoleh dari:
Nama : Joko Susilo
Alamat : Jln. Dewi Sartika, Palu
Pendidikan Terakhir : S2
Hubungan Dengan Pasien : suami
Tanggal MRS : 30 Maret 2018
LAPORAN PSIKIATRI
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama dan alasan MRSJ/Terapi
Cemas
B. Riwayat gangguan sekarang
- Keluhan dan gejala
o dialami kurang lebih 7 bulan setelah mengalami Steven Johnson
Syndrome. Ketika cemas pasien merasakan jantungnya berdebar-
debar, sakit kepala, gemetaran, keringat dingin, bila keluhan datang
pasien merasa pusing, kepala terasa berat, dan biasanya lemas. Pemicu
keluhan biasanya karena pasien sendirian, lelah bekerja, dan
mendengar hal-hal buruk (kematian, berita pembunuhan). Pasien juga
sering sulit tidur dan bila tidur kadang terbangun-bangun. Pasien
masih dapat bekerja tetapi karena takut pusingnya akan datang lagi
pasien sudah tidak pernah ke pesta. Pasien juga merasa pusing jika
berada dalam keramaian.
- Hendaya/Disfungsi
o Hendaya pekerjaan (-)
o Hendaya sosial (-)
o Hendaya waktu senggang (+)
o Hendaya perawatan diri (-)
F. Situasi sekarang
Pasien tinggal bersama suaminya dan 1 anak.
AUTO ANAMNESIS
D: Selamat siang bu. Saya Sari dokter Internsip yang bertugas di tempat ini.
P: Selamat siang dok
D: Siapa nama ibu?
P: Ny A dok
D: Apa keluhannya bu?
P: Saya sering merasa cemas dok
D: Sejak kapan keluhannya dialami bu?
P: Kurang lebih 2 tahun lalu dok. Dulu saya pernah terkena Steven Johnson
Syndrome setelah melahirkan dok, 7 bulan setelah kejadian itu saya mulai suka
merasa cemas
D: Apa yang kita rasakan ketika cemas bu?
P: Ketika cemas jantung saya berdebar-debar, sakit kepala, badan saya gemetaran,
kadang sampai lemas
D: Kenapa biasa sampai cemas bu?
P: Biasa dok cemasnya datang ketika saya sendirian, sudah lelah bekerja, dan
biasa kalau saya mendengar berita buruk
D: Berita buruk yang bagaimana bu?
P: Seperti berita orang meninggal, ada berita-berita pembunuhan dok. Kalau
dengar berita itu tiba-tiba langsung cemas dok.
D: Apa lagi keluhannya bu?
P: Saya juga susah tidur dok.
D: Hampir tiap hari susah tidurnya?
P: Iyah dok
D: Ibu sulit ketika memulai tidur atau bisa tidur tapi terbangun?
P: Biasa sulit memulai dok biasa juga tidur tapi terbangun tiba-tiba dan tidak bisa
tidur lagi
D: Bagaimana dengan waktu luangnya kita?
P: Sekarang saya sudah jarang keluar rumah dok, bahkan ke pesta saya sudah
sangat jarang pergi
D: Bagaimana hubungannya dengan teman-teman ibu?
P: Baik-baik saja dok
D: Ibu tidak pernah merasakan keluhan yang sama sebelumnya?
P: Tidak pernah dok
D: Bagaimana hubungan ibu dengan suami?
P: Baik-baik saja dok.
D: Bagaimana hubungan ibu dengan relasi dalam pekerjaan ibu?
P: Tidak ada masalah dok.
D: Apakah ibu mempunyai masalah-masalah yang membuat ibu merasa cemas?
P: Tidak ada dok. Saya hanya takut penyakit saya tiba-tiba kambuh dan
merepotkan orang lain.
D: Ibu tahu bagaimana cara membuat nasi?
P: Beras dicuci dok, lalu dimasak dengan air
D: ibu berapa 100-93
P: 7 dok
D: Terima kasih bu, semoga cepat membaik
P: Iya dok sama-sama
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : tidak ada
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
E. Proses Berfikir
1. Arus pikiran
a. Produktivitas : baik
b. Kontiniutas : relevan koheren
c. Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi pikiran
a. Preokupasi : tidak ada
b. Gangguan isi pikiran : tidak ada
F. Pengendalian Impuls : tidak terganggu
G. Daya Nilai
1. Normo sosial : tidak terganggu
2. Uji Daya Nilai : tidak terganggu
3. Penilaian realitas : tidak terganggu
H. Tilikan (insight) : tilikan 1
I. Taraf yang dapat dipercaya : pasien dapat dipercaya
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan KU: cemas, pasien ketika
cemas mengalami jantung berdebar-debar, badan gemetaran, kepala terasa pusing
dan berat sehingga menimbulkan penderitaan (distress). Adanya penderitaan dan
hendaya waktu luang pada pasien sehingga dikategorikan sebagai gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental tidak didapatkan hendaya berat dalam menilai
realita seperti halusinasi dan waham sehingga dikategorikan sebagai gangguan jiwa
non psikotik. Pada pasien tidak ditemukan kelainan organik sehingga digolongkan
gangguan non psikotik non organik (fungsional). Pada pasien keluhan cemas
dicetuskan pada kondisi yang secara objektif tidak membahayakan (sendirian,
mendengar berita buruk) dan ada periode bebas dari gejala cemas diantara serangan
panik sehingga digolongkan sebagai gangguan panik (anxietas paroksismal periodik)
(F 41.0).
Aksis II : Ciri kepribadian tidak khas
Aksis III : tidak ada diagnosis
Aksis IV : stressor psikososial tidak jelas
Aksis V : GAF Scale 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll